Saturday, November 3, 2012

KUTAI's KINGDOM

KERAJAAN KUTAI

1.    Di Luar Perhatian Cina

    Walaupun bukti-bukti yang  ada menunjukkan,bahwa kerajaan tertua di Indonesia terletak di Kalimantan,namun sedemikian jauh pulau tersebut sedikit sekali diperhatikan oleh para penulis tambo di daratan cina.hal ini cukup menarik,karena biasanya para penulis tambo cina rajin sekali menuliskan hal-hal aneh yang mereka ketahui dari suatu daerah asing.berita tertua cina yang bertalian dengan salah satu daerah Kalimantan,berasal dari zaman dinasti t’ang.padahal berita cina yang berhubungan dengan jawasuda ada sejak abad 5 dan sumatera pada awal abad 6,pada zaman pemerintahan dinasti Liang
    Tidak adanya perhatian dari pihak cina itu,kemungkinan sekali disebabkan karena Kalimantan tidak terletak pada jalan niaga cina yang utama.walaupun di daerah Sarawak misalnya,ditemukan beberapa buah benda yang berasal dari zaman dinasti Han yang mulai berkuasa pada tahun 220 SM.ternyata kurangnya perhatian terhadap sejarah daerah Kalimantan itu,terus melanjut di masa-masa sesudahnya sehingga di dalam keseluruhan sejarah kebudayaan Asia Tenggara misalnya,daerah ini masih tetap merupakan salah satu daerah yang terlupakan.
    Di daerah yang berada di luar jangkauan perhatian cina itulah,untuk pertama kalinya kita menemukan bukti-bukti tertua akan adanya suatu kehidupan masyarakat yang bercorak keindiaan,yaitu di Sulawesi dan di Kalimantan timur.
    Dengan ditemukan arca Buddha yang terbuat dari perunggu di semppaga,Sulawesi selatan.maka untuk pertama kalinya kita mendapatkan bukti  tentang adanya hubungan serta pengaruh tertua budaya india di Indonesia. Penemuan arca ini sangat penting karena dapat member petunjuk tentang bagaimana taraf hidup dan budaya bangsa Indonesia pada waktu tersebut.berdasarkan ciri-ciri  ikonografinya dapat ditentukan,bahwa arca sempaga ini berasal  dari mazhab seni armaravati dan rupanya dibuat ,kemudian dibawa ke Indonesia,mungkin sebagai barang dagangan.tetapi mungkin pula sebagai barang persembahan untuk sesuatu vihara atau bangunan suci agama Buddha.
    Selain di sempaga,arca-arca langgam Amaravati ini juga ditemukan antara lain di jember dan bukit seguntang ,sementara di kota bangun (kutai) ditemukan sejumlah arca Buddha yang memperlihatkan langgam seni arca Gandara.

SEJARAH SUKU SUNDA Indonesia

SEJARAH SUKU SUNDA 

I.Latar Belakang Masalah

Suku Bangsa di Indonesia sangatlah banyak jumlahnya serta tersebar dari ujung Pulau We hingga Merauke di Papua serta melintang dari ujung Pulau Miangas di utara hingga Pulau Rote di selatan.
Melihat realita bahwa bangsa Indonesia adalah bangsa yang plural maka akan terlihat pula adanya berbagai suku bangsa di Indonesia. Tiap suku bangsa inilah yang kemudian mempunyai ciri kahas kebudayaan yang berbeda- beda. Suku Sunda merupakan salah satu suku bangsa yang ada di Jawa. Sebagai salah satu suku bangsa di Indonesia, suku Sunda memiliki kharakteristik yang membedakannya dengan suku lain. Keunikan kharakteristik suku Sunda ini tercermin dari kebudayaan yang mereka miliki baik dari segi agama, mata pencaharian, kesenian dan lain sebagainya.

