tag:blogger.com,1999:blog-90268936583210596022024-03-05T21:51:45.430-08:00SEJARAHBelajar sejarah juga sangat mengasikkan karena banyak fakta menarik yang belum terungkap dan hal2 yang mengejutkan...PANDU PRABOWO WARSODIREJOhttp://www.blogger.com/profile/04756946191836277693noreply@blogger.comBlogger26125tag:blogger.com,1999:blog-9026893658321059602.post-72964865485656299522012-11-03T22:02:00.002-07:002017-03-03T06:26:19.545-08:00KUTAI's KINGDOM<div style="text-align: center;">
<b>KERAJAAN KUTAI </b></div>
<br />
1. Di Luar Perhatian Cina<br />
<br />
<div style="text-align: justify;">
Walaupun bukti-bukti yang ada
menunjukkan,bahwa kerajaan tertua di Indonesia terletak di
Kalimantan,namun sedemikian jauh pulau tersebut sedikit sekali
diperhatikan oleh para penulis tambo di daratan cina.hal ini cukup
menarik,karena biasanya para penulis tambo cina rajin sekali menuliskan
hal-hal aneh yang mereka ketahui dari suatu daerah asing.berita tertua
cina yang bertalian dengan salah satu daerah Kalimantan,berasal dari
zaman dinasti t’ang.padahal berita cina yang berhubungan dengan jawasuda
ada sejak abad 5 dan sumatera pada awal abad 6,pada zaman pemerintahan
dinasti Liang</div>
<div style="text-align: justify;">
Tidak adanya perhatian dari pihak cina
itu,kemungkinan sekali disebabkan karena Kalimantan tidak terletak pada
jalan niaga cina yang utama.walaupun di daerah Sarawak
misalnya,ditemukan beberapa buah benda yang berasal dari zaman dinasti
Han yang mulai berkuasa pada tahun 220 SM.ternyata kurangnya perhatian
terhadap sejarah daerah Kalimantan itu,terus melanjut di masa-masa
sesudahnya sehingga di dalam keseluruhan sejarah kebudayaan Asia
Tenggara misalnya,daerah ini masih tetap merupakan salah satu daerah
yang terlupakan.</div>
<div style="text-align: justify;">
Di daerah yang berada di luar jangkauan
perhatian cina itulah,untuk pertama kalinya kita menemukan bukti-bukti
tertua akan adanya suatu kehidupan masyarakat yang bercorak
keindiaan,yaitu di Sulawesi dan di Kalimantan timur.</div>
<div style="text-align: justify;">
Dengan
ditemukan arca Buddha yang terbuat dari perunggu di semppaga,Sulawesi
selatan.maka untuk pertama kalinya kita mendapatkan bukti tentang
adanya hubungan serta pengaruh tertua budaya india di Indonesia.
Penemuan arca ini sangat penting karena dapat member petunjuk tentang
bagaimana taraf hidup dan budaya bangsa Indonesia pada waktu
tersebut.berdasarkan ciri-ciri ikonografinya dapat ditentukan,bahwa
arca sempaga ini berasal dari mazhab seni armaravati dan rupanya dibuat
,kemudian dibawa ke Indonesia,mungkin sebagai barang dagangan.tetapi
mungkin pula sebagai barang persembahan untuk sesuatu vihara atau
bangunan suci agama Buddha.</div>
<div style="text-align: justify;">
Selain di sempaga,arca-arca langgam
Amaravati ini juga ditemukan antara lain di jember dan bukit seguntang
,sementara di kota bangun (kutai) ditemukan sejumlah arca Buddha yang
memperlihatkan langgam seni arca Gandara.<br />
<a name='more'></a></div>
<div style="text-align: justify;">
Disamping arca-arca
Buddha juga ditemukan arca-arca yang memperlihatkan sifat-sifat
kehinduan,diantaranya mukhalinga yang ditemukan di sepauk,dan arca
ganesa yang ditemukan di Sarawak.walaupun daerah Kalimantan dan Sulawesi
berada di luar perhatian orang cina,tetappi tidak berarti bahwa kedua
daerah terrsebut tertutup samasekali dari kemungkinan mengadakan
hubungan dengan daerah luar.temuan-temuan yang disebutkan
diatas,merupakan salah satu buktinya.hubungan tersebut tentulah pada
mulanya melalui hubungan niaga,yang kemudian berkembang menjadi hubungan
agama dan budaya.melalui hubungan niaga itu ,turut pula para guru agama
atau pendeta itu.hubungan seperti itu sudah berlangsung cukup lama di
dalam proses terjadinya hubungan timbal balik seperti itu.maka
masyarakat setemppat yang sudah menetap di beberapa daerah
tertentu,menerima budaya dan peradaban baru itu.</div>
<div style="text-align: justify;">
2. Negara tujuh buah yupa</div>
<div style="text-align: justify;">
Di samping benda-benda berupa arca seperti yang disebut yang disebut
kan diatas,dari daerah kalimantan ditemukan pula beberapa buah prasasti
yang dipahatkan pada tiang batu.tiang batu disebut yupa.yaitu nama yang
disebutkan pada prasasti-prasastinya sendiri.sampai saat ini telah
ditemukan tujuh buah yupa.dan masih ada kemungkinan beberapa buah yupa
yang lain belum ditemukan sampai di Kalimantan timur itu,yang mula-mula
ditemukan cumalah sebanyak empat buah yupa saja.tetapi kemudian tiga
buah tiang yang lainnya ditemukan lagi.aksara yang dipahatkan pada yupa
itu berasal dari awal abad ke 5 M,sedangkan bahasanya adalah bahasa
sansekerta.semuanya dikeluarkan atas titah Mulawarman ,yang dapat
dipastikan bahwa ia adalah seorang Indonesia asli,karena kakeknya masih
mempergunakan nama Indonesia asli,kundunga.</div>
<div style="text-align: justify;">
Prasasti yang menyebutkan sislsilah Mulawarman,raja terbesar di daerah kutai purba itu,berbunyi sebagai berikut ;</div>
<div style="text-align: justify;">
1. Srimatah sri-narendrasah,</div>
<div style="text-align: justify;">
2. Kundungasya mahatmanah,</div>
<div style="text-align: justify;">
3. Putro svavarmmo,</div>
<div style="text-align: justify;">
4. Vansakartta yathansuman,</div>
<div style="text-align: justify;">
5. Tasya putra mahatmanah,</div>
<div style="text-align: justify;">
6. Trayas traya ivagnayah,</div>
<div style="text-align: justify;">
7. Teas trayanam pravarah,</div>
<div style="text-align: justify;">
8. Tapo-bala-damanvitah,</div>
<div style="text-align: justify;">
9. Sri mulawarmma rajendro,</div>
<div style="text-align: justify;">
10. Yastva bahusavarnnakam,</div>
<div style="text-align: justify;">
11. Tasya yajnasya yupo yam,</div>
<div style="text-align: justify;">
12. Dvejendrais samprakalpitah.</div>
<div style="text-align: justify;">
“Sang
Maharaja Kundunga, yang amat mulia, mempunyai putra yang masyur, Sang
Aswawarman namanya, yang seperti Sang Ansuman ( dewa matahari),
menumbuhkan keluarga yang sangat mulia. Sang Aswawarman mempunyai putra
tiga, seperti api ( yang suci ) tiga. Yang terkemuka dari ketiga putra
itu adalah Sang Mulawarman, raja yang berperadaban baik, kuat dan kuasa.
Sang mulawarmman telah mengadakan kenduri ( selamatan yang dinamakan )
emas amat banyak. Buat peringatan kenduri ( selamatan ) itulah tugu ini
didirikan oleh brahmana”</div>
<div style="text-align: justify;">
Dari prasasti itu dapat kita ketahui
,bahwa sedikitnya ada tiga angkatan dalam keluarga,dimulai dengan raja
kundunga yang mempunyai anak yang bernama Aswawarman dan Aswawarman yang
mempunyai tiga orang anak,seorang diantaranya bernama Mulawarman.</div>
<div style="text-align: justify;">
Yang menarik dari prasasti ini adalah berita yang menyebutkan bahwa
pendiri keluarga kerajaan adalah aswawarman dan bukan kundunga yang
dianggap sebagai raja yang pertama.apakah pengertian wangsakarta dalam
prasasti ini,ditunjukkan kepada pengertian keluarga yang sudah berbudaya
india,yang antara lain ditandai dengan pemakaian nama yang berbau
india? karena kundunga sendiri jelas bukan nama yang berbau india,maka
walaupun ia memang disebutkan sebagai ayah Aswawarman dan pernah menjadi
raja.jika kita ketahui,bahwa pada saat sekarang ada nama bugis yang
mirip dengan kundunga,yaitu kadungga,barangkali tidak akan terrlalu jauh
dari kebenaran,seandainya kundunga dianggap sebagai orang Indonesia
asli yang untuk pertama kalinya menyentuh budaya india,tetapi belum
menyatakan.di mulai dengan Aswawarman dan dilanjutkan oleh
Mulawarman.ketika berhadapan dengan nama-nama yang sudah berbauu
india,dan berdasarkan berita dari prasasti-prasastinya juga jelas,bahwa
pada waktu itu agama yang dipelukpuun agama yang berasal dari india
juga.</div>
<div style="text-align: justify;">
Prasasti yang dikeluarkan oleh Mulawarman,berbunyi sebagai berikut :</div>
<div style="text-align: justify;">
1. Srimad-viraja-kirtteh</div>
<div style="text-align: justify;">
2. Rajnah sri mulavarmmanah punyam</div>
<div style="text-align: justify;">
3. Srnvantu vipramukhyah</div>
<div style="text-align: justify;">
4. Ye canye sadhavah purusah</div>
<div style="text-align: justify;">
5. Bahudana-jivadanam </div>
<div style="text-align: justify;">
6. Sakalpavrksam sabhumidanan ca</div>
<div style="text-align: justify;">
7. Yupo yan stahapito vipraih</div>
<div style="text-align: justify;">
Dengarkan oleh kamu sekalian, Brahmana yang terkemuka, dan sekalian
orang baik lain-lainnya, tentang kebaikan budi Sang Mulawarman, raja
besar yang sangat mulia. Kebaikan budi ini ialah berwujud sedekah banyak
sekali, seolah-olah sedekah kehidupan atau semata-mata pohon kalpa (
yang member segala keinginan ), dengan sedekah tanah ( yang dihadiahkan
). Berhubung dengan kebaikan itulah maka tugu ini didirikan oleh para
brahmana ( buat peringatan ).peringatan ketiga berbunyi sebagai berikut :</div>
<div style="text-align: justify;">
1. Sri-mulavarmmano rajnah</div>
<div style="text-align: justify;">
2. Yad dattan tilla-parvvatam</div>
<div style="text-align: justify;">
3. Sadipa-malaya sarddham</div>
<div style="text-align: justify;">
4. Yupo yam likhitas tayoh</div>
<div style="text-align: justify;">
Tugu ini ditulis buat ( peringatan ) dua ( perkara ) yang telah
disedekahkan oleh Sang Raja Mulawarman, yakni segunung minyak ( kental
), dengan lampu serta malai bunga.masih ada lagi prasastinya yang lain
berbunyi ;</div>
<div style="text-align: justify;">
1. Srimato nrpamukhyasya</div>
<div style="text-align: justify;">
2. Rajnah sri-mulawarmmanah</div>
<div style="text-align: justify;">
3. Danam punyatame ksetre</div>
<div style="text-align: justify;">
4. Yad dattam vaprakesvare</div>
<div style="text-align: justify;">
5. Dvijatibhyongnikalpebhyah</div>
<div style="text-align: justify;">
6. Vinsatir ggosahasrikam</div>
<div style="text-align: justify;">
7. Tansya punyasya yupo yam</div>
<div style="text-align: justify;">
8. Krto viprais ihagataih</div>
<div style="text-align: justify;">
Sang Mulawarman, raja yang mulia dan terkemuka, telah memberi sedekah
20.000 ekor sapi kepada para brahmana yang seperti api, ( bertempat ) di
dalam tanah yang suci ( bernama ) waprakeswara. Buat ( peringatan )
akan kebaikan budi sang raja itu, tugu ini dibuat oleh brahmana yang
datang ke tempat ini.</div>
<div style="text-align: justify;">
Dari prasasti-prasastinya yang sudah
ditemukan sampai saat ini,kita dapat mengetahui nama beberapa orang
tokoh yang disebutkan,serta bagaimanakira-kira kehidupan keagamaan pada
waktu itu.tetapi,sedemikian jauhh kita dapat mengetahui bagaimana
kehidupan dan keadaan masyarakat pada umumnya.</div>
<div style="text-align: justify;">
3. Upacara Penghinduan</div>
<div style="text-align: justify;">
Berdasarkan silsilahnya dapat dipastikan bahwa kundunga adalah seorang
Indonesia asli,yang barangkali untuk pertama kalinya tersentuh oleh
pengaruh budaya india.tetapi sedemikian jauh,kundunga masih tetap
mempertahankan keindonesiaannya dan itu pula rupanya yang menyebabkan ia
tidak dianggap pendiri keluarga raja.dari data diatas dapat disimpulkan
bahwa pengertian “keluarga raja” pada waktu itu terbatas kepada
keluarga raja kerajaan yang telah menyerap budaya india di dalam
kehiduupan sehari-harinya.</div>
<div style="text-align: justify;">
Mengingat kehidupan yang bersifat
hindu sangat ketat terikat kepada peraturan yang disebut kasta.di dalam
kepercayaan hindu seseorang yang telah tercemar dan karenanya
dikeluarkan dari kasta,dapat diterima kembali masuk ke dalam
kastanya,setelah melalui upacara penyucian diri yang disebut
vratyastoma.upacara vratyastoma inilah yang rupanya dijadikan jalan oleh
orang-orang Indonesia yang sudah terkeena pengaruh india itu,untuk
meresmikannya sebagai anggota masyarakat suatu kasta yang dikenal di
dalam kasta itu,dilakukan dengan memperhatikan kedudukan asal orang yang
bersangkutan.</div>
<div style="text-align: justify;">
4. Kehidupan masyarakat dan agama</div>
<div style="text-align: justify;">
Dari semua
prasasti yang ada,hamper tidak ada kemungkinan untuk mengungkapkan
bagaimana kira-kira kehidupan masyarakat pada zaman kerajaan kuutai
purba ini.hal ini disebabkan karena prasasti-prasasti itu boleh
dikatakan tidak sedikit pun berbicara tentang masyarakatnya.tetapi tidak
berarti bahwa kita samasekali tidak dapat membayangkan bagaimana
kkeadaan masyarakat tersebut.mengingat bahwa bahasa sansekerta pada
dasarnya bukanlah bahasa rakyat india sehari-hari,tetapi lebih merupakan
bahasa resmi untuk masalah-masalah keagamaan,dapat disimpulkan bahwa
ketika itu dikutai purba sudah ada golongan masyarakat yang menguasai
bahasa sansekerta.ini berarti bahwa kaum brahmana pada masa itu sudah
merupakan suattu golongan tersendiridi dalam masyarakat kutai
purba.golongan yang lain adalah kaum ksatrya yang terdiri dari kaum
kerabat Mulawarman.golongan ini sampai pada masa tersebut rupanya masih
terbatas kepada orang-orang yang sangat erat hubungan dengan raja
saja.di luar kedua golongan yang secara resmi hidup dalam suasana
peradaban india itu,masih terdapat golongan lain yang boleh dikatakan
berada di luar pengaruh india.meraka adalah rakyat kutai purba pada
umumnya terdiri penduduk setempat dan masih memegang teguh agama asli
leluhur mereka.</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh2yNQOY1HlWtDYiO76dG-Esgb6wqPAHOjfpxYiGsPHwKIamwYnZH-FN5grbsrAGVleDpSiOBep52vervvPgRQ_ZC4qqZrAvn9vbG1YLX85z5YehFW_-dgdAQYmtcImPUxTVD0qKyh6K-Ha/s1600/i2222ndex.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh2yNQOY1HlWtDYiO76dG-Esgb6wqPAHOjfpxYiGsPHwKIamwYnZH-FN5grbsrAGVleDpSiOBep52vervvPgRQ_ZC4qqZrAvn9vbG1YLX85z5YehFW_-dgdAQYmtcImPUxTVD0qKyh6K-Ha/s1600/i2222ndex.jpg" /></a></div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjIX0Ya6z1sgxKmVQMT7wgpvWunLCPYtKtw4Sd1NSuAnhlWItQ53bGvNbUlVP8zy9q58BtrXBQyjjRsAlT2YuW2XusVO48BNxr0J3ga0mzw3DG-Vbgs8LEHH8fjU87HqoUUR5LiBmgq2bYs/s1600/imagbbbbbbbes.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjIX0Ya6z1sgxKmVQMT7wgpvWunLCPYtKtw4Sd1NSuAnhlWItQ53bGvNbUlVP8zy9q58BtrXBQyjjRsAlT2YuW2XusVO48BNxr0J3ga0mzw3DG-Vbgs8LEHH8fjU87HqoUUR5LiBmgq2bYs/s1600/imagbbbbbbbes.jpg" /></a></div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhbr19llSR32geuwjqYufIL5rOy5KQwCsnUZEgV_JirQRzErrVUKeSMu6RdpMN5lTXUy8eW8ElgNVgSwJ-Rej2Haco460dzNJnMoxnpyX34qzt4Yj1CnETBFg8KZYD4hXS9LhuJdYF6JmFG/s1600/imagejjjjjjjs.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhbr19llSR32geuwjqYufIL5rOy5KQwCsnUZEgV_JirQRzErrVUKeSMu6RdpMN5lTXUy8eW8ElgNVgSwJ-Rej2Haco460dzNJnMoxnpyX34qzt4Yj1CnETBFg8KZYD4hXS9LhuJdYF6JmFG/s1600/imagejjjjjjjs.jpg" /></a></div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjTrp5e8WsPqP01Xdm_nRhknURsaV6gU0Svw4WC66NCtr7Uw3PLo-BhMjHqoMQp_ghOGPVGHnJC91Bbc5_H5CJyISm08U1ERhDfk8K05pim3C_RAymagejSna9SsAABYs1OCTjn2OY61-kC/s1600/imaooooooges.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjTrp5e8WsPqP01Xdm_nRhknURsaV6gU0Svw4WC66NCtr7Uw3PLo-BhMjHqoMQp_ghOGPVGHnJC91Bbc5_H5CJyISm08U1ERhDfk8K05pim3C_RAymagejSna9SsAABYs1OCTjn2OY61-kC/s1600/imaooooooges.jpg" /></a></div>
<br />
<div style="text-align: justify;">
Berlainan dengan tentang masyarakatnya kita lebih
banyak tahu tentang kehiduupan keagamaan pada zaman Mulawarman.ini
disebabkan karena semua prasasti yang telah ditemukan sampai saat
ini,membicarakan upacara selamatan di dalam memperingati salah satu
kebaikan atau pekerjaan yang dilakukan oleh Mulawarman.disebutkannya
Ansuman yaitu dewa matahari di dalam agama hindu,memberikan kepastian
kepada kita bahwa setidaknya Mulawarman adalah penganut agama
hindu.petunjuk ini lebih jalas karena di dalam prasastinya yang lain
disebutkan upacara sedekah yang dilakukan oleh Mulawarman bertempat di
sebidang tanah yang di anggap suci.bidang tanah suci bidang tanah suci
yang disebut pada prasastiitu bernama Waprakeswara yang kemudian di
kenal kembali di pulau jawa sebagai sebagai baprakeswara yang dinamakan
dengan dewa besar tiga yakni brahma-wisnu-siwa.dengan keterangan pendek
ini kita mendapat keyakinan bahwa agama yang dipeluk oeh sang Mulawarman
adalah agama siwa.dari semua prasastinya dapat di duga,bahwa Mulawarman
adalah seorang raja yang sangatt baik hubungannya dengan kaum brahmana.</div>
PANDU PRABOWO WARSODIREJOhttp://www.blogger.com/profile/04756946191836277693noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-9026893658321059602.post-54387404225776846712012-11-03T16:57:00.002-07:002017-03-03T06:28:10.419-08:00SEJARAH SUKU SUNDA Indonesia<span lang="EN-US" style="color: #00b050; font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 16.0pt; line-height: 115%;">SEJARAH SUKU SUNDA</span><b><span lang="EN-US" style="color: red; font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 14.0pt; line-height: 115%;"> </span></b><br />
<br />
<b><span lang="EN-US" style="color: red; font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 14.0pt; line-height: 115%;">I.Latar Belakang Masalah</span></b><br />
<br />
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 10.0pt; margin-left: 1.0cm; margin-right: 1.0cm; margin-top: 0cm; text-align: justify; text-indent: 7.65pt;">
<span lang="EN-US" style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Suku
Bangsa di Indonesia sangatlah banyak jumlahnya serta tersebar dari ujung Pulau
We hingga Merauke di Papua serta melintang dari ujung Pulau Miangas di utara
hingga Pulau Rote di selatan.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 1cm; margin-right: 1cm; text-align: justify; text-indent: 36pt;">
<span lang="EN-US" style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt;">Melihat
realita bahwa bangsa Indonesia adalah bangsa yang plural maka akan terlihat
pula adanya berbagai suku bangsa di Indonesia. Tiap suku bangsa inilah yang
kemudian mempunyai ciri kahas kebudayaan yang berbeda- beda. Suku Sunda
merupakan salah satu suku bangsa yang ada di Jawa. Sebagai salah satu suku
bangsa di Indonesia, suku Sunda memiliki kharakteristik yang membedakannya
dengan suku lain. Keunikan kharakteristik suku Sunda ini tercermin dari
kebudayaan yang mereka miliki baik dari segi agama, mata pencaharian, kesenian
dan lain sebagainya.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 1cm; margin-right: 1cm; text-align: justify; text-indent: 36pt;">
<span lang="EN-US" style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span lang="EN-US" style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt;">Adapun dalam makalah ini akan menjelaskan secara
singkat mengenai Sejarah salah satu suku bangsa Indonesia yang ada di dataran
Jawa,tepatnya di Jawa Barat yakni suku “Sunda”.</span><span lang="EN-US" style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt;"> Suku Sunda dengan sekelumit kebudayaannya merupakan salah
satu hal yang menarik untuk dipelajari untuk mengenal bagaimana suku Sunda
serta Kebudayaannya</span><br />
<a name='more'></a></div>
<br />
<span lang="EN-US" style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt;"><span lang="EN-US" style="color: red; font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 14.0pt; line-height: 115%;">Pendahuluan</span></span><br />
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 10.0pt; margin-left: 1.0cm; margin-right: 1.0cm; margin-top: 0cm; text-align: justify;">
<span lang="EN-US" style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Luas daerah Jawa
Barat (Ranah Pasundan) mencapai 4417.000
ha atau sekitar 35% dari luas pulau Jawa dan Madura.Daerah ini berbatasan
dengan DKI Jakarta dan Laut Jawa di Timur,disebelah selatan dan barat
berbatasan dengan Samudra Indonesia dan Selat Sunda yang memisahkan PUlau Jawa
dan Pulau Sumatra.Letak geografis berdasarkan garis lintang berada pada 5º 50’
lintang utara - 7º 60’ lintang selatan dan 104˚ 48’ bujur barat - 108˚ 48’
Bujur timur.Sepanjang Pantai Utara terhampar dataran rendah ,selanjutnya
mengarah ke Selatan bersambung dengan dataran tinggi yang bergunung gunung yang
berkelanjutan terus ke pedalaman sampai ke Pantai Selatan yang legendaris dan
mitologi itu dengan Putri imajinernya' yang konon cantik tiada tara, Ratu Kidul. Pada
umumnya Tanah Sunda subur dan hawa di sepanjang Pantai Utara panas tetapi ke
pedalaman di dataran tinggi sejuk .</span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 10.0pt; margin-left: 1.0cm; margin-right: 1.0cm; margin-top: 0cm; text-align: justify;">
<span lang="EN-US" style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"> Tanah Sunda dapat
dibagi menjadi empat bagian.yang pertama,daerah epanjang pantai Utara dinamakan
Daerah Hamparan Jakarta(Zone Jakarta). Bagian yang kedua merupakan daerah yang
membentang dari Rangkasbitung melintasi Bogor, Purwakarta, Subang,Sumedang sampai
Indramayu disebut Daerah Hamparan Bogor (Zone Bogor).Bagian yang ketiga adalah
daerah bentangan Gunung Berapi yang diapit oleh Zone Bogor dan Zone Pegunungan
Selatan yang disebut Daerah Hamparan Bandung (Zone Bandung).Tentang daerah ini
ada beberapa cerita yang menyebut-nyebut Danau purba yang maha luas (Bandung)
dengan sebutan Leuwi Sipatahunan (Situ Sipatahunan).Merupakan suatu kenyataan
pula bahwan dataran tinggi Bandung kini terdapat endapan lempung yang dilapisi
oleh endapan danau purba yang merupakan bukti bahwa Bandung merupakan areal
danau yang mongering.</span></div>
<b><span lang="EN-US" style="color: #00b0f0; font-size: 16.0pt;">1. Sejarah Suku Sunda</span></b><br />
<div style="text-align: justify;">
<b><span lang="EN-US" style="color: #00b0f0; font-size: 16.0pt;"> </span></b><span lang="EN-US">Suku Sunda</span><span lang="EN-US"> adalah kelompok <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Etnis" title="Etnis"><span style="color: windowtext; text-decoration: none; text-underline: none;">etnis</span></a> yang berasal dari
bagian barat pulau <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Jawa" title="Jawa"><span style="color: windowtext; text-decoration: none; text-underline: none;">Jawa</span></a>,
<a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Indonesia" title="Indonesia"><span style="color: windowtext; text-decoration: none; text-underline: none;">Indonesia</span></a>,
yang mencakup wilayah administrasi provinsi <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Jawa_Barat" title="Jawa Barat"><span style="color: windowtext; text-decoration: none; text-underline: none;">Jawa Barat</span></a>,
<a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Banten" title="Banten"><span style="color: windowtext; text-decoration: none; text-underline: none;">Banten</span></a>,
<a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Jakarta" title="Jakarta"><span style="color: windowtext; text-decoration: none; text-underline: none;">Jakarta</span></a>,
dan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Lampung" title="Lampung"><span style="color: windowtext; text-decoration: none; text-underline: none;">Lampung</span></a>.
Suku Sunda merupakan etnis kedua terbesar di Indonesia. Sekurang-kurangnya
15,41% penduduk Indonesia merupakan orang Sunda. Mayoritas orang Sunda beragama isla</span>m. <span lang="EN-US">akan tetapi ada juga sebagian kecil yang beragama <span style="color: windowtext; text-decoration: none; text-underline: none;">kristen</span>,
<span style="color: windowtext; text-decoration: none; text-underline: none;">Hindu</span>,
dan <span style="color: windowtext; text-decoration: none; text-underline: none;">Sunda Wiwitan</span>/<span style="color: windowtext; text-decoration: none; text-underline: none;">Jati Sunda</span>. Agama <span style="color: windowtext; text-decoration: none; text-underline: none;">Sunda Wiwitan</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span lang="EN-US">masih bertahan di beberapa komunitas pedesaan suku Sunda, seperti di Kuningan
dan masyarakat <span style="color: windowtext; text-decoration: none; text-underline: none;">suku Baduy</span> di Lebak <span style="color: windowtext; text-decoration: none; text-underline: none;">Banten</span> yang
berkerabat dekat dan dapat dikategorikan sebagai suku Sunda.</span>
</div>
<div style="margin-bottom: 5.0pt; margin-left: 1.0cm; margin-right: 1.0cm; margin-top: 5.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="EN-US">Sejarah suku
Sunda dapat dibedakan menjadi dua masa yakni: Jaman Praehistori dan Jaman
Histori.Demikian pula peninjauan terhadap sejarah Tanah Sunda atau Pasundan
yang kini dikenal dengan Jawa Barat pada Jaman Praehistori dari masa ini tidak
terdapat peninggalan-peninggalan yang terang berupa tulisan baik pada batu,daun
lontar atau kuningan dan lain sebagainya.Jaman histori Sunda dimulai sejarahnya
dengan adanya batu bertulis di sungai Ciaeuruten,Bogor yang menyatakan adanya
suatu kerajaan Hindu bernama Tarumanegara.</span></div>
<div style="margin-bottom: 5.0pt; margin-left: 1.0cm; margin-right: 1.0cm; margin-top: 5.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="EN-US">Menurut Rouffaer
(1905: 16) menyatakan bahwa kata Sunda berasal dari akar kata ‘sund’ atau kata
‘suddha’ dalam bahasa Sansekerta yang mempunyai pengertian bersinar, terang,
putih (Williams, 1872: 1128, Eringa, 1949: 289). Dalam bahasa Jawa Kuno (Kawi)
dan bahasa Bali pun terdapat kata sunda, dengan pengertian: bersih, suci,
murni, tak tercela/bernoda, air, tumpukan, pangkat, waspada (Anandakusuma,
1986: 185-186; Mardiwarsito, 1990: 569-570; Winter, 1928: 219). Orang Sunda
meyakini bahwa memiliki etos atau karakter Kasundaan, sebagai jalan menuju
keutamaan hidup. Karakter Sunda yang dimaksud adalah cageur (sehat), bageur
(baik), bener (benar), singer (mawas diri), dan pinter (cerdas).Sedangkan menurut
bahasa Sunda dapat diartikan: bagus,indah,cantik,unggul,dan menyenangkan.</span></div>
<div style="margin-bottom: 5.0pt; margin-left: 1.0cm; margin-right: 1.0cm; margin-top: 5.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<div style="margin-bottom: 5.0pt; margin-left: 1.0cm; margin-right: 1.0cm; margin-top: 5.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="EN-US">Sejarah suku
Sunda dapat dibedakan menjadi dua masa yakni: Jaman Praehistori dan Jaman
Histori.Demikian pula peninjauan terhadap sejarah Tanah Sunda atau Pasundan
yang kini dikenal dengan Jawa Barat pada Jaman Praehistori dari masa ini tidak
terdapat peninggalan-peninggalan yang terang berupa tulisan baik pada batu,daun
lontar atau kuningan dan lain sebagainya.Jaman histori Sunda dimulai sejarahnya
dengan adanya batu bertulis di sungai Ciaeuruten,Bogor yang menyatakan adanya
suatu kerajaan Hindu bernama Tarumanegara.</span></div>
<div style="margin-bottom: 5.0pt; margin-left: 1.0cm; margin-right: 1.0cm; margin-top: 5.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="EN-US">Menurut Rouffaer
(1905: 16) menyatakan bahwa kata Sunda berasal dari akar kata ‘sund’ atau kata
‘suddha’ dalam bahasa Sansekerta yang mempunyai pengertian bersinar, terang,
putih (Williams, 1872: 1128, Eringa, 1949: 289). Dalam bahasa Jawa Kuno (Kawi)
dan bahasa Bali pun terdapat kata sunda, dengan pengertian: bersih, suci,
murni, tak tercela/bernoda, air, tumpukan, pangkat, waspada (Anandakusuma,
1986: 185-186; Mardiwarsito, 1990: 569-570; Winter, 1928: 219). Orang Sunda
meyakini bahwa memiliki etos atau karakter Kasundaan, sebagai jalan menuju
keutamaan hidup. Karakter Sunda yang dimaksud adalah cageur (sehat), bageur
(baik), bener (benar), singer (mawas diri), dan pinter (cerdas).Sedangkan menurut
bahasa Sunda dapat diartikan: bagus,indah,cantik,unggul,dan menyenangkan</span></div>
<b><span lang="EN-US" style="color: #92d050; font-size: 14.0pt;">1.1 Sunda mendapat Pengaruh
dari Jawa</span></b><span lang="EN-US" style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt;"> </span><br />
<br />
<span lang="EN-US" style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt;">Menurut Bernard Vlekke, sejarawan
terkenal, Jawa Barat merupakan daerah yang terbelakang di pulau Jawa hingga
abad 11. Kerajaan-kerajaan besar bangkit di Jawa Tengah dan Jawa Timur namun
hanya sedikit yang berubah di antara suku Sunda. Walaupun terbatas, pengaruh
Hindu di antara orang-orang Sunda tidak sekuat pengaruhnya seperti di antara
orang-orang Jawa. Kendatipun demikian, sebagaimana tidak berartinya Jawa Barat,
orang Sunda memiliki raja pada zaman Airlangga di Jawa Timur, kira-kira tahun
1020. Tetapi raja-raja Sunda semakin berada di bawah kekuasaan
kerajaan-kerajaan Jawa yang besar. Kertanegara (1268-92) adalah raja Jawa pada
akhir periode Hindu di Indonesia. Setelah pemerintahan Kertanegara, raja-raja
Majapahit memerintah hingga tahun 1478 tetapi mereka tidak penting lagi setelah
tahun 1389. Namun, pengaruh Jawa ini berlangsung terus dan memperdalam pengaruh
Hinduisme terhadap orang Sunda</span></div>
<div style="margin-bottom: 5.0pt; margin-left: 1.0cm; margin-right: 1.0cm; margin-top: 5.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
</div>
<div style="margin-bottom: 5.0pt; margin-left: 1.0cm; margin-right: 1.0cm; margin-top: 5.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="EN-US" style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt;"> </span><b><span lang="EN-US" style="color: #92d050; font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 14.0pt;">1.2 Sunda Jaman
Kerajaan Padjajaran</span></b><br />
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 1cm; margin-right: 1cm; text-align: justify; text-indent: 36pt;">
<span lang="EN-US" style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt;">Pada tahun
1333, hadir kerajaan Pajajaran di dekat kota Bogor sekarang. Kerajaan ini
dikalahkan oleh kerajaan Majapahit di bawah pimpinan perdana menterinya yang
terkenal, Gadjah Mada. Menurut cerita romantik Kidung Sunda, putri Sunda hendak
dinikahkan dengan Hayam Wuruk, raja Majapahit. Namun, Gadjah Mada menentang
pernikahan ini dan setelah orang-orang Sunda berkumpul untuk acara pernikahan,
ia mengubah persyaratan. Ketika raja dan para bangsawan Sunda mendengar bahwa
sang putri hanya akan menjadi selir dan tidak akan ada pernikahan seperti yang
telah dijanjikan, mereka berperang melawan banyak rintangan tersebut hingga
semuanya mati. Meski permusuhan antara Sunda dan Jawa berlangsung selama
bertahun-tahun setelah episode ini (dan mungkin masih berlangsung), tetapi
pengaruh yang diberikan oleh orang Jawa tidak pernah berkurang terhadap orang
Sunda.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 1cm; margin-right: 1cm; text-align: justify; text-indent: 36pt;">
<span lang="EN-US" style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 1cm; margin-right: 1cm; text-align: justify; text-indent: 36pt;">
<span lang="EN-US" style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt;">Hingga
saat ini, Kerajaan Pajajaran dianggap sebagai kerajaan Sunda tertua. Sungguhpun
kerajaan ini hanya berlangsung selama tahun 1482-1579, banyak kegiatan dari
para bangsawannya dikemas dalam legenda. Siliwangi, raja Hindu Pajajaran,
digulingkan oleh komplotan antara kelompok Muslim Banten, Cirebon dan Demak,
dalam persekongkolan dengan keponakannya sendiri. Dengan jatuhnya Siliwangi,
Islam mengambil alih kendali atas sebagian besar wilayah Jawa Barat. Faktor
kunci keberhasilan Islam adalah kemajuan kerajaan Demak dari Jawa Timur ke Jawa
Barat sebelum tahun 1540. Dari sebelah timur menuju ke barat, Islam menembus
hingga ke Priangan (dataran tinggi bagian tengah) dan mencapai seluruh Sunda.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 1cm; margin-right: 1cm; text-align: justify; text-indent: 36pt;">
</div>
<b><span lang="EN-US" style="color: #92d050; font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 14.0pt;">1.3 Sunda dan Kemajuan
Islam</span></b><br />
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 1cm; margin-right: 1cm; text-align: justify; text-indent: 36pt;">
<span lang="EN-US" style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt;">Orang
Muslim telah ada di Nusantara pada awal tahun 1100 namun sebelum Malaka yang
berada di selat Malaya menjadi kubu pertahanan Muslim pada tahun 1414,
pertumbuhan agama Islam pada masa itu hanya sedikit. Aceh di Sumatra Utara
mulai mengembangkan pengaruh Islamnya kira-kira pada 1416. Sarjana-sarjana
Muslim menahan tanggal kedatangan Islam ke Indonesia hingga hampir ke zaman
Muhammad. Namun beberapa peristiwa yang mereka catat mungkin tidak penting.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 1cm; margin-right: 1cm; text-align: justify; text-indent: 36pt;">
<span lang="EN-US" style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 1cm; margin-right: 1cm; text-align: justify; text-indent: 36pt;">
<span lang="EN-US" style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt;">Kedatangan
Islam yang sebenarnya tampaknya terjadi ketika misionaris Arab dan Persia masuk
ke pulau Jawa pada awal tahun 1400 dan lambat laun memenangkan para mualaf di
antara golongan yang berkuasa</span></div>
</div>
<div style="margin-bottom: 5.0pt; margin-left: 1.0cm; margin-right: 1.0cm; margin-top: 5.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<b><span lang="EN-US" style="color: #92d050; font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 14.0pt;">1.4 Sunda dan
Kejatuhan Majapajit</span></b><span lang="EN-US" style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt;"> </span><br />
<br />
<span lang="EN-US" style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt;">Sebelum
1450, Islam telah memperoleh tempat berpijak di istana Majapahit di Jawa Timur.
Van Leur memperkirakan hal ini ditolong oleh adanya disintegrasi budaya Brahma
di India. Surabaya (Ampel) menjadi pusat belajar Islam dan dari sana para
pengusaha Arab yang terkenal meluaskan kekuasaan mereka. Jatuhnya kerajaan Jawa
yaitu kerajaan Majapahit pada tahun 1468 dikaitkan dengan intrik dalam keluarga
raja karena fakta bahwa putra raja, Raden Patah masuk Islam. Tidak seperti
pemimpin-pemimpin Hindu, para misionaris Islam mendorong kekuatan militer
supaya memperkuat kesempatan-kesempatan mereka. Memang tidak ada tentara asing
yang menyerbu Jawa dan memaksa orang untuk percaya. Namun dipergunakan
kekerasan untuk membuat para penguasa menerima iman Muhammad. Baik di Jawa
Timur maupun Jawa Barat, pemberontakan dalam keluarga-keluarga raja digerakkan
oleh tekanan militer Islam. Ketika para bangsawan berganti keyakinan, maka
rakyat akan ikut. Meskipun demikian, kita harus mengingat apa yang ditunjukkan
Vlekke bahwa perang-perang keagamaan jarang terjadi di sepanjang sejarah Jawa.</span><b><span lang="EN-US" style="color: #92d050; font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 14.0pt;"> </span></b></div>
<div style="margin-bottom: 5.0pt; margin-left: 1.0cm; margin-right: 1.0cm; margin-top: 5.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
</div>
<div style="margin-bottom: 5.0pt; margin-left: 1.0cm; margin-right: 1.0cm; margin-top: 5.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<b><span lang="EN-US" style="color: #92d050; font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 14.0pt;">1.5 Pengaruh Demak di
Tanah Sunda</span></b><span lang="EN-US" style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt;"> </span></div>
<div style="margin-bottom: 5.0pt; margin-left: 1.0cm; margin-right: 1.0cm; margin-top: 5.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="EN-US" style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt;">Raden
Patah
menetap di Demak yang menjadi kerajaan Islam pertama di Jawa. Ia
mencapai
puncak kekuasaannya menjelang 1540 dan pada waktunya menaklukkan
suku-suku
hingga ke Jawa Barat. Bernard Vlekke mengatakan bahwa Demak
mengembangkan wilayahnya
hingga Jawa Barat karena politik Jawa tidak begitu berkepentingan dengan
Islam.
Pada waktu itu, Sunan Gunung Jati, seorang pangeran Jawa, mengirim
putranya
Hasanudin dari Cirebon untuk mempertobatkan orang-orang Sunda secara
ekstensif.
Pada 1526, baik Banten maupun Sunda Kelapa (Jakarta) berada di bawah
kontrol
Sunan Gunung Jati yang menjadi sultan Banten pertama. Penjajaran Cirebon
dengan
Demak ini telah menyebabkan Jawa Barat berada di bawah kekuasaan Islam.
Pada
kuartal kedua abad 16, seluruh pantai utara Jawa Barat berada di bawah
kekuasaan pemimpin-pemimpin Islam dan penduduknya telah menjadi Muslim.
