Pasca Perang
Salib
Perang salib
I melepaskan gelombang semangat perasaan paling suci sendiri yang di
ekspresikan dengan pembantaian terhadap orang-orang Yahudi yang menyertai
pergerakan tentara Salib melintasi Eropa dan juga perlakuan Kasar terhadap
pemeluk kristen Ortodoks Timur. Kekerasan terhadap Kristen Ortodoks ini puncak
pada penjarahan Kota Konstantinopel pada 1024, dimana seluruh kekuatan tentara
Salib ikut serta. Selama terjadinya serangan-serangan terhadap orang Yahudi,
pendeta lokal dan orang kristen berupaya melindungi orang-orang Yahudi dari
pasukan Salib yang melintas. Orang Yahudi seringkali diberikan perlindungan di
dalam gereja atau bangunan Kristen lainnya, akan tetapi, masa yang beringas
menerobos masuk dan membunuh mereka tanpa pandang bulu.
Pada abad
ke-13, Perang Salib tidak pernah mencapai tingkat kepopuleran yang tinggi di
masyarakat. Sebuah kota Akka jatuh untuk terakhir kalinya pada 1291 dan sesudah
penghancuran bangsa Ositania (Perancis Selatan) yang berpaham katarisme pada
Perang Salib Albigensian, ide Perang Salib mengalami kemerosotan terhadap
agresi politik dan wilayah yang terjadi di Katolik Eropa.
Napoleon Bonaparte |
No comments:
Post a Comment