Adapun dalam makalah ini akan menjelaskan secara singkat mengenai Sejarah salah satu suku bangsa Indonesia yang ada di dataran Jawa,tepatnya di Jawa Barat yakni suku “Sunda”. Suku Sunda dengan sekelumit kebudayaannya merupakan salah satu hal yang menarik untuk dipelajari untuk mengenal bagaimana suku Sunda serta Kebudayaannya

Sunggal WAR INDONESIA

BAHAL Temple

Candi Bahal di Sumatera

Candi di Pulau Sumatra tidak sebanyak yang terdapat di Pulau Jawa. Kebanyakan candi di Sumatra terletak di lokasi yang cukup jauh dari kota, sehingga tidak banyak wisatawan yang berkunjung ke sana. Sebagian besar candi di Sumatra, yang telah diketahui keberadaannya, berada di provinsi Sumatra Utara, khususnya di Kabupaten Mandailing Natal dan Tapanuli Selatan. Sangat sedikit informasi yang diketahui tentang keberadaan candi-candi tersebut. Di samping itu, umumnya lokasi candi cukup jauh dari kota, sehingga tidak banyak orang yang mengetahui keberadaannya atau berkunjung ke sana. Di Simangambat dekat Siabu, Sumatra Utara, misalnya, terdapat reruntuhan candi Syiwa.

MUARA TAKUS Temple

Candi Muara Takus di Sumatera


 
Candi Muara Takus terletak di desa Muara Takus, Kecamatan Tigabelas Koto Kampar, Kabupaten Kampar, Propinsi Riau. Jaraknya dari Pekanbaru, Ibukota Propinsi Riau, sekitar 128 Km. Perjalanan menuju Desa Muara Takus hanya dapat dilakukan melalui jalan darat yaitu dari Pekanbaru ke arah Bukittinggi sampai di Muara Mahat. Dari Muara Mahat melalui jalan kecil menuju ke Desa Muara Takus. Kompleks Candi Muara Takus, satu-satunya peninggalan sejarah yang berbentuk candi di Riau. Candi bernuansa Buddhistis ini merupakan bukti bahwa agama Budha pernah berkembang di kawasan ini. Kendatipun demikian, para pakar purbakala belum dapat menentukan secara pasti kapan candi ini didirikan. Ada dua pendapat mengenai nama Muara Takus.

BENTENG PUTRI HIJAU (Situs Kerajaan Aru SUmatera Utara)

Sejarah peradaban di ujung pulau Andalas dimulai sejak ditemukannya prasasti Lobu Tua Barus (Tapanuli Tengah) yang berangka tahun 1088 M yang menyebut adanya sekitar 1500 orang yang bermukim dikawasan tersebut (Guillot, 2002). Pada umumnya, masyarakatnya adalah pedagang terutama Kapur Barus dan Kemenyan yang banyak ditemukan di pulau Sumatra. Oleh karenanya, dapat dinyatakan bahwa Barus menjadi Bandar perniagaan mancanegara pertama di Sumatra Utara dengan komoditas niaga utamanya yakni Kapur Barus (Champher) dan kemenyan. Diyakini bahwa situs ini berdiri sejak abad ke-6 hingga 11 M dan pasca penetrasi saudagar islam kemudian masyarakatnya terdesak kepedalaman dan membentuk komunitas tersendiri dengan budaya tersendiri pula. Era dimana masuknya Islam di Barus melalui jalur perdagangan ini sekaligus menandai masuk dan berkembangnya agama Islam di ujung pulau Andalas ini.

REFORMASI GEREJA

Reformasi Gereja
Dalam perkembangannya muncul sikap kritis terhadap penyimpangan yang di lakukan oleh pihak Gereja Katolik pada waktu itu terutama adanya penjualan surat pengampunan dosa (surat alfat). Surat pengampunan dosa itu di jual kepada mereka yang tidak dapat ikut dalam perang salib antara abad ke-11-13.
kebiasaan penjualan surat pengampunan dosa kemudian di lakukan untuk mengumpulkan dana bagi pembangunan greja dan seterusnya. Faktor lain dari munculnya Reformasi Gereja adalah keinginan  untuk membebaskan diri dari kepemimpinan Paus terhadap kehidupan beragama di negara-negara Eropa. Hal ini tampak pada pertikaian antara Raja Frederick II dari Prusia dengan Paus Innocencius pada abad ke- 13, Raja Philip IV dari prancis dengan Paus bonifacius pada abad ke-14.