Karena menurut data statistik penduduk tahun 1780 terdapat kira-kira
260.000
jiwa di Jawa Barat, dapat kita asumsikan bahwa pada abad ke-16 jumlah
penduduk
jauh lebih sedikit. Ini memperlihatkan bahwa Islam masuk ketika
orang-orang
Sunda masih merupakan suku kecil yang berlokasi terutama di pantai-
pantai dan
di lembah-lembah sungai seperti Ciliwung, Citarum dan Cisadane.</span><span lang="EN-US"> </span></div>
<div style="margin-bottom: 5.0pt; margin-left: 1.0cm; margin-right: 1.0cm; margin-top: 5.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="EN-US"><br /></span></div>
<div style="margin-bottom: 5.0pt; margin-left: 1.0cm; margin-right: 1.0cm; margin-top: 5.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<br />
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 1cm; margin-right: 1cm;">
<b><span lang="EN-US" style="color: #92d050; font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 14.0pt;">1.6 Sunda masa
Kolonialisme Belanda</span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 1cm; margin-right: 1cm; text-align: justify; text-indent: 36pt;">
<span lang="EN-US" style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 1cm; margin-right: 1cm; text-align: justify; text-indent: 36pt;">
<span lang="EN-US" style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt;">Sebelum
kedatangan Belanda di Indonesia pada 1596, Islam telah menjadi pengaruh yang
dominan di antara kaum ningrat dan pemimpin masyarakat Sunda dan Jawa. Secara
sederhana, Belanda berperang dengan pusat-pusat kekuatan Islam untuk mengontrol
perdagangan pulau dan hal ini menciptakan permusuhan yang memperpanjang konflik
perang Salib masuk ke arena Indonesia. Pada 1641, mereka mengambil alih Malaka
dari Portugis dan memegang kontrol atas jalur-jalur laut. Tekanan Belanda
terhadap kerajaan Mataram sangat kuat hingga mereka mampu merebut hak- hak
ekonomi khusus di daerah pegunungan (Priangan) Jawa Barat. Sebelum 1652,
daerah-daerah besar Jawa Barat merupakan persediaan mereka. Ini mengawali 300
tahun eksploitasi Belanda di Jawa Barat yang hanya berakhir pada saat Perang
Dunia kedua.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 1cm; margin-right: 1cm; text-align: justify; text-indent: 7.65pt;">
<span lang="EN-US" style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt;"> </span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 1cm; margin-right: 1cm; text-align: justify; text-indent: 7.65pt;">
<span lang="EN-US" style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt;"> Peristiwa-peristiwa pada abad 18
menghadirkan serangkaian kesalahan Belanda dalam bidang sosial, politik dan
keagamaan. Seluruh dataran rendah Jawa Barat menderita di bawah
persyaratan-persyaratan yang bersifat opresif yang dipaksakan oleh para
penguasa lokal. Contohnya adalah daerah Banten. Pada tahun 1750, rakyat
mengadakan revolusi menentang kesultanan yang dikendalikan oleh seorang wanita
Arab, Ratu Sjarifa. Menurut Ayip Rosidi, Ratu Sjarifa adalah kaki tangan
Belanda. Namun, Vlekke berpendapat bahwa "Kiai Tapa," sang pemimpin
adalah seorang Hindu dan bahwa pemberontakan itu lebih diarahkan kepada
pemimpin-pemimpin Islam daripada kolonialis Belanda. (Sulit untuk melakukan
rekonstruksi sejarah dari beberapa sumber karena masing- masing golongan
memiliki kepentingan sendiri yang mewarnai cara pencatatan kejadian).</span></div>
</div>
<div style="margin-bottom: 5.0pt; margin-left: 1.0cm; margin-right: 1.0cm; margin-top: 5.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<b><span lang="EN-US" style="color: red; font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 16.0pt;">2.Tata Bahasa Sunda</span></b><br />
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 1cm; margin-right: 1cm; text-align: justify;">
<span lang="EN-US" style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt;">Bahasa Sunda yang merupakan bahasa
ibu sebagian besar penduduk Jawa Barat termasuk kedalam golongan bahasa
afiksasi,bukan bahsa fleksi.Posisi urutan kata dalam kalimat serta imbuhan
gramatikal sangat berperanan dalam bahasa ini ; yang paling istimewa lagi adalah
lagu yang bertekanan nada serta sangat kaya dengan fonema.Dalam bahasa fleksi
seperti misalnya bahasa Jerman,perubahan kata sangat menetukan arti ;sedangkan
dalam bahasa Sunda ,imbuhan yang terdiri atas <i>Rarangkeun hareup</i> (awalan),<i>
Rarangkeun tengah </i>(sispan dan <i>Rarangkeun
tukang</i> (akhiran) disertai letak atau urutan kata sangat berperanan dalam
menentukan arti.Contoh kata <i>serat </i>(tulis).Terhadap
kata ini kita dapat menambahkan ketiga macam imbuhan;<i>nyerat = menulis,sinerat = ditulis,seratkeun = tuliskan </i> dan sebagainya.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 5pt;">
<span lang="EN-US" style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt;"> Bahasa Sunda juga
mengenal tingkatan dalam bahasa, yaitu :</span></div>
<span lang="EN-US" style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt;"> a.Bahasa Sunda lemes (halus) yaitu
dipergunakan untuk berbicara dengan orang tua, orang
yang dituakan atau disegani.<br />
b.Bahasa Sunda sedang yaitu
digunakan antara orang yang setaraf, baik usia maupun status sosialnya.<br />
c.Bahasa Sunda kasar yaitu
digunakan oleh atasan kepada bawahan, atau kepada orang yang status sosialnya lebih rendah.</span></div>
<div style="margin-bottom: 5.0pt; margin-left: 1.0cm; margin-right: 1.0cm; margin-top: 5.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
</div>
<div style="margin-bottom: 5.0pt; margin-left: 1.0cm; margin-right: 1.0cm; margin-top: 5.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36pt;">
<b><span lang="EN-US" style="color: #00b0f0; font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 14.0pt;">3.Kebudayaan dan Kesenian Suku Sunda</span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 36pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;">
<span lang="EN-US" style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 36pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;">
<span lang="EN-US" style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt;">Kebudayaan Sunda merupakan salah
satu kebudayaan yang menjadi sumber kekayaan bagi bangsa Indonesia yang dalam
perkembangannya perlu dilestarikan. Kebudayaan- kebudayaan tersebut akan
dijabarkan sebagai berikut :</span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<b><span lang="EN-US" style="color: yellow; font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 14.0pt;"> </span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<b><span lang="EN-US" style="color: yellow; font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 14.0pt;"> <span style="color: #741b47;">3.1
Kesenian Kirab Helaran</span></span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 36pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;">
<span lang="EN-US" style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 36pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;">
<span lang="EN-US" style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt;">Kirab helaran atau yang disebut
sisingaan adalah suatu jenis kesenian tradisional atau seni pertunjukan rakyat
yang dilakukan dengan arak-arakan dalam bentuk helaran. Pertunjukannya biasa
ditampilkan pada acara khitanan atau acara-acara khusus seperti ; menyambut
tamu, hiburan peresmian, kegiatan HUT Kemerdekaan RI dan kegiatan hari-hari
besar lainnya. Seperti yang diikuti ratusan orang dari perwakilan seluruh
kelurahan di Cimahi, yang berupa arak-arakan yang pernah digelar pada saat Hari
Jadi ke-6 Kota Cimahi. Kirap ini yang bertolak dari Alun-alun Kota Cimahi
menuju kawasan perkantoran Pemkot Cimahi, Jln. Rd. Demang Hardjakusumah itu,
diikuti oleh kelompok-kelompok masyarakat yang menyajikan seni budaya Sunda,
seperti sisingaan, gotong gagak, kendang rampak, calung, engrang, reog,
barongsai, dan klub motor.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36pt;">
<b><span lang="EN-US" style="color: yellow; font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 14.0pt;"><br /></span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36pt;">
<b><span lang="EN-US" style="color: yellow; font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 14.0pt;">3.2 Pencak Silat Cikalong</span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 36pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;">
<span lang="EN-US" style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 36pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;">
<span lang="EN-US" style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt;">Pencak silat Cikalong tumbuh dikenal
dan menyebar, penduduk tempatan menyebutnya “Maempo Cikalong”. Khususnya di
Jawa Barat dan diseluruh Nusantara pada umumnya, hampir seluruh perguruan
pencak silat melengkapi teknik perguruannya.<br />
Daerah Cianjur sudah sejak dahulu terkenal sebagai daerah pengembangan
kebudayaan Sunda seperti; musik kecapi suling Cianjuran, klompen cianjuran,
pakaian moda Cianjuran yang sampai kini dipergunakan dll.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36pt;">
<span style="color: purple;"><b><span lang="EN-US" style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 14.0pt;"><br /></span></b></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36pt;">
<span style="color: purple;"><b><span lang="EN-US" style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 14.0pt;">3.3 Seni Tari</span></b></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36pt;">
<span lang="EN-US" style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36pt;">
<span lang="EN-US" style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt;">a.Tari Jaipongan</span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 36pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;">
<span lang="EN-US" style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt;">Tanah Sunda (Priangan) dikenal
memiliki aneka budaya yang unik dan menarik, Jaipongan adalah salah satu seni
budaya yang terkenal dari daerah ini. Jaipongan atau Tari Jaipong sebetulnya
merupakan tarian yang sudah moderen karena merupakan modifikasi atau
pengembangan dari tari tradisional khas Sunda yaitu <b><i>Ketuk Tilu</i></b>.Tari
Jaipong ini dibawakan dengan iringan musik yang khas pula, yaitu <b><i>Degung</i></b>.
Musik ini merupakan kumpulan beragam alat musik seperti Kendang, Go’ong, Saron,
Kacapi, dsb. Degung bisa diibaratkan ‘Orkestra’ dalam musik Eropa/Amerika. Ciri
khas dari Tari Jaipong ini adalah musiknya yang menghentak, dimana alat musik
kendang terdengar paling menonjol selama mengiringi tarian. Tarian ini biasanya
dibawakan oleh seorang, berpasangan atau berkelompok. Sebagai tarian yang
menarik, Jaipong sering dipentaskan pada acara-acara hiburan, selamatan atau
pesta pernikahan.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36pt;">
<span lang="EN-US" style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36pt;">
<span lang="EN-US" style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt;">b.Tari Ketuk Tilu</span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 36pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;">
<span lang="EN-US" style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt;">Ketuk Tilu adalah suatu tarian
pergaulan dan sekaligus hiburan yang biasanya diselenggarakan pada acara pesta
perkawinan, acara hiburan penutup kegiatan atau diselenggrakan secara khusus di
suatu tempat yang cukup luas. Pemunculan tari ini di masyarakat tidak ada
kaitannya dengan adat tertentu atau upacara sakral tertentu tapi murni sebagai
pertunjukan hiburan dan pergaulan. Oleh karena itu tari ketuk tilu ini banyak
disukai masyarakat terutama di pedesaan yang jarang kegiatan hiburan.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36pt;">
<span style="color: #741b47;"><b><span lang="EN-US" style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 14.0pt;">3.4 Seni Musik dan Suara</span></b></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 36pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;">
<span lang="EN-US" style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 36pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;">
<span lang="EN-US" style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt;">Selain seni tari, tanah Sunda juga
terkenal dengan seni suaranya. Dalam memainkan Degung<b> </b>biasanya ada
seorang penyanyi yang membawakan lagu-lagu Sunda dengan nada dan alunan yang
khas. Penyanyi ini biasanya seorang wanita yang dinamakan Sinden. Tidak
sembarangan orang dapat menyanyikan lagu yang dibawakan Sinden<i> </i>karena nada
dan ritme-nya cukup sulit untuk ditiru dan dipelajari.Dibawah ini salah salah
satu musik/lagu daerah Sunda :</span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 54pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;">
<span lang="EN-US" style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt;">1.<span style="font-family: "times new roman"; font-size: 7pt;"> </span></span><span lang="EN-US" style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt;">Bubuy Bulan</span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 54pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;">
<span lang="EN-US" style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt;">2.<span style="font-family: "times new roman"; font-size: 7pt;"> </span></span><span lang="EN-US" style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt;">Es Lilin</span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 54pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;">
<span lang="EN-US" style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt;">3.<span style="font-family: "times new roman"; font-size: 7pt;"> </span></span><span lang="EN-US" style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt;">Manuk Dadali</span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 54pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;">
<span lang="EN-US" style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt;">4.<span style="font-family: "times new roman"; font-size: 7pt;"> </span></span><span lang="EN-US" style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt;">Tokecang</span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 54pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;">
<span lang="EN-US" style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt;">5.<span style="font-family: "times new roman"; font-size: 7pt;"> </span></span><span lang="EN-US" style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt;">Warung Pojok</span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36pt;">
<b><span lang="EN-US" style="color: yellow; font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 14.0pt;"><br /></span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36pt;">
<span style="color: #741b47;"><b><span lang="EN-US" style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 14.0pt;">3.5 Wayang Golek</span></b></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 36pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;">
<span lang="EN-US" style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 36pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;">
<span lang="EN-US" style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt;">Jepang boleh terkenal dengan ‘Boneka
Jepangnya’, maka tanah Sunda terkenal dengan kesenian Wayang Golek-nya. Wayang
Golek adalah pementasan sandiwara boneka yang terbuat dari kayu dan dimainkan
oleh seorang sutradara merangkap pengisi suara yang disebut Dalang<b>.</b>
Seorang Dalang memiliki keahlian dalam menirukan berbagai suara manusia.
Seperti halnya Jaipong, pementasan Wayang Golek diiringi musik Degung lengkap
dengan Sindennya. Wayang Golek biasanya dipentaskan pada acara hiburan, pesta
pernikahan atau acara lainnya. Waktu pementasannya pun unik, yaitu pada malam
hari (biasanya semalam suntuk) dimulai sekitar pukul 20.00 – 21.00 hingga pukul
04.00 pagi. Cerita yang dibawakan berkisar pada pergulatan antara kebaikan dan
kejahatan (tokoh baik melawan tokoh jahat). Ceritanya banyak diilhami oleh
budaya Hindu dari India, seperti Ramayana atau Perang Baratayudha. Tokoh-tokoh
dalam cerita mengambil nama-nama dari tanah India.Dalam Wayang Golek, ada
‘tokoh’ yang sangat dinantikan pementasannya yaitu kelompok yang dinamakan
Purnakawan, seperti Dawala<b> </b>dan Cepot. Tokoh-tokoh ini digemari karena
mereka merupakan tokoh yang selalu memerankan peran lucu (seperti pelawak) dan
sering memancing gelak tawa penonton. Seorang Dalang yang pintar akan memainkan
tokoh tersebut dengan variasi yang sangat menarik.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36pt;">
<b><span lang="EN-US" style="color: yellow; font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 14.0pt;"><br /></span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36pt;">
<span style="color: #741b47;"><b><span lang="EN-US" style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 14.0pt;">3.6 Kesenian Kuda Renggong</span></b></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 36pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;">
<span lang="EN-US" style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 36pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;">
<span lang="EN-US" style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt;">Kuda Renggong atau Kuda Depok ialah
salah satu jenis kesenian helaran yang terdapat di Kabupaten Sumedang,
Majalengka dan Karawang. Cara penyajiannya yaitu, seekor kuda atau lebih di
hias warna-warni, budak sunat dinaikkan ke atas punggung kuda tersebut, Budak sunat
tersebut dihias seperti seorang Raja atau Satria, bisa pula meniru pakaian para
Dalem Baheula, memakai Bendo, takwa dan pakai kain serta selop.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36pt;">
<span style="color: #741b47;"><b><span lang="EN-US" style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 14.0pt;">3.7 Alat Musik</span></b></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36pt;">
<span lang="EN-US" style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36pt;">
<span lang="EN-US" style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt;">a.Calung<b> </b></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 36pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;">
<span lang="EN-US" style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt;">Calung adalah alat musik Sunda yang
merupakan prototipe dari angklung. Berbeda dengan angklung yang dimainkan
dengan cara digoyangkan, cara menabuh calung adalah dengan mepukul batang
(wilahan, bilah) dari ruas-ruas (tabung bambu) yang tersusun menurut titi laras
(tangga nada) pentatonik (da-mi-na-ti-la). Jenis bambu untuk pembuatan calung
kebanyakan dari awi wulung (bambu hitam), namun ada pula yang dibuat dari awi
temen (bambu yang berwarna putih).</span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36pt;">
<span lang="EN-US" style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36pt;">
<span lang="EN-US" style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt;">b.Angklung </span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 36pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;">
<span lang="EN-US" style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt;">Angklung adalah sebuah alat atau
waditra kesenian yang terbuat dari bambu khusus yang ditemukan oleh Bapak Daeng
Sutigna sekitar tahun 1938. Ketika awal penggunaannya angklung masih sebatas
kepentingan kesenian local atau tradisional</span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36pt;">
<span lang="EN-US" style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36pt;">
<span lang="EN-US" style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt;">c.Kecapi Suling</span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 36pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;">
<span lang="EN-US" style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt;">Kacapi Suling adalah salah satu
jenis kesenian Sunda yang memadukan suara alunan Suling dengan Kacapi (kecapi),
iramanya sangat merdu yang biasanya diiringi oleh mamaos (tembang) Sunda yang
memerlukan cengkok/ alunan tingkat tinggi khas Sunda. Kacapi Suling berkembang
pesat di daerah Cianjur dan kemudian menyebar kepenjuru Parahiangan Jawa Barat
dan seluruh dunia.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 10.0pt; margin-left: 1.0cm; margin-right: 1.0cm; margin-top: 0cm; text-align: justify;">
</div>
<div class="MsoNormal" style="text-indent: 36pt;">
<b><span lang="EN-US" style="color: #7030a0; font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 16.0pt;">4.Sistem Kepercayaan</span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 36pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;">
<span lang="EN-US" style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 36pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;">
<span lang="EN-US" style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt;">Hampir semua orang Sunda beragama
Islam. Hanya sebagian kecil yang tidak beragama Islam, diantaranya orang-orang
Baduy yang tinggal di Banten Tetapi juga ada yang beragama Katolik, Kristen,
Hindu, Budha. Selatan. Praktek-praktek sinkretisme dan mistik masih dilakukan.
Pada dasarnya seluruh kehidupan orang Sunda ditujukan untuk memelihara
keseimbangan alam semesta.Keseimbangan magis dipertahankan dengan
upacara-upacara adat, sedangkan keseimbangan sosial dipertahankan dengan
kegiatan saling memberi (gotong royong). Hal yang menarik dalam kepercayaan
Sunda, adalah lakon pantun Lutung Kasarung, salah satu tokoh budaya mereka,
yang percaya adanya Allah yang Tunggal (Guriang Tunggal) yang menitiskan
sebagian kecil diriNya ke dalam dunia untuk memelihara kehidupan manusia
(titisan Allah ini disebut Dewata). Ini mungkin bisa menjadi jembatan
untuk mengkomunikasikan Kabar Baik kepada mereka.<b> </b></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-indent: 36pt;">
<b><span lang="EN-US" style="color: red; font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 14.0pt;"><br /></span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="text-indent: 36pt;">
<b><span lang="EN-US" style="color: red; font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 14.0pt;">4.1 Mantera-mantera Magis</span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 36pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;">
<span lang="EN-US" style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 36pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;">
<span lang="EN-US" style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt;">Dalam penyembahan kepada ilah-ilah
ini, sistem mantera magis juga memainkan peran utama berkaitan dengan
kekuatan-kekuatan roh. Salah satu sistem tersebut adalah Ngaruat Batara Kala
yang dirancang untuk memperoleh kemurahan dari dewa Batara Kala dalam ribuan
situasi pribadi. Rakyat juga memanggil roh-roh yang tidak terhitung banyaknya
termasuk arwah orang yang telah meninggal dan juga menempatkan roh-roh (jurig)
yang berbeda jenisnya. Banyak kuburan, pepohonan, gunung- gunung dan
tempat-tempat serupa lainnya dianggap keramat oleh rakyat. Di tempat-tempat
ini, seseorang dapat memperoleh kekuatan-kekuatan supernatural untuk memulihkan
kesehatan, menambah kekayaan, atau meningkatkan kehidupan seseorang dalam
berbagai cara.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-indent: 36pt;">
<b><span lang="EN-US" style="color: red; font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 14.0pt;"><br /></span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="text-indent: 36pt;">
<b><span lang="EN-US" style="color: red; font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 14.0pt;">4.2 Dukun-dukun</span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 36pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;">
<span lang="EN-US" style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 36pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;">
<span lang="EN-US" style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt;">Untuk membantu rakyat dalam
kebutuhan spiritual mereka, ada pelaksana- pelaksana ilmu magis yang disebut dukun.
Dukun-dukun ini aktif dalam menyembuhkan atau dalam praktek-praktek mistik
seperti numerology (penomoran). Mereka mengadakan kontak dengan
kekuatan-kekuatan supernatural yang melakukan perintah para dukun ini. Beberapa
dukun ini akan melakukan black magic tetapi banyaknya adalah jika dianggap
sangat bermanfaat bagi orang Sunda. Sejak lahir hingga mati hanya sedikit
keputusan penting yang dibuat tanpa meminta pertolongan dukun. Kebanyakan orang
mengenakan jimat-jimat di tubuh mereka serta meletakkannya pada tempat-tempat
yang menguntungkan dalam harta milik mereka. Beberapa orang bahkan melakukan
mantera atau jampi-jampi sendiri tanpa dukun. Kebanyakan aktivitas ini terjadi
di luar wilayah Islam dan merupakan oposisi terhadap Islam. Tetapi orang-orang ini
tetap dianggap sebagai Muslim.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36pt;">
</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36pt;">
<b><span lang="EN-US" style="color: #00b050; font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 16.0pt;">5.Stratifikasi Dalam Masyarakat Sunda</span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 36pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;">
<span lang="EN-US" style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 36pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;">
<span lang="EN-US" style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt;">Masyarakat Jawa Barat, yaitu
masyarakat Sunda, mempunyai ikatan keluarga yang sangat erat. Nilai individu
sangat tergantung pada penilaian masyarakat. Dengan demikian, dalam pengambilan
keputusan, seperti terhadap perkawinan, pekerjaan, dll., seseorang tidak dapat
lepas dari keputusan yang ditentukan oleh kaum keluarganya. Dalam masyarakat
yang lebih luas, misalnya dalam suatu desa, kehidupan masyarakatnya sangat
banyak dikontrol oleh pamong desa. Pak Lurah dalam suatu desa merupakan “top
leader” yang mengelola pemerintahan setempat, berikut perkara-perkara adat dan
keagamaan. Selain pamong desa ini, masih ada golongan lain yang dapat dikatakan
sebagai kelompok elite, yaitu tokoh-tokoh agama. Mereka ini turut selalu di
dalam proses pengambilan keputusan-keputusan bagi kepentingan kehidupan dan
perkembangan desa yang bersangkutan. Paul Hiebert dan Eugene Nida,
menggambarkan struktur masyarakat yang demikian sebagai masyarakat suku atau
agraris.<a href="http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=8553375597137378327" name="_ednref1"></a></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 36pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;">
<span lang="EN-US" style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 36pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;">
<span lang="EN-US" style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt;">Perbedaan status di antara kelompok
elite dengan masyarakat umum dapat terjadi berdasarkan status kedudukan,
pendidikan, ekonomi, prestige sosial dan kuasa. Robert Wessing, yang telah
meneliti masyarakat Jawa Barat mengatakan bahwa ada kelompok “<i>in group</i>”
dan “<i>out group</i>” dalam struktur masyarakat. Kaum memandang sesamanya
sebagai “<i>in group</i>” sedang di luar status mereka dipandang sebagai “<i>out
group</i>.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 36pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;">
<span lang="EN-US" style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 36pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;">
<span lang="EN-US" style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt;">W.M.F. Hofsteede, dalam disertasinya
<i>Decision-making Process in Four West Java Villages</i> (1971) juga
menyimpulkan bahwa ada stratifikasi masyarakat ke dalam kelompok elite dan
massa. Elite setempat terdiri dari lurah, pegawai-pegawai daerah dan pusat,
guru, tokoh-tokoh politik, agama dan petani-petani kaya. Selanjutnya, petani
menengah, buruh tani, serta pedagang kecil termasuk pada kelompok massa. <i>Informal
leaders</i>, yaitu mereka yang tidak mempunyai jabatan resmi di desanya sangat
berpengaruh di desa tersebut, dan diakui sebagai pemimpin kelompok khusus atau
seluruh desa.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 36pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;">
<span lang="EN-US" style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 36pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;">
<span lang="EN-US" style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt;">Hubungan seseorang dengan orang lain
dalam lingkungan kerabat atau keluarga dalam masyarakat Sunda menempati
kedudukan yang sangat penting. Hal itu bukan hanya tercermin dari adanya
istilah atau sebutan bagi setiap tingkat hubungan itu yang langsung dan vertikal
(<i>bao, </i>buyut<i>, aki, bapa, </i>anak<i>, incu</i>) maupun yang tidak
langsung dan horisontal (<i>dulur, dulur misan, besan</i>), melainkan juga
berdampak kepada masalah ketertiban dan kerukunan sosial. <i>Bapa/indung,
aki/nini, buyut, bao</i> menempati kedudukan lebih tinggi dalam struktur
hubungan kekerabatan (<i>pancakaki</i>) daripada <i>anak, incu, alo, suan</i>.
Begitu pula <i>lanceuk</i> (kakak) lebih tinggi dari <i>adi</i> (adik), <i>ua</i>
lebih tinggi dari paman/bibi. Soalnya, hubungan kekerabatan seseorang dengan
orang lain akan menentukan kedudukan seseorang dalam struktur kekerabatan
keluarga besarnya, menentukan bentuk hormat menghormati, harga menghargai,
kerjasama, dan saling menolong di antara sesamanya, serta menentukan
kemungkinan terjadi-tidaknya pernikahan di antara anggota-anggotanya guna
membentuk keluarga inti baru.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 36pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;">
<i><span lang="EN-US" style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt;"><br /></span></i></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 36pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;">
<i><span lang="EN-US" style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt;">Pancakaki</span></i><span lang="EN-US" style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt;"> dapat pula digunakan sebagai media
pendekatan oleh seseorang untuk mengatasi kesulitan yang sedang dihadapinya.
Dalam hubungan ini yang lebih tinggi derajat <i>pancakaki</i>-nya hendaknya
dihormati oleh yang lebih rendah, melebihi dari yang sama dan lebih rendah
derajat <i>pancakaki</i>-nya.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36pt;">
<b><span lang="EN-US" style="color: #00b0f0; font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 16.0pt;"><br /></span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36pt;">
<b><span lang="EN-US" style="color: #00b0f0; font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 16.0pt;">6.Sistem Mata Pencaharian</span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 36pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;">
<span lang="EN-US" style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 36pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;">
<span lang="EN-US" style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt;">Suku Sunda umumnya hidup bercocok
tanam. Kebanyakan tidak suka merantau atau hidup berpisah dengan orang-orang
sekerabatnya. Kebutuhan orang Sunda terutama adalah hal meningkatkan taraf
hidup. Menurut data dari Bappenas (kliping Desember 1993) di Jawa Barat
terdapat 75% desa miskin. Secara umum kemiskinan di Jawa Barat disebabkan oleh
kelangkaan sumber daya manusia. Maka yang dibutuhkan adalah pengembangan sumber
daya manusia yang berupa pendidikan, pembinaan, dll.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-right: 1.0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"> </span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-right: 1.0cm; text-align: justify;">
<span lang="EN-US" style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"> Adapun mata pencaharian masyarakat Sunda
dapat dibedakan menjadi :</span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-right: 1.0cm;">
<span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"> </span><span lang="EN-US" style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Mata pencaharian pokok masyarakat
Sunda adalah<br />
</span><span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"> 1. </span><span lang="EN-US" style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Bidang perkebunan, seperti tumbuhan
teh, kelapa sawit, karet, dan kina.<br />
</span><span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"> </span><span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"> </span><span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">2. </span><span lang="EN-US" style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Bidang pertanian, seperti padi,
palawija, dan sayur-sayuran.<br />
</span><span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"> </span><span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"> </span><span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">3. </span><span lang="EN-US" style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Bidang perikanan, seperti tambak
udang, dan perikanan ikan payau.<br />
Selain bertani, berkebun dan
mengelola perikanan, ada juga yang bermata </span><span lang="EN-US" style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">pencaharian sebagai pedagang, pengrajin, dan peternak.<br />
<br />
</span><span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-right: 1.0cm;">
<b><span style="color: red; font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 16.0pt; line-height: 115%;"> 7. </span></b><b><span lang="EN-US" style="color: red; font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 16.0pt; line-height: 115%;">ADAT ISTIADAT</span></b><b><span lang="EN-US" style="color: red; font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 16.0pt; line-height: 115%;"></span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<b><span lang="EN-US" style="color: #00b0f0; font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt;"> </span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<b><span lang="EN-US" style="color: #00b0f0; font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt;"> UPACARA ADAT PERKAWINAN SUKU SUNDA</span></b><span lang="EN-US" style="color: #00b0f0; font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt;"></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36pt;">
<span lang="EN-US" style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36pt;">
<span lang="EN-US" style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt;">Adat Sunda merupakan salah satu pilihan calon mempelai yang
ingin merayakan pesta pernikahannya. Khususnya mempelai yang berasal dari
Sunda. Adapun rangkaian acaranya dapat dilihat berikut ini.</span></div>
<ol start="1" type="1">
<li class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt;">Nendeun Omong, yaitu
pembicaraan orang tua atau utusan pihak pria yang berminat mempersunting
seorang gadis.</span></li>
<li class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt;">Lamaran. Dilaksanakan orang tua
calon pengantin beserta keluarga dekat. Disertai seseorang berusia lanjut
sebagai pemimpin upacara. Bawa lamareun atau sirih pinang komplit, uang,
seperangkat pakaian wanita sebagai pameungkeut (pengikat). Cincin tidak
mutlak harus dibawa. Jika dibawa, bisanya berupa cincing meneng,
melambangkan kemantapan dan keabadian.</span></li>
<li class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt;">Tunangan. Dilakukan ‘patuker
beubeur tameuh’, yaitu penyerahan ikat pinggang warna pelangi atau polos
kepada si gadis.</span></li>
<li class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt;">Seserahan (3 – 7 hari sebelum
pernikahan). Calon pengantin pria membawa uang, pakaian, perabot rumah
tangga, perabot dapur, makanan, dan lain-lain.</span></li>
<li class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt;">Ngeuyeuk seureuh (opsional,
Jika ngeuyeuk seureuh tidak dilakukan, maka seserahan dilaksanakan sesaat
sebelum akad nikah.) </span></li>
<ul type="circle">
<li class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt;">Dipimpin
pengeuyeuk.</span></li>
<li class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt;">Pengeuyek
mewejang kedua calon pengantin agar meminta ijin dan doa restu kepada
kedua orang tua serta memberikan nasehat melalui lambang-lambang atau
benda yang disediakan berupa parawanten, pangradinan dan sebagainya.</span></li>
<li class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt;">Diiringi
lagu kidung oleh pangeuyeuk</span></li>
<li class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt;">Disawer
beras, agar hidup sejahtera.</span></li>
<li class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt;">dikeprak
dengan sapu lidi disertai nasehat agar memupuk kasih sayang dan giat
bekerja.</span></li>
<li class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt;">Membuka
kain putih penutup pengeuyeuk. Melambangkan rumah tangga yang akan dibina
masih bersih dan belum ternoda.</span></li>
<li class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt;">Membelah
mayang jambe dan buah pinang (oleh calon pengantin pria). Bermakna agar
keduanya saling mengasihi dan dapat menyesuaikan diri.</span></li>
<li class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt;">Menumbukkan
alu ke dalam lumpang sebanyak tiga kali (oleh calon pengantin pria).</span></li>
</ul>
<li class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt;">Membuat lungkun. Dua lembar
sirih bertangkai saling dihadapkan. Digulung menjadi satu memanjang.
Diikat dengan benang kanteh. Diikuti kedua orang tua dan para tamu yang
hadir. Maknanya, agar kelak rejeki yang diperoleh bila berlebihan dapat
dibagikan kepada saudara dan handai taulan.</span></li>
<li class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt;">Berebut uang di bawah tikar sambil
disawer. Melambangkan berlomba mencari rejeki dan disayang keluarga.</span></li>
<li class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt;">Upacara Prosesi Pernikahan </span></li>
<ul type="circle">
<li class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt;">Penjemputan
calon pengantin pria, oleh utusan dari pihak wanita</span></li>
<li class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt;">Ngabageakeun,
ibu calon pengantin wanita menyambut dengan pengalungan bunga melati
kepada calon pengantin pria, kemudian diapit oleh kedua orang tua calon
pengantin wanita untuk masuk menuju pelaminan.</span></li>
<li class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt;">Akad
nikah, petugas KUA, para saksi, pengantin pria sudah berada di tempat
nikah. Kedua orang tua menjemput pengantin wanita dari kamar, lalu didudukkan
di sebelah kiri pengantin pria dan dikerudungi dengan tiung panjang, yang
berarti penyatuan dua insan yang masih murni. Kerudung baru dibuka saat
kedua mempelai akan menandatangani surat nikah.</span></li>
<li class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt;">Sungkeman,</span></li>
<li class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt;">Wejangan,
oleh ayah pengantin wanita atau keluarganya.</span></li>
<li class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt;">Saweran,
kedua pengantin didudukkan di kursi. Sambil penyaweran, pantun sawer
dinyanyikan. Pantun berisi petuah utusan orang tua pengantin wanita.
Kedua pengantin dipayungi payung besar diselingi taburan beras kuning
atau kunyit ke atas payung.</span></li>
<li class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt;">Meuleum
harupat, pengantin wanita menyalakan harupat dengan lilin. Harupat
disiram pengantin wanita dengan kendi air. Lantas harupat dipatahkan
pengantin pria.</span></li>
<li class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span lang="EN-US" style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt;">Nincak
endog, pengantin pria menginjak telur dan elekan sampai pecah. Lantas
kakinya dicuci dengan air bunga dan dilap pengantin wanita.</span></li>
</ul>
</ol>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span lang="EN-US" style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt;"> Buka
pintu. Diawali mengetuk pintu tiga kali. Diadakan tanya jawab dengan pantun
bersahutan dari dalam dan luar pintu rumah. Setelah kalimat syahadat dibacakan,
pintu dibuka. Pengantin masuk menuju pelaminan.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<b><span lang="EN-US" style="color: #00b0f0; font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 14.0pt;"><br /></span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<b><span lang="EN-US" style="color: #00b0f0; font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 14.0pt;"> 4. SISTEM KEKERABATAN</span></b><span style="color: #00b0f0; font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 14.0pt;"></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36pt;">
<span style="color: #00b0f0; font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 14.0pt;"> </span></div>
<span lang="EN-US" style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt;">Sistem
keluarga dalam suku Sunda bersifat parental, garis keturunan ditarik dari pihak
ayah dan ibu bersama. Dalam keluarga Sunda, ayah yang bertindak sebagai kepala
keluarga. Ikatan kekeluargaan yang kuat dan peranan agama Islam yang sangat
mempengaruhi adat istiadat mewarnai seluruh sendi kehidupan suku Sunda.Dalam
suku Sunda dikenal adanya <i>pancakaki</i> yaitu sebagai istilah-istilah untuk
menunjukkan hubungan kekerabatan. Dicontohkannya, pertama, saudara yang
berhubungan langsung, ke bawah, dan vertikal. Yaitu anak, <i>incu</i> (cucu), <i>buyut
(piut), bao, canggahwareng </i>atau<i> janggawareng, udeg-udeg, kaitsiwur</i>
atau <i>gantungsiwur</i>. Kedua, saudara yang berhubungan tidak langsung dan
horizontal seperti anak paman, bibi, atau uwak, anak saudara kakek atau nenek,
anak saudara <i>piut</i>. Ketiga, saudara yang berhubungan tidak langsung dan
langsung serta vertikal seperti keponakan anak kakak, keponakan anak adik, dan
seterusnya. Dalam bahasa Sunda dikenal pula kosa kata <i>sajarah</i> dan <i>sarsilah</i>
(salsilah, silsilah) yang maknanya kurang lebih sama dengan kosa kata sejarah
dan silsilah dalam bahasa Indonesia. Makna <i>sajarah</i> adalah susun
galur/garis keturunan.</span><span lang="EN-US" style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt;"> </span></div>
PANDU PRABOWO WARSODIREJOhttp://www.blogger.com/profile/04756946191836277693noreply@blogger.com8tag:blogger.com,1999:blog-9026893658321059602.post-83560198058753968782012-11-03T16:49:00.001-07:002018-02-18T06:26:25.847-08:00Sunggal WAR INDONESIA <div class="MsoNormal" style="background: none repeat scroll 0% 0% rgb(254, 253, 250); line-height: 13.5pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<a name='more'></a></div>
<div class="MsoNormal" style="background: #FEFDFA; line-height: 13.5pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in;">
</div>
<div class="MsoNormal" style="background: #FEFDFA; line-height: 13.5pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in;">
<span style="color: blue;"><span style="font-size: small;"><b><span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;"><span style="font-size: 10pt;"> </span></span></b><u><b>Perang Sunggal, Perang Terlama diIndonesia</b></u></span></span><br />
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;"><b><span style="font-size: 10pt;"> </span></b></span>'Perang Sunggal' merupakan salah satu peristiwa sejarah dalam perjalanan
bangsa Indonesia menuju kemerdekaannya. Perang ini adalah perjuangan
rakyat Sunggal dalam mempertahankan tanah tumpah darahnya dari
penguasaan tangan penjajahan Belanda. Wilayah Sunggal (Serbanyaman) yang
sangat subur ketika itu ingin dikuasai oleh perusahaan perkebunan
Belanda untuk ditanami tembakau. Penguasaan itu tanpa seizin raja dan
rakyat Sunggal sehingga timbullah peperangan. Perang ini merupakan salah
satu perang yang terbesar sehingga pemerintah Hindia Belanda harus
mengeluarkan 'Medali Khusus' untuk menghargai para pemimpin perang ini
dari pihak mereka. Hal itu diketahui dari catatan yang terdapat di
Museum KNIL, Bronbeek (Belanda.</div>
<span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;"><b><span style="font-size: 10pt;"> </span></b></span><br />
<span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;"><b><span style="font-size: 10pt;">Pemicu Perang</span></b></span><br />
</div>
<div class="MsoNormal" style="background: #FEFDFA; line-height: 13.5pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in;">
</div>
<div class="MsoNormal" style="background: rgb(254, 253, 250) none repeat scroll 0% 0%; line-height: 13.5pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-size: 10pt;"><span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;">Ada dua tokoh pejuang yang terlibat secara langsung dalam 'Perang Sunggal'
ini.<span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;"> </span>Keduanya berusaha mempertahankan Sunggal (Serbanyaman), tanah airnya, dari<span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;"> </span>penjajahan Belanda. Kedua tokoh itu ialah<span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;"> </span>Datuk Badiuzzaman Johan Sri
Indera Surbakti dan Datuk Alang Muhammad Bahar Johan Sri Indera Surbakti. Datuk Badiuzzaman Surbakti merupakan keturunan ke-7 dari Sesser Surbakti yang<span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;"> </span>asal-usulnya<span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;"> </span>adalah dari Telun Kulu, Tanah Karo. Sedangkan Datuk Alang
Muhammad<span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;"> </span>adalah adik Datuk Badiuzzaman.<span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;"> </span>Keturunan pemerintah Sunggal bermula dari
Sesser<span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;"> </span>Surbakti yang mempunyai putera bernama Si Gajah.<span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;"> </span>Sesser Surbakti mendirikan<span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;"> </span>Kampung Sumbuwaiken di kaki Gunung Sibayak. Si Gajah mempunyai putera<span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;"> </span>yang<span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;"> </span>bernama Adir Surbakti. Mereka bertempat tinggal di daerah Pancurbatu dan</span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: rgb(254, 253, 250) none repeat scroll 0% 0%; line-height: 13.5pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-size: 10pt;"><span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;">kemudian memeluk agama Islam. Selanjutnya putera Adir Surbakti yang bernama</span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: rgb(254, 253, 250) none repeat scroll 0% 0%; line-height: 13.5pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-size: 10pt;"><span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;">Datuk Hitam Surbakti menjadi Raja Sunggal pada 1632 dan seorang anak
perempuan</span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: rgb(254, 253, 250) none repeat scroll 0% 0%; line-height: 13.5pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-size: 10pt;"><span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;">yang bernama Nang Baluan kawin dengan Gocah Pahlawan, yang merupakan
asal-usul</span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: rgb(254, 253, 250) none repeat scroll 0% 0%; line-height: 13.5pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-size: 10pt;"><span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;">keturunan raja-raja Deli dan raja-raja Serdang. Datuk Hitam Surbakti
mempunyai</span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: rgb(254, 253, 250) none repeat scroll 0% 0%; line-height: 13.5pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-size: 10pt;"><span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;">dua orang anak yang laki-laki bernama Datuk Undan Surbakti dan yang
perempuan</span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: rgb(254, 253, 250) none repeat scroll 0% 0%; line-height: 13.5pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-size: 10pt;"><span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;">bernama Dayan Sermaidi yang kawin dengan Panglima Mangendar Alam, salah
seorang</span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: rgb(254, 253, 250) none repeat scroll 0% 0%; line-height: 13.5pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-size: 10pt;"><span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;">keturunan Sultan Deli.</span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: rgb(254, 253, 250) none repeat scroll 0% 0%; line-height: 13.5pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
</div>
<div class="MsoNormal" style="background: rgb(254, 253, 250) none repeat scroll 0% 0%; line-height: 13.5pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-size: 10pt;"><span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;">Datuk Undan Surbakti berputerakan Datuk Amar Laut Surbakti yang pada masa</span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: rgb(254, 253, 250) none repeat scroll 0% 0%; line-height: 13.5pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-size: 10pt;"><span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;">pemerintahannya melepaskan diri dari ikatan dengan Deli, mengeluarkan</span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: rgb(254, 253, 250) none repeat scroll 0% 0%; line-height: 13.5pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-size: 10pt;"><span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;">cap/stempel dan bendera sendiri, dan meresmikan Sunggal merdeka serta</span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: rgb(254, 253, 250) none repeat scroll 0% 0%; line-height: 13.5pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-size: 10pt;"><span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;">berpemerintahan sendiri. Datuk Amar Surbakti mempunyai tiga orang anak
lelaki</span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: rgb(254, 253, 250) none repeat scroll 0% 0%; line-height: 13.5pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-size: 10pt;"><span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;">yaitu Datuk Ahmad (Abdul Hamid) Surbakti, Datuk Jalil Surbakti, dan Datuk
Kecil</span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: rgb(254, 253, 250) none repeat scroll 0% 0%; line-height: 13.5pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-size: 10pt;"><span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;">(Mahini) Surbakti. Datuk Ahmad Surbakti inilah yang mengganti nama Sunggal</span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: rgb(254, 253, 250) none repeat scroll 0% 0%; line-height: 13.5pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-size: 10pt;"><span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;">menjadi Serbanyaman. Putera Datuk Ahmad Surbakti ada tiga orang yaitu Datuk</span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: rgb(254, 253, 250) none repeat scroll 0% 0%; line-height: 13.5pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-size: 10pt;"><span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;">Badiuzzaman Surbakti, Datuk Alang Muhammad Bahar Surbakti, dan Datuk Haji</span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: rgb(254, 253, 250) none repeat scroll 0% 0%; line-height: 13.5pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-size: 10pt;"><span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;">Surbakti. Pada masa pemerintahan mereka ini di Serbanyamanlah terjadinya</span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: rgb(254, 253, 250) none repeat scroll 0% 0%; line-height: 13.5pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-size: 10pt;"><span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;">'Perang Sunggal' tersebut.</span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: rgb(254, 253, 250) none repeat scroll 0% 0%; line-height: 13.5pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
</div>
<div class="MsoNormal" style="background: rgb(254, 253, 250) none repeat scroll 0% 0%; line-height: 13.5pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-size: 10pt;"><span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;">Pemicu terjadinya 'Perang Sunggal' ini adalah masalah tanah. Pada 1870
Sultan</span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: rgb(254, 253, 250) none repeat scroll 0% 0%; line-height: 13.5pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-size: 10pt;"><span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;">Mahmud Perkasa Alam (Sultan Deli) memberikan tanah yang subur di wilayah</span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: rgb(254, 253, 250) none repeat scroll 0% 0%; line-height: 13.5pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-size: 10pt;"><span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;">Sunggal untuk dijadikan konsensi perkebunan perusahaan Belanda yang bernama
De</span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: rgb(254, 253, 250) none repeat scroll 0% 0%; line-height: 13.5pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-size: 10pt;"><span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;">Rotterdam dan Deli Maschapij. Pemberian tanah ini tanpa melalui perundingan</span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: rgb(254, 253, 250) none repeat scroll 0% 0%; line-height: 13.5pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-size: 10pt;"><span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;">dengan penguasa serta rakyat wilayah Sunggal sehingga timbullah perlawanan</span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: rgb(254, 253, 250) none repeat scroll 0% 0%; line-height: 13.5pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-size: 10pt;"><span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;">bersenjata. Pada 1872 Datuk Badiuzzaman Surbakti dan adiknya Datuk Alang</span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: rgb(254, 253, 250) none repeat scroll 0% 0%; line-height: 13.5pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-size: 10pt;"><span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;">Muhammad Bahar Surbakti dengan didukung rakyat Serbanyaman (Sunggal) dan
suku</span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: rgb(254, 253, 250) none repeat scroll 0% 0%; line-height: 13.5pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-size: 10pt;"><span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;">Karo lainnya mulai mengadakan perlawanan dengan mengangkat senjata terhadap</span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: rgb(254, 253, 250) none repeat scroll 0% 0%; line-height: 13.5pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-size: 10pt;"><span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;">Belanda. Ketika itu, Belanda didukung oleh Sultan Mahmud Perkasa Alam.</span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: rgb(254, 253, 250) none repeat scroll 0% 0%; line-height: 13.5pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-size: 10pt;"><span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;">Perlawanan rakyat Serbanyaman (Sunggal) dilakukan rakyat dengan bergerilya</span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: rgb(254, 253, 250) none repeat scroll 0% 0%; line-height: 13.5pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-size: 10pt;"><span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;">sambil membakar bangsal-bangsal tembakau di atas tanah rakyat yang dikuasai</span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: rgb(254, 253, 250) none repeat scroll 0% 0%; line-height: 13.5pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify;">
<span style="font-size: 10pt;"><span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;">oleh Belanda. Perang ini berlangsung sampai dengan 1895.</span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: #FEFDFA; line-height: 13.5pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in;">
</div>
<div class="MsoNormal" style="background: #FEFDFA; line-height: 13.5pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in;">
<span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;"><b><span style="font-size: 10pt;">Datuk Badiuzzaman Surbakti sebagai Pahlawan Nasional</span></b><span style="font-size: 10pt;"></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: #FEFDFA; line-height: 13.5pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in;">
</div>
<div class="MsoNormal" style="background: #FEFDFA; line-height: 13.5pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in;">
<span style="font-size: 10pt;"><span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;">'Perang Sungal' ialah salah satu perang yang bertujuan untuk memperjuangkan</span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: #FEFDFA; line-height: 13.5pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in;">
<span style="font-size: 10pt;"><span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;">tanah air Indonesia agar merdeka dari tangan penjajahan Belanda.
