Friday, November 2, 2012

CHE GUEVARA .. little piece of one peace

Para pekerja tidak bertanah di Brazil membawa dua imej apabila mereka menduduki tanah kosong. Yang satu adalah pemimpin masyarakat desa di Canudos, yang berjuang menentang kerajaan pada tahun 1890-an. Yang kedua adalah Che Guevara. Di Carakas, di Buenos Aires, di Bolivia dan di El Salvador, pemuda-pemudi yang bertempur dengan polis semasa pemberontakan menentang kapital global menyelimuti muka mereka dengan kain yang membawa imej Che. Di Eropah, penunjuk rasa memakai kemeja-T dengan muka Guevara tercetak pada dada mereka.

Ernesto ‘Che’ Guevara meninggal dunia pada usia muda. Doktor dari Argentina ini, yang meninggalkan tanahair dan kerjayanya untuk menyertai Revolusi Kuba, dibunuh di sebuah kampung pergunungan di Bolivia sewaktu dia tercedera. Tarikh bulan itu adalah Oktober 1967, dan Ernesto Guevara belum berusia 40 tahun.

****
Inilah kumpulan kisah Che Guevara dan revolusi kuba. Ebook ini berisi bagaimana Guevara berjuang dalam sejarah revolusi kuba. Dalam Buku ini juga terdapat perjalanan hidup Guevara dalam menhadapi segala tantangan hidupnya. Dia dikenal seorang pemberontak yang senang terhadap keterkungkungan di negerinya

Che Guevara, Borobudur dan Bung Karno

Che Guevara sedang mengabadikan Candi Borobudur


Borobudur itu bangunan yang didasari pada sistem masyarakat feodal. Dibangun lewat banyak darah para buruh bangunannya. Tapi menghasilkan hal yang indah. Borobudur adalah puncak dari peradaban di Jawa dan Che Guevara mengaguminya. Pada tahun 1959 Che Guevara datang ke Jakarta atas perintah Fidel Castro untuk belajar sosialisme pada Bung Karno. Sukarno sendiri memberi beberapa kuliah tentang kedaulatan modal dan imperialisme modern pada Che. "Kamu tau Che, watak imperialisme kuno yang menghasilkan kapitalisme kuno itu beda dengan watak imperialisme modern yang menghasilkan kapitalisme modern, kapitalisme modern itu didasari pada modal. Kelak konflik Internasional bergeser pada modal bukan lagi pada perang koloni atau wilayah, inilah kenapa aku ingin negeriku menjadi raksasa terhadap modal itu sendiri sehingga aku bisa menjadikan bangsaku bangsa yang berdikari, berdiri diatas kaki sendiri, berkedaulatan politik, daulat atas ekonomi dan berkebudayaan otentik" kata Bung Karno di tahun 1959 saat menemui Che.


No comments:

Post a Comment