Saturday, November 3, 2012

PASCA PERANG SALIB

Pasca Perang Salib
Perang salib I melepaskan gelombang semangat perasaan paling suci sendiri yang di ekspresikan dengan pembantaian terhadap orang-orang Yahudi yang menyertai pergerakan tentara Salib melintasi Eropa dan juga perlakuan Kasar terhadap pemeluk kristen Ortodoks Timur. Kekerasan terhadap Kristen Ortodoks ini puncak pada penjarahan Kota Konstantinopel pada 1024, dimana seluruh kekuatan tentara Salib ikut serta. Selama terjadinya serangan-serangan terhadap orang Yahudi, pendeta lokal dan orang kristen berupaya melindungi orang-orang Yahudi dari pasukan Salib yang melintas. Orang Yahudi seringkali diberikan perlindungan di dalam gereja atau bangunan Kristen lainnya, akan tetapi, masa yang beringas menerobos masuk dan membunuh mereka tanpa pandang bulu.
Pada abad ke-13, Perang Salib tidak pernah mencapai tingkat kepopuleran yang tinggi di masyarakat. Sebuah kota Akka jatuh untuk terakhir kalinya pada 1291 dan sesudah penghancuran bangsa Ositania (Perancis Selatan) yang berpaham katarisme pada Perang Salib Albigensian, ide Perang Salib mengalami kemerosotan terhadap agresi politik dan wilayah yang terjadi di Katolik Eropa.
Napoleon Bonaparte
Orde Kesatria Salib mempertahankan wilaya  adalah Orde Kesatria Hospitaller. Sesudah kejatuhan Akka yang terakhir, orde ini menguasai Pulau Rhodes dan abad ke-16 di buang ke Malta. Tentara-tentara Salib yang terakhir ini Akhirnya dibubarkan oleh    Napoleon Bonaparte pada 1798.

No comments:

Post a Comment