"Perang</span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: #FEFDFA; line-height: 13.5pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in;">
<span style="font-size: 10pt;"><span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;">Sunggal" ini berlangsung cukup lama yaitu lebih kurang selama 23
tahun, dari</span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: #FEFDFA; line-height: 13.5pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in;">
<span style="font-size: 10pt;"><span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;">1872 sampai dengan 1895. Apabila dibandingkan perang yang dilakukan oleh
para</span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: #FEFDFA; line-height: 13.5pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in;">
<span style="font-size: 10pt;"><span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;">pahlawan kita di penjuru tanah air pada masa penjajahan Belanda, tampaklah</span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: #FEFDFA; line-height: 13.5pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in;">
<span style="font-size: 10pt;"><span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;">bahwa perang yang dilakukan oleh rakyat Sunggal di bawah pimpinan Datuk</span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: #FEFDFA; line-height: 13.5pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in;">
<span style="font-size: 10pt;"><span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;">Badiuzzaman Surbakti ini memakan waktu yang cukup lama dan berkepanjangan.
Hal</span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: #FEFDFA; line-height: 13.5pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in;">
<span style="font-size: 10pt;"><span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;">itu bisa dibandingkan dengan beberapa perang lainnya menentang penjajahan</span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: #FEFDFA; line-height: 13.5pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in;">
<span style="font-size: 10pt;"><span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;">Belanda di Nusantara dulunya seperti perlawanan Sultan Agung di Mataram
(1628)</span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: #FEFDFA; line-height: 13.5pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in;">
<span style="font-size: 10pt;"><span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;">Iskandar Muda di Aceh (1635), Ageng Tirta Yasa di Banten (1650), Hasanuddin
di</span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: #FEFDFA; line-height: 13.5pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in;">
<span style="font-size: 10pt;"><span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;">Makasar (1653), Pattimura di Maluku (1817), Badaruddin di Palembang (1817),</span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: #FEFDFA; line-height: 13.5pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in;">
<span style="font-size: 10pt;"><span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;">Imam Bonjol di Minangkabau (1824-1837), Pangeran Diponegoro di Jawa</span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: #FEFDFA; line-height: 13.5pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in;">
<span style="font-size: 10pt;"><span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;">(1825-1830), Jelantik di Bali(1850), Pangeran Antasari di Kalimantan
(1860),</span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: #FEFDFA; line-height: 13.5pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in;">
<span style="font-size: 10pt;"><span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;">Teuku Umar (1878-1899) di Aceh, Anak Agung Made di Lombok (1895),</span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: #FEFDFA; line-height: 13.5pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in;">
<span style="font-size: 10pt;"><span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;">Sisingamangaraja XII di Sumatera Utara (1900), dan Cut Nyak Din di Aceh</span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: #FEFDFA; line-height: 13.5pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in;">
<span style="font-size: 10pt;"><span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;">(1902-1904).</span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: #FEFDFA; line-height: 13.5pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in;">
</div>
<div class="MsoNormal" style="background: #FEFDFA; line-height: 13.5pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in;">
<span style="font-size: 10pt;"><span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;">"Perang Sunggal" yang bermula pada 15 Mei 1872 di bawah pimpinan
Datuk</span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: #FEFDFA; line-height: 13.5pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in;">
<span style="font-size: 10pt;"><span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;">Badiuzzaman Surbakti ini merupakan perang terhadap penjajahan Belanda yang</span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: #FEFDFA; line-height: 13.5pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in;">
<span style="font-size: 10pt;"><span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;">menunjukkan adanya nilai-nilai patriotisme, nasionalisme, dan rasa cinta
tanah</span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: #FEFDFA; line-height: 13.5pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in;">
<span style="font-size: 10pt;"><span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;">air yang sangat besar. Oleh karena itulah, Datuk Badiuzzaman Surbakti ini</span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: #FEFDFA; line-height: 13.5pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in;">
<span style="font-size: 10pt;"><span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;">sangat pantas kiranya diangkat menjadi 'Pahlawan Nasional' karena beberapa</span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: #FEFDFA; line-height: 13.5pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in;">
<span style="font-size: 10pt;"><span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;">pertimbangan tertentu seperti berikut ini.</span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: #FEFDFA; line-height: 13.5pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in;">
</div>
<div class="MsoNormal" style="background: #FEFDFA; line-height: 13.5pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in;">
<span style="font-size: 10pt;"><span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;">Pertama, Datuk Badiuzzaman Surbakti telah bangkit menentang penjajahan
Belanda</span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: #FEFDFA; line-height: 13.5pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in;">
<span style="font-size: 10pt;"><span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;">dengan mengangkat senjata untuk berperang. Dalam hal ini, beliau dibantu
oleh</span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: #FEFDFA; line-height: 13.5pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in;">
<span style="font-size: 10pt;"><span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;">adiknya Datuk Alang Muhammad Bahar Surbakti bersama paman-pamannya Datuk
Abdul</span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: #FEFDFA; line-height: 13.5pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in;">
<span style="font-size: 10pt;"><span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;">Jalil, Datuk Muhammad Dini, serta Datuk Sulung Barat dengan didukung oleh</span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: #FEFDFA; line-height: 13.5pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in;">
<span style="font-size: 10pt;"><span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;">rakyat Sunggal dan masyarakat Karo lainnya. Perang ini cukup menyusahkan</span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: #FEFDFA; line-height: 13.5pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in;">
<span style="font-size: 10pt;"><span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;">Belanda karena banyaknya kerugian akibat bangsal tembakau milik perusahaan</span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: #FEFDFA; line-height: 13.5pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in;">
<span style="font-size: 10pt;"><span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;">Belanda yang dibakar masyarakat.</span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: #FEFDFA; line-height: 13.5pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in;">
</div>
<div class="MsoNormal" style="background: #FEFDFA; line-height: 13.5pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in;">
<span style="font-size: 10pt;"><span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;">Kedua, Datuk Badiuzzaman Surbakti telah berjuang menentang penjajahan
Belanda</span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: #FEFDFA; line-height: 13.5pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in;">
<span style="font-size: 10pt;"><span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;">dalam waktu yang cukup lama, lebih kurang 32 tahun, tanpa kenal lelah.</span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: #FEFDFA; line-height: 13.5pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in;">
<span style="font-size: 10pt;"><span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;">Perjuangannya ini 'murni dan tanpa pamrih' untuk mengusir penjajahan
Belanda.</span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: #FEFDFA; line-height: 13.5pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in;">
<span style="font-size: 10pt;"><span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;">Kurun waktu perjuangan yang panjang seperti ini hampir boleh dikatakan
tidak</span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: #FEFDFA; line-height: 13.5pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in;">
<span style="font-size: 10pt;"><span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;">ada yang menyaingi dalam sejarah perjuangan bangsa Indonesia menentang</span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: #FEFDFA; line-height: 13.5pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in;">
<span style="font-size: 10pt;"><span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;">penjajahan. Perjuangan seperti ini pasti sangat melelahkan dan menimbulkan</span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: #FEFDFA; line-height: 13.5pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in;">
<span style="font-size: 10pt;"><span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;">korban jiwa dan harta yang 'tidak terhitung lagi jumlahnya'.</span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: #FEFDFA; line-height: 13.5pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in;">
</div>
<div class="MsoNormal" style="background: #FEFDFA; line-height: 13.5pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in;">
<span style="font-size: 10pt;"><span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;">Ketiga, Datuk Badiuzzaman Surbakti dengan rakyatnya mati-matian
mempertahankan</span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: #FEFDFA; line-height: 13.5pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in;">
<span style="font-size: 10pt;"><span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;">tanah tumpah darahnya. Saat itu, penjajah Belanda mau menguasai tanah yang
ada</span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: #FEFDFA; line-height: 13.5pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in;">
<span style="font-size: 10pt;"><span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;">di daerah Sunggal untuk dijadikan perkebunan tembakau. Padahal dalam</span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: #FEFDFA; line-height: 13.5pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in;">
<span style="font-size: 10pt;"><span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;">Konfederasi Deli sudah diatur bahwa empat suku di Deli berkuasa di
daerahnya</span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: #FEFDFA; line-height: 13.5pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in;">
<span style="font-size: 10pt;"><span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;">masing-masing. Jadi, perang ini bersifat mempertahankan kepentingan wilayah
dan</span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: #FEFDFA; line-height: 13.5pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in;">
<span style="font-size: 10pt;"><span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;">tanah rakyat yang dirampas perkebunan Belanda. Perang ini bukanlah perang</span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: #FEFDFA; line-height: 13.5pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in;">
<span style="font-size: 10pt;"><span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;">agama, tetapi perang yang sifatnya nasionalis.</span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: #FEFDFA; line-height: 13.5pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in;">
</div>
<div class="MsoNormal" style="background: #FEFDFA; line-height: 13.5pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in;">
<span style="font-size: 10pt;"><span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;">Keempat, Datuk Badiuzzaman Surbakti mempunyai sikap nonkompromi (tidak mau</span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: #FEFDFA; line-height: 13.5pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in;">
<span style="font-size: 10pt;"><span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;">bekerjasama) dengan penjajahan Belanda. Sikap seperti ini, yang sangat terpuji,</span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: #FEFDFA; line-height: 13.5pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in;">
<span style="font-size: 10pt;"><span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;">telah diperlihatkan beliau dalam perjuangan yang tanpa mengenal lelah
selama 32</span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: #FEFDFA; line-height: 13.5pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in;">
<span style="font-size: 10pt;"><span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;">tahun itu sampai beliau dibuang seumur hidup ke Cianjur. Sikap seperti ini</span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: #FEFDFA; line-height: 13.5pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in;">
<span style="font-size: 10pt;"><span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;">pulalah yang telah dijadikan contoh teladan oleh adik, paman-paman, dan</span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: #FEFDFA; line-height: 13.5pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in;">
<span style="font-size: 10pt;"><span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;">rakyatnya di Sunggal di dalam menentang penjajahan Belanda. Akibatnya,
mereka</span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: #FEFDFA; line-height: 13.5pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in;">
<span style="font-size: 10pt;"><span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;">pun ditangkap dan dihukum buang seumur hidup.</span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: #FEFDFA; line-height: 13.5pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in;">
</div>
<div class="MsoNormal" style="background: #FEFDFA; line-height: 13.5pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in;">
<span style="font-size: 10pt;"><span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;">Kelima, Datuk Badiuzzaman Surbakti berhasil menghimpun kekuatan untuk
menentang</span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: #FEFDFA; line-height: 13.5pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in;">
<span style="font-size: 10pt;"><span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;">penjajahan Belanda dengan dibantu oleh para pejuang dari berbagai macam
etnik</span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: #FEFDFA; line-height: 13.5pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in;">
<span style="font-size: 10pt;"><span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;">seperti dari Karo, Melayu, Gayo, Aceh, dan Jawa eks tentara Belanda. Jadi,</span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: #FEFDFA; line-height: 13.5pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in;">
<span style="font-size: 10pt;"><span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;">perang ini tidak lagi mempunyai kepentingan pribadi, tetapi yang muncul
adalah</span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: #FEFDFA; line-height: 13.5pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in;">
<span style="font-size: 10pt;"><span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;">kepentingan bersama. Artinya, 'Perang Sunggal' ini menjadi perang rakyat</span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: #FEFDFA; line-height: 13.5pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in;">
<span style="font-size: 10pt;"><span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;">semesta. Penghimpunan kekuatan seperti ini menunjukkan adanya rasa
kesatuan,</span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: #FEFDFA; line-height: 13.5pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in;">
<span style="font-size: 10pt;"><span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;">persatuan, dan nasionalisme yang mendalam.</span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: #FEFDFA; line-height: 13.5pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in;">
</div>
<div class="MsoNormal" style="background: #FEFDFA; line-height: 13.5pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in;">
<span style="font-size: 10pt;"><span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;">Perang ini mempunyai dua nama yaitu 'Perang Sunggal' dan 'Perang Batak'.</span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: #FEFDFA; line-height: 13.5pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in;">
<span style="font-size: 10pt;"><span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;">Penamaan 'Perang Sunggal' muncul karena perang ini terjadi di daerah
Sunggal,</span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: #FEFDFA; line-height: 13.5pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in;">
<span style="font-size: 10pt;"><span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;">tempat tinggal masyarakat Melayu dan masyarakat Karo ketika itu. Perang ini</span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: #FEFDFA; line-height: 13.5pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in;">
<span style="font-size: 10pt;"><span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;">disebut Belanda juga dengan 'Perang Batak' atau Batak Oorlog karena medan</span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: #FEFDFA; line-height: 13.5pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in;">
<span style="font-size: 10pt;"><span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;">pertempurannya kebanyakan berada di pegunungan yang didiami oleh masyarakat</span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: #FEFDFA; line-height: 13.5pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in;">
<span style="font-size: 10pt;"><span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;">Batak-Karo. Penamaan ini mirip dengan 'Perang Diponegoro' yang berlangsung
di</span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: #FEFDFA; line-height: 13.5pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in;">
<span style="font-size: 10pt;"><span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;">Jawa karena pemimpin perangnya ialah Pangeran Diponegoro. Perang ini
disebut</span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: #FEFDFA; line-height: 13.5pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in;">
<span style="font-size: 10pt;"><span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;">juga oleh Belanda dengan 'Perang Jawa' atau Jawa Oorlog karena berlangsung
di</span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: #FEFDFA; line-height: 13.5pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in;">
<span style="font-size: 10pt;"><span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;">Jawa. Persamaannya kedua perang ini sama-sama menentang penjajahan Belanda.</span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: #FEFDFA; line-height: 13.5pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in;">
<span style="font-size: 10pt;"><span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;">Sedangkan perbedaannya adalah: 1) Pangeran Diponegoro telah diangkat
sebagai</span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: #FEFDFA; line-height: 13.5pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in;">
<span style="font-size: 10pt;"><span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;">'Pahlawan Nasional' sedangkan Datuk Badiuzzaman Surbakti sampai
sekarang belum;</span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: #FEFDFA; line-height: 13.5pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in;">
<span style="font-size: 10pt;"><span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;">dan 2) Pangeran Diponegoro telah berperang melawan penjajah Belanda selama</span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: #FEFDFA; line-height: 13.5pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in;">
<span style="font-size: 10pt;"><span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;">lebih kurang lima tahun sedangkan Datuk Badiuzzaman Surbakti telah
berperang</span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: #FEFDFA; line-height: 13.5pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in;">
<span style="font-size: 10pt;"><span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;">melawan penjajah Belanda selama lebih kurang 32 tahun.</span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: #FEFDFA; line-height: 13.5pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in;">
</div>
<div class="MsoNormal" style="background: #FEFDFA; line-height: 13.5pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in;">
<span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;"><b><span style="font-size: 10pt;">Penutup</span></b><span style="font-size: 10pt;"></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: #FEFDFA; line-height: 13.5pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in;">
</div>
<div class="MsoNormal" style="background: #FEFDFA; line-height: 13.5pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in;">
<span style="font-size: 10pt;"><span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;">Kelima butir pertimbangan yang dapat ditarik dari perjuangan Datuk
Badiuzzaman</span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: #FEFDFA; line-height: 13.5pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in;">
<span style="font-size: 10pt;"><span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;">Surbakti di atas menunjukkan kepada kita bahwa beliau adalah seorang
pejuang</span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: #FEFDFA; line-height: 13.5pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in;">
<span style="font-size: 10pt;"><span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;">kemerdekaan yang gigih, ulet, dan pantang menyerah. Untuk itu, beliau
pantas</span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: #FEFDFA; line-height: 13.5pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in;">
<span style="font-size: 10pt;"><span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;">menjadi contoh teladan dan dapat pula dijadikan sebagai panutan dalam</span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: #FEFDFA; line-height: 13.5pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in;">
<span style="font-size: 10pt;"><span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;">menjunjung tinggi rasa cinta tanah air. Dengan begitu, beliau sekarang
bukan</span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: #FEFDFA; line-height: 13.5pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in;">
<span style="font-size: 10pt;"><span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;">hanya milik masyarakat Melayu di Sumatera Timur, tetapi sudah menjadi milik</span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: #FEFDFA; line-height: 13.5pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in;">
<span style="font-size: 10pt;"><span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;">nasional, milik bangsa Indonesia. Oleh karena itu menurut pengamatan kami,</span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: #FEFDFA; line-height: 13.5pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in;">
<span style="font-size: 10pt;"><span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;">sudah sepantasnyalah Datuk Badiuzzaman Surbakti ini dapat kita perjuangan</span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: #FEFDFA; line-height: 13.5pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in;">
<span style="font-size: 10pt;"><span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;">bersama-sama ke pemerintah Republik Indonesia untuk dapat kiranya diangkat</span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background: #FEFDFA; line-height: 13.5pt; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in;">
<span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;"><span style="font-size: 10pt;">menjadi salah seorang 'Pahlawan Nasional'</span><span lang="EN-US" style="font-size: 10pt;">.</span></span></div>
<span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;">
atuk Badiuzzaman Surba kti telah berperang</span>
<span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;">melawan penjajah Belanda selama lebih kurang 32 tahun.</span>PANDU PRABOWO WARSODIREJOhttp://www.blogger.com/profile/04756946191836277693noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-9026893658321059602.post-24630079426971868262012-11-03T16:48:00.002-07:002017-03-03T06:31:20.571-08:00BAHAL Temple<h3 class="post-title entry-title" itemprop="name">
<a href="http://doraulidansejarah.blogspot.com/2012/11/candi-bahal-di-sumatera.html">Candi Bahal di Sumatera</a>
</h3>
<div class="post-header">
</div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="line-height: 21px;"><span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;">Candi
di Pulau Sumatra tidak sebanyak yang terdapat di Pulau Jawa. Kebanyakan
candi di Sumatra terletak di lokasi yang cukup jauh dari kota, sehingga
tidak banyak wisatawan yang berkunjung ke sana. Sebagian besar candi di
Sumatra, yang telah diketahui keberadaannya, berada di provinsi Sumatra
Utara, khususnya di Kabupaten Mandailing Natal dan Tapanuli Selatan.
Sangat sedikit informasi yang diketahui tentang keberadaan candi-candi
tersebut. Di samping itu, umumnya lokasi candi cukup jauh dari kota,
sehingga tidak banyak orang yang mengetahui keberadaannya atau
berkunjung ke sana. </span></span><span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif; line-height: 21px;">Di Simangambat dekat Siabu, Sumatra Utara, misalnya, terdapat reruntuhan c</span><span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif; line-height: 21px;">andi
Syiwa.</span><br />
<a name='more'></a><span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif; line-height: 21px;"> Diduga candi tersebut dibangun pada abad ke-8. Untuk mengetahui
lebih banyak mengenai reruntuhan candi ini masih perlu dilakukan
penelitian dan penggalian. </span><span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif; line-height: 21px;">Kawasan
lain di Sumatra Utara yang dikenal mempunyai banyak candi ialah kawasan
Padang Lawas, yang mencakup Kecamatan Sipirok, Sibuhuan, Sosopan, Sosa,
dan Padang Bolak. Di kawasan ini terdapat belasan reruntuhan candi
Hindu yang kesemuanya terletak tidak jauh dari sungai. Sebagian besar
terdapat di Kecamatan Padang Bolak. Tidak banyak yang diketahui tentang
reruntuhan candi tersebut. Diduga candi-candi tersebut dibangun pada
masa pemerintahan Kerajaan Panei pada abad ke-11 M. </span><span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif; line-height: 21px;">Di
antara candi-candi di kawasan Padang Lawas, yang paling dikenal adalah
Candi Bahal yang terletak di Desa Bahal. Candi ini telah diketahui
keberadaannya sejak zaman Belanda. Pemerintah Belanda menamakannya Candi
Portibi (kata portibi dalam bahasa Batak berarti dalam dunia ini). Di
kompleks Candi Bahal terdapat tiga bangunan candi yang telah direnovasi,
yaitu Candi Bahal I, Bahal II dan Bahal III. Ketiga candi tersebut
terletak pada satu garis lurus. Walaupun telah mengalami pemugaran,
banyak bagian candi yang sudah tidak ditemukan lagi sehingga harus
diganti dengan batu bata. Candi lain di kawasan ini, yang sudah
mengalami pemugaran adalah Candi Sipamutung. Candi ini merupakan
kompleks percandian yang cukup besar dan terdiri dari beberapa
bangunan, namun hampir tidak ada informasi tertulis yang bisa didapat
tentang candi ini. </span><span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif; line-height: 21px;">Di Kabupaten Muaro Jambi, Provinsi Jambi, juga terdapat beberapa candi, di antaranya</span><span style="border: 0px; font-family: "georgia" , "times new roman" , serif; line-height: 21px; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"> adalah
Candi Astano, Candi Tinggi dan Candi Gumpung, Candi Kembar baru, Candi
Gedong, Candi Kedaton, dan Candi Kota Mahligai. Bentuk bangunan candi
dan sisa artikel bersejarah yang dijumpai Muaro Jambi menunjukkan bahwa
bangunan ini berlatar belakang Hinduisme dan diperkirakan dibangun
pada abat ke-4 sampai dengan ke-5 M. </span><span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif; line-height: 21px;">Candi
yang cukup besar dan terkenal di Sumatra adalah Candi Muara Takus yang
terletak di Provinsi Riau, tepatnya di Desa Muara Takus, Kecamatan
Tigabelas Koto, Kabupaten Kampar. Di dekat hulunya, Sungai Kampar
bercabang dua menjadi Sungai Kampar Kanan dan Kampar Kiri. Di pinggir
Sungai Kampar Kanan inilah letak Desa Muara Takus. Bangunan candi Muara
Takus sebagian besar dibuat dari batu bata merah. Berbeda dengan
reruntuhan candi lain yang ditemukan di Sumatra Utara, Candi Muara Takus
merupakan candi Buddha. Keberadaan candi diduga mempunyai kaitan erat
dengan Kerajaan Sriwijaya dan juga dapat dijadikan petunjuk bahwa Muara
Takus pernah berfungsi sebagai pelabuhan kapal. Hal itu dimungkinkan
mengingat orang Sriwijaya adalah pelaut-pelaut yang tangguh yang mampu
melayari Sungai Kampar sampai jauh ke arah hulu. Berdasarkan catatan
I-Ching, ada yang memperkirakan daerah Muara Takus merupakan Ibukota
Kerajaan Sriwijaya atau paling tidak sebagai kota pelabuhan yang pernah
jadi salah satu pusat belajar agama Buddha, tempat menimba ilmu para
musafir dari Cina, India, dan negara-negara lainnya.</span></div>
<div class="entry clear-block" style="background-color: white; border: 0px; clear: left; margin: 10px 0px 0px; overflow: hidden; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<div style="background-color: transparent; border: 0px; line-height: 21px; margin-bottom: 1em; margin-top: 1em; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<div style="text-align: justify;">
<span style="background-color: transparent; border: 0px; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif; font-size: medium;"><span style="background-color: transparent; border: 0px; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><span style="background-color: transparent; border: 0px; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">C</span></span><span style="background-color: transparent; border: 0px; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><span style="background-color: transparent; border: 0px; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">andi </span><span style="background-color: transparent; border: 0px; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">B</span><span style="background-color: transparent; border: 0px; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">ahal</span></span></span></span></div>
</div>
<table border="0" cellpadding="0" style="background-color: transparent; border-collapse: collapse; border-spacing: 0px; border: 0px; margin: 0.5em 0px 1em; padding: 0px; text-align: left; vertical-align: baseline;"><tbody style="background-color: transparent; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border: 0px; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<tr style="background-color: transparent; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border: 0px; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><td style="background-color: #eeeeee; border-right-color: rgb(255, 255, 255); border-right-style: solid; border-width: 0px 1px 0px 0px; margin: 0px; padding: 0.4em 0.8em; vertical-align: baseline;" width="100%"><span style="background-color: transparent; border: 0px; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;">–<a href="http://candi.pnri.go.id/sumatra/bahal/bahal19.htm" style="background-color: transparent; border: 0px; margin: 0px; outline: none; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><img alt="" border="0" src="http://candi.pnri.go.id/sumatra/bahal/thumbnail/bahal1/Bahal%20019.JPG" height="163" style="background-color: transparent; border: none; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;" width="216" /></a> </span></span></td></tr>
</tbody></table>
<div style="background-color: transparent; border: 0px; line-height: 21px; margin-bottom: 1em; margin-top: 1em; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
<span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;"><span style="background-color: transparent; border: 0px; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Candi
Bahal berlokasi di Desa Bahal, Kecamatan Padang Bolak, Kabupaten
Tapanuli Selatan, Sumatera Utara, yaitu sekitar 3 jam perjalanan dari
Padangsidempuan. Candi ini </span>merupakan kompleks candi (dalam
istilah setempat disebut biaro) yang terluas di provinsi Sumatra Utara,
karena arealnya melingkupi kompleks Candi Bahal I, Bahal II dan Bahal
III. </span><span style="background-color: transparent; border: 0px; font-family: "georgia" , "times new roman" , serif; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Candi
Bahal hanya merupakan bagian dari candi-candi Padanglawas yang berarti
candi-candi yang terletak di padang luas yang mencakup, di antaranya: C</span><span style="background-color: transparent; font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;">andi
Pulo, Candi Barumun, Candi Singkilon, Candi Sipamutung, Candi Aloban,
Candi Rondaman Dolok, Candi Bara, Candi Magaledang, Candi Sitopayan dan
Candi Nagasaribu. </span><span style="background-color: transparent; border: 0px; font-family: "georgia" , "times new roman" , serif; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"> Kemungkinan,
persawahan dan perkampungan di sekitar candi-candi tersebut tadinya
merupakan padang yang sangat luas. Dari sekian banyak candi Padanglawas
hanya Candi Bahal yang sudah selesai direnovasi, Candi Sipamutung dan
candi Pulo sedang dalam proses renovasi, sedangkan candi lainnya masih
berupa reruntuhannya. </span><span style="background-color: transparent; font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;">Tidak
diketahui apakah Candi Bahal merupakan candi Hindu atau Candi Buddha.
Menilik atap Candi Bahal I yang mirip dengan bentuk atap Candi Mahligai
di Muara Takus (Riau) diduga Candi Bahal merupakan Candi Buddha. Akan
tetapi, melihat arca-arca batu yang ditemukan di tempat tersebut,
seperti arca kepala makara, arca Ganesha, raksasa, dsb., diperkirakan
Candi ini merupakan candi Hindu atau Buddha Tantrayana. Fungsi candi
Bahal pada masa lalu juga belum diketahui dengan pasti, walaupun
penduduk di sekitar menyebutnya “biaro” yang berarti biara. </span><span style="background-color: transparent; font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;">Kompleks
Candi Bahal terdiri dari tiga buah candi, yang masing-masing terpisah
dengan jarak sekitar 500 meter. Beberapa kilometer dari candi ini ada
pula kompleks candi lain, yaitu kompleks Candi Pulo atau Barumun yang
tengah dipugar. </span><span style="background-color: transparent; border: 0px; font-family: "georgia" , "times new roman" , serif; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">Candi Bahal seringkali disebut juga sebagai Candi Portibi, sesuai dengan sebutan untuk daerah tempat candi itu berada. </span><span style="background-color: transparent; font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;">D</span><span style="background-color: transparent; border: 0px; font-family: "georgia" , "times new roman" , serif; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">alam
beberapa hal, terdapat kesamaan di antara Candi Bahal I, II maupun
III. Seluruh bangunan di ketiga kompleks candi dibuat dari bata merah,
kecuali arca-arcanya yang terbuat dari batu keras. Masing-masing
kompleks candi dikelilingi oleh pagar setinggi dan setebal sekitar 1 m
yang juga terbuat dari susunan bata merah. Di sisi timur terdapat
gerbang yang menjorok keluar dan di kanan-kirinya diapit oleh dinding
setinggi sekitar 60 cm. Di setiap kompleks candi terdapat bangunan
utama yang terletak di tengah halaman dengan pintu masuk tepat menghadap
ke gerbang.</span></div>
</div>
PANDU PRABOWO WARSODIREJOhttp://www.blogger.com/profile/04756946191836277693noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-9026893658321059602.post-19241408037233532152012-11-03T16:47:00.002-07:002017-03-03T06:46:17.902-08:00MUARA TAKUS Temple<h3 class="post-title entry-title" itemprop="name">
<a href="http://doraulidansejarah.blogspot.com/2012/11/candi-muara-takus-di-sumatera.html">Candi Muara Takus di Sumatera</a>
</h3>
<div class="post-header">
</div>
<br />
<table align="left" border="0" cellpadding="5" cellspacing="0" id="AutoNumber1" style="background-color: white; border-collapse: collapse; border-spacing: 0px; border: 0px; font-family: 'Myriad Pro', 'Trebuchet MS', Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 13px; margin: 0.5em 0px 1em; padding: 0px; text-align: start; vertical-align: baseline;"><tbody style="background-color: transparent; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border: 0px; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<tr style="background-color: transparent; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border: 0px; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><td style="background-color: #eeeeee; border-right-color: rgb(255, 255, 255); border-right-style: solid; border-width: 0px 1px 0px 0px; margin: 0px; padding: 0.4em 0.8em; vertical-align: baseline;" width="100%"><span style="background-color: transparent; border: 0px; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><a href="http://candi.pnri.go.id/sumatra/muara_takus/09210007.htm" style="background-color: transparent; border: 0px; margin: 0px; outline: none; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><img alt="" border="0" src="http://candi.pnri.go.id/sumatra/muara_takus/thumbnail/09210007.jpg" height="147" style="background-color: transparent; border: none; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;" width="200" /></a> </span></td></tr>
</tbody></table>
<div style="background-color: white; border: 0px; font-family: 'Myriad Pro', 'Trebuchet MS', Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px; margin-bottom: 1em; margin-top: 1em; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
Candi Muara Takus terletak di desa Muara Takus, Kecamatan Tigabelas Koto
Kampar, Kabupaten Kampar, Propinsi Riau. Jaraknya dari Pekanbaru,
Ibukota Propinsi Riau, sekitar 128 Km. Perjalanan menuju Desa Muara
Takus hanya dapat dilakukan melalui jalan darat yaitu dari Pekanbaru ke
arah Bukittinggi sampai di Muara Mahat. Dari Muara Mahat melalui jalan
kecil menuju ke Desa Muara Takus. Kompleks Candi Muara Takus,
satu-satunya peninggalan sejarah yang berbentuk candi di Riau. Candi
bernuansa Buddhistis ini merupakan bukti bahwa agama Budha pernah
berkembang di kawasan ini. Kendatipun demikian, para pakar purbakala
belum dapat menentukan secara pasti kapan candi ini didirikan. Ada dua
pendapat mengenai nama Muara Takus.<br />
<a name='more'></a> Yang pertama mengatakan bahwa nam
tersebut diambil dari nama sebuah anak sungai kecil bernama Takus yang
bermuara ke Sungai Kampar Kanan. Pendapat lain mengatakan bahwa Muara
Takus terdiri dari dua kata, yaitu “Muara” dan “Takus”. Kata “Muara”
mempunyai pengertian yang sudah jelas, yaitu suatu tempat sebuah sungai
mengakhiri alirannya ke laut atau ke sungai yang lebih besar, sedangkan
kata “Takus” berasal dari bahasa Cina, Ta berarti besarr, Ku berarti
tua, dan Se berarti candi atau kuil. Jadi arti keseluruhan kata Muara
Takus adalah candi tua yang besar, yang terletak di muara sungai.</div>
<table border="0" cellpadding="5" cellspacing="0" id="AutoNumber2" style="background-color: white; border-collapse: collapse; border-spacing: 0px; border: 0px; font-family: 'Myriad Pro', 'Trebuchet MS', Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 13px; margin: 0.5em 0px 1em; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;"><tbody style="background-color: transparent; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border: 0px; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<tr style="background-color: transparent; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border: 0px; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><td style="background-color: #eeeeee; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-right-color: rgb(255, 255, 255); border-right-style: solid; border-width: 0px 1px 0px 0px; margin: 0px; padding: 0.4em 0.8em; text-align: left; vertical-align: baseline;" width="100%"><span style="background-color: transparent; border: 0px; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><a href="http://candi.pnri.go.id/sumatra/muara_takus/09210008.htm" style="background-color: transparent; border: 0px; margin: 0px; outline: none; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><img alt="" border="0" src="http://candi.pnri.go.id/sumatra/muara_takus/thumbnail/09210008.jpg" height="150" style="background-color: transparent; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border: none; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;" width="191" /></a> </span></td></tr>
</tbody></table>
<div style="background-color: white; border: 0px; font-family: 'Myriad Pro', 'Trebuchet MS', Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px; margin-bottom: 1em; margin-top: 1em; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
Candi Muara Takus merupakan candi Buddha, terlihat dari adanya stupa,
yang merupakan lambang Buddha Gautama. Ada pendapat yang mengatakan
bahwa candi ini merupakan campuran dari bentuk candi Buddha dan Syiwa.
Pendapat tersebut didasarkan pada bentuk bentuk Candi Mahligai, salah
satu bangunan di kompleks Candi Muara takus, yang menyerupai bentuk
lingga (kelamin laki-laki) dan yoni (kelamin perempuan). Arsitektur
candi ini juga mempunyai kemiripan dengan arsitektur candi-candi di
Myanmar. Candi Muara Takus merupakan sebuah kompleks yang terdiri atas
beberapa bangunan.</div>
<table border="0" cellpadding="5" cellspacing="0" id="AutoNumber3" style="background-color: white; border-collapse: collapse; border-spacing: 0px; border: 0px; font-family: 'Myriad Pro', 'Trebuchet MS', Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 13px; margin: 0.5em 0px 1em; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;"><tbody style="background-color: transparent; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border: 0px; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<tr style="background-color: transparent; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border: 0px; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><td style="background-color: #eeeeee; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-right-color: rgb(255, 255, 255); border-right-style: solid; border-width: 0px 1px 0px 0px; margin: 0px; padding: 0.4em 0.8em; text-align: left; vertical-align: baseline;" width="100%"><span style="background-color: transparent; border: 0px; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><a href="http://candi.pnri.go.id/sumatra/muara_takus/09210023.htm" style="background-color: transparent; border: 0px; margin: 0px; outline: none; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><img alt="" border="0" src="http://candi.pnri.go.id/sumatra/muara_takus/thumbnail/09210023.jpg" height="150" style="background-color: transparent; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border: none; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;" width="199" /></a> </span></td></tr>
</tbody></table>
<div style="background-color: white; border: 0px; font-family: 'Myriad Pro', 'Trebuchet MS', Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px; margin-bottom: 1em; margin-top: 1em; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
Bangunan yang utama adalah yang disebut Candi Tuo. Candi ini berukuran
32,80 m x 21,80 m dan merupakan candi bangunan terbesar di antara
bangunan yang ada. Letaknya di sebelah utara Candi Bungsu. Pada sisi
sebelah timur dan barat terdapat tangga, yang menurut perkiraan aslinya
dihiasi stupa, sedangkan pada bagian bawah dihiasi patung singa dalam
posisi duduk. Bangunan ini mempunyai sisi 36 buah dan terdiri dari
bagian kaki I, kaki II, tubuh dan puncak. Bagian puncaknya telah rusak
dan batu-batunya telah banyak yang hilang. Candi Tuo dibangun dari
campuran batu bata yang dicetak dan batu pasir (tuff). Pemugaran Candi
Tuo dilaksanakan secara bertahap akibat keterbatasan anggaran yang
tersedia. Pada tahun 1990, selesai dikerjakan bagian kaki I di sisi
timur. Selama tahun anggaran 1992/1993 pemugaran dilanjutkan dengan
bagian sisi sebelah barat (kaki I dan II). Volume bangunan keseluruhan
mencapai 2.235 m3, terdiri dari : kaki: 2.028 m3, tubuh: 150 m3, dan
puncak: 57 m3. Tinggi bangunan mencapai 8,50 m.</div>
<table border="0" cellpadding="5" cellspacing="0" id="AutoNumber4" style="background-color: white; border-collapse: collapse; border-spacing: 0px; border: 0px; font-family: 'Myriad Pro', 'Trebuchet MS', Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 13px; margin: 0.5em 0px 1em; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;"><tbody style="background-color: transparent; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border: 0px; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<tr style="background-color: transparent; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border: 0px; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><td style="background-color: #eeeeee; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-right-color: rgb(255, 255, 255); border-right-style: solid; border-width: 0px 1px 0px 0px; margin: 0px; padding: 0.4em 0.8em; text-align: left; vertical-align: baseline;" width="100%"><span style="background-color: transparent; border: 0px; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><a href="http://candi.pnri.go.id/sumatra/muara_takus/09210012.htm" style="background-color: transparent; border: 0px; margin: 0px; outline: none; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><img alt="" border="0" src="http://candi.pnri.go.id/sumatra/muara_takus/thumbnail/09210012.jpg" height="155" style="background-color: transparent; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border: none; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;" width="205" /></a> </span></td></tr>
<tr style="background-color: transparent; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border: 0px; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><td style="background-color: #eeeeee; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-right-color: rgb(255, 255, 255); border-right-style: solid; border-width: 0px 1px 0px 0px; margin: 0px; padding: 0.4em 0.8em; text-align: left; vertical-align: baseline;" width="100%"><span style="background-color: transparent; border: 0px; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><a href="http://candi.pnri.go.id/sumatra/muara_takus/09210016.htm" style="background-color: transparent; border: 0px; margin: 0px; outline: none; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><img alt="" border="0" src="http://candi.pnri.go.id/sumatra/muara_takus/thumbnail/09210016.jpg" height="154" style="background-color: transparent; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border: none; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;" width="205" /></a> </span></td></tr>
</tbody></table>
<div style="background-color: white; border: 0px; font-family: 'Myriad Pro', 'Trebuchet MS', Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px; margin-bottom: 1em; margin-top: 1em; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
Bangunan kedua dinamakan Candi Mahligai. Bangunan ini berbentuk bujur
sangkar dengan ukuran 10,44 m x 10,60 m. Tingginya sampai ke puncak
14,30 m berdiri diatas pondamen segi delapan (astakoma) dan bersisikan
sebanyak 28 buah. Pada alasnya terdapat teratai berganda dan di
tengahnya menjulang sebuah menara yang bentuknya mirip phallus
(yoni). Pada tahun 1860, seorang arkeolog Belanda bernama Cornel de
Groot berkunjung ke Muara Takus. Pada waktu itu di setiap sisi ia masih
menemukan patung singa dalam posisi duduk. Saat ini patung-patung
tersebut sudah tidak ada bekasnya. Di sebelah timur, terdapat teras
bujur sangkar dengan ukuran 5,10 x 5,10 m dengan tangga di bagian
depannya. Volume bangunan Candi Mahligai 423,20 m3 yang terdiri dari
volume bagian kaki 275,3 m3, tubuh 66,6 m3 dan puncak 81,3 m3. Candi
Mahligai mulai dipugar pada tahun 1978 dan selesai pada tahun 1983.</div>
<table border="0" cellpadding="5" cellspacing="0" id="AutoNumber5" style="background-color: white; border-collapse: collapse; border-spacing: 0px; border: 0px; font-family: 'Myriad Pro', 'Trebuchet MS', Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 13px; margin: 0.5em 0px 1em; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;"><tbody style="background-color: transparent; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border: 0px; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<tr style="background-color: transparent; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border: 0px; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><td style="background-color: #eeeeee; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-right-color: rgb(255, 255, 255); border-right-style: solid; border-width: 0px 1px 0px 0px; margin: 0px; padding: 0.4em 0.8em; text-align: left; vertical-align: baseline;" width="100%"><span style="background-color: transparent; border: 0px; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><a href="http://candi.pnri.go.id/sumatra/muara_takus/09210011.htm" style="background-color: transparent; border: 0px; margin: 0px; outline: none; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><img alt="" border="0" src="http://candi.pnri.go.id/sumatra/muara_takus/thumbnail/09210011.jpg" height="150" style="background-color: transparent; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border: none; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;" width="197" /></a> </span></td></tr>
<tr style="background-color: transparent; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border: 0px; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><td style="background-color: #eeeeee; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-right-color: rgb(255, 255, 255); border-right-style: solid; border-width: 0px 1px 0px 0px; margin: 0px; padding: 0.4em 0.8em; text-align: left; vertical-align: baseline;" width="100%"><span style="background-color: transparent; border: 0px; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><a href="http://candi.pnri.go.id/sumatra/muara_takus/09210021.htm" style="background-color: transparent; border: 0px; margin: 0px; outline: none; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><img alt="" border="0" src="http://candi.pnri.go.id/sumatra/muara_takus/thumbnail/09210021.jpg" height="150" style="background-color: transparent; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border: none; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;" width="198" /></a> </span></td></tr>
</tbody></table>
<div style="background-color: white; border: 0px; font-family: 'Myriad Pro', 'Trebuchet MS', Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px; margin-bottom: 1em; margin-top: 1em; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
Bangunan ketiga disebut Candi Palangka, yang terletak 3,85 m sebelah
timur Candi Mahligai. Bangunan ini terdiri dari batu bata merah yang
tidak dicetak. Candi Palangka merupakan candi yang terkecil,
relung-relung penyusunan batu tidak sama dengan dinding Candi Mahligai.
Dulu sebelum dipugar bagian kakinya terbenam sekitar satu meter. Candi
Palangka mulai dipugar pada tahun 1987 dan selesai pada tahun 1989.
Pemugaran dilaksanakan hanya pada bagian kaki dan tubuh candi, karena
bagian puncaknya yang masih ditemukan pada tahun 1860 sudah tidak ada
lagi. Di bagian sebelah utara terdapat tangga yang telah rusak, sehingga
tidak dapat diketahui bentuk aslinya. Kaki candi berbentuk segi delapan
dengan sudut banyak, berukuran panjang 6,60 m, lebar 5,85 m serta
tingginya 1,45 m dari permukaan tanah dengan volume 52,9 m3.</div>
<table border="0" cellpadding="5" cellspacing="0" id="AutoNumber6" style="background-color: white; border-collapse: collapse; border-spacing: 0px; border: 0px; font-family: 'Myriad Pro', 'Trebuchet MS', Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 13px; margin: 0.5em 0px 1em; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;"><tbody style="background-color: transparent; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border: 0px; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;">
<tr style="background-color: transparent; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border: 0px; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><td style="background-color: #eeeeee; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-right-color: rgb(255, 255, 255); border-right-style: solid; border-width: 0px 1px 0px 0px; margin: 0px; padding: 0.4em 0.8em; text-align: left; vertical-align: baseline;" width="100%"><span style="background-color: transparent; border: 0px; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><a href="http://candi.pnri.go.id/sumatra/muara_takus/09210014.htm" style="background-color: transparent; border: 0px; margin: 0px; outline: none; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><img alt="" border="0" src="http://candi.pnri.go.id/sumatra/muara_takus/thumbnail/09210014.jpg" height="150" style="background-color: transparent; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border: none; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;" width="195" /></a> </span></td></tr>
<tr style="background-color: transparent; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border: 0px; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><td style="background-color: #eeeeee; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-right-color: rgb(255, 255, 255); border-right-style: solid; border-width: 0px 1px 0px 0px; margin: 0px; padding: 0.4em 0.8em; text-align: left; vertical-align: baseline;" width="100%"><span style="background-color: transparent; border: 0px; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><a href="http://candi.pnri.go.id/sumatra/muara_takus/09210015.htm" style="background-color: transparent; border: 0px; margin: 0px; outline: none; padding: 0px; vertical-align: baseline;"><img alt="" border="0" src="http://candi.pnri.go.id/sumatra/muara_takus/thumbnail/09210015.jpg" height="150" style="background-color: transparent; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border: none; margin: 0px; padding: 0px; vertical-align: baseline;" width="199" /></a> </span></td></tr>
</tbody></table>
<div style="background-color: white; border: 0px; font-family: 'Myriad Pro', 'Trebuchet MS', Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px; margin-bottom: 1em; margin-top: 1em; padding: 0px; text-align: justify; vertical-align: baseline;">
Bangunan keempat dinamakan Candi Bungsu. Candi Bungsu terletak di
sebelah barat Candi Mahligai. Bangunannya terbuat dari dua jenis batu,
yaitu batu pasir (tuff) terdapat pada bagian depan, sedangkan batu bata
terdapat pada bagian belakang. Pemugaran candi ini dimulai tahun 1988
dan selesai dikerjakan tahun 1990. Melalu pemugaran tersebut candi ini
dikembalikan ke bentuk aslinya, yaitu empat persegi panjang dengan
ukuran 7,50 m x 16,28 m. Bagian puncak tidak dapat dipugar, karena tidak
diketahui bentuk sebenarnya. Tinggi setelah dipugar 6,20 m dari
permukaan tanah, dan volume nya 365,8 m3. Menurut gambar yang dibuat
oleh J.W. Yzerman bersama-sama dengan TH. A.F. Delprat dan Opziter
(Sinder) H.L. Leijdie Melvile, di atas bangunan yang terbuat dari bata
merah terdapat 8 buah stupa kecil yang mengelilingi sebuah stupa besar.
Di atas bangunan yang terbuat dari batu pasir (tuff) terdapat sebuah
tupa besar. Di bagian sebelah timur terdapat sebuah tangga yang terbuat
dari batu pasir. Selain bangunan-bangunan tersebut di atas, di sebelah
utara, atau tepat di depan gerbang Candi Tuo terdapat onggokan tanah
yang mempunyai dua lobang. Tempat ini diperkirakan tempat pembakaran
jenazah. Lobang yang satu untuk memasukkan jenazah dan yang satunya lagi
untuk mengeluarkan abunya. Tempat pembakaran jenazah ini, termasuk
dalam pemeliharaan karena berada dalam komplek percandian. Di dalam
onggokan tanah tersebut terdapat batu-batu kerikil yang berasal dari
sungai Kampar. Di di luar kompleks Candi Muara Takus, yaitu di beberapa
tempat di sekitar Desa Muarata takus, juga diketemukan beberapa bangunan
yang diduga masih erat kaitannya dengan candi ini.</div>
PANDU PRABOWO WARSODIREJOhttp://www.blogger.com/profile/04756946191836277693noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-9026893658321059602.post-18976735535591616202012-11-03T16:46:00.002-07:002017-03-03T06:46:59.007-08:00BENTENG PUTRI HIJAU (Situs Kerajaan Aru SUmatera Utara)<div style="background-color: white; color: #444444; font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 18px; text-align: justify;">
<span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;">Sejarah peradaban di ujung pulau Andalas dimulai sejak ditemukannya
prasasti Lobu Tua Barus (Tapanuli Tengah) yang berangka tahun 1088 M
yang menyebut adanya sekitar 1500 orang yang bermukim dikawasan tersebut
(Guillot, 2002). Pada umumnya, masyarakatnya adalah pedagang terutama
Kapur Barus dan Kemenyan yang banyak ditemukan di pulau Sumatra. Oleh
karenanya, dapat dinyatakan bahwa Barus menjadi Bandar perniagaan
mancanegara pertama di Sumatra Utara dengan komoditas niaga utamanya
yakni Kapur Barus (Champher) dan kemenyan. Diyakini bahwa situs ini
berdiri sejak abad ke-6 hingga 11 M dan pasca penetrasi saudagar islam
kemudian masyarakatnya terdesak kepedalaman dan membentuk komunitas
tersendiri dengan budaya tersendiri pula. Era dimana masuknya Islam di
Barus melalui jalur perdagangan ini sekaligus menandai masuk dan
berkembangnya agama Islam di ujung pulau Andalas ini.</span><br />
<a name='more'></a></div>
<div style="background-color: white; color: #444444; font-size: 13px; line-height: 18px; text-align: justify;">
<span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;">
Situs Lobu Tua Barus adalah situs sejarah tertua (oldest sites) yang
telah ditemukan di Sumatra Utara hingga saat ini, kemudian pada periode
berikutnya dikenal situs Portibi Padang Lawas Tapanuli Selatan pada abad
ke-11. Bukti nyata peninggalan situs Portibi adalah Candi Bahal yang
terpengaruh Hindu dan masih eksis hingga kini. Disamping itu, terdapat
tiga situs kuno (ancient sites) lainnya yang terletak dikawasan Timur
Sumatra Utara yakni Kota Cina (Abad ke 10-13), Kota Rentang (abad 13-14)
dan Deli Tua (abad 14-15). Satu situs yang disebut pertama plus Barus
dan Portibi telah dicatat oleh Eric M. Oey (1991) dalam bukunya
”Sumatra” dan disebut sebagai kerajaan kuna (ancient kingdom) di Sumatra
Utara. Kecuali Kota Cina, dua situs lainnya di kawasan Sumatra Timur
yakni Kota Rentang (telah diekskavasi) dan Deli Tua (belum diekskavasi)
belum banyak ditulis dan diteliti.</span></div>
<div style="background-color: white; color: #444444; font-size: 13px; line-height: 18px; text-align: justify;">
<span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;"><br /></span></div>
<div style="background-color: white; color: #444444; font-size: 13px; line-height: 18px; text-align: justify;">
<span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;"><b>Kerajaan (H)Aru</b><br />
Sumber-sumber klasik tentang Aru banyak didasarkan pada tulisan penguasa
Portugis di Melaka yakni Mendez Pinto, pengembara China, kisah
Pararaton maupun Sejarah Melayu. Sumber tersebut mengetengahkan bahwa di
Sumatra Utara sekarang terdapat satu kerajaan yang besar yakni (H)Aru.
Namun, hingga saat ini belum ada suatu kesimpulan utuh yang menyatakan
asal muasal dan lokasi kerajaan Aru, dan lagi disertai adanya tarik
menarik antara Karo, Melayu dan Aceh hingga Batak Timur.</span></div>
<div style="background-color: white; color: #444444; font-size: 13px; line-height: 18px; text-align: justify;">
<span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;">
Dalam banyak literatur, disebut bahwa Teluk Aru adalah pusat kerajaan
ARU dan belum pernah diteliti. Namun, McKinnon menolak apabila kawasan
tersebut dinyatakan belum pernah diteliti sekaligus juga menolak apabila
Teluk Aru disebut sebagai pusat kerajaan Aru. Teluk Aru telah diteliti
pada tahun 1975-1976 dan hasilnya adalah ”Pulau Kompei”. Diakui bahwa
terdapat peninggalan di wilayah Teluk Aru, tetapi berdasarkan jalur
hinterland kurang mendukung Teluk Aru sebagai satu centrum kerajaan.
Seperti diketahui bahwa jalur dari Karo plateau maupun hinterland menuju
pantai timur, dari utara ke selatan melalui gunung adalah: Buaya,
Liang, Negeri, Cingkem yang menuju ke Sei Serdang maupun ke Sei Deli,
Sepuluhdua Kuta, Bekancan, Wampu ke Bahorok. Maupun jalur sungai
diantara Sei Wampu bagian hilir sekitar Stabat dan Sei Sunggal ke
Belawan. Fokusnya diwilayah pantai diantara Sei Wampu dan Muara Deli
(Catatan Anderson tentang pentingnya Muara Deli).</span></div>
<div style="background-color: white; color: #444444; font-size: 13px; line-height: 18px; text-align: justify;">
<span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;">
Penulis Karo mengemukakan bahwa (H)Aru adalah asal kata ”Karo” yang
berevolusi. Oleh karena itu, kelompok ini mengklaim bahwa masyarakat
kerajaan Aru adalah masyarakat yang memiliki clan Karo dan didirikan
oleh clan Kembaren. Walau demikian, penulis Karo seperti Brahmo Putro
(1979) sependapat dan mengakui bahwa centrum kerajaan ini
berpindah-pindah hingga ke Aceh, Deli Tua, Keraksaan (Batak Timur),
Lingga, Mabar, maupun Barumun. Disebutkan bahwa (H)Aru berada di Balur
Lembah Gunung Seulawah di Aceh Besar sekarang yang pada awalnya juga
telah banyak dihuni oleh orang Karo, dan telah ada sebelum kesultanan
Aceh pertama yakni Ali Mukhayat Syah pada tahun 1492-1537. Lebih lanjut
disebut bahwa kerajaan (H)Aru Balur ditaklukkan oleh Sultan Aceh pada
tahun 1511 dalam rencana unifikasi Aceh hingga ke Melaka dan salah
seorang rajanya clan Karo dan keturunan Hindu Tamil menjadi Islam
bersama seluruh rakyatnya dan bertugas sebagai Panglima Sultan Aceh di
wilayah Batak Karo.</span></div>
<div style="background-color: white; color: #444444; font-size: 13px; line-height: 18px; text-align: justify;">
<span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;">
Demikian pula penulis Melayu yang mengemukakan bahwa kerajaan ARU adalah
kerajaan Melayu yang sangat besar pada zamanya, lokasi kerajaanya tidak
menetap akibat gempuran musuh terutama yang datangnya dari Aceh. Hal
ini telah banyak dicatat oleh Lukman Sinar dalam jilid pertama bukunya
dengan judul Sari Sedjarah Serdang (1986). Menurutnya, nama ARU muncul
pertama kalinya dalam catatan resmi Tiongkok pada saat ARU mengirimkan
misi ke Tiongkok pada tahun 1282 pada era kepemimpinan Kublai-Khan.
Demikian pula dalam buku ”Sejarah Melayu” yang banyak menyebut tentang
kerajaan ARU. Berdasarkan literatur tersebut, Lukman Sinar dalam
penjelasan lebih lanjut mengemukakan bahwa pusat kerajaan ARU adalah
Deli Tua dan telah menganut Islam.</span></div>
<div style="background-color: white; color: #444444; font-size: 13px; line-height: 18px; text-align: justify;">
<span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;">
Namun, seperti yang telah diingatkan oleh Prof. Wolters bahwa data-data
yang bersumber dari tulisan China dari abad ke 13-15 bukan nyata dari
penelitian namun sebatas pengamatan pintas. Oleh sebab itu, pembuktian
terhadap tulisan itu harus diarahkan kedalam tanah (ekskavasi) yakni
untuk merekontruksi jejak-jejak peradaban (H)ARU di lokasi dimaksud.</span></div>
<div style="background-color: white; color: #444444; font-size: 13px; line-height: 18px; text-align: justify;">
<span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;">
Barangkali, yang dimaksud oleh tulisan-tulisan tersebut adalah Kota
Rentang karena berdasarkan bukti-bukti arkeologis banyak ditemukan batu
kubur (nisan) yang terbuat dari batu Cadas (Volcanoic tuff) dengan
ornamentasi Jawi dan nisan sejenis banyak ditemukan di tanah Aceh.
Sedangkan tanda-tanda ARU Deli Tua dinyatakan islam hampir tidak
diketemukan selain sebuah meriam buatan portugis bertuliskan aksara Arab
dan Karo. Lagi pula, berdasarkan laporan kunjungan admiral Cheng Ho
yang mengunjungi Pasai pada tahun 1405-1407 menyebut bahwa nama raja ARU
pada saat itu dituliskan So-Lo-Tan Hut-Sing (Sultan Husin) dan membayar
upeti ke Tiongkok. Kemudian, dalam ”Sejarah Melayu” juga diceritakan
suatu keadaan bahwa ARU telah berdiri sekurang-kurangnya telah berusia
100 tahun sebelum penyerbuan Iskandar Muda pada tahun 1612 dan 1619.
Dengan demikian, kuat dugaan bahwa centrum ARU yang telah terpengaruh
Islam yang dimaksud pada laporan-laporan penulis Cina dan ”Sejarah
Melayu” tersebut adalah Kota Rentang.</span></div>
<div style="background-color: white; color: #444444; font-size: 13px; line-height: 18px; text-align: justify;">
<span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;">
Diyakini bahwa kerajaan ARU adalah kerajaan yang besar dan kuat sehingga
dianggap musuh oleh kerajaan Majapahit. Hal ini dapat dibuktikan dari
sumpah Amukti Palapa sebagaimana yang ditulis dalam kisah Pararaton
(1966), yaitu: Sira Gajah Madapatih amangkubhumi tan ayun amuktia
palapa, sira Gajah mada: ”Lamun awus kalah nusantara isun amuktia
palapa, amun kalah ring Guran, ring Seran, Tanjung Pura, ring HARU, ring
Pahang, Dompo, ring Bali, Sunda, Palembang, Tumasik, samana isun amukti
Palapa”. Hal senada juga dikemukakan oleh Muh. Yamin dalam bukunya
dengan judul ”Gajah Mada: Pahlawan Persatuan Nusantara ”(2005).</span></div>
<div style="background-color: white; color: #444444; font-size: 13px; line-height: 18px; text-align: justify;">
<span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;">
Demikian pula dalam hikayat ”Parpadanan Na Bolag” yang mengisahkan
kerajaan ”Nagur” yakni kerajaan Batak Timur Raya. Dalam catatan
pengembara asing, kerajaan ini sering disebut ”Nakur”, atau ”Nakureh”
maupun ”Jakur”. Kerajaan ini, menurut M.O. Parlindungan dalam bukunya
Tuanku Rao (1964) berdiri pada abad ke 6-12. Rajanya yang terkenal
adalah Mara Silu yang oleh penulis Karo disebut bermarga Ginting Pase
dan masyarakat Batak Timur Raya menyebut marga Damanik. Nama Mara Silu
banyak disebut didalam ”Hikayat Raja-raja Pasai”, ”Sejarah Melayu”, dan
”Parpadanan Na Bolag” dan diyakini sebagai Raja Nagur dari Batak Timur
Raya. Menurut catatan MOP dalam bukunya ”Tuanku Rao” sepenakluk Aceh
terhadap ”Nagur”, Mara Silu dan laskar yang tersisa menghancurkan bandar
Pase (Aceh) pada tahun 1285 dan masuk Islam serta berganti nama menjadi
Malikul Saleh, Sultan Samudra Pase yang pertama. Sejak saat itu,
kerajaan Nagur tidak lagi ditemukan dalam tulisan-tulisan selanjutnya.</span></div>
<div style="background-color: white; color: #444444; font-size: 13px; line-height: 18px; text-align: justify;">
<span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;">
Dari penjelasan diatas diketahui bahwa berdasarkan periodeisasinya maka
kerajaan ARU berdiri pada abad ke-13 yakni pasca runtuhnya kerajaan
NAGUR pada tahun 1285. Pusat kerajaan ARU yang pertama ini adalah Kota
Rentang dan telah terpengaruh Islam yang sesuai dengan bukti-bukti
arkeologis yakni temuan nisan dengan ornamentasi Jawi yang percis sama
dengan temuan di Aceh. Demikian pula temuan berupa stonewares dan
earthenwares ataupun mata uang yang berasal dari abad 13-14 yang banyak
ditemukan dari Kota Rentang. Bukti-bukti ini telah menguatkan dugaan
bahwa lokasi ARU berada di Kota Rentang sebelum diserang oleh laskar
Aceh.</span></div>
<div style="background-color: white; color: #444444; font-size: 13px; line-height: 18px; text-align: justify;">
<span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;">
Tentang hal ini, McKinnon (2008) menulis:”Aru was attacked by Aceh and
the ruler killed by subterfuge and treachery. His wife fled into the
surrounding forest on the back of an elephant and eventually made her
way to Johor, where she married the ruling Sultan who helped her oust
the Acehnese and regain her kingdom”. Pada akhirnya, sebagai dampak
serangan Aceh yang terus menerus ke Kota Rentang, maka ARU pindah ke
Deli Tua yakni pada pertengahan abad ke-14, dan pada permulaan abad
ke-15 Sultan Alauddin Riayat Syah Al Kahar mulai berkuasa di Aceh.
McKinnon (2008) menulis “a sixteenth century account by the Portuguese
writer Pinto states that Aru was conquered by the Acehnese in 1539 and
recounts how the Queen of Aru made her way to Johor and the events that
transpired thereafter”.</span></div>
<div style="background-color: white; color: #444444; font-size: 13px; line-height: 18px; text-align: justify;">
<span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;"><br /></span></div>
<div style="background-color: white; color: #444444; font-size: 13px; line-height: 18px; text-align: justify;">
<span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;"><b>Kisah Putri Hijau</b><br />
Diatas telah disebut bahwa pasca serangan Aceh ke ARU terdahulu, telah
menyebabkan berpindahnya ARU ke Deli Tua. Bukti-bukti peninggalan ARU
Deli Tua adalah seperti benteng pertahanan (kombinasi alam dan bentukan
manusia) yang masih bisa ditemukan hingga saat ini. Catatan resmi
tentang benteng ini dapat diperoleh dari catatan P.J. Vet dalam bukunya
Het Lanschap Deli op Sumatra (1866-1867) maupun Anderson pada tahun 1823
dimana digambarkan bahwa di Deli Tua terdapat benteng tua berbatu yang
tingginya mencapai 30 kaki dan sesuai untuk pertahanan. Menurut Pinto,
penguasa Portugis di Malaka tahun 1512-1515 bahwa ibukota (H)ARU berada
di sungai ‘Panecitan’ yang dapat dilalui setelah lima hari pelayaran
dari Malaka. Pinto juga mencatat bahwa raja (H)ARU sedang sibuk
mempersiapkan kubu-kubu dan benteng-benteng dan letak istananya
kira-kira satu kilometer kedalam benteng. (H)ARU mempunyai sebuah meriam
besar, yang dibeli dari seorang pelarian Portugis.</span></div>
<div style="background-color: white; color: #444444; font-size: 13px; line-height: 18px; text-align: justify;">
<span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;">
Temuan lainnya adalah mata uang Aceh yang terbuat dari emas, dimana
masyarakat disekitar benteng masih kerap menemukanya. Temuan ini
sekaligus menjadi bukti bahwa Aceh pernah menyerang ARU Deli Tua dengan
menyogok pengawal kerajaan dengan mata uang emas. Selanjutnya, menurut
Lukman Sinar (1991) di Deli Tua pada tahun 1907 dijumpai guci yang
berisi mata uang Aceh dan kini tersimpan di Museum Raffles Singapura.
Temuan lainnya adalah berupa keramik dan tembikar yang pada umumnya
percis sama dengan temuan di Kota Rentang. Temuan keramik dan tembikar
ini adalah barang bawaan dari Kota Rentang pada saat masyarakatnya
mencari perlindungan dari serangan Aceh.</span></div>
<div style="background-color: white; color: #444444; font-size: 13px; line-height: 18px; text-align: justify;">
<span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;">
Hingga saat ini, temuan berupa uang Aceh, keramik dan tembikar dapat
ditemukan disembarang tempat disekitar lokasi benteng. Akan tetapi, dari
bukti-bukti yang ada itu, tidak diketahui secara jelas apakah ARU Deli
Tua telah menganut Islam. Pendapat yang mengemukakan bahwa ARU Deli Tua
adalah Islam didasarkan pada sebuah meriam bertuliskan Arab dengan
bunyi: ’Sanat… alamat Balun Haru’ yang ditemukan oleh kontrolir Cats de
Raet pada tahun 1868 di Deli Tua (Lukman Sinar, 1991). Akan tetapi di
tengah meriam tersebut terdapat tulisan buatan Portugis. Hal ini senada
dengan tulisan Pinto bahwa ARU memiliki sebuah meriam yang besar. Meriam
inilah yang kemudian di sebut dalam kisah Putri Hijau ditembakkan
secara terus menerus hingga terbagi dua.</span></div>
<div style="background-color: white; color: #444444; font-size: 13px; line-height: 18px; text-align: justify;">
<span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;">
Faktor penyebab serangan Aceh ke ARU yang berlangsung terus menerus
adalah dalam rangka unifikasi kerajaan dalam genggaman kesultanan Aceh.
Lagipula, seperti yang telah disebutkan diatas bahwa ARU terdahulu
ditaklukkan oleh laskar Aceh yang mengakibatkan berpindahnya ARU ke Deli
Tua. Hal ini menjadi jelas bahwa hubungan diplomatik antara ARU dengan
Aceh tidak pernah harmonis. Dalam kisah Putri Hijau disebut bahwa faktor
serangan Aceh ke Deli Tua adalah akibat penolakan sang Putri untuk
dinikahkan dengan Raja Aceh.</span></div>
<div style="background-color: white; color: #444444; font-size: 13px; line-height: 18px; text-align: justify;">
<span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;">
Mengingat kuatnya benteng pertahanan ARU Deli Tua yang ditumbuhi bambu,
sehingga menyulitkan serangan Aceh. Menurut catatan Pinto, dua kali
serangan Aceh ke Deli Tua mengalami kegagalan. Pada akhirnya pasukan
Aceh melakukan taktik sogok yakni dengan memberikan uang emas kepada
pengawal benteng. Dalam kisah Putri Hijau disebut bahwa pasukan Aceh
menembakkan meriam berpeluru emas, sehingga pasukan ARU berhamburan
untuk mencari emas. Penyogokan pasukan ARU yang dilakukan oleh pasukan
Aceh, menjadi penyebab kehancuran kerajaan ARU Deli Tua. Benteng dapat
direbut dan rajanya dapat ditewaskan.</span></div>
<div style="background-color: white; color: #444444; font-size: 13px; line-height: 18px; text-align: justify;">
<span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;">
Permaisuri kerajaan dengan laskar yang tersisa mencoba merebut Benteng,
tetapi tetap gagal. Akhirnya permaisuri dengan sejumlah pengikutnya
berlayar menuju Malaka dan menghadap kepada gubernur Portugis. Tetapi ia
tidak disambut dengan baik. Akhirnya permaisuri menjumpai Raja Johor,
Sultan Alauddin Riayatsyah II dan bersedia menikah dengan raja Johor
apabila ARU dapat diselamatkan dari penguasaan Aceh. Akan tetapi, ARU
telah dikuasai oleh Aceh yang dipimpin oleh panglima Gocah Pahlawan.
Akhirnya permaisuri raja ARU menikah dengan raja Johor. Gocah Pahlawan
sebagai wali negeri Aceh di ARU yakni kesultanan DELI.</span></div>
<div style="background-color: white; color: #444444; font-size: 13px; line-height: 18px; text-align: justify;">
<span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;">
Putri Hijau (Green Princess) adalah salah satu ’cerita’ kepahlawanan
(folk hero) yang dikenal dan berkembang luas, paling tidak pada tiga
kelompok suku yakni Melayu, Karo dan Aceh. Sebagai cerita rakyat
(folktale) kisah Putri Hijau pada awalnya merupakan tradisi lisan (oral)
milik bersama masyarakat (communal), berasal dari satu daerah (local)
dan diturunkan secara informal (Toelken, 1979:31). Kisah ini memiliki
sifat oral dan informal sehingga cenderung mengalami perubahan baik
penambahan maupun pengurangan. Oleh karenanya, tidak mengherankan
apabila dikemudian hari terdapat versi cerita yang berbeda-beda. Wan
Syaiffuddin (2003) mengemukakan versi cerita dimaksud seperti: Syair
Puteri Hijau (A. Rahman, 1962); Sejarah Putri Hijau dan Meriam Puntung
(Said Effendi, 1977); Puteri Hijau (Hans M. Nasution, 1984) dan Kisah
Puteri Hijau (Burhan AS, 1990).</span></div>
<div style="background-color: white; color: #444444; font-size: 13px; line-height: 18px; text-align: justify;">
<span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;">
Adanya unsur-unsur pseudo-historis, yakni anggapan kejadian dan kekuatan
yang digambarkan luar biasa dalam kisah Putri Hijau cenderung merupakan
tambahan dari kisah yang sebenarnya dengan tujuan euhemerisme yakni
menimbulkan kekaguman para pendengarnya. Sejalan dengan hal ini, seperti
yang diingatkan oleh Baried (1985) bahwa ”kisah’ cenderung menunjukkan
cerita yang benar-benar terjadi. Dengan demikian, kisah Putri Hijau
adalah suatu peristiwa yang benar-benar terjadi (Husny, 1975; Said, 1980
dan Sinar, 1991). Dengan begitu, sifat imajinatif-diluar kelogisan
nalar manusia-yang terdapat dapat kisah tersebut tidak perlu ditafsirkan
secara mendalam karena sifat itu di buat untuk tujuan euhemerisme.</span></div>
<div style="background-color: white; color: #444444; font-size: 13px; line-height: 18px; text-align: justify;">
<span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;">
Akan tetapi, penelitian dan ekskavasi arkeologi belum pernah dilakukan sehingga menyulitkan rekontruksi masa lalu ARU Deli Tua.</span></div>
<div style="background-color: white; color: #444444; font-size: 13px; line-height: 18px; text-align: justify;">
<span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;"><br /></span></div>
<div style="background-color: white; color: #444444; font-size: 13px; line-height: 18px; text-align: justify;">
<span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;"><b>Kearah Penelitian Arkeologi</b><br />
Penelitian dan ekskavasi arkeologis telah dilakukan di Kota Cina
terutama oleh Edward McKinnon (1973, 1976, 1978), Mc. Kinnon et al.,
(1974), Bronson (1973), Suleiman (1976), Ambary (1978, 1979a, 1979b),
Miksic, (1979), Wibisono (1981) dan Manguin (1989). Temuan-temuan
spektakuler di situs seluas 36 Ha ini telah disimpan rapi di Museum
Negeri Sumatera Utara berupa keramik, mata uang, batu berfragmen candi
ataupun archa. Temuan-temuan hasil penggalian arkeologis di Kota Cina
berupa stonewares dan earthenwares dari dinasti Sung, Yuan dan Ming,
archa Wisnu dan Lakhsmi serta Budha, menjelaskan bahwa kawasan ini
terpengaruh oleh Hindu dan Budha. Demikian pula, kontruksi candi yang
terpendam sedalam 60 cm dibawah permukaan tanah. Disamping itu,
ditemukan pula jenis mata uang yang berasal dari mancanegara seperti
Tiongkok, Burma, India Selatan maupun Thailand dan Muang Thai.</span></div>
<div style="background-color: white; color: #444444; font-size: 13px; line-height: 18px; text-align: justify;">
<span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;">
Situs Kota Rentang seluas 500-1000 Ha ini diteliti dan dilakukan
penggalian oleh McKinnon pada bulan Maret 2008. Temuan penting dan
berharga dari penelitian dan penggalian tersebut adalah ditemukannya
stonewares dan earthenwares terutama dari dinasti Yuan dan Ming, mata
uang maupun batu kubur (nisan) yang tersebar luas di situs sejarah
(historical sites) tersebut. Temuan berupa batu kubur yang percis sama
dengan di Aceh, sekaligus menguatkan dugaan bahwa kawasan ini pernah
dikuasai oleh Islam terutama yang datang dari Aceh. Namun demikian,
sebelum di kuasai oleh Aceh, kawasan ini lebih dahulu dipengaruhi oleh
Hindu maupun Budha karena adanya temuan batu dan kayu besar yang diduga
bekas bangunan candi.</span></div>
<div style="background-color: white; color: #444444; font-size: 13px; line-height: 18px; text-align: justify;">
<span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;">
Daerah ini dijelajahi oleh E. E. McKinnon, (Arkeolog Inggris) pada tahun
1972, sebelum memutuskan menggali di Kota Cina. Beliau menulis:
”beberapa nisan batu Aceh yang besar dan signifikan yang ada di Kota
Rentang pada tahun 1972 sekarang sudah menghilang, tetapi dari
jenis-jenisnya yang dilihat dahulu, maka mendukung anggapan lokasi di
Kota Rentang sebagai pemukiman orang-orang bangsawan. Sama juga dengan
mutu keramik dari awal abad ke-13 yang telah ditemui dilokasi-lokasi
yang sama, yaitu dari misi pelayaran Laksamana Cheng Ho (Zhenghe) dan
kunjungannya ke ARU pada tahun 1411-1431”.</span></div>
<div style="background-color: white; color: #444444; font-size: 13px; line-height: 18px; text-align: justify;">
<span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;">
Pendudukan Aceh di Kota Rentang, telah mengubah populasinya dengan warna
Islam. Batu nisan di impor dari Aceh dan menjadi pertanda bagi orang
meninggal dunia dan umumnya mereka itu adalah kaum bangsawan Kota
Rentang. Dan yang terpenting adalah dibentuk dan didirikannya sebuah
kerajaan dengan corak Islam yang dikemudian hari dikenal dengan ARU
(abad ke-13). Hal ini senada dengan bukti-bukti yang ada berupa tulisan
dan laporan yang menyebutkan bahwa nama kerajaan (H)Aru telah disebut
pada abad ke -13.</span></div>
<div style="background-color: white; color: #444444; font-size: 13px; line-height: 18px; text-align: justify;">
<span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;">
Situs Benteng Putri Hijau (Ijo) terdapat di Deli Tua-Namu Rambe dan
berdasarkan survei yang dilakukan oleh John Miksic (1979) luasnya adalah
150 x 60 M2 atau 360 Ha. Letaknya percis diantarai dua lembah (splendid
area) yang disebelah baratnya mengalir Lau Patani/Sungai Deli. Temuan
penting dari situs ini adalah ditemukannya benteng pertahanan yang
terbuat secara alami maupun bentukan manusia. Situs ini termasuk dalam
kategori local genius terutama dalam menghadapi musuh, yakni musuh yang
datang menyerang harus terlebih dahulu menyeberangi sungai, kemudian
mendaki lereng bukit (benteng alam) dan akhirnya sampai di benteng
bentukan manusia. Oleh karenanya, musuh memerlukan energi yang cukup
kuat untuk bisa sampai kepusat benteng. Menurut McKinnon, jenis benteng
seperti ini banyak terdapat di Scotlandia maupun Inggris sebelum abad
pertengahan.</span></div>
<div style="background-color: white; color: #444444; font-size: 13px; line-height: 18px; text-align: justify;">
<span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;">
Temuan lain adalah banyaknya keramik ataupun tembikar yang menunjuk
tarik yang hampir sama dengan temuan di Kota Rentang, juga temuan mata
uang (koin) Dirham, mata uang emas dari Aceh yang banyak ditemukan oleh
masyarakat sekaligus menjadi bukti sejarah bahwa pasukan Aceh pernah
menaklukkan kawasan ini dengan menembakkan meriam ber-peluru emas
sebagaimana yang dikisahkan dalam riwayat Putri Hijau (green princess).
Setelah diserang oleh laskar Aceh pada masa Sultan Alauddin Riayat Syah
Al Kahar yang berkuasa tahun 1537-1571, (bukan Iskandar Muda) pada tahun
1564, nama ARU tidak pernah diberitakan lagi. Serangan Aceh yang kedua
ini adalah serangan yang terhebat dimana seluruh kerajaan ARU habis
dibakar dan yang tersisa hanyalah Benteng yang masih eksis hingga
sekarang. Hal ini senada dengan pendapat Mohammad Said (1980) dimana
peperangan yang terjadi pada masa sultan Iskandar Muda (1612-1619)
tidaklah sehebat pertempuran pada masa Sultan Al-Kahar. Lagi pula, pada
masa kepemimpinan Iskandar Muda ini, tidak terdapat suatu tulisan bahwa
Melayu di pimpin oleh Sultan Perempuan. Diyakini bahwa lokasi ini
merupakan pusat kerajaan Aru Deli Tua dimana kisah Puteri Hijau sangat
popular dan banyak diketahui oleh masyarakat.</span></div>
<div style="background-color: white; color: #444444; font-size: 13px; line-height: 18px; text-align: justify;">
<span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;"><br /></span></div>
<div style="background-color: white; color: #444444; font-size: 13px; line-height: 18px; text-align: justify;">
<span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;"><b>Bandar Niaga</b><br />
Kota Cina dan Kota Rentang dipercaya merupakan bandar internasional yang
sangat sibuk dengan frekuensi niaga yang cukup tinggi. Hal lain
dibuktikan dengan banyaknya temuan keramik dan mata uang yang berasal
mancanegara seperti Tiongkok, China, Vietnam, Burma, Srilangka dan Arab.
Arus perdagangan yang tinggi tersebut terutama ditujukan untuk
perolehan komoditas seperti Kapur Barus dan Kemenyan maupun stonewares
dan earthenwares. Jika merujuk pada dinasti Cina, maka keramik dan
tembikar tersebut berasal dari Song, Yuan dan Ming. Tidak mustahil
apabila material tersebut dibawa langsung dari negara asalnya untuk
diperdagangkan atau dipertukarkan dengan kemenyan atau Kapur Barus
dengan masyarakat setempat.</span></div>
<div style="background-color: white; color: #444444; font-size: 13px; line-height: 18px; text-align: justify;">
<span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;">
Jalur perdagangan sungai (riverine) merupakan entrance ke pusat
perdagangan seperti Kota Cina dan Kota Rentang melalui sungai Deli,
sungai Wampu dan sungai Sunggal yang bermuara ke Belawan (Belawan
ertuary). Tentang hal ini, Anderson (1823) telah mengingatkan pentingnya
jalur-jalur Sungai besar dan bermuara langsung ke Belawan. Lagipula,
temuan bongkahan perahu yang ditemukan di kedua lokasi (Kota Rentang dan
Kota Cina) menjadi bukti nyata bahwa kedua area ini menjadi bandar
niaga yang padat dan sibuk. Hanya saja proses sedimentasi yang
berlangsung ratusan tahun ini telah mengakibatkan kedua daerah ini
seakan menjauh dari laut.</span></div>
<span style="font-family: "georgia" , "times new roman" , serif;">
Situs yang telah ditemukan di pesisir pantai Timur Sumatra ini
menandakan bahwa wilayah ini pernah menjadi bandar niaga bertaraf
internasional sesuai zamanya, sekaligus menjadi centrum kerajaan Aru
yang besar dan penting dalam menjelaskan peradaban Sumatra Timur. Namun,
kekurang perhatian masyarakat dan instansi terkait terhadap situs-situs
sejarah menjadi faktor utama (main factor) penyebab kemusnahan situs
ini. Ironisnya, ketiga situs ini tak satupun yang terawat dan bahkan
semuanya hampir musnah. Kota Cina telah diserobot dan diduduki oleh
masyarakat dengan menjadikannya sebagai areal pemukiman dan pertanian,
sama halnya dengan Kota Rentang. Sedangkan Benteng Putri Hijau terancam
musnah sebagai dampak pembangunan perumahan yang percis menempel ke
badan Benteng. Bahkan, sebagian badan benteng telah dirusak untuk
memberi jalan ke perumahan yang tengah dibangun</span>PANDU PRABOWO WARSODIREJOhttp://www.blogger.com/profile/04756946191836277693noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-9026893658321059602.post-39817742962566097662012-11-03T16:42:00.000-07:002017-03-03T06:47:33.391-08:00REFORMASI GEREJA<div class="MsoNormal" style="color: red; font-family: "Courier New",Courier,monospace;">
<span style="font-size: large;"><b>Reformasi Gereja</b></span></div>
<div class="MsoNormal">
</div>
<div class="MsoNormal" style="color: #444444; font-family: "Courier New",Courier,monospace;">
Dalam perkembangannya muncul sikap kritis terhadap
penyimpangan yang di lakukan oleh pihak Gereja Katolik pada waktu itu terutama
adanya penjualan surat pengampunan dosa (surat alfat). Surat pengampunan dosa
itu di jual kepada mereka yang tidak dapat ikut dalam perang salib antara abad
ke-11-13.<br />
kebiasaan penjualan surat pengampunan dosa kemudian di lakukan untuk
mengumpulkan dana bagi pembangunan greja dan seterusnya. Faktor lain dari
munculnya Reformasi Gereja adalah keinginan<span style="mso-spacerun: yes;">
</span>untuk membebaskan diri dari kepemimpinan Paus terhadap kehidupan
beragama di negara-negara Eropa. Hal ini tampak pada pertikaian antara Raja
Frederick II dari Prusia dengan Paus Innocencius pada abad ke- 13, Raja Philip
IV dari prancis dengan Paus bonifacius pada abad ke-14.<br />
<a name='more'></a></div>
<div class="MsoNormal" style="color: #444444; font-family: "Courier New",Courier,monospace;">
<br />
<table cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="float: left; margin-right: 1em; text-align: left;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="http://www.gophoto.it/view.php?i=http://3.bp.blogspot.com/-kxCQkMqFzZ4/UJQ6gmEHy5I/AAAAAAAAAL0/eUmY5VM7QaE/s1600/Martin+Luther.jpg" style="clear: left; margin-bottom: 1em; margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="200" src="https://3.bp.blogspot.com/-kxCQkMqFzZ4/UJQ6gmEHy5I/AAAAAAAAAL0/eUmY5VM7QaE/s200/Martin+Luther.jpg" width="185" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><b>Martin Luter</b></td></tr>
</tbody></table>
Pelopor reformasi Greja adalah Martin Luther (1483-1548)
seorang pastor dan guru besar Universitas Wittenberg di Sachsen Jerman. Pada
1517 Martin Luther mengemukakan pokok-pokok pikiran sebagai kritikan terhadap
Gereja meliputi 95 dalil yang kemudian ditempel di pintu Greja Wittenberg.
Pendapatnya antara lain :</div>
<div class="MsoNormal" style="color: #444444; font-family: "Courier New",Courier,monospace;">
<ul>
<li>Amal yang baik keluar dari hati yang murni tidak akan
diterima Tuhan.</li>
</ul>
</div>
<div class="MsoNormal" style="color: #444444; font-family: "Courier New",Courier,monospace;">
<ul>
<li>Hanya orang yang percaya kepada Yesus Kristuslah yang dapat
di terima Tuhan </li>
</ul>
</div>
<div class="MsoNormal" style="color: #444444; font-family: "Courier New",Courier,monospace;">
<ul>
<li> Tiada orang yang dapat langsung berhubungan dengan Tuhan
tanpa perantara Gereja</li>
</ul>
</div>
<div class="MsoNormal" style="color: #444444; font-family: "Courier New",Courier,monospace;">
<ul>
<li>Tiap orang yang menyesali kesalahannya akan terlepas<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>dari hukuman sehingga tidak di perlukan
adanya surat pengampunan dosa.</li>
</ul>
</div>
<div class="MsoNormal" style="color: #444444; font-family: "Courier New",Courier,monospace;">
<ul>
<li>Gereja merupakan perkumpulan orang percaya dan Yesus-lah
kepalanya sehingga kedudukan Paus selaku pemimpin agama tidak dapat
diterimanya. </li>
</ul>
</div>
<br />
Selain mengutamakan ajaran di atas, pada masa pembuangannya
Mhartin Luther juga menterjemahkan Kitab Injil dari Bahasa Latin Ke bahasa
Jerman sehingga banyak orang yang dapat memahami Kitab Suci. Reformasi Gereja
juga Berkembang ke negara-negara lain di Eropa misaalnya tokoh Jean Calvin dari
Prancis (1509-1564) yang ajarannya disebut Calvinisme banyak pengikutnya di
belanda, inggris dan Skotlandia. Tokoh Ulrick Zwingli (1484-1531) dari Swiss
serta munculnya Gereja Anglika di Inggris dipelopori oleh Raja Henry VIII Tudor
(1509-1547)PANDU PRABOWO WARSODIREJOhttp://www.blogger.com/profile/04756946191836277693noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-9026893658321059602.post-82943367604101508672012-11-03T16:41:00.001-07:002012-11-03T16:41:26.477-07:00<b style="color: #3d85c6;"><span style="font-size: large;">Dampak Dari Terjadinya Perang Salib</span></b>
<br />
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div style="color: #444444; font-family: "Courier New",Courier,monospace; text-align: justify;">
<img border="0" height="121" src="http://1.bp.blogspot.com/-NyrBGGDaeZc/UJUgaL76ayI/AAAAAAAAAMs/YSeP36sGHXs/s200/111.bmp" width="200" /><br />
<br />
<br />
Secara umum dampak utama perang salib
adalah menggeliatnya gelora Renaissance di Barat pasca perang salib.
Tetapi masih banyak efek-efek lain yang akan saya paparkan kepada
teman-teman sekalian. Kalau anda merasa punya tambahan lain, saya sangat
senang kalau anda mau menambahkannya disini.</div>
<div class="fullpost" style="text-align: justify;">
<ol style="color: #444444; font-family: "Courier New",Courier,monospace;">
<li>Yang
paling nampak adalah terjadinya saling tukar ilmu pengetahuan antara
kristen dan muslim. Meski benua Eropa telah bersinggungan dengan budaya
Islam selama berabad-abad melalui hubungan antara Semenanjung Iberia
dengan Sisilia, penyerapan ilmu pengetahuan di bidang-bidang sains,
pengobatan dan arsitektur lebih ekstensif dan intensif diserap dari
dunia Islam ke dunia Barat selama masa perang salib</li>
<li>Ide perang
salib memberikan andil terhadap kemerosotan tingkat kepercayaan umat
kristiani terhadap gereja katolik Roma, yang diakibatkan oleh pembenaran
lembaga Kepausan terhadap agresi politik dan wilayah yang terjadi di
Yerusalem maupun daerah kekaisaran Byzantium (gereja Eropa timur)</li>
<li>Pengalaman
militer perang salib juga memiliki pengaruh di Eropa, seperti misalnya,
kastil-kastil di Eropa mulai menggunakan bahan dari batu-batuan yang
tebal dan besar seperti yang dibuat di Timur, tidak lagi menggunakan
bahan kayu seperti sebelumnya. </li>
<li>Jalan-jalan yang sebelum perang
salib sebagian besar tidak pernah digunakan sejak masa pendudukan
Romawi, terlihat mengalami peningkatan disebabkan oleh para pedagang
yang berniat mengembangkan usahanya. Ini bukan saja karena perang salib
mempersiapkan Eropa untuk bepergian akan tetapi lebih karena banyak
orang ingin bepergian setelah diperkenalkan dengan produk-produk dari
timur</li>
<li>Jatuhnya Kekaisaran Kristen Byzantium, yang sebagian besar
diakibatkan oleh kekerasan tentara Salib pada Perang Salib Keempat
terhadap Kristen Orthodox Timur, terutama pembersihan yang dilakukan
oleh Enrico Dandolo yang terkenal, penguasa Venesia dan sponsor Perang
Salib Keempat. Tanah Byzantium adalah negara Kristen yang stabil sejak
abad ke-4. Sesudah tentara Salib mengambil alih Konstantinopel pada
tahun 1204, Byzantium tidak pernah lagi menjadi sebesar atau sekuat
sebelumnya dan akhirnya jatuh pada tahun 1453.</li>
<li>Perang salib
memiliki efek yang buruk tetapi terlokalisir pada dunia Islam. Dimana
persamaan antara “Bangsa Frank” dengan “Tentara Salib” meninggalkan
bekas yang amat dalam. Pada abad ke-21, sebagian dunia Arab, seperti
gerakan kemerdekaan Arab dan gerakan Pan-Islamisme masih terus menyebut
keterlibatan dunia Barat di Timur Tengah sebagai “perang salib”. Perang
Salib dianggap oleh dunia Islam sebagai pembantaian yang kejam dan keji
oleh kaum Kristen Eropa</li>
<li>Islam menjadi cenderung menarik diri
dari perhelatan politik dunia. Puncaknya adalah ketika kekhalifahan
Turki tumbang dengan drastic di tahun 1924. Menurut Peter Mansfield,
“Diserang dari berbagai arah, dunia Islam berpaling ke dirinya sendiri.
Ia menjadi sangat sensitive dan defensive, sikap yang tumbuh menjadi
semakin buruk seiring dengan perkembangan dunia, suatu proses dimana
dunia Islam merasa dikucilkan, terus berlanjut.”</li>
<li>Adanya
persekutuan yang “tidak lazim” antara satu faksi melawan faksi lainnya
seperti persekutuan antara kekuatan Tentara Salib dengan Kesultanan Rum
yang Muslim dalam Perang Salib Kelima. Segitu yang dapat saya rangkum,
kalau ada teman – teman yang mau menambahkan tidak masalah. </li>
</ol>
<br />
(sumber Bantuan : http://iqbalsandira.blogspot.com/2009/01/akibat-perang-salib.html)</div>
PANDU PRABOWO WARSODIREJOhttp://www.blogger.com/profile/04756946191836277693noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-9026893658321059602.post-55313428899664316182012-11-03T16:39:00.002-07:002012-11-03T16:39:48.125-07:00PASCA PERANG SALIB<div class="MsoNormal" style="color: blue; font-family: "Courier New",Courier,monospace;">
<span style="font-size: medium;"><b><span style="line-height: 115%;">Pasca Perang
Salib</span></b></span></div>
<div class="MsoNormal">
</div>
<div class="MsoNormal" style="color: #444444; font-family: "Courier New",Courier,monospace; text-align: justify;">
<span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Perang salib
I melepaskan gelombang semangat perasaan paling suci sendiri yang di
ekspresikan dengan pembantaian terhadap orang-orang Yahudi yang menyertai
pergerakan tentara Salib melintasi Eropa dan juga perlakuan Kasar terhadap
pemeluk kristen Ortodoks Timur. Kekerasan terhadap Kristen Ortodoks ini puncak
pada penjarahan Kota Konstantinopel pada 1024, dimana seluruh kekuatan tentara
Salib ikut serta. Selama terjadinya serangan-serangan terhadap orang Yahudi,
pendeta lokal dan orang kristen berupaya melindungi orang-orang Yahudi dari
pasukan Salib yang melintas. Orang Yahudi seringkali diberikan perlindungan di
dalam gereja atau bangunan Kristen lainnya, akan tetapi, masa yang beringas
menerobos masuk dan membunuh mereka tanpa pandang bulu.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="color: #444444; font-family: "Courier New",Courier,monospace; text-align: justify;">
<span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Pada abad
ke-13, Perang Salib tidak pernah mencapai tingkat kepopuleran yang tinggi di
masyarakat. Sebuah kota Akka jatuh untuk terakhir kalinya pada 1291 dan sesudah
penghancuran bangsa Ositania (Perancis Selatan) yang berpaham katarisme pada
Perang Salib Albigensian, ide Perang Salib mengalami kemerosotan terhadap
agresi politik dan wilayah yang terjadi di Katolik Eropa.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="color: #444444; font-family: "Courier New",Courier,monospace; text-align: justify;">
</div>
<table cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="float: left; margin-right: 1em; text-align: left;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="http://www.gophoto.it/view.php?i=http://3.bp.blogspot.com/-yVKfn0atQow/UJPA4ok_6nI/AAAAAAAAAHE/xsJ-alzTSHo/s1600/napoleon_bonaparte_11750885330328771.jpg" style="clear: left; margin-bottom: 1em; margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="200" src="http://3.bp.blogspot.com/-yVKfn0atQow/UJPA4ok_6nI/AAAAAAAAAHE/xsJ-alzTSHo/s200/napoleon_bonaparte_11750885330328771.jpg" width="155" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><b>Napoleon Bonaparte</b></td></tr>
</tbody></table>
<span style="font-size: 12pt; line-height: 115%;">Orde
Kesatria Salib mempertahankan wilaya <span style="mso-spacerun: yes;"> </span>adalah
Orde Kesatria Hospitaller. Sesudah kejatuhan Akka yang terakhir, orde ini
menguasai Pulau Rhodes dan abad ke-16 di buang ke Malta. Tentara-tentara Salib
yang terakhir ini Akhirnya dibubarkan oleh <i>Napoleon Bonaparte pada 1798</i>.</span>PANDU PRABOWO WARSODIREJOhttp://www.blogger.com/profile/04756946191836277693noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-9026893658321059602.post-22691374715182483392012-11-03T16:38:00.002-07:002012-11-03T16:38:47.709-07:00PERANG SALIB<span style="font-size: large;"><b><span style="line-height: 115%;"><span style="color: red;"><span style="font-family: "Courier New",Courier,monospace;">Perang Salib</span></span></span></b></span>
<br />
<br />
<br />
<div style="color: blue;">
<span style="font-size: medium;"><b><span style="line-height: 115%;"><span style="font-family: "Courier New",Courier,monospace;">Pendahuluan.</span></span></b></span></div>
<div class="MsoNormal">
</div>
<div class="MsoNormal" style="color: #444444; font-family: "Courier New",Courier,monospace; text-align: justify;">
<span style="font-size: x-small;">Pada tahun 1000-an telah terjadi suatu perang yang amat besar dan
berkepanjangan yang di sebut dengan Perang salib. sebagai penyebabbya
adalah "Tanah Suci" (Israel-palestina sekarang) secara silih berganti
di duduki atau dikuasai oleh Raja-raja Islam. Dalam perang tersebut,
para prajurit kristen memang menggunakan tanda-tanda Salib pada pakaian
dan persenjataan mereka, selain memang dipinpin oleh Raja Kristen.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; text-align: justify;">
</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="http://www.gophoto.it/view.php?i=http://3.bp.blogspot.com/-0W4ON4djCOc/UJPbH-q8mRI/AAAAAAAAAHs/l-RNaF6El5Q/s1600/crusader.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="http://3.bp.blogspot.com/-0W4ON4djCOc/UJPbH-q8mRI/AAAAAAAAAHs/l-RNaF6El5Q/s1600/crusader.jpg" /></a></div>
<div class="MsoNormal" style="font-family: Verdana,sans-serif; text-align: justify;">
<div style="color: #444444; font-family: "Courier New",Courier,monospace;">
<span style="font-size: x-small;"><span style="line-height: 115%;">per</span><span style="line-height: 115%;">ang
salib berlangsung berkepanjangan, bahkan bangsa-bangsa Barat yang ada
di daratan Eropa yang berdatangan ke Indonesia pada akhir abad ke-16
masih di liputi oleh suasana perang tersebut. Sebagai akibatnya adalah
terjadinya konflik dengan pedagang-pedagang islam dari Timur Tengah yang
terlebih dahulu datang ke Indonesia. namun ada dampak positif dari
perang tersebut, yaitu terjadinya kontak budaya.</span></span></div>
<div style="color: #444444; font-family: "Courier New",Courier,monospace;">
<span style="font-size: x-small;"><span style="line-height: 115%;">Para
bangsa-bangsa Eropa yang berdatangan ke indonesia menyaksikan
kemewahan-kemewahan yang tidak mereka jumpai di Eropa. Mereka juga mulai
menyadari dan mengakui kebudayaan di Timur Tengah dan Asia tidak
ketinggalan dengan bangsa Eropa seperti halnya dalam bidang kerajinan,
kesenian, teknologi. Bahkan mereka juga mulai mengenal komuditas
rempah-rempah baru seperti lada, cengkeh, dan sebagainya.<br />Perkembangan
selanjutnya adalah terjadinya kontak perdagangan antara Barat dan Timur
yang sangat menguntungkan bangsa-bangsa Barat.</span></span></div>
<br />
<br />
<div class="MsoNormal" style="color: blue; font-family: "Courier New",Courier,monospace;">
<span style="font-size: medium;"><b>Eropa Menjelang Perang Salib</b></span></div>
<div class="MsoNormal">
</div>
<div class="MsoNormal" style="color: #444444; font-family: "Courier New",Courier,monospace;">
Asal mula ide Perang Salib adalah perkembangan yang terjadi
di Eropa Barat sebelummnya pada abad pertengahan. Selain itu juga menurunnya
pengaruh Kekaisaran Byzantium di Timur yang di sebabkan oleh gelombang baru
serangan Muslim Turki. Pecahnya kekaisaran Karolingian pada kahir abadke-9, di
kombinasikan dengan stabilnya peradapan Eropa sesudah pengkristenan
bangsa-bangsa Viking, Slavia, dan Magyar, telah membuat kelas petarung
bersenjata yang energinya digunakan secara salah untuk bertengkar satu satu
sama lain dan meneror penduduk setempat.</div>
<div class="MsoNormal" style="color: #444444; font-family: "Courier New",Courier,monospace;">
Gereja berusaha untuk menekan kekerasan yang terjadi melalui
gerakan-gerakan <i style="mso-bidi-font-style: normal;">Pax Dei </i>dan <i style="mso-bidi-font-style: normal;">Treuga Dei.</i> <span style="mso-spacerun: yes;"> </span><span style="mso-spacerun: yes;"> </span>Usaha ini
dinilai berhasil, tetapi para kesatria yang berpengalaman selalu mencari tempat
untuk menyalurkan kekuatan mereka dan kesempatan memperluas daerah kekuasaan
pun menjadi semakin tidak menarik. Pengecualiannya adalah saat terjadi
Reconquista di Spanyol dan Portugis. Pada saat itu kesatria-kesatria dari
Iberia dan pasukan lain dari beberapa tempat di Eropa bertempur melawan pasukan
MoorIslam yang sebelumnya berhasil menyerang dan menaklukkan sebagian besar
semenanjung Iberia dalam kurun waktu 2 abad dan menguasainya selama kurang
lebih 7 abad.</div>
<div class="MsoNormal" style="color: #444444; font-family: "Courier New",Courier,monospace;">
Pada 1063, Paus Alexander II memberikan restu kepausan bagi
kaum Kristen Iberia untuk memerangi kaum Muslim. Paus memberikan restu kepausan
standart dan pengampunan bagi siapa saja yang terbunuh dalam peperangan
tersebut. Pemerintah yand datang dari Kekaisaran Byzantium yang sedang terancam
oleh ekspansi kaum Muslim Seljuk, menjadi perhatian semua orang di Eropa. Hal ini
terjadi pada tahun 1074, dari kekaisaran Michael VII kepada Paus Georgeus VII
dan sekali lagi pada 1095, dari kaisar Alexius I Comnenus kepada Paus Urbanus
II.</div>
<div class="MsoNormal" style="color: #444444; font-family: "Courier New",Courier,monospace;">
Perang salib adalah sebuah gambaran dari dorongan keagamaan
yang itens yang merebak pada akhir abad ke-11 di masyarakat. Seorang tentara
Saalib, sesudah memberi sumpah sucinyan akan menerima sebuah Salib dari Paus
atau wakilnya dan sejak saat itu akan dianggap sebagai “tentara Gereja” . hal
ini sebagian disebabkan adanya Kontoversi <i>Investiture</i>
yang berlangsung mulai 1075 dan masih berlangsung selama Perang Salib I.</div>
<div class="MsoNormal" style="color: #444444; font-family: "Courier New",Courier,monospace;">
Oleh karena dua belah pihak yang terlibat dalam kontraversi
Investiture berusaha untuk menarik pendapat publik, masyarakat menjadi terlibat
secara pribadi dalam pertentangan keagamaan yang dramatis. Hasilnya adalah
kebangkitan semangat kristen dan ketertarikan publik pada maslah-masalah
keagamaan. Hal ini kemudian diperkuat oleh propoganda keagamaan tentang Perang <span style="mso-spacerun: yes;"> </span>untuk keadilan untuk mengambil kembali Tanah
Suci yang termasuk Yerusalem (dimana kematian, kebangkitan dan pengangkatan
Yesus Ke Surga terjadi menurut ajaran Kristen) dan Antiokia (kota Kristen yang
pertama) dari orang Muslim.</div>
<div class="MsoNormal" style="color: #444444; font-family: "Courier New",Courier,monospace;">
Selanjutnya, “penebusan Dosa” adalah faktor penentu dalam
hal ini. Ini menjadi dorongan bagi setiap orang yang merasa pernah berdosa
untuk mencapai cara menghindari dari kutukan abadi di Neraka.<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>Persoalan ini diperdebatkan dengan hangat
oleh para Tentara Salib tentang apa sebenarnya arti dari “penebusan Dosa” itu. Kebanyakan
mereka percaya bahwa dengan merebut Yerusalem kembali, mereka akan dijamin
masuk surga pada saat mereka meninggal dunia. Akan tetapi, kontravensi yang
terjadi adalah apa sebenarnya yang dijanjikan oleh Paus yang berkuasa Pada saat
itu.</div>
<div class="MsoNormal" style="color: #444444; font-family: Verdana,sans-serif;">
<span style="font-family: "Courier New",Courier,monospace;">Suatu teori menyatakan bahwa jika seseorang gugur ketika
bertempur untuk Yerusalem lah “penebus Dosa” itu berlaku. Teori ini mendekati
kepada apa yang diucapkan oleh Paus Urbanus II dalam pidato-pidatonya. Ini berarti
bahwa jika para tentara salib berhasil merebut Yerusalem,orang-orang yang
selamat dalam pertempuran tidak akan diberikan “penebusan”. Teori yang lain menyebutkan
bahwa jika seseorang telah sampai ke Yerusalem, orang tersebut akan dibebaskan
dari dosa-dosanya sebelum perang salib. Oleh karena itu, orang tersebut akan tetap bisa masuk neraka bila melakukan
dosa setelah Perang Salib. Seluruh faktor inilah yang memberikan dukungan
masyarakat kepada Perang Salib I dan kebangkitan keagamaan pada abad ke-12</span>.</div>
<div class="MsoNormal">
</div>
<div class="MsoNormal" style="color: blue; font-family: "Courier New",Courier,monospace;">
<span style="font-size: medium;"><b>Timur Tengah Menjelang Perang Salib</b></span></div>
<div class="MsoNormal" style="color: magenta; font-family: "Courier New",Courier,monospace;">
</div>
<div class="MsoNormal" style="color: #444444; font-family: "Courier New",Courier,monospace;">
Keberadaan Muslim di Tanah Suci harus dilihat sejak
penaklukan bangsa Arab terhadap Palestina dari tangan kekaisaran Bizantium pada
abad ke-7. Hal ini sebenarnya tidak telalu mempengaruhi penziarahaan ke tempat-tempat
suci kaum Kristiani di Tanah Suci Kristen ini. <span style="mso-spacerun: yes;"> </span>Sementara itu, bangsa-bangsa di Eropa Barat
tidak terlalu perduli atas dikuasainya Yerusalem yang berada jauh di Timur
sampai ketika mereka sendiri mulai menghadapi invasi dari orang-orang Islam dan
bangsa-bangsa non-Kristen lainnya seperti bangsa Viking dan Magyar. Akan tetapi,
kekuatan bersenjata kaum Muslim Turki Seljuk<span style="mso-spacerun: yes;">
</span>yang berhasil memberikan tekanan yang kuat kepada kekuasaan Kekaisaran
Byzantium yang beragama kristen Ortodoks Timur.</div>
<div class="MsoNormal" style="color: #444444; font-family: "Courier New",Courier,monospace;">
Titik balik lain yang berpengaruh terhadap pandangan Barat
kepada Timur adalah ketika pada 1009, kalifah bani Fatimiah, Al- Hakim bin-Amr
Allah memerintahkan penghancuran Gereja Makam Kudus (Church of the Holly
Sepulchre). Penerusnya memperbolehkan kekaisaran Byzantium untuk membangun
Gereja itu kembali dan memperbolehkan para peziarah di tempat itu lagi. Akan tetapi,
banyak laporan yang beredar di Barat tentang kekejaman Kaum Muslim terhadap
peziarah Kristen. Laporan didapati dari para peziarahyang pulang ini kemudian
memainkan peranan penting dalam perkembangan Perang Salib pada kahir abad itu.</div>
</div>
<div class="MsoNormal" style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; text-align: justify;">
<span style="font-size: medium;"><span style="font-size: x-small; line-height: 115%;"><span style="font-family: "Trebuchet MS", sans-serif;"> </span></span><b><span style="line-height: 115%;"> </span></b></span></div>
<div class="MsoNormal" style="color: blue; font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; text-align: justify;">
<span style="font-size: medium;"><b><span style="line-height: 115%;">Kronologi Perang Salib</span></b></span></div>
<div class="MsoNormal" style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; text-align: justify;">
<br />
<div style="color: #444444; font-family: "Courier New",Courier,monospace;">
<span style="font-size: 12pt; line-height: 115%;">Perang
salib
pada hakikatnya bukan perang agama, melainkan perang merebutkan
kekuasaan
daerah. Hal ini dibuktikan bahwa tentara salib dan tentara muslim saling
bertukar ilmu pengetahuan. Perang salib berpengaruh sangat luas terhadap
aspek-aspek politik, ekonomi dan sosial, yang mana beberapa bahkan masih
berpengaruh sampai masa kini.Karena konflik internal,antara
kerajaan-kerajaan Kristen, dan kekuatan-kekuatan politik,beberapa
ekspedisi perang salib (seperti Perang Salib VII) bergeser dari tujuan
semulanya dan berakhir dengan dijarahnya kota Kristen, Termasuk Ibu Kota
Byzantium, Konstantinopel- kota yang paling maju dan kaya di benua
Eropa saat itu.</span></div>
</div>
<div class="MsoNormal" style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;">
</div>
<div class="MsoNormal" style="color: blue; font-family: "Courier New",Courier,monospace;">
<span style="font-size: medium;"><b><span style="line-height: 115%;">Penyebab langsung Perang Salib</span></b></span></div>
<div class="MsoNormal" style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;">
</div>
<div class="MsoNormal" style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; text-align: justify;">
<a href="http://www.gophoto.it/view.php?i=http://4.bp.blogspot.com/-n8BRLIxZlNY/UJO_vYjIUQI/AAAAAAAAAG8/1sy0rFULHb8/s1600/urbanusii9uk.jpg" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="http://4.bp.blogspot.com/-n8BRLIxZlNY/UJO_vYjIUQI/AAAAAAAAAG8/1sy0rFULHb8/s1600/urbanusii9uk.jpg" /></a><span style="color: magenta; font-family: "Courier New",Courier,monospace; font-size: 12pt; line-height: 115%;">Penyebab langsung
perang salib I adalah permohonan kaisar Alexius I kepada Paus Urbanus II untuk
menolong kekaisaran Byzantium dan menahan laju invasi tentara Muslim ke dalam
wilayah kekaisaran tersebut. Hal ini dilakukan karena sebelumnya pada 1071,
kekaisaran Byzantium telah dikalahkan oleh pasukan seljuk yang dipinpin oleh
sultan Alp Arselen di pertempuran Manzikert, yang hanya berkekuatan 15.000
prajurit. Dalam peristiwa ini pasukan seljuk berhasil mengalahkan tentara
Romawi yang berjumlah 40.000 orang, terdiri atas tentara romawi, Ghus, al-Hajr,
Prancis dan Armania.</span><br />
<div style="color: #444444;">
</div>
</div>
<div class="MsoNormal" style="color: #444444; font-family: "Courier New",Courier,monospace; text-align: justify;">
<span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Kekalahan ini
berujung pada dikuasainya hampir seluruh wilayah Asia kecil (sekarang Turki). Meskipun
pertentengan Timur-Barat sedang berlangsung antara gereja Katolik Barat dengan
gereja Ortodoks Timur, Alexius I mengharapkan respon yang positif atas
permohonannya. Bagaimana pun, respon yang didapat amat besar dan hanya sedikit
bermafaat bagi Alexius I.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="color: #444444; font-family: "Courier New",Courier,monospace; text-align: justify;">
</div>
<div class="MsoNormal" style="color: #444444; font-family: "Courier New",Courier,monospace; text-align: justify;">
<span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Pausmenyerbu
bagai kekuatan invasi yang besar bukan saja untuk mempertahankan kekaisaran
Byzantium, tetapi unuk merenut kembalinya Yerusalem, setelah Dinasti Seljuk
dapat merebut Beitul Maqdis pada 1078 dari kekuasaan Dinasti Fatimiah yang
berkedudukan di Mesir.umat Kristen merasa tidak lagi bebas beribadah sejak
Dinasti Seljuk menguasai Baitul Maqdis.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="color: #444444; font-family: "Courier New",Courier,monospace; text-align: justify;">
</div>
<div class="MsoNormal" style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; text-align: justify;">
<div style="color: #444444; font-family: "Courier New",Courier,monospace;">
<span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Ketika perang
salib I didengungkan pada 27 November 1095, para pangeran kristen dari Iberia
sedang bertempur untuk keluar dari Pegunungan Galacia dan Asturia, wilayah
basque dan Navarre, dengan tingkat keberhasilan yang tinggi, selama seratus
tahun. Kejatuhan bangsa Moor-Toledo kepada kerajaan Leon pada 1085 adalah kemenangan
yang besar yang penting dan kaum kristen yang meninggalkan para wanita di garis
belakang amat sulit untuk di kalahkan. Mereka tidak mengenal hal lain selain
bertempur. Mereka tidak memiliki teman atau perpustakaan untuk dipertahankan. Para
kesatria Kristen ini merasa bahwa mereka bertempur di lingkungan asing yang di
penuhi oleh orang kafir sehingga mereka dapat berbuat dan merusak sekehendak
hatinya. Seluruh faktor ini kemudian akan dimainkan kembali di lapangan
pertempuran di Timur. Para ahli sejarah sepanyol melihat bahwa <i>reconquista</i> adalah kekuatan besar dari
karakter castilia, dengan perasaan bahwa kebaikan yang tertinggi adalah mati
dalam pertempuran mempertahankan kekristenan suatu negara.</span></div>
</div>
<div class="MsoNormal" style="color: black; font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;">
</div>
<br />
<div class="MsoNormal" style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;">
<br />
<br />
<div class="MsoNormal" style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; text-align: justify;">
</div>
<div class="MsoNormal" style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; text-align: justify;">
</div>
<div class="MsoNormal" style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; text-align: justify;">
</div>
<div class="MsoNormal" style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; text-align: justify;">
<span style="font-size: medium; line-height: 115%;"><i>(Sumber : Buku Sejarah Eropa, karangan WAHYUDI DJAJA) </i></span></div>
</div>
<div class="post-footer">
<div class="post-footer-line post-footer-line-1">
<span class="post-author vcard">
Diposkan oleh
<span class="fn" itemprop="author" itemscope="itemscope" itemtype="http://schema.org/Person">
<span itemprop="name">jefri pranata barus</span>
</span>
</span>
<span class="post-timestamp">
di
<a class="timestamp-link" href="http://jeffrypranatabarusregb2012.blogspot.com/2012/11/perang-salib_7496.html" rel="bookmark" title="permanent link"><abbr class="published" itemprop="datePublished" title="2012-11-03T07:07:00-07:00">Sabtu, November 03, </abbr></a></span></div>
</div>
PANDU PRABOWO WARSODIREJOhttp://www.blogger.com/profile/04756946191836277693noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-9026893658321059602.post-75308766955095677822012-11-02T13:19:00.000-07:002012-11-02T13:19:05.996-07:00MATARAM DINASTY SANJAYA<div class="MsoNormal">
<b><span style="line-height: 115%;"><span style="font-family: Times, Times New Roman, serif; font-size: medium;">Kerajaan
Mataram dibawah Pemerintahan Dinasti
Sanjaya dan Dinasti Isyana</span></span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-size: 12pt; line-height: 115%;"><span style="font-family: Times, Times New Roman, serif;"><br /></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-size: 12pt; line-height: 115%;"><span style="font-family: Times, Times New Roman, serif;">Kerajaan
Mataram Kuno adalah sebuah kerajaan yang terletak di daerah Jawa Tengah
sekarang. Kemungkinan besar berpusat di daerah Jogjakarta atau Magelang
sekarang dikarenakan banyaknya peninggalan-peninggalah megah yang ditemukan di
kedua daerah ini seperti Candi Prambanan dan Candi Borobudur.</span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-size: 12pt; line-height: 115%;"><span style="font-family: Times, Times New Roman, serif;"><br /></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-size: 12pt; line-height: 115%;"><span style="font-family: Times, Times New Roman, serif;">Adapun
sumber sejarah yang mendukung eksistensi berdirinya kerajaan Mataram Kuno i ni
adalaha berdasarkan Prasasti Canggal yang ditemukan di desa Canggal, sebelah
timur Jogjakarta yang berangka tahun 732 M. Sumber lain seperti Kitab atau Carita parahyangan juga
menceritakan tentang seorang raja yang
bernama Sanna yang memerintah sebuah pulau yang kaya akan emas dan padi, yang
tidak lain adalah Pulau Jawa sekarang. Diceritakan pula bahwa raja Sanna
menurunkan Takhtanya kepada Sanjaya,
yang tidak lain adalah anak adik perempuannya yang bernama Sannaha untuk
menggantikannya. Hal ini dikarenakan Raja Sanna tidak memiliki keturunan untuk
diwarisi takhta kerajaannya.</span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-size: 12pt; line-height: 115%;"><span style="font-family: Times, Times New Roman, serif;"><br /></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-size: 12pt; line-height: 115%;"><span style="font-family: Times, Times New Roman, serif;">Didalam
Carita Parahyangan pula diceritakan tentang sejarah Tanah Pasundan serta
kekalahan raja Sanna yang diserang oleh Purbasora dari Kerajaan Galuh ( daerah
sekitar Cirebon sekarang ) dan memaksanya menyingkir ke daerah Gunung Merapi,
Jawa Tengah. Namun pada masa pemerintahan Sanjaya, Kerajaan Galuh berhasil
ditaklukan.</span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-size: 12pt; line-height: 115%; text-indent: 18pt;"><span style="font-family: Times, Times New Roman, serif;"><br /></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-size: 12pt; line-height: 115%; text-indent: 18pt;"><span style="font-family: Times, Times New Roman, serif;">Sumber
sejarah lainnya yang tidak kalah penting adalah prasasti yang dikeluarkan oleh
Dyah Balitong (Rakai Watukura ) yang berisi tentang nama-nama raja dinasti Sanjaya
yang pernah memerintah Mataram. Setidaknya ada 12 raja yang pernah memerintah
Mataram, nama-nama tersebut antara lain :</span></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpFirst" style="mso-list: l0 level1 lfo1; text-indent: -18.0pt;">
<span style="font-family: Times, Times New Roman, serif;"><span style="font-size: 12pt; line-height: 115%;">1</span><span style="font-size: 12pt; line-height: 115%; text-indent: -18pt;"> </span></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpFirst" style="mso-list: l0 level1 lfo1; text-indent: -18.0pt;">
</div>
<ol>
<li><span style="font-size: 12pt; line-height: 115%; text-indent: -18pt;"><span style="font-family: Times, Times New Roman, serif;"> Rakai
Sri Mataram sang Ratu Sanjaya</span></span></li>
<li><span style="font-family: Times, Times New Roman, serif;"><span style="font-size: 12pt; line-height: 115%; text-indent: -18pt;"><span style="font-size: 7pt; line-height: normal;"> </span></span><span style="font-size: 12pt; line-height: 115%; text-indent: -18pt;">Sri
Maharaja Rakai Panangkaran</span></span></li>
<li><span style="font-family: Times, Times New Roman, serif;"><span style="font-size: 12pt; line-height: 115%; text-indent: -18pt;"> <span style="font-size: 7pt; line-height: normal;"> </span></span><span style="font-size: 12pt; line-height: 115%; text-indent: -18pt;">Sri
Maharaja Rakai Panunggalan</span></span></li>
<li><span style="font-family: Times, Times New Roman, serif;"><span style="font-size: 12pt; line-height: 115%; text-indent: -18pt;"><span style="font-size: 7pt; line-height: normal;"> </span></span><span style="font-size: 12pt; line-height: 115%; text-indent: -18pt;">Sri
Maharaja Rakai Warak</span></span></li>
<li><span style="font-family: Times, Times New Roman, serif;"><span style="font-size: 12pt; line-height: 115%; text-indent: -18pt;"><span style="font-size: 7pt; line-height: normal;"> </span></span><span style="font-size: 12pt; line-height: 115%; text-indent: -18pt;">Sri
Maharaja Rakai Garung</span></span></li>
<li><span style="font-size: 12pt; line-height: 115%; text-indent: -18pt;"><span style="font-family: Times, Times New Roman, serif;"> Sri
Maharaja Rakai Pikatan</span></span></li>
<li><span style="font-size: 12pt; line-height: 115%; text-indent: -18pt;"><span style="font-family: Times, Times New Roman, serif;"> Sri
Maharaja Rakai Kayuwangi</span></span></li>
<li><span style="font-family: Times, Times New Roman, serif;"><span style="font-size: 12pt; line-height: 115%; text-indent: -18pt;"><span style="font-size: 7pt; line-height: normal;"> </span></span><span style="font-size: 12pt; line-height: 115%; text-indent: -18pt;">Sri
Maharaja Rakai Watuhumalang</span></span></li>
<li><span style="font-size: 12pt; line-height: 115%; text-indent: -18pt;"><span style="font-family: Times, Times New Roman, serif;"> Sri
Maharaja Rakai Watukura Dyah Balitong</span></span></li>
<li><span style="font-family: Times, Times New Roman, serif;"><span style="font-size: 12pt; line-height: 115%; text-indent: -18pt;"> <span style="font-size: 7pt; line-height: normal;"> </span></span><span style="font-size: 12pt; line-height: 115%; text-indent: -18pt;">Daksa</span></span></li>
<li><span style="font-family: Times, Times New Roman, serif;"><span style="font-size: 12pt; line-height: 115%; text-indent: -18pt;"><span style="font-size: 7pt; line-height: normal;"> </span></span><span style="font-size: 12pt; line-height: 115%; text-indent: -18pt;">Tulodong</span></span></li>
<li><span style="font-family: Times, Times New Roman, serif;"><span style="font-size: 12pt; line-height: 115%; text-indent: -18pt;"><span style="font-size: 7pt; line-height: normal;"> </span></span><span style="font-size: 12pt; line-height: 115%; text-indent: -18pt;">Wawa</span></span></li>
</ol>
<br />
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-size: 12pt; line-height: 115%;"><span style="font-family: Times, Times New Roman, serif;">Adapun
dalam prasasti Mintyarsih atau lebih dikenal dengan prasati Kedu yang berangka tahun
829 Saka ( 907 Masehi ) yang berisi tentang penghadiahan kepada 5 orang patih
oleh Dyah Balitong yang telah berjasa besar kepadanya. Disebutkan pula bahwa
Rakai Panagkaran pengganti Sanjaya disebut sebagai Wamsatilak Syailendra atau
“mustika dinasti Syailendra”.</span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-size: 12pt; line-height: 115%;"><span style="font-family: Times, Times New Roman, serif;"><br /></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-size: 12pt; line-height: 115%;"><span style="font-family: Times, Times New Roman, serif;">Namun,sebenarnya
dinasty Sanjaya tidak memerintah Mataram secara berurutan melainkan diselingi
oleh kepemerintahan Dinasti Syailendra setelah masa Sanjaya, yakni pada masa
pemerintahan Rakai Panangkaran. Pada masa itu para Syailendra berhasil membujuk
Rakai Panangkaran untuk membangun sebuah bangunan suci bagi Dewi Tara. Bangunan
ini tidak lain adalah Candi Kalasan yang berada di desa Klasan disebelah timur
Jogjakarta. Setidaknya Dinasti Syailendra berkuasa selama ± 1 abad lamanya yakni dari tahun 750 hingga
850.</span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-size: 12pt; line-height: 115%;"><span style="font-family: Times, Times New Roman, serif;"><br /></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-size: 12pt; line-height: 115%;"><span style="font-family: Times, Times New Roman, serif;">Sebenarnya
pada saat Dinasti Syailendra berkuasa, para keturunan Sanjaya tidaklah
kehilangan kekuasaan sepenuhnya. Walaupun para Syailendra menguasai mayoritas
daerah kerajaan Mataram,namun para keturunan Sanjaya masih memiliki kekuasaan
atas sebagian kecil Jawa Tengah. Hingga pada akhirnya terjadi perkawinan antara
Putri Mahkota Syailendra bernama Pramodhawardani yang menikah dengan seorang
keturunan Sanjaya bernama Rakai Pikatan. Adapun Pramodhawardani adalah pewaris
takhta Kerajaan ayahnya, Samaratungga. Sebenarnya Samaratungga memiliki seorang
anak laki-laik bernama Balaputradewa yang merupakan adik dari Pramodhwardani,
yang kelak akan menjadi Raja di Tanah Sumatera, Sriwijaya.</span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-size: 12pt; line-height: 115%;"><span style="font-family: Times, Times New Roman, serif;"><br /></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-size: 12pt; line-height: 115%;"><span style="font-family: Times, Times New Roman, serif;">Dengan
perkawinan Pramodhawardani dan Rakai Pikatan ini maka terjadilah percampuran
darah antara Syailendra dan
Sanjaya. Pada masa pemerintahan Pramodhwardani dan Rakai Pikatan ini banyak
sekali dibangun bangunan-bangunan suci nan megah yang kita kenal sampai
sekarang. Pramodhawardani banyak membangun bangunan-bangunan suci bercorak
Budha seperti misalnya candi Kamulan (Borobudur). Sementara Rakai Pikatan
juga membangun bangunan-bangunan suci bercorak Hindhu seperti Candi Prambanan.</span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<b><span style="line-height: 115%;"><span style="font-family: Times, Times New Roman, serif; font-size: medium;">Dinasti
Sanjaya Berkuasa Lagi</span></span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-size: 12pt; line-height: 115%;"><span style="font-family: Times, Times New Roman, serif;"><br /></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-size: 12pt; line-height: 115%; text-indent: 36pt;"><span style="font-family: Times, Times New Roman, serif;">Rakai
Pikatan Turun takhta pada tahun 856 setelah berhasil menghapus kekuasaan
Syailendra dan kemungkinan timbulnya kembali keluarga ini telah ia cegah dengan
menggempur Balaputradewa (tahun 856 ) dan memaksanya bertahan di bukit Ratu
Boko. Rakai Pikatan digantikan oleh Rakai Kayuwangi yang memrintah antara tahun
856 hingga tahun 886. Pada masa pemerintahannya, Rakyat Mataram mengalami
kesulitan dikarenakan kekuasaan Syailendra di Jawa Tengah yang membangun dan
menghasilkan bangunan-bangunan suci yang maha megah mengakibatkan lemahnya
tenaga rakyat dan penghasilan pertanian. Usaha dalam mengutamakan kebesaran
raja kini terasa akibatnya yang menekan penghidupan rakyat. Selanjutnya Rakai
Kayuwangi digantikan oleh Rakai Watuhumalang yang memerintah dari tahun 886
hingga 910. Kemudian menyusul Dyah Balitong (Rakai Watukura) yang memrintah
mulai tahun 898 hingga 910. Pada masa pemerintahannya ia mengeluarkan sebuah
prasasti yang memuat nama-nama raja dinasti Sanjaya mulai dari Sanjaya hingga
dirinya. Prasasti ini kemudian dikenal dengan nama prasati Balitong. Adapun
raja-raja yang memerintah Mataram setelah Dyah Balitong adalah Daksa (910 –
919), Tulodong (919 – 924) dan yang terakhir Wawa (924- 929). Setelah
kepemimpinan Wawa, kekuasaan dinasti Sanjaya berakhir dan digantikan dengan
dinasti Isyana dengan raja Pertamanya Mpu Sindok.</span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<b><span style="line-height: 115%;"><span style="font-family: Times, Times New Roman, serif; font-size: medium;">Dinasti
Isyana Dibawah Mpu Sindok</span></span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-size: 12pt; line-height: 115%;"><span style="font-family: Times, Times New Roman, serif;"><br /></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-size: 12pt; line-height: 115%;"><span style="font-family: Times, Times New Roman, serif;">Setelah
Wawa turun takhta dan digantikan oleh Mpu Sindok yang merupakan menantu dari Wawa karena
pernikahannya dengan putri Wawa, Sri Prameswari. Kekuasaan Dinasti Isyana pun
dimulai. Ada sebuah peristiwa penting pada masa pemerintahan Mpu Sindok, yakni
pemindahan pusat kekuasaan dari Jawa Tengah ke Jawa Timur. Tidak jelas apa
sebabnya kekuasaan dipindahkan dari Jawa Tengah ke Jawa Timur, namun muncul dua
teori yakni : <i>teori pertama</i>, pada
masa pemerintahan berpusat di Jawa Tengah, gunung Merapi Meletus dan akhirnya
mengahncurkan daerah tersebut, sehingga memaksa pusat kekuasaan dipindahkan ke
daerah Jawa Timur. <i>Teori kedua, </i>pusat
kekuasaan dipindahkan ke Jawa Timur guna untuk menghindari kemungkinan serangan
dari Sriwijaya pada masa itu.</span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-size: 12pt; line-height: 115%;"><span style="font-family: Times, Times New Roman, serif;"><br /></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-size: 12pt; line-height: 115%;"><span style="font-family: Times, Times New Roman, serif;">Pada
masa pemerintahan Sindok juga terhimpun sebuah kitab suci Agama budha yakni
Sang Hyang Kamahayanikan yang berisikan soal-soal ajaran dan ibadah agama budha
tantrayana. Namun agama Sindok sebenarnya adalah Hindu Mahayana. Mpu Sindok
memerintah mulai dari tahun 929 sampai 947. Pengganti-penggantinya dapat kita
ketahui dari prasasti yang dikeluarkan oleh raja Airlangga atau Prasasti
Calcutta. Sehabis masa kepemimpinan Sindok digantikan oleh anaknya yang bernama
Sri Isyanatunggadewi dengan suaminya
Lokapala. Dari perkawinan ini lahirlah raja yang akan menggantikannya yakni
Makatuwangsawardana yang digambarkan sebagai “matahari keluarga isyana”.
Nantinya juga Makutawangsawardana akan menurunkan seorang anak yakni,
Mahendratta ( Gunapriyadharmapatni ) yang amat cantik yang bersuamikan raja
Udayana (Dharmodayana Warmadewa) dari keluarga Warmadewa yang berkuasa di Bali.</span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<b><span style="line-height: 115%;"><span style="font-family: Times, Times New Roman, serif; font-size: medium;">Dharmawangsa
dan Airlangga</span></span></b></div>
<div style="text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-family: Times, Times New Roman, serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-family: Times, Times New Roman, serif;">Dharmawangsa naik menggantikan
pendahulunya Makutawangsawardana. Dalam masa pemerintahannya , kitab Mahabhrata
disadur dalam bahasa Jawa kuno. Dari 18 parwa yang ada yang kini sampai kepada
kita hanyalah 9 parwa, diantaranya termasuk Adiparwa dan Wirataparwa yang
memuat nama raja-raja dan angka tahun 996 serta Bhismaparwa. Juga disusun kitab
hukum yang bernama ‘Siwasana” tahun 991. Darmawangsa menyerang Sriwijaya untuk
merebut bagiaan selatan wilayah agar dapat menguasai selat sunda yang sangat
penting bagi perdagangan India – Indonesia _ Tiongkok (992). Dharmawangsa juga
berusaha keras untuk mengadakan hubungan politik dengan Tiongkok pada masa itu.
Tercatat pada tahun 988 – 992 seorang Utusan Sriwijaya terpaksa bertahan di
Kanton dikarenakan Sriwajaya sedang dalam keadaan perang ( diserang oleh
kerajaan dari Jawa, diduga dibawah pimpinan Dhrmawangsa). Keadaan perang yang
menutup pintu-pintu Sriwijaya itu dibenarkan oleh seorang Utusan dari Jawa yang
singgah di Kanton pada tahun 922. Setelah Dharmawangsa berhasil menduduki
Sriwijaya, maka naiklah Sri Sudamaniwarmadewa sebagai raja Sriwijaya yang
diduga ada hubungan kekluargaan dengan keluarga Warmadewa di Bali. </span></div>
<div style="text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-family: Times, Times New Roman, serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-family: Times, Times New Roman, serif;">Pada tahun 1016 kerajaan
Mataram dibawah kekuasaan Dharmawangsa mengalami bahaya besar atau <i>pralaya </i> atau kehancuran akibat serbuan dari Sriwijaya
yang sebelumnya telah berhasil meyakinkan seorang raja bawahan Dharmawangsa,
Wurawari untuk memberontak dan menyerang Mataram. Dengan bantuan tentara dari
Sriwijaya, pasukan pemberontak yang dipimpin Wurawari berhasil menghancurkan
Dharmawangsa serta para pembesar istana. Dharmawangsa tewas dalam perang itu,
begitupun para pembesar istana, hanya bebrapa orang saja yang berhasil
meloloskan diri. Airlangga salah satunya, dengan dikawal oleh Narottama dan
mengungsi ke daerah pegunungan Wanokwari. Airlangga merupakan putra sulung dari
Udayana (raja Bali ) dan ibunya Mahendratta. Dalam hal ini Airlangga adala
kemankan dari Dharmawangsa sebab dahulu Dharmawangsa menikah dengan cucu Sri
Isyanatunggawijaya yang tidak lain adalah putri dari Mpu Sindok. Selama 3 tahun
Airlangga berlindung di daerah itu, hingga pada tahun 1019 raja Colamandala
dari India menyerbu Sriwijaya. Hal ini menyebabkan konsentrasi Tentara didaerah
Jawa Timur yang menduduki Mataram ditarik kembali ke Sriwijaya. Melihat kondisi
yang menguntungkan ini, Airlangga turun dari pngungsiannya dan kembali ke
Ibukota. Ia dinobatkan menjadi raja oleh para pendeta Budha, Siwa dan Brahmana
menjadi raja. Namun pada tahun 1023 barulah Airlangga meluaskan daerah
kekuasaannya setelah pada tahun yang sama setelah serangan kedua oleh raja
Colamandala terhadap Sriwijaya menyebabkan Sriwijaya dalam keadaan yang
selemah-lemahnya. Dalam usahanya untuk menutup kemungkinan Sriwijaya menyerang
kembali, Airlangga terlebih dahulu mengadakan suatu “gentlemen aggreement”.
Dalam perjanjian itu antara Sriwijaya dan Airlangga tidak lagi bermusuhan.
Sriwjaya menguasai bagian Barat Indonesia ( diluar kekuasaan Mataram Airlangga
) sedangkan Airlangga berhak menguasai daerah Jawa Tengah dan Jawa Timur dan
sekitarnya.</span></div>
<div style="text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-family: Times, Times New Roman, serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-family: Times, Times New Roman, serif;">Dalam pemerintahannya
Airlangga dibantu oleh pengiku-pengikutnya yang setia, yaitu Narottama dan Niti
yang masing masing bergelar rakryan Kanuruhan dan rakryan Kuningan. Ibu kota
kerajaan juga sempat di dipindahkan dari daerah Wwatan Mas ke Kahuripan pada
tahun 1031. Pelabuhan Hujung Galuh dimuara sungai Brantas diperbaiki, sedangkan
Pelabuhan Kambang Putih (Tuban) diberi
hak-hak istimewa. Sungai Brantas yang selalu menimbulkan kerusakan akibat
banjir diberi sebuah tanggul didaerah Waringin Sapta.</span></div>
<div style="text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-family: Times, Times New Roman, serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-family: Times, Times New Roman, serif;">Semasa pemerintahan Airlangga,
lahirlah sebuah kitab yang diberi nama “Arjunawiwaha” karya Mpu Kanwa dan
disusun buku Undang undang Siwasana yang sampai sekarang masih digunakan di
Bali. Airlangga adalah seorang raja yang adil dan bijaksana. Ia memiliki dua
orang putra, Samarawijaya dan Mapanji Gerasakan serta seorang putri bernama
Kili Suci yang memilih untuk pertapa dan menetap di Pucangan. Sementara itu,
kedua putranya sama-sama ingin memperoleh warisan kerajaan. Akhirnya Airlangga
meminta nasihat kepada Mpu Bharada , dan akhirnya Mpu Bharada menyatakan bahwa
kerajaan Airlangga harus dibagi dua, dengan Gunung Kawi serta sungai Brantas
sebagai batasnya. </span></div>
<div style="text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-family: Times, Times New Roman, serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-family: Times, Times New Roman, serif;">Maka daerah kekuasaan
Airlangga pun dibagilah menjadi dua kerajaan. Bagian barat menjadi kerajaan
Panjalu ( Kediri ) dengan ibukotanya Daha, diberikan kepada putranya yang
bernama Samarawijaya. Sedangkan kerajaan bagian Timur diberi nama dengan
kerajaan Janggala dengan ibukotanya di Kahuripan, diberikan kepada putranya
yang bernama Mapanji Gerasakan. Muncullah Panjalu dan Janggala yang dibatasi
oleh Gunung Kawi dan Sungai Brantas. Setelah membagi kerajaannya menjadi dua,
akhirnya Airlangga memutuskan untuk menjadi pertapa sampai meninggal dan
jasadnya dimakamkan di Candi Belahan dan sebagai perwujudannya dibuatkkan
sebuah patung Airlangga sebagai Wisnu mengendarai Garuda ( Jatayu ).</span></div>
PANDU PRABOWO WARSODIREJOhttp://www.blogger.com/profile/04756946191836277693noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-9026893658321059602.post-40946079288057013092012-11-02T13:11:00.001-07:002012-11-02T13:11:15.278-07:00BANGGAI KINGDOM<h3 class="post-title entry-title" itemprop="name">
<span style="color: black;"><a href="http://wawanmulyanabreg2012.blogspot.com/2012/10/kerajaan-banggai.html">KERAJAAN BANGGAI</a></span>
</h3>
<div class="post-header">
</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
<span style="color: black;"><a href="http://www.gophoto.it/view.php?i=https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjV8_504Cc3glz4Y8iHdn-6pa5cUJpATKexoSKvUQ2l6QtEjChH_j4m0OFTGxo7OSYQ46M6G3427xqoMRifwGsgeoiJihJddgur97gKzKBLHq0gLRXbb198jeiNDcqrv7zHA8OFz1RZFBPC/s1600/20101028banggai.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="231" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjV8_504Cc3glz4Y8iHdn-6pa5cUJpATKexoSKvUQ2l6QtEjChH_j4m0OFTGxo7OSYQ46M6G3427xqoMRifwGsgeoiJihJddgur97gKzKBLHq0gLRXbb198jeiNDcqrv7zHA8OFz1RZFBPC/s1600/20101028banggai.jpg" width="320" /></a></span></div>
<div style="text-align: justify;">
Kerajaan Banggai sudah dikenal sejak abad ke
13, sebagaimana termuat dalam buku Negara Kertagama yang ditulis oleh
Empu Prapancan pada tahun saka 1478/1365 M. Saat ini keraton Raja
Banggai keadaannya masih terpelihara dengan baik. Kerajaan ini tidak
dikenal mengenal putera mahkkota.<br />
</div>
<div style="text-align: justify;">
Siapapun bisa diangkat menjadi Raja atas
keputusan Basalo Sangkap. Terbentuknya Basalo Sangkep berawal dari empat
kerajaan kecil di Pulau Banggai, yaitu Kerajaan
Babolau,Singgolok,Kookini dan Katapen.<br />
</div>
<div style="text-align: justify;">
Kerajaan Banggai pada awalnya hanya meliputi
wilayah Banggai Kepulauan namun kemudian oleh Adi Cokro, panglima
perang kesultanan Ternate yang berasal dari Jawa, kemudian menyatukan
keempat Raja Banggai, kerajaan itu menjadi Kerajaan Banggai. Keempat
rajanya kemudian dijadikan Basalo Sangkap yang terdiri dari Basalo
Dodung (Raja Babolau), Basalo Gong - gong (Raja Singgolok),Basalo
Bonunungan (Raja Kookini) dan Basalo Mongosong (Raja Katapean). Setelah
Adi Cokro menyatukan keempat kerajaan itu bahkan memperluas wilayahnya
sampai ke Banggai Daratan ia kemudian kembali ke Jawa sehingga
terjadilah kekosongan kepemimpinan.<br />
</div>
<div style="text-align: justify;">
Basalo Sangkap lantas memilih Abu
Kasim,putera Adi Cokro hasil perkawinan dengan Nurussapa-puteri Raj
Singgolok menjadi raja Banggai. Namun, sebelum dilantik Abu Kasim tewas
terbunuh oleh bajak laut dalam sebuah pelayaran.<br />
</div>
<div style="text-align: justify;">
Basalo Sangkap kemudian memilih Maulana
Prins Mandapar, anak Adi Cokro yang lain, hasil perkawinannya dengan
seorang puteri Portugis. Basalo Sangkap ini pula yang melantik Mandapar
menjadi raja Banggai pertama dan berkuasa tahun 1600 - 1625.<br />
</div>
<div style="text-align: justify;">
Pelantikan Mandapar dan raja - raja selalu
dilakukan diatas sebuah batu yang dipahat menyerupai tempat duduk.
Sampai saat ini batu tersebut masih ada di kota tua Banggai Lalongo,
sekitar lima kilometer dari Kota Banggai. Setelah Mandapar dilantik,
kerajaan Banggai mulai ditata sedemikian rupa sehingga pemerintahan
maupun kehidupan rakyatnya berjalan dengan selaras.<br />
</div>
<div style="text-align: justify;">
Untuk membantu raja, dibentuklah dewan
menteri atau yang dikenal dengan komisi empat. Komisi empat itu terdiri
dari Mayor Ngopa atau Raja Muda, Kapitan Laut atau Kepala Angkatan
Perang, Jogugu atau Menteri Dalam Negeri dan Hukum Tua atau Pengadilan .<br />
</div>
Komisi empat masing - masing memiliki
sejumlah pembantu. Pembantunya dipilih dan diangkat langsung oleh raja
dengan persetujuan Basalo Sangkap. Raja juga mengangkat staf pribadi
untuk urusan pemerintahan dan rumah tangga kerajaan. PANDU PRABOWO WARSODIREJOhttp://www.blogger.com/profile/04756946191836277693noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-9026893658321059602.post-51278426188989785432012-11-02T13:09:00.005-07:002012-11-02T13:09:55.540-07:00KERAJAAN PAJANG<h3 class="post-title entry-title" itemprop="name">
<span style="color: black;"><a href="http://wawanmulyanabreg2012.blogspot.com/2012/11/kesultanan-pajang.html">KESULTANAN PAJANG</a></span>
</h3>
<div class="post-header">
</div>
<div style="text-align: justify;">
Kerajaan
Pajang adalah sebuah kerajaan yang berpusat di Jawa Tengah sebagai
kelanjutan Kerajaan Demak. Kompleks keraton, yang sekarang tinggal
batas-batas fondasinya saja, berada di perbatasan Kelurahan Pajang ,
Kota Solo dan Desa Makamhaji,Karatsura,Sukoharjo.</div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
Pada awalnya berdiri tahun 1549, wilayah
kesultanan pajang hanya meliputi sebagian Jawa Tengah. Karena
negeri-negeri Jawa Timur banyak yang melepaskan diri sejak kematian
Sultan Trenggono. Ditahun 1568 Sultan Hadiwijaya dan para Adipati Jawa
Timur dipertemukan di Giri Kedaton oleh Sunan Prapen. Dalam Kesempatan
iu, para adipati sepakat mengakui kedaulatan Pajang diatas negeri -
negeri Jawa Timur.</div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<span style="color: black;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhzxEGcbBarkimXJg2gr_G_hphlZvt2T3XTFihuNGVwpqnbhgdq7_Jdz2bvseK7VWQw0ToLqUgCSQnzjZx0S6SdfY300RzCGFX8lRR1PmHlhlUD9-COd0DK0raEccPB5gA2wXxg3okqetbP/s1600/c-law-depan.JPG" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhzxEGcbBarkimXJg2gr_G_hphlZvt2T3XTFihuNGVwpqnbhgdq7_Jdz2bvseK7VWQw0ToLqUgCSQnzjZx0S6SdfY300RzCGFX8lRR1PmHlhlUD9-COd0DK0raEccPB5gA2wXxg3okqetbP/s1600/c-law-depan.JPG" /></a></span></div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
Sebagai tanda ikatan politik, Panji
Wiryakrama (pemimpin persekutuan adiapti Jawa Timur) dinikahkan dengan
puteri Sultan Hadiwijaya. Negeri kuat lainnya yaitu Madura juga berhasil
ditaklukkan Pajang. Pemimpin bernama Raden Pratanu alias Panembahan
Lemah Dawur juga diambil sebagai menantu Sultan Hadiwijaya. Sedangkan
tanah Mataram dan Pati adalah dua hadiah Sultan Hadiwijaya yang
diberikan kepada Ki Penjawi dan Ki Ageng Pemanahan yang membantu
menumpas Arya Panangsang.</div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
Ki Penjawi diangkat sebagai penguasa Pati
sejak tahun 1549, sedangkan Ki Ageng Pemanahan baru mendapatkan
hadiahnya tahun 1556 berkat bantuan Sunan Kalijaga. Hal ini dilakukan
karena Sultan Hadiwijaya mendengar ramalam Sunan Prapen bahwa di Mataram
akan lahir kerajaan yang lebih besar daripada Pajang. Ramalan tersebut
menjadi kenyataan ketika Mataram dipimpin oleh Danang Sutawijaya putera
Ki Ageng Pemanahan sejak tahun 1575. Di bawah pimpinannya Mataram
berkembang dengan pesatnya.</div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
Tahun 1582 meletus perang Pajang dengan
Mataram karena Danang Sutawijaya membela adik iparnya yaitu Tumenggung
Mayang yang dihukum untuk dibuang ke Semarang oleh Sultan Hadiwijaya.
Perang dimenangkan pihak Mataram meskipun pasukan Pajang jumlahnya lebih
besar. Sepulang dari perang Sultan Hadiwijaya jatuh sakit dan meninggal
dunia.</div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
Terjadilah persaingan antara putera dan
menantunya, yaitu Pangeran Benawa dan Arya Panggiri. Selanjutnya Arya
Panggiri sebagai raja didukung oleh Panembahan Kudus berhasil naik tahta
tahun 1583. Pemerintahan Arya Panggiri hanya disibukkan dengan usaha
balas dendam terhadap Mataram. Kehidupan rakyat Pajang terabaikan, hal
itu membuat Pangeran Benawa yang sudah tersingkir ke Jipang merasa
prihatin.</div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
Pada tahun 1586 Pangeran Benawa bersekutu
dengan Danang Sutawijaya untuk menyerbu Pajang. Perang antara Pajang
melawan Mataram dan Jipang pun berakhir dengan kekalahan Arya Panggiri.
Ia dikembalikan kenegeri asalnya yaitu Demak. Pangeran Benawa kemudian
menjadi raja di Pajang yang ketiga. Pemerintahan Pangeran Benawa
berakhir pada tahun 1587. Tidak ada putera mahkota yang menggantikannya
sehingga Pajang pun dijadikan negeri bawahan oleh Mataram. Yang menjadi
Bupati adalah Pangeran Gagak Baning, adik Danang SutawijayaPANDU PRABOWO WARSODIREJOhttp://www.blogger.com/profile/04756946191836277693noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-9026893658321059602.post-16146029729676235592012-11-02T13:09:00.002-07:002012-11-02T13:09:03.340-07:00KERAJAAN GALUH..<h3 class="post-title entry-title" itemprop="name">
<span style="color: black;"><a href="http://wawanmulyanabreg2012.blogspot.com/2012/11/normal-0-false-false-false-in-x-none-x.html">KERAJAAN GALUH</a></span>
</h3>
<div class="post-header">
</div>
<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<span style="color: black;"><a href="http://www.gophoto.it/view.php?i=https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjpgMi68Nm5vxEZ2jU66kAlawFchIQwu4WE7KaqdRJN57s_QFhG2XivC8BJNSD98xL4W8-WjrEDD98P0_njgYYjywgviukYxThFy19xjR3aLlk4fPM8SuSdT3YEdVad0LcpjJLpBAqXNhNT/s1600/Cangkuangtemple.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjpgMi68Nm5vxEZ2jU66kAlawFchIQwu4WE7KaqdRJN57s_QFhG2XivC8BJNSD98xL4W8-WjrEDD98P0_njgYYjywgviukYxThFy19xjR3aLlk4fPM8SuSdT3YEdVad0LcpjJLpBAqXNhNT/s1600/Cangkuangtemple.jpg" /></a></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="mso-ansi-language: EN-US;"><span style="mso-spacerun: yes;"> </span><span lang="EN-US"><span style="mso-tab-count: 1;"> </span></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="mso-ansi-language: EN-US;"><span lang="EN-US"><span style="mso-tab-count: 1;"> </span></span></span><span style="mso-bidi-font-weight: bold;">Kerajaan
Galuh</span> adalah suatu kerajaan Sunda di pulau Jawa, yang wilayahnya
terletak antara Sungai Citarum di sebelah barat dan Sungai Cipamali di
sebelah
timur. Kerajaan ini adalah penerus dari kerajaan Kendan, bawahan
Tarumanegara.</div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div style="text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
Sejarah mengenai Kerajaan
Galuh ada pada naskah kuno <i>Carita Parahyangan</i>, suatu naskah
berbahasa Sunda
yang ditulis pada awal abad ke-16. Dalam naskah tersebut, ceritera mengenai
Kerajaan Galuh dimulai waktu Rahiyangta ri Medangjati yang menjadi raja resi
selama lima belas tahun. Selanjutnya, kekuasaan ini diwariskan kepada putranya
di Galuh yaitu Sang Wretikandayun.</div>
<div style="text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
</div>
<div style="text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
Saat Linggawarman, raja
Tarumanagara yang berkuasa dari tahun 666 meninggal dunia pada tahun 669, kekuasaan
Tarumanagara jatuh ke Tarusbawa, menantunya dari
Sundapura, salah satu wilayah di bawah Tarumanagara. Karena Tarubawa
memindahkan kekuasaan Tarumanagara ke Sundapura, pihak Galuh, dipimpin oleh
Wretikandayun (berkuasa dari tahun 612), memilih untuk berdiri sebagai kerajaan mandiri. Adapun
untuk berbagi wilayah, Galuh dan Sunda
sepakat menjadikan Sungai Citarum sebagai batasnya.</div>
<div style="text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
</div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; mso-outline-level: 2; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Courier New",Courier,monospace;"><b><span style="font-size: 18.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">Kerajaan kembar</span></b></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-family: "Courier New",Courier,monospace;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-family: "Courier New",Courier,monospace;"><span style="font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">Wretikandayun punya tiga anak
lelaki: Rahiyang Sempakwaja (menjadi resiguru di Galunggung),
Rahiyang Kidul (jadi resi di Denuh), dan Rahiyang Mandiminyak. Setelah
menguasai Galuh selama sembilan puluh tahun (612-702), Wretikandayun
diganti oleh Rahiyang Mandiminyak, putra bungsunya, sebab kedua kakaknya
menjadi resiguru.</span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-family: "Courier New",Courier,monospace;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-family: "Courier New",Courier,monospace;"><span style="font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">Dari Nay Pwahaci Rababu, Sempakwaja
mempunyai dua anak: Demunawan dan Purbasora. Akibat tergoda oleh kecantikan
iparnya, Mandiminyak sampai terseret ke perbuatan nista, sampai melahirkan Sena
(atau Sang Salah). Sedangkan dari istrinya, Dewi Parwati, putra dari Ratu Sima
dan Raja Kartikeyasingha, Mandiminyak mempunyai putra perempuan yang bernama
Sannaha. Sannaha dan Sena lantas menikah, dan mempunyai putra yang bernama
Rakryan Jambri (atau disebut Sanjaya).</span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-family: "Courier New",Courier,monospace;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-family: "Courier New",Courier,monospace;"><span style="font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">Kakuasaan Galuh yang diwariskan pada
Mandiminyak (702-709),
kemudian diteruskan oleh Sena. Karena merasa punya hak mahkota dari Sempakwaja,
Demunawan dan Purbasora merebut kekuasaan Galuh dari Sena (tahun 716). Akibat terusir, Sena
dan keluarganya lantas mengungsi ke Marapi di sebelah timur, dan menikah dengan
Dewi Citrakirana, putra dari Sang Resi Padmahariwangsa, raja Indraprahasta.</span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-family: "Courier New",Courier,monospace;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; mso-outline-level: 2; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Courier New",Courier,monospace;"><b><span style="font-size: 18.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">Kabupaten Galuh Ciamis, kejayaan
zaman Kanjeng Prabu</span></b></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; mso-outline-level: 2; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Courier New",Courier,monospace;"><br /></span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<span style="font-family: "Courier New",Courier,monospace;"><a href="http://www.gophoto.it/view.php?i=https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhnVKjY4MDksqLGWq3ERTteYIGbIULAZKIAaOcIW82q-GYLi9gESeWW-Yu48uML_vMdJhJC4BMOnaZhpSCPtznoecQAHmq8dMDzSQQjvrcGaWTh5eO6abpzZbrO-f04-5MaHVcQde2-4bGy/s1600/300px-COLLECTIE_TROPENMUSEUM_Olieverfschilderij_voorstellende_portret_van_de_Regent_van_Galoeh_Raden_Aria_Koesoema_di_Ninggrat_TMnr_A-5752.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhnVKjY4MDksqLGWq3ERTteYIGbIULAZKIAaOcIW82q-GYLi9gESeWW-Yu48uML_vMdJhJC4BMOnaZhpSCPtznoecQAHmq8dMDzSQQjvrcGaWTh5eO6abpzZbrO-f04-5MaHVcQde2-4bGy/s1600/300px-COLLECTIE_TROPENMUSEUM_Olieverfschilderij_voorstellende_portret_van_de_Regent_van_Galoeh_Raden_Aria_Koesoema_di_Ninggrat_TMnr_A-5752.jpg" width="193" /></a></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; mso-outline-level: 2; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Courier New",Courier,monospace;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Courier New",Courier,monospace;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-family: "Courier New",Courier,monospace;"><span style="font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">Kangjeng Prebu sebagai bupati Galuh
yang keenambelas ini paling ternama. Ia mempunyai ilmu yang tinggi dan
merupakan bupati pertama di wilayah itu yang bisa membaca huruf latin.
Memerintah dengan adil disertai dengan kecintaannya pada rakyat. Empat puluh
tujuh tahun lamanya Raden Adipati Aria Kusumadiningrat memimpin Galuh Ciamis (1839-1886).</span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-family: "Courier New",Courier,monospace;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-family: "Courier New",Courier,monospace;"><span style="font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">Pemerintah kolonial saat itu sedang
menjalankan Tanam Paksa. Sebetulnya di tatar Priangan sejak
tahun 1677
sudah dilaksanakan juga apa yang disebut <i>Preangerstelsel</i> atau sistem
Priangan yang berkaitan dengan komoditi kopi. Sampai sekarang terabadikan dalam
lagu yang berurai air mata yang bunyinya <i>"Dengkleung dengdek, buah kopi
raranggeuyan. Ingkeun saderek, ulah rek dihareureuyan"</i>, gambaran
seorang wanita yang sedih berkepanjangan karena ditinggal pujaan hati bekerja
dalam tanam paksa. Dari <i>Preangerstelsel</i>, di tempat lain dimekarkan
menjadi <i>Culturstelsel</i>. Jelas di Kabupaten Galuh ini bukan cuma komoditi
kopi yang dipaksa harus ditanam olah rakyat, tapi juga nila. Proyek nila ini
menimbulkan insiden Van Pabst
yang menyebabkan Bupati Ibanagara dicopot dari jabatannya.</span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
</div>
<div style="text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
Dari tahun 1853 Kangjeng Prebu
tinggal di keraton Selagangga yang dibuat dari kayu Jati yang kokoh. Luas lahan
tempat keraton itu berdiri adalah satu hektar, dengan kolam ikan, air mancur,
dan bunga-bunga di pinggirnya. Di bagian lain dari keraton, ada kaputren,
tempat para putri Bupati. Di komplek keraton juga ada mesjid. Tahun 1872 di komplek keraton
ini dibangun Jambansari dan pemakaman keluarga Bupati. Di sebelah timur
pemakaman ada situ yang sangat dikeramatkan. Dulu tidak ada yang berani
melanggarnya, orang Galuh percaya air situ itu mengandung khasiat seperti yang
dituliskan oleh Kangjeng Prebu dalam <i>guguritan</i> yang dibuatnya, "<i>Jamban
tinakdir Yang Agung, caina tamba panyakit, amal jariah kaula, bupati Galuh
Ciamis, Aria Kusumahdiningrat, medali mas pajeng kuning.</i>" Artinya
kurang lebih, "Jamban takdir dari Yang Agung, airnya penyembuh penyakit,
amal jariah saya, bupati Galuh Ciamis, Aria Kusumahdiningrat, medali mas pajeng
kuning."</div>
<div style="text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
</div>
<div style="text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
Menurut para menak Galuh zaman
sekarang, terutama keturunan Kangjeng Prebu, zaman dulu <i>guguritan</i> yang
disusun dalam pupuh Kinanti ini suka dinyanyikan oleh anak-anak sekolah rakyat.
Selain bangunan untuk kepentingan keluarga Bupati, Kanjeng Prebu juga membangun
gedung-gedung pemerintahan dan sarana lainnya. Antara tahun 1859 sampai 1877 pembangunan
berlangsung tanpa henti. Diawali dengan dibangunnya gedung pemerintahan
kabupaten yang megah, tepatnya di gedung DPRD sekarang, menghadap utara. Lantas
gedung untuk Asisten Residen, yang sekarang menjadi gedung negara atau gedung kabupaten,
sekaligus tempat tinggal Bupati sekeluarga. Bangunan lainnya adalah markas
militer, rumah pemasyarakatan, mesjid agung, gedung kantor telepon.</div>
<div style="text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
</div>
<div style="text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
Tampaknya Kangjeng Prebu sama
sekali tidak melupakan satu pun kepentingan masyarakat. Pendidikan diutamakan
oleh Bupati yang mahir berbahasa Prancis ini. Untuk pendidikan
putera-puteranya dan kadang keluarga Bupati, sengaja dipanggil guru Belanda
J.A.Uikens dan J. Blandergroen ke kantor kabupaten untuk mengajarkan membaca
dan berbicara bahasa Belanda. Tahun 1862, Kangjeng Dalem
mendirikan Sekolah Sunda. Tahun 1874, Sekolah Sunda yang kedua berdiri di Kawali.
Sekolah-sekolah ini merupakan sekolah pertama di Tatar Sunda.</div>
<div style="text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
</div>
<div style="text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
Dalam upaya menyebarkan agama Islam, Kangjeng Prebu
mempunyai cara-cara tersendiri. Terutama dalam upaya menghilangkan kepercayaan
sebagian masyarakat yang masih menyimpan sesembahan berupa arca batu setinggi
manusia. Kangjeng Prebu sengaja suka mengadakan silaturahmi dan pengajian
dengan mengajak serta masyarakat.</div>
<div style="text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
</div>
<div style="text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
Dalam kumpulan seperti itulah
ia mengajak rakyatnya supaya mereka setiap akan pergi ke pengajian dan
perkumpulan, membawa arca yang ada di rumahnya masing-masing. "Kita
satukan dengan arca kepunyaan saya," katanya. Rakyat setuju saja diminta
membawa arca seperti itu dan dengan jujur mengakui bahwa di rumahnya memiliki
arca. Dengan demikian, tanpa memakan waktu yang lama, sudah tidak ada lagi arca
yang disimpan di rumah-rumah rakyat. Masyarakat beribadah dengan
sungguh-sungguh memuji keagungan Allah. Islam mekar memancar seputaran Galuh.
Sementara arca-arca yang dikumpulkan rakyat, ditumpuk begitu saja di
Jambansari. Sekelilingnya ditanami pepohonan yang rimbun. Itu sebabnya sampai
sekarang banyak arca di pemakaman Kangjeng Prebu di Selagangga.</div>
<div style="text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
</div>
<div style="text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
Kangjeng Prebu merupakan
Bupati pertama di Tatar Sunda yang bisa membaca aksara latin, juga mempunyai
ilmu kebatinan yang tinggi. Menurut ceritera yang berkembang di masyarakat
Galuh Ciamis, Kangjeng Prebu juga menguasai makhluk gaib yang di Ciamis
terkenal disebut <i>onom</i>. Tahun 1861, jalan kereta api akan dibuka untuk melancarkan hubungan
antar warga, dari Tasikmalaya ke Manonjaya, Cimaragas, Banjar, terus sampai
Yogyakarta. Kangjeng Prebu segera mengajukan permohonan, supaya jalan kereta
api bisa melewati kota Galuh, pusat kabupaten, dan bukannya melewati Cimaragas
- Manonjaya. Biaya pembuatannya memang jadi membengkak sebab perlu dibuat
jembatan yang panjang di Cirahong dan Karangpucung. Tetapi akhirnya Belanda
menerima permohonan itu. Walaupun stasiun yang dibangun Belanda kini sudah tua,
tapi Ciamis sampai kini dilewati jalan kereta api, diantaranya kereta api
Galuh.</div>
<div style="text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
</div>
<div style="text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
Tahun 1886 Kangjeng Prebu <i>lengser
kaprabon</i>, jabatannya dilanjutkan oleh putranya yang bernama Raden Adipati
Aria Kusumasubrata. Tapi walaupun sudah pensiun, Kangjeng Prebu tidak hanya
mengaso sambil ongkang-ongkang kaki di kursi goyang. Ia masih terus berbenah
dan membangun Galuh Ciamis. Masih di zamannya berkuasa, Undang-undang Agraria
mulai dipakai, tepatnya tahun 1870. Oleh sebab itu, di Galuh Ciamis banyak perkebunan
swasta, diantaranya Lemah Neundeut, Bangkelung, Gunung Bitung, Panawangan,
Damarcaang, dan Sindangrasa.</div>
<div style="text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
</div>
<div style="text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
Tahun 1915 Kabupaten Galuh
secara resmi masuk ke Keresidenan Pariangan, dan sebutannya menjadi
Kabupaten Ciamis. Tanggal 1 Januari 1926 Pulau Jawa dibagi
menjadi tiga provinsi, Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur. Jawa Barat
dibagi menjadi lima keresidenan, 18 Kabupaten
dan enam kotapraja.
Ciamis selanjutnya masuk ke Karesidenan Priangan Timur.</div>
<div style="text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
</div>
<div style="text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
Di lokasi keraton Selagangga,
Kangjeng Prebu juga membuat mesjid megah. Orang yang dipercayai untuk mengurus
dan menghidupkannya adalah Haji Abdul Karim. Untuk pemekaran agama Islam,
Bupati Galuh memerintahkan para Kepala Desa supaya di tiap desanya didirikan
mesjid, selain untuk ibadah secara umum, juga untuk anak-anak dan remaja
belajar mengaji dan ilmu agama. Pendeknya untuk membangun mental spiritual
masyarakat.</div>
PANDU PRABOWO WARSODIREJOhttp://www.blogger.com/profile/04756946191836277693noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-9026893658321059602.post-72249236439384370882012-11-02T13:08:00.001-07:002012-11-02T13:08:11.768-07:00Kerajaan BEDAHULU<h3 class="post-title entry-title" itemprop="name">
<span style="color: black;"><a href="http://wawanmulyanabreg2012.blogspot.com/2012/11/kerajaan-bedahulu.html">KERAJAAN BEDAHULU</a></span>
</h3>
<div class="post-header">
</div>
<br />
<br />
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: center; text-indent: 36pt;">
<span style="color: black;"><a href="http://www.gophoto.it/view.php?i=https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhmyo4cWjWBbweFUtMAZhpV-codX1StVTxo6gfvGXqHNtIuig70Kto9jdFz3B9gMXOeyVVccR43oWdvzr-A2YQJz8TBVdXdxpWUiTQw3wR1Zara0ZFsDlurwiwpcq1W6AbO3ddL0reCkKS1/s1600/images.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhmyo4cWjWBbweFUtMAZhpV-codX1StVTxo6gfvGXqHNtIuig70Kto9jdFz3B9gMXOeyVVccR43oWdvzr-A2YQJz8TBVdXdxpWUiTQw3wR1Zara0ZFsDlurwiwpcq1W6AbO3ddL0reCkKS1/s1600/images.jpg" /></a><span lang="EN-US" style="mso-ansi-language: EN-US;"> </span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="EN-US" style="mso-ansi-language: EN-US;">Kerajaan Bedahulu di Bali muncul
sekitar abad ke 8 sampai abad ke 14 pusat pemerintahan berada di Pejeng atau
Bedahulu Kabupaten Gianyar . Dimasa kerajaan Bedahulu di perintah oleh Sri
Kesariwarmadewa, kemudian dilanjutkan oleh Gunaprya Dharmaptani dan Udayana
Warmadewa.<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>Pengganti Udaya adalah
Marakata dan dilanjutkan oleh Anak Wungsu, putera Raja Udayana adik Erlangga. Di
tahun 915 M raja Bali berhasil mengembangkan kerajaan nya untuk menjalin
kerjasama persahabatan dengan Mataram Kuno ditandai dengan pernikahan Udayana
Warmadewa pada tahun 956-1022 dengan puteri Makutawangsa Whardana yang bernama
Mahendradatta atau Gunapraya Dharmapdni, hubungan berlanjut setelah putera
Udayana yang bernama Airlangga menikah dengan puteri Dharmawangsa Tguh bernama
Dewi Laksmi.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="EN-US" style="mso-ansi-language: EN-US;">Masa pemerintahan Anak Wungsu tahun
1049-1077 berhasil membangun candi Tampak Siring. Pengganti Anak Wungsu, Jaya
Sakti, Jayapangus. Pada sekitar abad ke 14 kerajaan ini ditaklukkan oleh
Majapahit dan dijadikan kerajaan bawahan. Bermula dari kedatangan Gajahmada ke
Bali dilakukan pada saat Bali diperintah oleh Kerajaan Bedahulu dengan Rajanya
bernama Astasura.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="EN-US" style="mso-ansi-language: EN-US;">Gajahmada memimpin ekspedisi bersama
Panglima Arya Damar dengan dibantu oleh beberapa orang Arya. Penyerangan ini
mengakibatkan raja kerajaan Bedahulu dan puteranya wafat. Setelah terjadi
kekosongan pemimpin di Bali, kemudian Majapahit menunjuk Sri Kresna Kepakisan
untuk memimpin pemerintahan dengan pertimbangan bahwa Sri Kresna Kepakisan
memiliki hubungan erat dengan penduduk Bali Aga.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<span style="color: black;"><a href="http://www.gophoto.it/view.php?i=https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhTouzmARTFdnafhiMwyk3k7AjukWIPK1sswVIP888UzUxwiO-u9IRAp-8ecKwEQCGiv6DIXPflo3h3nqoc7c8Mc4g1yUTDuKUCuFAMG56P_4QZB61y6xglVVNq0srkhY6av7b6x_7J8ENs/s1600/tampak-siring-1.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="300" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhTouzmARTFdnafhiMwyk3k7AjukWIPK1sswVIP888UzUxwiO-u9IRAp-8ecKwEQCGiv6DIXPflo3h3nqoc7c8Mc4g1yUTDuKUCuFAMG56P_4QZB61y6xglVVNq0srkhY6av7b6x_7J8ENs/s1600/tampak-siring-1.jpg" width="400" /></a></span></div>
ISTANA TAMPAK SIRING PANDU PRABOWO WARSODIREJOhttp://www.blogger.com/profile/04756946191836277693noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-9026893658321059602.post-10414607536776116672012-11-02T13:07:00.000-07:002012-11-02T13:07:03.345-07:00KERAJAAN KUNTALA (jowo lama)<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-family: "Courier New",Courier,monospace;"><span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-bidi-font-weight: bold;">Kerajaan K</span><span lang="EN-US" style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-weight: bold;">untala</span><span lang="EN-US" style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">
</span><span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">merupakan
kerajaan yang belum dapat diidentifikasi lokasi keberadaannya. Mayoritas
sejarawan berpendapat, Kuntala</span><span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: EN-US;"> </span><span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">terdapat
di pantai timur Sumatera di sekitar </span><span lang="EN-US" style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: EN-US;">Jambi </span><span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">sekarang. Kerajaan ini muncul pada abad ke-5 - 6
Masehi, dimana hal ini merujuk dari sumber Cina, yang menyatakan bahwa </span><span lang="EN-US" style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: EN-US;">Kuntala</span><span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"> telah berkali-kali
mengirim utusan mulai tahun 441 – 563 Masehi. Pada abad ke-7 kerajaan ini
menghilang, mungkin dikarenakan munculnya dua kerajaan lain di pantai timur
Sumatera yakni; </span><span lang="EN-US" style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: EN-US;">Melayu</span><span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">
(Jambi) dan </span><span lang="EN-US" style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: EN-US;">Sriwijaya</span><span style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">
(Palembang).</span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-family: "Courier New",Courier,monospace;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-family: "Courier New",Courier,monospace;"><span lang="EN-US" style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: EN-US;">Kerajaan Kuntala diperkirakan berdiri sejak abad ke 5
Masehi. Terbentuknya kerajaan ini oleh ahli – ahli sejarah dinyatakan sebagai
akibat pendangkalan yang terjadi di Teluk Wen.<span style="mso-spacerun: yes;">
</span>Sementara itu Negeri Ko-ying sebagai penguasa Teluk Wen<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>terpaksa memindahkan pelabuhan dagang dari
Teluk Wen ke daerah pantai timur sekitar Kuala Tungkal.</span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-family: "Courier New",Courier,monospace;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-family: "Courier New",Courier,monospace;"><span lang="EN-US" style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: EN-US;">Dalam perkembangannya, Negeri Ko-ying melepaskan
daerah pantai timur, hal itu mendorong terbentuknya pemerintahan baru yang
disebut Kerajaan Kantoli. Prof. Slamet Mulyana dalam buku yang berjudul ”Runtuhnya
Kerajaan Hindu-Jawa dan Timbulnya Negara – Negara Islam di Nusantara” (LKIS
Yogyakarta,2005) menyatakan bahwa di muara sungai Tembesi ada sebuah kerajaan
bernama Kuntala yang mengirim utusannya ke negeri Cins di tahun 455,502,519,
dan 563.</span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-family: "Courier New",Courier,monospace;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-family: "Courier New",Courier,monospace;"><span lang="EN-US" style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: EN-US;">Prof. Slamet Mulyana berkesimpulan toponim Kan-to-li
sama dengan Kuntala atau Tungkal dan keberadaannya terdapat di pedalaman sungai
Tungkal antara Jambi dengan Palembang. Dalam Kitab Tiongkok kuno yang disalin oleh Groenevelt
ke dalam bahasa Inggris bahwa kerajaan Kantoli atau Kuntala telah mengirim
utusannya yang pertama ke Cina pada tahun 454-464. Raja yang mengirim utusan
itu bernama Sri Varanarendra sedangkan utusannya bernama Rudra berasal dari
India. Pada tahun 502 kerajaan Kantol dipimpin oleh Gautama Subhadra ia adalah
putera dari Pyravarman Vinylavarman yang mengirim utusan ke Cina tahun 519. Di bidang
perekonomian kerajaan Kantoli sangat bergantung pada ekspor hasil hutan karena
letaknya berada di pulau Sumatera dan memiliki hasil hutan yang melimpah ruah
serta sangat laku di pasaran.</span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-family: "Courier New",Courier,monospace;"><br /></span></div>
<span style="font-family: "Courier New",Courier,monospace;"><span lang="EN-US" style="font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: EN-US;">Kerajaan ini mulai menunjukkan tanda – tanda kemunduran
akibat serangan dari Cina, tetapi pihak kerajaan Cina tidak secara langsung
menguasai kerajaan Kuntala. Penguasa Cina hanya membentuk sebuah pemerintahan
otonomi di Kuntala, sehingga pihak kerajaan masih dapat mengekspor kembali
hasil hutan mereka. Namun hasil dari keuntungan itu digunakan oleh para
bangsawan di kerajaan Kuntala untuk berfoya – foya. Sementara hasil komoditi
ekspor hutang semakin kurang laku di pasaran. Akibatnya lambat laun kerajaan
Kuntala mengalami kemunduran</span></span>PANDU PRABOWO WARSODIREJOhttp://www.blogger.com/profile/04756946191836277693noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-9026893658321059602.post-11448557009430489202012-11-02T12:59:00.001-07:002012-11-02T12:59:27.660-07:00CHE GUEVARA .. little piece of one peacePara pekerja
tidak bertanah di Brazil membawa dua imej apabila mereka menduduki tanah
kosong. Yang satu adalah pemimpin masyarakat desa di Canudos, yang
berjuang menentang kerajaan pada tahun 1890-an. Yang kedua adalah Che
Guevara. Di Carakas, di Buenos Aires, di Bolivia dan di El Salvador,
pemuda-pemudi yang bertempur dengan polis semasa pemberontakan menentang
kapital global menyelimuti muka mereka dengan kain yang membawa imej
Che. Di Eropah, penunjuk rasa memakai kemeja-T dengan muka Guevara
tercetak pada dada mereka.<br />
<br />
Ernesto ‘Che’ Guevara meninggal dunia
pada usia muda. Doktor dari Argentina ini, yang meninggalkan tanahair
dan kerjayanya untuk menyertai Revolusi Kuba, dibunuh di sebuah kampung
pergunungan di Bolivia sewaktu dia tercedera. Tarikh bulan itu adalah
Oktober 1967, dan Ernesto Guevara belum berusia 40 tahun.<br />
<br />
****<br />
Inilah
kumpulan kisah Che Guevara dan revolusi kuba. Ebook ini berisi
bagaimana Guevara berjuang dalam sejarah revolusi kuba. Dalam Buku ini
juga terdapat perjalanan hidup Guevara dalam menhadapi segala tantangan
hidupnya. Dia dikenal seorang pemberontak yang senang terhadap
keterkungkungan di negerinya<br />
<h3 class="post-title entry-title" itemprop="name">
Che Guevara, Borobudur dan Bung Karno
</h3>
<div class="post-header">
</div>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="http://www.gophoto.it/view.php?i=https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhKxENWXtmHwYj8wwjBdFlEwvo0Mwobca66sLI42m1hB0i3Otj1hOQNTda5vRGpaNr0DAsM2TD85XZEXBDn8VA5LS8KmX7M6nchS4T3llUX1XYLthvtcG7rX6Uxs6P3kRI3k2iW1wXc8zI/s1600/Che+Guevaera.jpg" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="302" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhKxENWXtmHwYj8wwjBdFlEwvo0Mwobca66sLI42m1hB0i3Otj1hOQNTda5vRGpaNr0DAsM2TD85XZEXBDn8VA5LS8KmX7M6nchS4T3llUX1XYLthvtcG7rX6Uxs6P3kRI3k2iW1wXc8zI/s320/Che+Guevaera.jpg" width="320" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Che Guevara sedang mengabadikan Candi Borobudur</td></tr>
</tbody></table>
<br />
<br />
<span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;">Borobudur itu bangunan yang didasari pada sistem masyarakat feodal.
Dibangun lewat banyak darah para buruh bangunannya. Tapi menghasilkan
hal yang indah. Borobudur adalah puncak dari peradaban di Jawa dan Che
Guevara mengaguminya. Pada tahun 1959 Che Guevara datang ke Jakarta atas
perintah Fidel Castro untuk belajar sosialisme pada Bung Karno. Sukarno
sendiri memberi beberapa kuliah tentang kedaulatan modal dan
imperialisme modern pada Che. "Kamu tau Che, watak imperialisme kuno
yang menghasilkan kapitalisme kuno itu beda dengan watak imperialisme
modern yang menghasilkan kapitalisme modern, kapitalisme modern itu
didasari pada modal. Kelak konflik Internasional bergeser pada modal
bukan lagi pada perang koloni atau wilayah, inilah kenapa aku ingin
negeriku menjadi raksasa terhadap modal itu sendiri sehingga aku bisa
menjadikan bangsaku bangsa yang berdikari, berdiri diatas kaki sendiri,
berkedaulatan politik, daulat atas ekonomi dan berkebudayaan otentik"
kata Bung Karno di tahun 1959 saat menemui Che.</span><br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEggnDcIpFpy6dtV1nCzOpEczOpnCq_cY6UY8yZkjGNmFe7buO4PGj6W6_QcbKvBwaPwQDouOlf1WlkrQuxb3vJb8qWadxcUWKNnXUm_IWU8xhXHEHigLI78UgtqEVZzEWbZOPRLMvwJeOCP/s1600/che_guevara3.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEggnDcIpFpy6dtV1nCzOpEczOpnCq_cY6UY8yZkjGNmFe7buO4PGj6W6_QcbKvBwaPwQDouOlf1WlkrQuxb3vJb8qWadxcUWKNnXUm_IWU8xhXHEHigLI78UgtqEVZzEWbZOPRLMvwJeOCP/s320/che_guevara3.jpg" width="240" /></a></div>
<br />
<br />PANDU PRABOWO WARSODIREJOhttp://www.blogger.com/profile/04756946191836277693noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-9026893658321059602.post-39847624373189524182012-11-02T12:53:00.001-07:002012-11-02T12:53:42.471-07:00PASIFIC WAR IMAGES..<h3 class="post-title entry-title" itemprop="name">
THE WAR OF PACIFIC.. the part of world history..<br />
</h3>
<div class="post-header">
</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<span style="font-size: x-small;"><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><b><a href="http://www.gophoto.it/view.php?i=https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjIgultNSM7lWsS-XzntycDZogDtcuUzaP6Tv6J45bdOE23b6qIGb_zbOpRk_M2mOdNXfNGH4PW2pUcEdDYNo-EypM9ZddRMhEGg0V2ArIu4t09nZH7_edyWdQlBRx2scKsSghBhOREl4g/s1600/1+A+small+boat+rescues+a+USS+West+Virginia+crew+member+from+the+water+after+the+Japanese+bombing+of+Pearl+Harbor,+Hawaii.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="250" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjIgultNSM7lWsS-XzntycDZogDtcuUzaP6Tv6J45bdOE23b6qIGb_zbOpRk_M2mOdNXfNGH4PW2pUcEdDYNo-EypM9ZddRMhEGg0V2ArIu4t09nZH7_edyWdQlBRx2scKsSghBhOREl4g/s320/1+A+small+boat+rescues+a+USS+West+Virginia+crew+member+from+the+water+after+the+Japanese+bombing+of+Pearl+Harbor,+Hawaii.jpg" width="320" /></a></b></span></span></div>
<span style="font-size: x-small;"><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><br /></span></span>
<span style="font-size: x-small;"><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><b><br /></b></span></span>
<br />
<div style="text-align: center;">
<span style="font-size: x-small;"><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><b>7 Desember 1941:
Sebuah perahu kecil mencoba menyelamatkan para awak USS West Virginia
dari air setelah pemboman Jepang atas Pearl Harbor di Hawaii</b></span></span></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="font-size: x-small;"><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><br /></span></span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<span style="font-size: x-small;"><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><b><a href="http://www.gophoto.it/view.php?i=https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjbvk-1Hfuyzzg47gsMnfZW-YeZ2wz9MkMzf_JgUySpZlqSP0K7qFkckG5ufYgJdA2LAH0I_Rut3zzIUH1g3P9lGf1xZigW-jp9GFd-P-YE83GuumJ7D5jizlORK7u749-L5qyvNGokByo/s1600/2+American+ships+are+clustered+together+before+the+surprise+Japanese+aerial+attack+on+Pear+Harbor.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="240" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjbvk-1Hfuyzzg47gsMnfZW-YeZ2wz9MkMzf_JgUySpZlqSP0K7qFkckG5ufYgJdA2LAH0I_Rut3zzIUH1g3P9lGf1xZigW-jp9GFd-P-YE83GuumJ7D5jizlORK7u749-L5qyvNGokByo/s320/2+American+ships+are+clustered+together+before+the+surprise+Japanese+aerial+attack+on+Pear+Harbor.jpg" width="320" /></a></b></span></span></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="font-size: x-small;"><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><br /></span></span></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="font-size: x-small;"><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><b> 7 Desember 1941: Foto
ini, yang diambil oleh fotografer Jepang, memperlihatkan bagaimana
kapal-kapal perang Amerika saling berendengan satu sama lain tak lama
sebelum serangan kejutan Jepang yang dilancarkan pada pagi di hari
minggu tanggal 7 Desember. Beberapa menit kemudian suasana damai yang
menyelimuti Pearl Harbor berubah menjadi neraka api dan ledakan!</b></span></span></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="font-size: x-small;"><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><br /></span></span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<span style="font-size: x-small;"><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><b><a href="http://www.gophoto.it/view.php?i=https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg7tmSqUoJP3d4sQN2H1buGdsuOekgp0XBB5lTnEhVPiUZ6MicY1QAf3x6aTxzms_RmEWGFPqrvmDAhnV70qrRT865mDRQPvfYIPsWLJ5-i70-XFwlk8e3emKq-ycA5r6DuOYwAcx_G_Vw/s1600/3+Sailors+stand+among+wrecked+airplanes+at+Ford+Island+Naval+Air+Station.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="262" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg7tmSqUoJP3d4sQN2H1buGdsuOekgp0XBB5lTnEhVPiUZ6MicY1QAf3x6aTxzms_RmEWGFPqrvmDAhnV70qrRT865mDRQPvfYIPsWLJ5-i70-XFwlk8e3emKq-ycA5r6DuOYwAcx_G_Vw/s320/3+Sailors+stand+among+wrecked+airplanes+at+Ford+Island+Naval+Air+Station.jpg" width="320" /></a></b></span></span></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="font-size: x-small;"><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><br /></span></span></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="font-size: x-small;"><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><b> 7 Desember 1941: Dua
orang pelaut berdiri di antara puing-puing pesawat terbang di Ford
Island Naval Air Station sambil memperhatikan ledakan hebat yang baru
saja melanda USS Shaw di latar belakang selama berlangsungnya serangan
dadakan Jepang atas Pearl Harbor</b></span></span></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="font-size: x-small;"><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><br /></span></span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<span style="font-size: x-small;"><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><b><a href="http://www.gophoto.it/view.php?i=https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgZtkxzVpu8H_-MmuCLfW-UL4SAcaYmMT0aFp40bQtSaL-hKAIGUDMCYjfQbE-Hd1_bAeDIb62J4Sag0bv4zLtF5HCPsutf0cu0DjBAAJHo-DF1KIs-4uWVa6ygjRQN7E9RrNshtHI8aPY/s1600/4+USS+Arizona+belches+smoke+as+it+topples+over+into+the+sea+during+a+Japanese+surprise+attack+on+Pearl+Harbor.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="256" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgZtkxzVpu8H_-MmuCLfW-UL4SAcaYmMT0aFp40bQtSaL-hKAIGUDMCYjfQbE-Hd1_bAeDIb62J4Sag0bv4zLtF5HCPsutf0cu0DjBAAJHo-DF1KIs-4uWVa6ygjRQN7E9RrNshtHI8aPY/s320/4+USS+Arizona+belches+smoke+as+it+topples+over+into+the+sea+during+a+Japanese+surprise+attack+on+Pearl+Harbor.jpg" width="320" /></a></b></span></span></div>
<span style="font-size: x-small;"><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><br /></span></span>
<div style="text-align: center;">
<span style="font-size: x-small;"><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><b><br /></b></span></span></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="font-size: x-small;"><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><b>7 Desember 1941:
Kapal perang USS Arizona diselimuti asap tebal sebelum ia miring untuk
kemudian tenggelam selama berlangsungnya serangan Jepang atas Pearl
Harbor, Hawaii. Kapal tersebut tenggelam membawa lebih dari 80% awaknya
yang berjumlah 1.500 orang. Serangan mendadak tersebut, yang membawa
korban 2.343 orang Amerika tewas dan 916 hilang, benar-benar mematahkan
tulang punggung dari US Pacific Fleet sekaligus memaksa Amerika keluar
dari politik isolasionisme. Presiden Franklin D. Roosevelt mengumumkan
dengan marah di hadapan kongres bahwa ia adalah "a date which will live
in infamy". Esok paginya Amerika menyatakan perang terhadap Jepang, yang
dibalas dengan pernyataan perang Jerman terhadap Amerika. Lengkaplah
sudah perang yang kini terjadi menjadi benar-benar "Perang Dunia"!</b></span></span></div>
<div style="text-align: center;">
</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<span style="font-size: x-small;"><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><b><a href="http://www.gophoto.it/view.php?i=https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgRosKIDDx74V94gI97ZqiEB5Y8UjEYfgQeCKcmkDlhZuniJlL7ZvvjwzHQx1acdq2UI9lS9jiB8WQiHCvGTdf7A0-3-tjU0nbYr4qniWvJQm6sNK69AtMWUZMgJ_MwCBZ8TxcRkk_aqNk/s1600/5+shrapnel+from+a+Japanese+bomb+riddled+this+car+and+killed+three+civilians+in+the+attack.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="258" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgRosKIDDx74V94gI97ZqiEB5Y8UjEYfgQeCKcmkDlhZuniJlL7ZvvjwzHQx1acdq2UI9lS9jiB8WQiHCvGTdf7A0-3-tjU0nbYr4qniWvJQm6sNK69AtMWUZMgJ_MwCBZ8TxcRkk_aqNk/s320/5+shrapnel+from+a+Japanese+bomb+riddled+this+car+and+killed+three+civilians+in+the+attack.jpg" width="320" /></a></b></span></span></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="font-size: x-small;"><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><b><br /></b></span></span></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="font-size: x-small;"><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><b>7 Desember 1941:
Delapan mil dari Pearl Harbor, pecahan ledakan dari bom yang dijatuhkan
pesawat Jepang telah melumpuhkan mobil naas ini sekaligus membunuh
ketiga orang sipil penumpangnya (dua orang di antaranya terlihat di jok
depan). US Navy mengatakan bahwa tidak terdapat satu pun sasaran militer
di sekitar tempat itu, yang membuktikan bahwa pilot Jepang memang
"niat" buat menghantam sasarannya dan bukan hanya sekedar berada di
tempat dan waktu yang salah!</b></span></span></div>
<div style="text-align: center;">
</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<span style="font-size: x-small;"><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><b><br /></b></span></span></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="font-size: x-small;"><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><b><br /></b></span></span></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="font-size: x-small;"><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><b><a href="http://www.gophoto.it/view.php?i=https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgXsYDURyU6iZ6NPMAB7ngJUNbiK1ape0kEa-YizTCsPjz0It-a3Ur8awr8letf1qMEBLSh9s0VJACIaGz-AsCr215HYFYmqaEUP6BQcg-DoTmhWp3AcOUWakgM8-0xvNRBxXysQURrrExW/s1600/6+U.S.S.+Cassin+and+the+U.S.S.+Downes%252C+stationed+at+Pearl+Harbor+after+the+Japanese+attack+on+the+Hawaiian+island.jpg"><img alt="" border="0" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5563179390240281810" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgXsYDURyU6iZ6NPMAB7ngJUNbiK1ape0kEa-YizTCsPjz0It-a3Ur8awr8letf1qMEBLSh9s0VJACIaGz-AsCr215HYFYmqaEUP6BQcg-DoTmhWp3AcOUWakgM8-0xvNRBxXysQURrrExW/s400/6+U.S.S.+Cassin+and+the+U.S.S.+Downes%252C+stationed+at+Pearl+Harbor+after+the+Japanese+attack+on+the+Hawaiian+island.jpg" style="cursor: pointer; display: block; height: 317px; margin: 0px auto 10px; text-align: center; width: 400px;" /></a></b></span></span><span style="font-size: x-small;"><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><b>7
Desember 1941: Kapal perusak USS Cassin dan USS Downes yang
berpangkalan di Pearl Harbor tampak rusak parah setelah serangan Jepang
atas pangkalan Amerika di kepulauan Hawaii tersebut</b></span></span></div>
<div style="text-align: center;">
</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<span style="font-size: x-small;"><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><b><a href="http://www.gophoto.it/view.php?i=https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjDwdh96vKkvxAEJb66_NavtgvA1WVRMdy9l0p3IH5mT98Rq5BcDpiUKWvbRVsGX4RytP3zDD9nUO1yxrJ825fS5jC41dY-m6Ixiosyx80oPXnf3UqPjnd4X43KI7v8jk-stO3YFrVAkgo/s1600/7+Wreckage,+identified+by+the+U.S.+Navy+as+a+Japanese+torpedo+plane+,+was+salvaged+from+the+bottom+of+Pearl+Harbor.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="256" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjDwdh96vKkvxAEJb66_NavtgvA1WVRMdy9l0p3IH5mT98Rq5BcDpiUKWvbRVsGX4RytP3zDD9nUO1yxrJ825fS5jC41dY-m6Ixiosyx80oPXnf3UqPjnd4X43KI7v8jk-stO3YFrVAkgo/s320/7+Wreckage,+identified+by+the+U.S.+Navy+as+a+Japanese+torpedo+plane+,+was+salvaged+from+the+bottom+of+Pearl+Harbor.jpg" width="320" /></a></b></span></span></div>
<span style="font-size: x-small;"><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><br /></span></span>
<div style="text-align: center;">
</div>
<span style="font-size: x-small;"><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><br /></span></span>
<div>
<span style="font-size: x-small;"><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><b> 7 Desember 1941:
Reruntuhan pesawat torpedo ini diidentifikasi sebagai milik Jepang
(jelas terlihat dari lambang bulat merah khas yang terletak di sayap dan
badannya), dan diangkat dari dasar Pearl Harbor tak lama setelah
terjadinya serangan tak terduga Jepang yang meninggalkan ribuan orang
tewas dan puluhan kapal rusak/tenggelam</b></span></span></div>
<div>
</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<span style="font-size: x-small;"><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><b><a href="http://www.gophoto.it/view.php?i=https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh1oLDj5Jnu5q7WKiUdx-1Zzzw_F_fS8w09cGvB89XI9AINzS6K8yXcgZJBRmvyXAbiA3oN-kngswLFjTXTRcHAQ0XrwiPYQuzYSa5vnMkx6dE1cpECRk-G0jRXLKt2Irm-pETugOGujQk/s1600/8+The+shattered+wreckage+of+American+planes+bombed+by+the+Japanese+in+their+attack+on+Pearl+Harbor+is+strewn+on+Hickam+Field.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="235" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh1oLDj5Jnu5q7WKiUdx-1Zzzw_F_fS8w09cGvB89XI9AINzS6K8yXcgZJBRmvyXAbiA3oN-kngswLFjTXTRcHAQ0XrwiPYQuzYSa5vnMkx6dE1cpECRk-G0jRXLKt2Irm-pETugOGujQk/s320/8+The+shattered+wreckage+of+American+planes+bombed+by+the+Japanese+in+their+attack+on+Pearl+Harbor+is+strewn+on+Hickam+Field.jpg" width="320" /></a></b></span></span></div>
<span style="font-size: x-small;"><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><br /></span></span>
<div style="text-align: center;">
<span style="font-size: x-small;"><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><b><br /></b></span></span></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="font-size: x-small;"><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><b>7 Desember 1941: Rongsokan pesawat Amerika yang di bom Jepang saat masih berada di landasannya di Hickam Field</b></span></span></div>
<div style="text-align: center;">
</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<span style="font-size: x-small;"><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><b><a href="http://www.gophoto.it/view.php?i=https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh4vsan9Hx1yP30wdUqNQWzMEKgt4vFfdkOmet4LqxXgk7kQnrkW5ZTWyxzNHQ2xeJ3Z9FHzbrCtCkjqo2YtCFFiMQnP41CodyF13V-Y9TRRsnnH-S2zwcKEjMAnyFWY_gAQhdpOqfrH_Y/s1600/9+B-25+Mitchell+bomber+takes+off+from+the+USS+Hornet%27s+flight+deck+for+the+initial+air+raid+on+Tokyo,+Japan.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="255" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh4vsan9Hx1yP30wdUqNQWzMEKgt4vFfdkOmet4LqxXgk7kQnrkW5ZTWyxzNHQ2xeJ3Z9FHzbrCtCkjqo2YtCFFiMQnP41CodyF13V-Y9TRRsnnH-S2zwcKEjMAnyFWY_gAQhdpOqfrH_Y/s320/9+B-25+Mitchell+bomber+takes+off+from+the+USS+Hornet%27s+flight+deck+for+the+initial+air+raid+on+Tokyo,+Japan.jpg" width="320" /></a></b></span></span></div>
<div style="text-align: center;">
</div>
<div>
<span style="font-size: x-small;"><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><b> 18 April 1942: Sebuah
bomber B-25 Mitchell tinggal landas dari dek USS Hornet untuk misi
serangan berani mati ke ibukota Jepang, Tokyo. Misi yang sangat
dirahasiakan ini diberi sandi "Shangri-La" oleh presiden Franklin D.
Roosevelt</b></span></span></div>
<div>
</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<span style="font-size: x-small;"><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><b><a href="http://www.gophoto.it/view.php?i=https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhunSjJ2NxXSv45YbbUu-G7vSt0OergZKXYZXQN4vNMF_2qgUIjMY7kbe7nloX5sb9XGhDPhd8-_xxxJqJb_6-EU8cLYLGo-8t2YNKvqfIEI2DDyWbUOlTIO5ynGIxmtn5oz7LL0PARy5Y/s1600/10+USS+Lexington,+U.S.+Navy+aircraft+carrier,+explodes+after+being+bombed+by+Japanese+planes+in+the+Battle+of+the+Coral+Sea.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="250" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhunSjJ2NxXSv45YbbUu-G7vSt0OergZKXYZXQN4vNMF_2qgUIjMY7kbe7nloX5sb9XGhDPhd8-_xxxJqJb_6-EU8cLYLGo-8t2YNKvqfIEI2DDyWbUOlTIO5ynGIxmtn5oz7LL0PARy5Y/s320/10+USS+Lexington,+U.S.+Navy+aircraft+carrier,+explodes+after+being+bombed+by+Japanese+planes+in+the+Battle+of+the+Coral+Sea.jpg" width="320" /></a></b></span></span></div>
<div>
</div>
<span style="font-size: x-small;"><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><br /></span></span>
<div style="text-align: center;">
<span style="font-size: x-small;"><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><b> Juni 1942: Kapal
induk USS Lexington milik US Navy meledak setelah mendapat serangan bom
Jepang dalam Pertempuran Laut Koral di Pasifik Selatan</b></span></span></div>
<div style="text-align: center;">
</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<span style="font-size: x-small;"><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><b><a href="http://www.gophoto.it/view.php?i=https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg5NrbSZoWS6cLgNqouGrf8UIThI6aB8yQ8SaKvW52evV4eI5fFntr7XT_eIoNqTWEDHd7iiYm2RH4UoA6-7c0uuY0hIqSV3RG_uBkoP86C64F_bkiJl0kS__g0Kwa4lpSIEooOv9UhLoo/s1600/13+Members+of+the+crew+of+a+U.S.+Destroyer+get+a+good+look+at+a+Japanese+twin-motored+bomber+shot+down+by+U.S.+aircraft.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="229" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg5NrbSZoWS6cLgNqouGrf8UIThI6aB8yQ8SaKvW52evV4eI5fFntr7XT_eIoNqTWEDHd7iiYm2RH4UoA6-7c0uuY0hIqSV3RG_uBkoP86C64F_bkiJl0kS__g0Kwa4lpSIEooOv9UhLoo/s320/13+Members+of+the+crew+of+a+U.S.+Destroyer+get+a+good+look+at+a+Japanese+twin-motored+bomber+shot+down+by+U.S.+aircraft.jpg" width="320" /></a></b></span></span></div>
<div style="text-align: center;">
</div>
<div style="text-align: center;">
<span style="font-size: x-small;"><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><b> 7 Agustus 1942: Para
awak sebuah kapal perusak Amerika mencari tempat terbaik guna melihat
sisa-sisa sebuah pesawat pembom bermesin ganda Jepang yang ditembak
jatuh oleh pesawat pemburu Amerika di dekat Tulagi di hari pertama
pertempuran memperebutkan bagian selatan dari Kepulauan Solomon.
Sepertiga badan pesawat terbelah, dan bila kita perhatikan lebih
seksama (karena hampir-hampir tidak terlihat tertutupi oleh ombak),
orang-orang Amerika itu bukanlah memperhatikan badan pesawat melainkan
salah seorang awak Jepang yang susah payah bergelantungan pada sayap
kanan pesawat</b></span></span></div>
<div style="text-align: center;">
</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<span style="font-size: x-small;"><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><b><a href="http://www.gophoto.it/view.php?i=https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhKTmKR6xeQVZq-CMM7irZiZEVj8mIiKQzd_2MiU1ObbWPDyxP8E7Ux-AkONqgz4k5zzEX7OxSDk3lmjr2kXeKDwcAMDkCC6U-ZaepTGyv-prwwUgNXzfChOW-xE1jnHTzDdYs6o830j24/s1600/14+U.S.+Marines+pause+on+the+beach+of+Guadalcanal+in+the+Solomon+Islands+before+advancing+inland.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="258" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhKTmKR6xeQVZq-CMM7irZiZEVj8mIiKQzd_2MiU1ObbWPDyxP8E7Ux-AkONqgz4k5zzEX7OxSDk3lmjr2kXeKDwcAMDkCC6U-ZaepTGyv-prwwUgNXzfChOW-xE1jnHTzDdYs6o830j24/s320/14+U.S.+Marines+pause+on+the+beach+of+Guadalcanal+in+the+Solomon+Islands+before+advancing+inland.jpg" width="320" /></a></b></span></span></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="font-size: x-small;"><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><b> 29 Agustus 1942:
Setelah menginjakkan kaki di pantai Guadalcanal, Marinir Amerika
beristirahat sebentar sebelum melanjutkan serangan jauh ke dalam hutan
belantara lebat demi menghajar pasukan Jepang yang menguasai salah satu
pulau di Kepulauan Solomon tersebut</b></span></span></div>
<div style="text-align: center;">
</div>
<div style="text-align: center;">
</div>
<span style="font-size: x-small;"><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><br /></span></span>
<div style="text-align: center;">
<span style="font-size: x-small;"><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><b> <a href="http://www.gophoto.it/view.php?i=https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjCSpGgKsBgR3pOoTk62MH87wpfickp8vwoRvF3jZxXdFaOvFJ9qT4gLmYf7H-xbMBdLYD6b8dRpzxLn9veo7Wm37fV1zLgHus0y1qb6cAqt35zl3GYsTB98R_ulzAKqsApcKemfU8vSdJd/s1600/15+U.S.+Marines+approach+the+Japanese+occupied+Guadalcanal+in+the+Solomon+Islands+during+World+War+II.jpg"><img alt="" border="0" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5561465294707124210" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjCSpGgKsBgR3pOoTk62MH87wpfickp8vwoRvF3jZxXdFaOvFJ9qT4gLmYf7H-xbMBdLYD6b8dRpzxLn9veo7Wm37fV1zLgHus0y1qb6cAqt35zl3GYsTB98R_ulzAKqsApcKemfU8vSdJd/s400/15+U.S.+Marines+approach+the+Japanese+occupied+Guadalcanal+in+the+Solomon+Islands+during+World+War+II.jpg" style="display: block; height: 315px; margin: 0px auto 10px; text-align: center; width: 400px;" /></a>Agustus 1942: Marinir Amerika mendekati posisi pertahanan Jepang di Pulau Guadalcanal (Kepulauan Solomon)</b></span></span></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="font-size: x-small;"><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><br /></span></span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<span style="font-size: x-small;"><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><b><a href="http://www.gophoto.it/view.php?i=https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgnDPYdOgoigsK2uxNi-HYRNYG_5mYCHbcvUKfQjFqxKS8_jlCkD9fJBgt3BpwJPzllJMmdXkTUU2I9q4BVS5ECCx9upbSOPDVmk7gj1GNxGFpwXjggC5Wv-JECr-atGHR5Dap7VdU57W4/s1600/17+Crewmen+picking+their+way+along+the+sloping+flight+deck+of+the+aircraft+carrier+Yorktown.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="253" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgnDPYdOgoigsK2uxNi-HYRNYG_5mYCHbcvUKfQjFqxKS8_jlCkD9fJBgt3BpwJPzllJMmdXkTUU2I9q4BVS5ECCx9upbSOPDVmk7gj1GNxGFpwXjggC5Wv-JECr-atGHR5Dap7VdU57W4/s320/17+Crewmen+picking+their+way+along+the+sloping+flight+deck+of+the+aircraft+carrier+Yorktown.jpg" width="320" /></a></b></span></span></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="font-size: x-small;"><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><br /></span></span></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="font-size: x-small;"><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><b> Juni 1942: Para awak
kapal berusaha bergerak menyelamatkan diri di atas badan kapal induk
Yorktown yang mulai miring setelah dihantam Jepang dalam pertempuran
Midway yang terjadi beberapa saat sebelumnya, sementara yang lain
berusaha keras memperbaiki kerusakan sebisa mungkin. Nasib kapal ini
berakhir di dasar lautan setelah sebuah kapal selam Jepang
menghabisinya dengan dua buah torpedo</b></span></span></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="font-size: x-small;"><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><br /></span></span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<span style="font-size: x-small;"><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><b><a href="http://www.gophoto.it/view.php?i=https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEis6MZstlMDkcTP6oo9s1y__1eMq40sT46RNXieYUqU7KcSPNxdRrCJTuinK_JwgVD8ZB0UrKnQJo_Z1n7vk45sCVg4IIFrucKGd2r440tRlH40kJLlax9xM0KldGiycGErZ_QWgRURN0w/s1600/19+Six+U.S.+Navy+scout+planes+are+seen+in+flight+above+their+carrier.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="259" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEis6MZstlMDkcTP6oo9s1y__1eMq40sT46RNXieYUqU7KcSPNxdRrCJTuinK_JwgVD8ZB0UrKnQJo_Z1n7vk45sCVg4IIFrucKGd2r440tRlH40kJLlax9xM0KldGiycGErZ_QWgRURN0w/s320/19+Six+U.S.+Navy+scout+planes+are+seen+in+flight+above+their+carrier.jpg" width="320" /></a></b></span></span></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="font-size: x-small;"><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><br /></span></span></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="font-size: x-small;"><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><b> 16 Oktober 1942: Enam buah pesawat pengintai US Navy terlihat terbang di atas kapal induk yang membawa mereka</b></span></span></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="font-size: x-small;"><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><br /></span></span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<span style="font-size: x-small;"><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><b><a href="http://www.gophoto.it/view.php?i=https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiHxgChelbrggdSh2CCr8LGbWmIssYqbsctbdIxnDklBOts6IwF6SGGwSkHMRvmkIsM6Kyzzuc3XjjCwqCwwz_zAQFR-cnSv9Ddjgh-GT3E6WRfkF747K7EhNjnZNcT4Lk43fRPBjamKUo/s1600/20+Douglas+MacArthur+inspects+the+positions+and+movements+of+Allied+Forces.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="250" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiHxgChelbrggdSh2CCr8LGbWmIssYqbsctbdIxnDklBOts6IwF6SGGwSkHMRvmkIsM6Kyzzuc3XjjCwqCwwz_zAQFR-cnSv9Ddjgh-GT3E6WRfkF747K7EhNjnZNcT4Lk43fRPBjamKUo/s320/20+Douglas+MacArthur+inspects+the+positions+and+movements+of+Allied+Forces.jpg" width="320" /></a></b></span></span></div>
<div style="text-align: center;">
</div>
<div style="text-align: center;">
<span style="font-size: x-small;"><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><b> 3 November 1942:
Jenderal Douglas MacArthur melakukan inspeksi posisi dan pergerakan
pasukan Sekutu dengan memakai jip melintasi hutan New Guinea. Pada
akhirnya Sekutu berhasil mengusir Jepang dari Port Moresby dan memaksa
mereka balik kembali sampai sejauh Gunung Owen Stanley</b></span></span></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="font-size: x-small;"><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><br /></span></span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<span style="font-size: x-small;"><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><b><a href="http://www.gophoto.it/view.php?i=https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiqF_SKcv8RLAtYF0j1q0-KiCEsThyphenhyphenNhJg5y6LkFs2VvSP2Z39vxGpCJL0b731Wzhd7vChypJ5g9QFLA5i_IdHpCrnbXdqtpV833eAyZs4LbVwrqnQyfsefksLycplOZSOIVOMXy_F4cJA/s1600/22+U.S.+Marines+stand+beside+their+small+tank+on+Guadalcanal+in+the+Solomon+Islands+during+World+War+II.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="260" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiqF_SKcv8RLAtYF0j1q0-KiCEsThyphenhyphenNhJg5y6LkFs2VvSP2Z39vxGpCJL0b731Wzhd7vChypJ5g9QFLA5i_IdHpCrnbXdqtpV833eAyZs4LbVwrqnQyfsefksLycplOZSOIVOMXy_F4cJA/s320/22+U.S.+Marines+stand+beside+their+small+tank+on+Guadalcanal+in+the+Solomon+Islands+during+World+War+II.jpg" width="320" /></a></b></span></span></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="font-size: x-small;"><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><b> 4 November 1942: Dua
Marinir yang bersiap siaga berdiri di depan sebuah tank kecil di
Guadalcanal (Kepulauan Solomon). Tank tersebut digunakan untuk mengusir
pihak Jepang selama berlangsungnya pertempuran di sungai Tenaru dalam
fase pertama pertempuran di pulau tersebut</b></span></span></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="font-size: x-small;"><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><br /></span></span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<span style="font-size: x-small;"><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><b><a href="http://www.gophoto.it/view.php?i=https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgSuAwc-QmPKtU1k-Wg3DIQU2Jt73OJ80Au1OlJMtWvpHT7SsfYU6ikinwfT-sEf5RyUwH98ek6xi_x2HSVOvzhEEjrjHxG6NtKTkux4Pa4qGZviOMidEPdQXP6b-vkMRXNjb_aNlB2Jr4/s1600/23+American+and+Filipino+soldiers+surrender+to+Japanese+invasion+troops+on+Corregidor+island,+Philippines.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="292" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgSuAwc-QmPKtU1k-Wg3DIQU2Jt73OJ80Au1OlJMtWvpHT7SsfYU6ikinwfT-sEf5RyUwH98ek6xi_x2HSVOvzhEEjrjHxG6NtKTkux4Pa4qGZviOMidEPdQXP6b-vkMRXNjb_aNlB2Jr4/s320/23+American+and+Filipino+soldiers+surrender+to+Japanese+invasion+troops+on+Corregidor+island,+Philippines.jpg" width="320" /></a></b></span></span></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="font-size: x-small;"><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><b> Mei 1942: Setelah
bertahan mati-matian selama kurang lebih satu bulan, pasukan gabungan
Amerika dan Filipina akhirnya menyerah ke tangan pasukan penyerbu
Jepang di Pulau Corregidor (Filipina). Foto ini berhasil didapatkan
dari tangan pihak Jepang selama berlangsungnya pendudukan di negara
tersebut yang memakan waktu selama tiga tahun</b></span></span></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="font-size: x-small;"><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><br /></span></span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<span style="font-size: x-small;"><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><b><a href="http://www.gophoto.it/view.php?i=https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh-D7x5RpdJlbISyXVZEt6zReuKqMhM4ugX1-Gv03h2U65_oSUDyMP3QfEaaPqYA7w1gdkgEuo0FJQ1O-ZC1NEwRmkS2OxywuXTIdOx3to10iX4KOmYMPODKjZcpBunMqsqsv9zNdYmbM0/s1600/24+The+bodies+of+three+American+soldiers,+fallen+in+the+battle+for+Buna+and+Gona,+lie+on+the+beach+of+the+island+in+the+Papua+New+Guinea.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh-D7x5RpdJlbISyXVZEt6zReuKqMhM4ugX1-Gv03h2U65_oSUDyMP3QfEaaPqYA7w1gdkgEuo0FJQ1O-ZC1NEwRmkS2OxywuXTIdOx3to10iX4KOmYMPODKjZcpBunMqsqsv9zNdYmbM0/s320/24+The+bodies+of+three+American+soldiers,+fallen+in+the+battle+for+Buna+and+Gona,+lie+on+the+beach+of+the+island+in+the+Papua+New+Guinea.jpg" width="297" /></a></b></span></span></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="font-size: x-small;"><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><b>Januari 1943: Mayat
dari tiga orang prajurit Amerika, yang gugur dalam pertempuran di Buna
dan Gona, tergeletak begitu saja di pantai dengan tubuh mulai membusuk
dan ditumbuhi belatung. Selama berlangsungnya Perang Dunia II foto ini
dilarang disebarluaskan karena pihak berwenang Amerika mengkhawatirkan
dampaknya akan mempengaruhi moral prajurit yang berjuang di garis depan
dan rakyat pada umumnya</b></span></span></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="font-size: x-small;"><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><br /></span></span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<span style="font-size: x-small;"><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><b><a href="http://www.gophoto.it/view.php?i=https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEge5tZKTV7heQ5EHrDjnJKzvCaRQ0-cyIFJFy9HwCMHmjDNzvQiuzz8VYWIRX9IJGdIMtad24MUoxnMtskVLBXGgcvFhND3KtV2oLVFAeBxBQYD8KrEyHw6goT57YQN8Dx7pLlskA-uXIs/s1600/25+B-24+Liberator+during+World+War+II.+Bomb+bursts+can+be+seen+below+in+lower+left+and+a+ship+at+upper+right+along+the+beach.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="253" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEge5tZKTV7heQ5EHrDjnJKzvCaRQ0-cyIFJFy9HwCMHmjDNzvQiuzz8VYWIRX9IJGdIMtad24MUoxnMtskVLBXGgcvFhND3KtV2oLVFAeBxBQYD8KrEyHw6goT57YQN8Dx7pLlskA-uXIs/s320/25+B-24+Liberator+during+World+War+II.+Bomb+bursts+can+be+seen+below+in+lower+left+and+a+ship+at+upper+right+along+the+beach.jpg" width="320" /></a></b></span></span></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="font-size: x-small;"><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><b> Januari 1943: Foto
ini diambil saat terjadinya pemboman pangkalan Jepang di Salamau, New
Guinea, sebelum direbut oleh Sekutu. Fotografer Sgt. John A. Boiteau
mengabadikannya dari atas sebuah pesawat Liberator Angkatan Darat dan
memperlihatkan sebuah B-24 Liberator, ledakan bom di bawah dan sebuah
kapal di kanan atas</b></span></span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<span style="font-size: x-small;"><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><b><a href="http://www.gophoto.it/view.php?i=https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiRNe-064ICk_uNysfFgycGJb_9OKho0ynEu14US8XGFEyc0ZzjKwxtePHIGOazSmxdXz3fcR-LtFABYKCmUmIi58HQTgLs9qnbQDRdqZrx6gzy3vw69B4Ktwk82sxec_PMheVObj57A8s/s1600/27+infantryman+is+on+guard+on+Grassy+Knoll+in+Guadalcanal,+Solomon+Islands+during+World+War+II.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiRNe-064ICk_uNysfFgycGJb_9OKho0ynEu14US8XGFEyc0ZzjKwxtePHIGOazSmxdXz3fcR-LtFABYKCmUmIi58HQTgLs9qnbQDRdqZrx6gzy3vw69B4Ktwk82sxec_PMheVObj57A8s/s320/27+infantryman+is+on+guard+on+Grassy+Knoll+in+Guadalcanal,+Solomon+Islands+during+World+War+II.jpg" width="311" /></a></b></span></span></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="font-size: x-small;"><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><b><br />26 Januari 1943:
Seorang prajurit infanteri Amerika berjaga di Grassy Knoll yang
terletak di Guadalcanal (Kepulauan Solomon). Dari wajahnya kita bisa
mengetahui apa yang telah dilaluinya dalam pertempuran!</b></span></span></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="font-size: x-small;"><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><br /></span></span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<span style="font-size: x-small;"><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><b><a href="http://www.gophoto.it/view.php?i=https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg9JirOcdbAmWzj6DOv5DEcrlISE6yZQ2WJhNZkeE3Z-TBalo-lB7X_SxQOe3x7_CETF3g83Pe0oUTAE5cXKlCU6UDqc0DwCcRMJUKLbRqphoVSadipiMcp6NPlr5rvsfrqEMGpKPLv69k/s1600/31+Marine,+sits+in+the+cockpit+of+a+Grumman+Wildcat+fighter+plane,+based+at+Henderson+Field.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="257" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg9JirOcdbAmWzj6DOv5DEcrlISE6yZQ2WJhNZkeE3Z-TBalo-lB7X_SxQOe3x7_CETF3g83Pe0oUTAE5cXKlCU6UDqc0DwCcRMJUKLbRqphoVSadipiMcp6NPlr5rvsfrqEMGpKPLv69k/s320/31+Marine,+sits+in+the+cockpit+of+a+Grumman+Wildcat+fighter+plane,+based+at+Henderson+Field.jpg" width="320" /></a></b></span></span></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="font-size: x-small;"><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><b> </b><b><br />22 Maret 1943:
Technical Sgt. R.W. Greenwood, seorang Marinir, duduk di kokpit sebuah
pesawat pemburu Grumman Wildcat yang berpangkalan di Henderson Field,
Guadalcanal. Pesawat ini adalah "veteran", terbukti dari 19 buah
bendera Jepang yang dicat di pinggirnya (yang menandakan jumlah pesawat
yang menjadi korbannya). Beberapa</b></span></span></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="font-size: x-small;"><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><br /></span></span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<span style="font-size: x-small;"><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><b><a href="http://www.gophoto.it/view.php?i=https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhLKgIGYDIf2SQS2xu1zzGBesi7KjElyL1Blu-iEYGZj45bU-6-MuC4zDufikk_dQJidz_vGurMaxOeLdkJ4Brif3hAChnR4BoEvewb2CcJDkEg2Qbs4doVsbJ1DYsg_I6-q6kF-C9zuAU/s1600/32+American+invasion+troops+of+the+7th+Infantry+Division+approach+a+landing+area+code-named+Beach+Red.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhLKgIGYDIf2SQS2xu1zzGBesi7KjElyL1Blu-iEYGZj45bU-6-MuC4zDufikk_dQJidz_vGurMaxOeLdkJ4Brif3hAChnR4BoEvewb2CcJDkEg2Qbs4doVsbJ1DYsg_I6-q6kF-C9zuAU/s320/32+American+invasion+troops+of+the+7th+Infantry+Division+approach+a+landing+area+code-named+Beach+Red.jpg" width="261" /></a></b></span></span></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="font-size: x-small;"><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><b> 11 Mei 1943: Pasukan
invasi Amerika dari 7th Infantry Division mendekati sebuah lokasi
pendaratan yang diberi nama sandi "Beach Red" yang terletak di sebelah
barat Teluk Holtz yang merupakan bagian dari Pulau Attu yang dikuasai
Jepang</b></span></span></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="font-size: x-small;"><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><br /></span></span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<span style="font-size: x-small;"><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><b><br /></b></span></span></div>
<span style="font-size: x-small;"><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><br /></span></span>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<span style="font-size: x-small;"><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><b><a href="http://www.gophoto.it/view.php?i=https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiwj9Wy4NGgbmXM67kjDDZ4RfhwK_VayZR4GvG355H6aBWM3bhX5-mxNPTbnmq_bK-3A5__A3sBNN378Vaxfj3nKhPjN5a5eqpKYyxVTRJ_yw-dieTpFQqhwmL0Gw7A-XVOlxqrBWGGnJc/s1600/36+Wounded+American+soldiers+are+seen+as+they+lie+aboard+a+lighter+onshore+at+Munda+Point,+New+Georgia+island.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiwj9Wy4NGgbmXM67kjDDZ4RfhwK_VayZR4GvG355H6aBWM3bhX5-mxNPTbnmq_bK-3A5__A3sBNN378Vaxfj3nKhPjN5a5eqpKYyxVTRJ_yw-dieTpFQqhwmL0Gw7A-XVOlxqrBWGGnJc/s320/36+Wounded+American+soldiers+are+seen+as+they+lie+aboard+a+lighter+onshore+at+Munda+Point,+New+Georgia+island.jpg" width="256" /></a></b></span></span></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="font-size: x-small;"><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><b> Agustus 1943: Ini
adalah para prajurit Amerika yang terluka dan sedang dimasukkan ke
sebuah perahu pendarat yang akan membawa mereka keluar dari Munda Point
(Pulau New Georgia)</b></span></span></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="font-size: x-small;"><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><br /></span></span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<span style="font-size: x-small;"><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><b><a href="http://www.gophoto.it/view.php?i=https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiLTjVh1is14D0gvLdWcnTPd-EKePvXNJ9mLb7ermVM7me6bpaqh6KwM_7MnKUuR2LiXJ6vgAyhvLz1dGHPrXUHQhn-Hhpso7GzwNthgEClpzgSs69c3D5TPeU4kjDTf48uzgA_QKpbdbA/s1600/39+B-25+bomber+of+the+U.S.+Army+5th+Air+Force+strikes+against+a+Japanese+ship+in+the+harbor+at+Rabaul,+New+Britain.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="249" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiLTjVh1is14D0gvLdWcnTPd-EKePvXNJ9mLb7ermVM7me6bpaqh6KwM_7MnKUuR2LiXJ6vgAyhvLz1dGHPrXUHQhn-Hhpso7GzwNthgEClpzgSs69c3D5TPeU4kjDTf48uzgA_QKpbdbA/s320/39+B-25+bomber+of+the+U.S.+Army+5th+Air+Force+strikes+against+a+Japanese+ship+in+the+harbor+at+Rabaul,+New+Britain.jpg" width="320" /></a></b></span></span></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="font-size: x-small;"><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><b> 2 November 1943:
Sebuah bomber B-25 dari U.S. Army 5th Air Force membombardir sebuah
kapal Jepang di Pelabuhan Rabaul (New Britain) selama berlangsungnya
serangan udara terhadap pangkalan Angkatan Laut Jepang terkuat di Papua
tersebut</b></span></span></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="font-size: x-small;"><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><br /></span></span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<span style="font-size: x-small;"><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><b><a href="http://www.gophoto.it/view.php?i=https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgobtfAj6cYCpK0-uHbAwiXO6J-QXnakAV9B2InoRML5jYyuqeCab6fFic7O0Q-5IMB0L6PNcgAsjIbCEnbMGhIF_7PttU9-C9tLzMlWXP5wXmD3gv9dSJtPX734Zy_fbu_ys50ORN7oGQ/s1600/43+Crewmen+of+a+U.S.+Coast+Guard+combat+transport+go+for+a+swim+under+the+hull+of+a+Japanese+landmark+in+the+Solomon+Islands.jpeg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgobtfAj6cYCpK0-uHbAwiXO6J-QXnakAV9B2InoRML5jYyuqeCab6fFic7O0Q-5IMB0L6PNcgAsjIbCEnbMGhIF_7PttU9-C9tLzMlWXP5wXmD3gv9dSJtPX734Zy_fbu_ys50ORN7oGQ/s320/43+Crewmen+of+a+U.S.+Coast+Guard+combat+transport+go+for+a+swim+under+the+hull+of+a+Japanese+landmark+in+the+Solomon+Islands.jpeg" width="256" /></a></b></span></span></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="font-size: x-small;"><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><b> 11 November 1943:
Para anggota transport tempur US Coast Guard mencoba untuk berenang
sambil bersenang-senang di bawah lambung kapal Jepang yang teronggok di
Kepulauan Solomon (dan setelahnya menjadi landmark!). Kapal itu adalah
Kinugawa Maru, yang ditinggalkan di pantai setelah dibuat tak
berfungsi oleh serangan Amerika</b></span></span></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="font-size: x-small;"><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><br /></span></span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<span style="font-size: x-small;"><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><b><a href="http://www.gophoto.it/view.php?i=https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEib8z8WHWKqL3cOfrbXd4Hx3_Oj4CxL_YEnC4PevKYajc2YSoMvdeQp9KmHtui4VpMILPkEIpN9ElZG-ipxBV8gxppo5DYG_dvWRx-hNCzDTQJKs3Y6aGyuEjro3Qbsix_rC64DSFXeBGM/s1600/46+U.S.+Marines+march+ashore+as+they+arrive+in+six+landing+crafts+at+Cape+Gloucester+on+the+northwestern+coast+of+New+Britain+Island.jpeg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="251" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEib8z8WHWKqL3cOfrbXd4Hx3_Oj4CxL_YEnC4PevKYajc2YSoMvdeQp9KmHtui4VpMILPkEIpN9ElZG-ipxBV8gxppo5DYG_dvWRx-hNCzDTQJKs3Y6aGyuEjro3Qbsix_rC64DSFXeBGM/s320/46+U.S.+Marines+march+ashore+as+they+arrive+in+six+landing+crafts+at+Cape+Gloucester+on+the+northwestern+coast+of+New+Britain+Island.jpeg" width="320" /></a></b></span></span></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="font-size: x-small;"><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><b> </b><b><br />26 Desember 1943:
Marinir Amerika berbaris di pantai setelah keluar dari enam buah perahu
pendarat di Cape Gloucester yang terletak di pantai sebelah barat laut
Pulau New Britain, New Guinea. Pihak Sekutu mencoba untuk melakukan
invasi besarnya yang kedua dalam usahanya untuk merebut pangkalan udara
utama Jepang yang terletak di Rabaul, barat daya pulau tersebut</b></span></span></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="font-size: x-small;"><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><br /></span></span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<span style="font-size: x-small;"><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><b><a href="http://www.gophoto.it/view.php?i=https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhS5ggIGBdb5CWVJdphY5MewV70swvSH4eL3O_2WHhVqz6rGsJ1YQ5EHVLGYhyHVm4Vdf_f5cqowi0JFfsZxXg1TQt2TpLN5JR30KqXEmCMK039kDT5AAOn4DIqx8T0RBrRRShGhLm99vc/s1600/48+U.S.+Marines+come+ashore+from+the+mouth+of+a+Coast+Guard+manned+LST,+during+the+invasion+of+New+Britain+Island.jpeg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="253" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhS5ggIGBdb5CWVJdphY5MewV70swvSH4eL3O_2WHhVqz6rGsJ1YQ5EHVLGYhyHVm4Vdf_f5cqowi0JFfsZxXg1TQt2TpLN5JR30KqXEmCMK039kDT5AAOn4DIqx8T0RBrRRShGhLm99vc/s320/48+U.S.+Marines+come+ashore+from+the+mouth+of+a+Coast+Guard+manned+LST,+during+the+invasion+of+New+Britain+Island.jpeg" width="320" /></a></b></span></span></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="font-size: x-small;"><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><b> Januari 1944:
Marinir Amerika keluar dari mulut sebuah LST yang dioperasikan oleh US
Coast Guard selama berlangsungnya invasi ke Pulau New Britain di Cape
Gloucester</b></span></span></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="font-size: x-small;"><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><br /></span></span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<span style="font-size: x-small;"><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><b><a href="http://www.gophoto.it/view.php?i=https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjYcpBOqHFfvbizIBDP2LafxiFzoR3DayXqgd40dFOiMas9gg_YoGXxIDTJ5zeOOQzFegPyjBD-TfaQj0Gd8dHN6HaIAKQQzAJJUbWMy9q6XW9Ndm5bDdyPB-QUnjLoe4yXQ-Xp6i6eMzU/s1600/49+U.S.+Marine+Raiders,+with+the+reputation+of+being+skillful+jungle+fighters,+pose+in+front+of+a+Japanese+stronghold.jpeg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="264" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjYcpBOqHFfvbizIBDP2LafxiFzoR3DayXqgd40dFOiMas9gg_YoGXxIDTJ5zeOOQzFegPyjBD-TfaQj0Gd8dHN6HaIAKQQzAJJUbWMy9q6XW9Ndm5bDdyPB-QUnjLoe4yXQ-Xp6i6eMzU/s320/49+U.S.+Marine+Raiders,+with+the+reputation+of+being+skillful+jungle+fighters,+pose+in+front+of+a+Japanese+stronghold.jpeg" width="320" /></a></b></span></span></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="font-size: x-small;"><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><b> Januari 1944: Para
Raider Marinir ini, yang telah meraih reputasi sebagai penempur hutan
jempolan, berpose di depan sebuah lokasi pertahanan Jepang yang baru
saja direbut di Cape Totkina (Bougainville)</b></span></span></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="font-size: x-small;"><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><br /></span></span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<span style="font-size: x-small;"><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><b><a href="http://www.gophoto.it/view.php?i=https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg9BfhR39q3SQuzE-yU4AWx92OTEQLog7Ck7cFwWxV77SbDfyx9SmUSFj0WrypsZA6qJKoXZmyYoEPyT8QHQVi20fP8cMdiPqrJ5UTJT16PhlI3NKQJXMhrGJ4PWKRCzGxfLYOMSuF4Ww8/s1600/50+Captain+Carter,+upper+center+with+map,+briefs+his+men+for+amphibious+assault+operations+at+Arawe,+New+Britain.jpeg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg9BfhR39q3SQuzE-yU4AWx92OTEQLog7Ck7cFwWxV77SbDfyx9SmUSFj0WrypsZA6qJKoXZmyYoEPyT8QHQVi20fP8cMdiPqrJ5UTJT16PhlI3NKQJXMhrGJ4PWKRCzGxfLYOMSuF4Ww8/s320/50+Captain+Carter,+upper+center+with+map,+briefs+his+men+for+amphibious+assault+operations+at+Arawe,+New+Britain.jpeg" width="261" /></a></b></span></span></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="font-size: x-small;"><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><b> 23 Februari 1944:
Captain Carter (di tengah atas sambil memegang peta) mendeskripsikan
rencana pendaratan amfibi ke Arawe (New Britain) bersama dengan anak
buahnya di sebuah kapal pengangkut pasukan</b></span></span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<span style="font-size: x-small;"><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><b><a href="http://www.gophoto.it/view.php?i=https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj_YC6snh5A6UHe5on9iQ0SL9V4gKszTCIh0c3gpZozSSvcZuP8OMmXS3pDvPs-pvumpgesS2WDjhEWdHu5swsi5fYKZWQeLsEwtC1CeDPw6GHyGrmesNrXg_SSBX3cGl5k0OTd7peok4k/s1600/56+A+Japanese+bomber+is+shot+down+as+it+attempted+to+attack+the+USS+Kitkun+Bay,+near+the+Mariana+Islands.jpeg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="268" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj_YC6snh5A6UHe5on9iQ0SL9V4gKszTCIh0c3gpZozSSvcZuP8OMmXS3pDvPs-pvumpgesS2WDjhEWdHu5swsi5fYKZWQeLsEwtC1CeDPw6GHyGrmesNrXg_SSBX3cGl5k0OTd7peok4k/s320/56+A+Japanese+bomber+is+shot+down+as+it+attempted+to+attack+the+USS+Kitkun+Bay,+near+the+Mariana+Islands.jpeg" width="320" /></a></b></span></span></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="font-size: x-small;"><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><b><br />Juni 1944: Sebuah pesawat pembom Jepang tertembak jatuh ketika mencoba menyerang USS Kitkun Bay di dekat Kepulauan Mariana</b></span></span></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="font-size: x-small;"><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><br /></span></span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<span style="font-size: x-small;"><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><b><a href="http://www.gophoto.it/view.php?i=https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEijAhZr9BI-LQNAeQfAorQSA7nIixB6J_D9CGdSZa1EoLzGjBlcRQirkZLGPKOnRbd6pBXOs6Lal8ZfNjfDDXI5KFyBj6BOELK6RHt3t_XutzwpIgoa18rLic6Bnm8wHzo7c4nZ5TATiwU/s1600/61+Flak+fills+the+sky+as+U.S.+antiaircraft+guns+fight+off+a+Japanese+attack+during+the+invasion+of+Saipan,+Mariana+Islands.jpeg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="253" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEijAhZr9BI-LQNAeQfAorQSA7nIixB6J_D9CGdSZa1EoLzGjBlcRQirkZLGPKOnRbd6pBXOs6Lal8ZfNjfDDXI5KFyBj6BOELK6RHt3t_XutzwpIgoa18rLic6Bnm8wHzo7c4nZ5TATiwU/s320/61+Flak+fills+the+sky+as+U.S.+antiaircraft+guns+fight+off+a+Japanese+attack+during+the+invasion+of+Saipan,+Mariana+Islands.jpeg" width="320" /></a></b></span></span></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="font-size: x-small;"><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><b><br />27 Juli 1944:
Ledakan-ledakan flak memenuhi udara saat unit-unit anti serangan udara
Amerika memerangi pesawat-pesawat Jepang dalam pertempuran di Pulau
Saipan (kepulauan Mariana)</b></span></span></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="font-size: x-small;"><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><br /></span></span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<span style="font-size: x-small;"><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><b><a href="http://www.gophoto.it/view.php?i=https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj2Sw5R83XZv9zKGEpKLdzH85nLDG6vpv-mFtgPE0SQzOr7-HNk4OrPQmZoMWki08g6P05t7GT4IrIbR2TMG6xwuwLZzbVb0f86gzIhMFl6VA6rWRJUxU9epqvOeLe1eXTpJl2FMZZhV1Q/s1600/63+Curtiss+Helldivers+from+the+Fast+Carrier+Task+Force+58+are+seen+midair+on+a+mission+over+Saipan.jpeg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="258" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj2Sw5R83XZv9zKGEpKLdzH85nLDG6vpv-mFtgPE0SQzOr7-HNk4OrPQmZoMWki08g6P05t7GT4IrIbR2TMG6xwuwLZzbVb0f86gzIhMFl6VA6rWRJUxU9epqvOeLe1eXTpJl2FMZZhV1Q/s320/63+Curtiss+Helldivers+from+the+Fast+Carrier+Task+Force+58+are+seen+midair+on+a+mission+over+Saipan.jpeg" width="320" /></a></b></span></span></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="font-size: x-small;"><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><b> 24 Agustus 1944:
Pesawat-pesawat Curtiss "Helldiver" dari Fast Carrier Task Force 58
difoto di udara dalam penyerbuan ke pulau Saipan yang diduduki Jepang</b></span></span></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="font-size: x-small;"><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><br /></span></span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<span style="font-size: x-small;"><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><b><a href="http://www.gophoto.it/view.php?i=https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEifBYDx-ddb_NikR2y9ZZeDu7DRCmPvBgDtZMqKQYIMoLBi86tZN7CVtrN7wr2yTQmFE-lDE2Na5TNpp3hbT_cGwLW2B-aEJUs8XaQqN8XHQusWZ84e_07NnDEL6DLxWvkCPmQPmXy76YI/s1600/66+American+soldiers+take+cover+from+fire+of+a+Japanese+machine+gun+in+the+Philippines.jpeg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="251" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEifBYDx-ddb_NikR2y9ZZeDu7DRCmPvBgDtZMqKQYIMoLBi86tZN7CVtrN7wr2yTQmFE-lDE2Na5TNpp3hbT_cGwLW2B-aEJUs8XaQqN8XHQusWZ84e_07NnDEL6DLxWvkCPmQPmXy76YI/s320/66+American+soldiers+take+cover+from+fire+of+a+Japanese+machine+gun+in+the+Philippines.jpeg" width="320" /></a></b></span></span></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="font-size: x-small;"><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><b> November 1944:
Prajurit-prajurit Amerika mencoba berlindung dari tembakan gencar
senapan mesin Jepang dalam gelombang pertama serangan Amerika ke Pulau
Leyte dalam usaha merebut kembali Filipina dari tangan Jepang</b></span></span></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="font-size: x-small;"><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><br /></span></span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<span style="font-size: x-small;"><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><b><a href="http://www.gophoto.it/view.php?i=https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiRCQelSusduw3ntqNGF5SIHm0Qg7owDLn_6T0unJbPXXKUXu0JeRyR_QqdTKWl65jlrZeMV_Lqrlw9zr0UF31LjgLbC-sK3ZbMjgRMrdpGmgIn8wc0Qx_AFDL4wI9lmwMerIG0ZvFklWg/s1600/70+Ground+crew+members+prepare+bombs+to+be+loaded+into+the+racks+of+the+waiting+B-29+Superforts.jpeg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="239" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiRCQelSusduw3ntqNGF5SIHm0Qg7owDLn_6T0unJbPXXKUXu0JeRyR_QqdTKWl65jlrZeMV_Lqrlw9zr0UF31LjgLbC-sK3ZbMjgRMrdpGmgIn8wc0Qx_AFDL4wI9lmwMerIG0ZvFklWg/s320/70+Ground+crew+members+prepare+bombs+to+be+loaded+into+the+racks+of+the+waiting+B-29+Superforts.jpeg" width="320" /></a></b></span></span></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="font-size: x-small;"><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><b> November 1944: Para
anggota awak darat di landasan udara Amerika di Saipan (Kepulauan
Mariana) mempersiapkan bom-bom di rak khusus yang akan dimasukkan ke
pesawat pembom B-29 Superfortress yang sedang menunggu di belakang</b></span></span></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="font-size: x-small;"><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><br /></span></span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<span style="font-size: x-small;"><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><b><a href="http://www.gophoto.it/view.php?i=https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj0JoUiiidjw1CBbPIZrAF_zdnB_I_lLmPul-TP1GhfKmouC55Lxn8k4dTHuI5ZBeO2T3qxOEPLZsLfw40mpXIHjfB53AvwoxkirsihQNIqX4ID0MnTMAvY02OJBC3MY7c0618UOV5AE10/s1600/71+landing+ship+tanks+are+seen+from+above+as+they+pour+military+equipment+onto+the+shores+of+Leyte+island.jpeg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="259" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj0JoUiiidjw1CBbPIZrAF_zdnB_I_lLmPul-TP1GhfKmouC55Lxn8k4dTHuI5ZBeO2T3qxOEPLZsLfw40mpXIHjfB53AvwoxkirsihQNIqX4ID0MnTMAvY02OJBC3MY7c0618UOV5AE10/s320/71+landing+ship+tanks+are+seen+from+above+as+they+pour+military+equipment+onto+the+shores+of+Leyte+island.jpeg" width="320" /></a></b></span></span></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="font-size: x-small;"><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><b>November 1944:
Barisan LST (Landing Ship Tank) Amerika terlihat dari udara saat mereka
sibuk "memuntahkan" peralatan militer ke pantai di Pulau Leyte,
Filipina, guna mendukung pasukan invasi yang mendarat sebelumnya</b></span></span></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="font-size: x-small;"><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><br /></span></span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<span style="font-size: x-small;"><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><b><a href="http://www.gophoto.it/view.php?i=https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh_hh-nODZaKV9NPsvLQQB7GVe_fiSnX5PS5QanZdvlNGFS1WOj_sZvpQjK3vl_NALiPfh_P_py05xm3zXW2MH6Ns6S3dsSh1bfRy8sBsRQOkl9AGAf6JVBPATiSFZgc1eb0IFoEjtSUnw/s1600/72+Coast+Guard-manned+landing+ships+open+their+jaws+as+U.S.+soldiers+line+up+to+build+sandbag+piers.jpeg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="260" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh_hh-nODZaKV9NPsvLQQB7GVe_fiSnX5PS5QanZdvlNGFS1WOj_sZvpQjK3vl_NALiPfh_P_py05xm3zXW2MH6Ns6S3dsSh1bfRy8sBsRQOkl9AGAf6JVBPATiSFZgc1eb0IFoEjtSUnw/s320/72+Coast+Guard-manned+landing+ships+open+their+jaws+as+U.S.+soldiers+line+up+to+build+sandbag+piers.jpeg" width="320" /></a></b></span></span></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="font-size: x-small;"><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><b> November 1944: Dua
buah kapal pendarat milik US Coast Guard membuka lebar-lebar
"rahangnya" saat para prajurit sibuk membuat sebuah pelabuhan darurat
yang terbuat dari karung pasir di Pulau Leyte (Filipina)</b></span></span></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="font-size: x-small;"><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><br /></span></span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<span style="font-size: x-small;"><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><b><a href="http://www.gophoto.it/view.php?i=https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjEgcBDElwNiukocAdMg8CMnYKx6R8_zxzno9AqfyYtlf5_sVEW_FwGxHLnf0gVU_47nCWL15d9poTGWEuGImzSskUR_l3Y4zaoedJjsZUgaEguKZ1OFZJT_Y1euEv-zR7Xzn7CuG6Oekg/s1600/75+Burial+at+sea+ceremonies+are+held+aboard+the+USS+Intrepid+for+members+of+the+crew+lost.jpeg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="255" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjEgcBDElwNiukocAdMg8CMnYKx6R8_zxzno9AqfyYtlf5_sVEW_FwGxHLnf0gVU_47nCWL15d9poTGWEuGImzSskUR_l3Y4zaoedJjsZUgaEguKZ1OFZJT_Y1euEv-zR7Xzn7CuG6Oekg/s320/75+Burial+at+sea+ceremonies+are+held+aboard+the+USS+Intrepid+for+members+of+the+crew+lost.jpeg" width="320" /></a></b></span></span></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="font-size: x-small;"><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><b> </b><b> </b></span></span></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="font-size: x-small;"><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><b> 26 November 1944:
Upacara penguburan laut yang diselenggarakan di atas USS Intrepid untuk
para awak kapal yang kehilangan nyawanya setelah kapal pengangkut
pesawat Amerika tersebut dihantam oleh pilot bunuh diri Jepang saat
beroperasi di lepas pantai Luzon, Filipina. 16 orang tercatat tewas
dalam serangan Kamikaze itu</b></span></span></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="font-size: x-small;"><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><br /></span></span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<span style="font-size: x-small;"><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><b><a href="http://www.gophoto.it/view.php?i=https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjrQwJai8LpKZLDyMQL-FCEgF0mZq4IxwmTmMfVBRejH3djGaYY2ASu5bPg-KPHe3QHcJ3ddhzstNwMCkPOzJVm8ZCW2QBDsLkw0UZUXplQd_UDjdwPJNDsAPJZFW0D0WQpZhd3HuTBqKs/s1600/83+The+booted+feet+of+a+dead+Japanese+soldier,+foreground,+protrude+from+beneath+a+mound+of+earth+on+Iwo+Jima.jpeg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="248" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjrQwJai8LpKZLDyMQL-FCEgF0mZq4IxwmTmMfVBRejH3djGaYY2ASu5bPg-KPHe3QHcJ3ddhzstNwMCkPOzJVm8ZCW2QBDsLkw0UZUXplQd_UDjdwPJNDsAPJZFW0D0WQpZhd3HuTBqKs/s320/83+The+booted+feet+of+a+dead+Japanese+soldier,+foreground,+protrude+from+beneath+a+mound+of+earth+on+Iwo+Jima.jpeg" width="320" /></a></b></span></span></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="font-size: x-small;"><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><b> Februari 1945:
Sepasang kaki bersepatu milik tentara Jepang yang telah mati tampak
menyembul keluar dari sebuah gundukan pasir Iwo Jima selama
berlangsungnya serangan Marinir Amerika atas pulau tersebut</b></span></span></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="font-size: x-small;"><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><br /></span></span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<span style="font-size: x-small;"><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><b><a href="http://www.gophoto.it/view.php?i=https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjNCO_DqSZq5GY0e2lXA0NaxgpMG6b1oCBNjrZNf5ekqJoEMcDymMOzUQVJaiof5xXb-SB3tAoPiTJqpkDbMhvLCVjqdYoT7_nbBLqyC1LTT4pP_9d_hdi3Y6qqBOtmmBYF8EVdtLau0xQ/s1600/87+U.S.+Marines+of+the+28th+Regiment,+5th+Division,+raise+the+American+flag+atop+Mt.+Suribachi,+Iwo+Jima.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="248" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjNCO_DqSZq5GY0e2lXA0NaxgpMG6b1oCBNjrZNf5ekqJoEMcDymMOzUQVJaiof5xXb-SB3tAoPiTJqpkDbMhvLCVjqdYoT7_nbBLqyC1LTT4pP_9d_hdi3Y6qqBOtmmBYF8EVdtLau0xQ/s320/87+U.S.+Marines+of+the+28th+Regiment,+5th+Division,+raise+the+American+flag+atop+Mt.+Suribachi,+Iwo+Jima.jpg" width="320" /></a></b></span></span></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="font-size: x-small;"><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><b> 23 Februari 1945:
Marinir Amerika dari 28th Regiment (5th Marine Division) mengibarkan
bendera Amerika di puncak Gunung Suribachi, Iwo Jima. Tak diragukan
lagi, inilah salah satu foto paling dikenang dari Perang Dunia II,
khususnya medan Pasifik!</b></span></span></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="font-size: x-small;"><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><br /></span></span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<span style="font-size: x-small;"><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><b><a href="http://www.gophoto.it/view.php?i=https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjM1_jhxnJ3W9Dc05E1sc0KQ9ZYCxY0E2qeprDT-YpgApjWVPCgf2bFqUorScomXRISU5tL8_fPvLPYLmfrjG-Aujr7eI22I94WN77PeKm15-norwx-aLK7AcXt3zUSpVqhGt-5CO-hoI8/s1600/89+Wounded+when+Jap+fire+made+a+direct+hit+on+an+Amtrac,+a+Marine+is+transferred+by+Coast+Guardsmen+to+a+landing+craft.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="257" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjM1_jhxnJ3W9Dc05E1sc0KQ9ZYCxY0E2qeprDT-YpgApjWVPCgf2bFqUorScomXRISU5tL8_fPvLPYLmfrjG-Aujr7eI22I94WN77PeKm15-norwx-aLK7AcXt3zUSpVqhGt-5CO-hoI8/s320/89+Wounded+when+Jap+fire+made+a+direct+hit+on+an+Amtrac,+a+Marine+is+transferred+by+Coast+Guardsmen+to+a+landing+craft.jpg" width="320" /></a></b></span></span></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="font-size: x-small;"><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><b> 28 Februari 1945:
Seorang marinir, yang terluka saat tembakan pasukan pertahanan Jepang
menghantam Amtrac-nya, sedang dipindahkan oleh para anggota Coast Guard
ke sebuah kapal pendarat di lepas pantai Iwo Jima (yang dipenuhi asap
tebal pertempuran). Setelah menurunkan sepasukan penuh Marinir di
pantai, unit-unit Coast Guard cepat-cepat balik kembali dengan Amtrac
ke lautan lepas sambil membawa korban yang terluka untuk kemudian
dimasukkan ke LST yang diubah fungsinya menjadi kapal rumah sakit.
Berhubung letak Iwo Jima hanya 750 km dari Tokyo, Jepang mempertahankan
pulau ini mati-matian dan membuatnya menjadi benteng yang sulit
ditembus pasukan Amerika</b></span></span></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="font-size: x-small;"><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><br /></span></span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<span style="font-size: x-small;"><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><b><a href="http://www.gophoto.it/view.php?i=https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh5q2ZwjgnrAQP6cbxDWKrn1QY0NGuUhZ6LDG1cWEgfRU4R4Nw_uWjBnMVJubkxuWV8vp2m5qLtWVgvXs7HFBNYfkkr7gdeozwHVM8cmRdwrcSLtOjob20R3pB2F2Rr-eE-bycqPDdOwz4/s1600/91+U.S.+Marine+approaches+a+Japanese+soldier+on+Iwo+Jima,+Japan+during+World+War+II.jpeg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh5q2ZwjgnrAQP6cbxDWKrn1QY0NGuUhZ6LDG1cWEgfRU4R4Nw_uWjBnMVJubkxuWV8vp2m5qLtWVgvXs7HFBNYfkkr7gdeozwHVM8cmRdwrcSLtOjob20R3pB2F2Rr-eE-bycqPDdOwz4/s320/91+U.S.+Marine+approaches+a+Japanese+soldier+on+Iwo+Jima,+Japan+during+World+War+II.jpeg" width="276" /> </a></b></span></span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<div style="text-align: center;">
<span style="font-size: x-small;"><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><b> 16 Maret 1945:
Seorang Marinir Amerika mendekati seorang tentara Jepang di Iwo Jima
saat pertempuran sedang sengit berkecamuk di pulau tersebut. Si tentara
Jepang telah sengaja menguburkan diri sendiri di lubang bekas ledakan
selama satu setengah hari dan berpura-pura mati sambil menggenggam
sebuah granat aktif di tangannya. Para Marinir telah berhasil
melepaskan granat tersebut dari dirinya, tapi takut si Jepang masih
mempunyai jebakan lain di tubuhnya. Setelah si Jepang berjanji tidak
akan melawan, barulah dia dikeluarkan dari posisinya setelah sebelumnya
dikasih rokok cap "Gentong" terlebih dahulu</b></span></span></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="font-size: x-small;"><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><br /></span></span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<span style="font-size: x-small;"><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><b><a href="http://www.gophoto.it/view.php?i=https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj9L5Y2Xnn9jU8h6ZDhm_R7KMYMfMbD3e0AtFCj6a0lHMXFAk__sAa_pKFy_wW5Nc5Qr2t8wT8KQBiDgarjmFayTPfc6Fp0HypwUFlb-BurNXM7mMylxQDerRGLVm5IYhBWDS_bpO8TlFU/s1600/92+White+markers+designate+the+final+resting+place+for+hundreds+of+Third+and+Fourth+Marine+Division+fighters.jpeg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="252" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj9L5Y2Xnn9jU8h6ZDhm_R7KMYMfMbD3e0AtFCj6a0lHMXFAk__sAa_pKFy_wW5Nc5Qr2t8wT8KQBiDgarjmFayTPfc6Fp0HypwUFlb-BurNXM7mMylxQDerRGLVm5IYhBWDS_bpO8TlFU/s320/92+White+markers+designate+the+final+resting+place+for+hundreds+of+Third+and+Fourth+Marine+Division+fighters.jpeg" width="320" /></a></b></span></span></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="font-size: x-small;"><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><b> April 1945: Ini
adalah deretan kuburan para prajurit Marinir dari 3rd dan 4th Marine
Division yang tewas dalam Pertempuran Iwo Jima. Kompleks pemakaman ini
terletak di dekat pantai tempat dimana pasukan marinir pertama mendarat
di pulau tersebut. Di latar belakang kita bisa melihat bendera Amerika
yang dikibarkan setengah tiang. Bukan, bukan untuk menghormati para
prajurit yang gugur demi membela negaranya tersebut, melainkan sebagai
penghormatan atas presiden Amerika Franklin Delano Roosevelt yang baru
saja meninggal dunia di Warm Springs, Georgia, tanggal 12 April
sebelumnya!</b></span></span></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="font-size: x-small;"><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><br /></span></span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<span style="font-size: x-small;"><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><b><a href="http://www.gophoto.it/view.php?i=https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgXC1IBL5h-yfGAOdIIwnw7l_NzKDOzs4r-oR9znVi-16NIunZpR9CP4MO0opziEUsY96dBTkwgSl216CK8OGJSRx5fb6iXO0VyEHTGIjysglYGhGz2HrMDFO7_VhXVZbJS1LWJBB_PrAk/s1600/96+USS+Santa+Fe+lies+alongside+the+heavily+listing+USS+Franklin+to+provide+assistance+after+the+aircraft+carrier.jpeg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="245" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgXC1IBL5h-yfGAOdIIwnw7l_NzKDOzs4r-oR9znVi-16NIunZpR9CP4MO0opziEUsY96dBTkwgSl216CK8OGJSRx5fb6iXO0VyEHTGIjysglYGhGz2HrMDFO7_VhXVZbJS1LWJBB_PrAk/s320/96+USS+Santa+Fe+lies+alongside+the+heavily+listing+USS+Franklin+to+provide+assistance+after+the+aircraft+carrier.jpeg" width="320" /></a></b></span></span></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="font-size: x-small;"><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><b> 19 Maret 1945: USS
Santa Fe (kiri) berada di sebelah kapal pengangkut pesawat USS Franklin
yang limbung dan terbakar setelah dihantam serangan pesawat-pesawat
pembom tukik Jepang selama berlangsungnya pendaratan pasukan Amerika di
luar pantai Honshu (jepang)</b></span></span></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="font-size: x-small;"><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><br /></span></span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<span style="font-size: x-small;"><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><b><a href="http://www.gophoto.it/view.php?i=https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj_loXM5cHDXJ8AFUHtHV6gW7ibMXXhBQdqYfRoykABsawv8yMK5KVqgnFWjaw5ZDU73yNe4Dx1rSM3srnUnsBBNZueql0rV-x7Jl53b1Hty6TlmWwxgdLOMZ99L9XbDQItFU_6xiHX0Bw/s1600/97+About+350+miles+from+the+Japanese+mainland,+U.S.+invasion+forces+establish+a+beachhead+on+Okinawa+island.jpeg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="258" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj_loXM5cHDXJ8AFUHtHV6gW7ibMXXhBQdqYfRoykABsawv8yMK5KVqgnFWjaw5ZDU73yNe4Dx1rSM3srnUnsBBNZueql0rV-x7Jl53b1Hty6TlmWwxgdLOMZ99L9XbDQItFU_6xiHX0Bw/s320/97+About+350+miles+from+the+Japanese+mainland,+U.S.+invasion+forces+establish+a+beachhead+on+Okinawa+island.jpeg" width="320" /></a></b></span></span></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="font-size: x-small;"><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><b> 13 April 1945:
Terletak 350 mil dari daratan Jepang, pasukan penyerbu Amerika mendarat
di pantai Okinawa. Dalam foto ini kita bisa melihat sejauh mata
memandang yang ada hanyalah kapal-kapal Amerika dari berbagai jenis dan
ukuran, sementara di darat sendiri telah dikumpulkan suplai perbekalan
dan amunisi untuk pasukan yang bertempur lebih menjorok ke dalam</b></span></span></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="font-size: x-small;"><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><br /></span></span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<span style="font-size: x-small;"><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><b><a href="http://www.gophoto.it/view.php?i=https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjQHrQCEERrd6sk7xerlyt3qk3mnmOnzKQyYEajIAhVPSv2UyV0obXiR3fwWWf55FV-uVIP-Bu3PBwaLQzgKWxnkt7RYRGd9tlsVjzFylVteJyEWS0eEzmoHWtfvyQcvm1ZpYzd3rds5o8/s1600/100+smoke+rising+from+the+explosion+of+the+atomic+bomb+at+Hiroshima.jpeg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="261" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjQHrQCEERrd6sk7xerlyt3qk3mnmOnzKQyYEajIAhVPSv2UyV0obXiR3fwWWf55FV-uVIP-Bu3PBwaLQzgKWxnkt7RYRGd9tlsVjzFylVteJyEWS0eEzmoHWtfvyQcvm1ZpYzd3rds5o8/s320/100+smoke+rising+from+the+explosion+of+the+atomic+bomb+at+Hiroshima.jpeg" width="320" /></a></b></span></span></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="font-size: x-small;"><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><b> 6 Agustus 1945: Foto
yang diambil dari kota Yoshiura yang terletak di kaki gunung sebelah
utara Hiroshima ini memperlihatkan asap tebal membumbung tinggi yang
merupakan hasil dari bom atom yang diledakkan di Hiroshima. Foto ini
sendiri merupakan kepunyaan dari seorang insinyur Australia yang
bertugas di Kure, Jepang. Perhatikan titik-titik radiasi yang berasal
dari negatif film yang diakibatkan dari meledaknya bom-A tersebut, yang
hampir saja merusakkan foto berharga ini!</b></span></span></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="font-size: x-small;"><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><br /></span></span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<span style="font-size: x-small;"><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><b><a href="http://www.gophoto.it/view.php?i=https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjkfjUZWHzbdVOAWcYaUJPWgY6BN8DbZKxtiG36OLGqVCtwUywhimKxt4dM7NTVRXG-h_OPz-yVQpcDd3siGB1_A4t27jarmESmE-zPB_alLemZI8DpOqItVscxuMyREZyyxPpd6wn8PyQ/s1600/101+Japanese+victims+wait+to+receive+first+aid+in+the+southern+part+of+Hiroshima,+Japan,+a+few+hours+after+the+U.S.+atomic+bomb+exploded.jpeg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="232" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjkfjUZWHzbdVOAWcYaUJPWgY6BN8DbZKxtiG36OLGqVCtwUywhimKxt4dM7NTVRXG-h_OPz-yVQpcDd3siGB1_A4t27jarmESmE-zPB_alLemZI8DpOqItVscxuMyREZyyxPpd6wn8PyQ/s320/101+Japanese+victims+wait+to+receive+first+aid+in+the+southern+part+of+Hiroshima,+Japan,+a+few+hours+after+the+U.S.+atomic+bomb+exploded.jpeg" width="320" /></a></b></span></span></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="font-size: x-small;"><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><b> 6 Agustus 1945: Para
korban ledakan jepang menunggu untuk menerima pertolongan pertama di
wilayah bagian selatan Hiroshima, beberapa jam setelah bom atom Amerika
meledak di jantung kota tersebut. Ledakan A-bomb pertama ini (yang
dinamakan "Little Boy") langsung menewaskan 66.000 orang dan melukai
69.000 orang lainnya. banyak di antara yang terluka itu kemudian
menyusul meregang nyawa</b></span></span></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="font-size: x-small;"><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><br /></span></span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<span style="font-size: x-small;"><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><b><a href="http://www.gophoto.it/view.php?i=https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhGS-REN2ybTOIi9lmrYBDpIKULe9a5IPWOzIp_Hq4oxYwhBOk-GqewHGt0gMft_UWzYTenlohSvKClCZ42hpNeCZd0IcG4hCXyhOixXXvofUv_hLel3f8hwijKytIOtvuRPfz-fQdHBX0/s1600/102+A+massive+column+of+billowing+smoke,+thousands+of+feet+high,+mushrooms+over+the+city+of+Nagasaki,+Japan.jpeg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhGS-REN2ybTOIi9lmrYBDpIKULe9a5IPWOzIp_Hq4oxYwhBOk-GqewHGt0gMft_UWzYTenlohSvKClCZ42hpNeCZd0IcG4hCXyhOixXXvofUv_hLel3f8hwijKytIOtvuRPfz-fQdHBX0/s320/102+A+massive+column+of+billowing+smoke,+thousands+of+feet+high,+mushrooms+over+the+city+of+Nagasaki,+Japan.jpeg" width="244" /></a></b></span></span></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="font-size: x-small;"><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><b> </b><b><br />9 Agustus 1945: Asap
raksasa berbentuk jamur berketinggian ribuan kaki tampak di atas kota
Nagasaki sesaat setelah kota tersebut diluluhlantakkan oleh bom atom
yang dibawa oleh pesawat pembom B-29 milik Amerika Serikat. Ledakan
tersebut secara instan menewaskan 70.000 orang, dengan ribuan orang
lainnya nanti menyusul pergi ke alam baka akibat dari efek radiasi yang
mereka derita. Bom ini dijatuhkan tiga hari setelah Amerika menghantam
kota Hiroshima dengan bom yang sama berbentuk berbeda. Serangan ini
sekaligus menghentikan niat Jepang untuk berperang sampai modar, dan
mereka pun kemudian menyerah</b></span></span></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="font-size: x-small;"><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><br /></span></span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<span style="font-size: x-small;"><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><b><a href="http://www.gophoto.it/view.php?i=https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjawabun6KtD0QBCz8zo7jdZwO8s35cITmPA-pGqLjIx53D1WXegEEOtZ_rhjXr5BA6Mn4NYH0Tu0H7LIoBCh_6I52lpUWRxBQJsNvHPG-1LZrhQ-Xea6AxX8B6T9VS7WsGVMO4l8czjMg/s1600/103+Terraced+hillsides+surrounding+Nagasaki+did+little+to+lessen+the+destructiveness+of+the+bomb+dropped+on+this+Japanese+city.jpeg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="259" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjawabun6KtD0QBCz8zo7jdZwO8s35cITmPA-pGqLjIx53D1WXegEEOtZ_rhjXr5BA6Mn4NYH0Tu0H7LIoBCh_6I52lpUWRxBQJsNvHPG-1LZrhQ-Xea6AxX8B6T9VS7WsGVMO4l8czjMg/s320/103+Terraced+hillsides+surrounding+Nagasaki+did+little+to+lessen+the+destructiveness+of+the+bomb+dropped+on+this+Japanese+city.jpeg" width="320" /></a></b></span></span></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="font-size: x-small;"><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><b> 9 Agustus 1945:
Pinggiran bukit yang berundak-undak di wilayah pinggiran tak mampu
menyelamatkan kota Nagasaki dari daya rusak luar biasa yang diakibatkan
oleh bom atom. Kota tersebut hampir seluruhnya hancur, dan hanya
beberapa rumah disana dan disini yang masih berdiri</b></span></span></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="font-size: x-small;"><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><br /></span></span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<span style="font-size: x-small;"><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><b><a href="http://www.gophoto.it/view.php?i=https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjZzkoBi4Eh4dOvdabquqiHFOJeMlqIjdLHu_78RnnlIApzXUC52aBq8-pdoIWnut_sOKlVmobGi7WWJKam_EnUObpbsuua_Rw_IkBSFHK_hbUpdfFKYQLZuY5dwLxGhFKlhW-NB_T0UUg/s1600/104+An+arrow+marks+the+spot+where+the+A-bomb+struck+at+Nagasaki,+Japan.jpeg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="217" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjZzkoBi4Eh4dOvdabquqiHFOJeMlqIjdLHu_78RnnlIApzXUC52aBq8-pdoIWnut_sOKlVmobGi7WWJKam_EnUObpbsuua_Rw_IkBSFHK_hbUpdfFKYQLZuY5dwLxGhFKlhW-NB_T0UUg/s320/104+An+arrow+marks+the+spot+where+the+A-bomb+struck+at+Nagasaki,+Japan.jpeg" width="320" /></a></b></span></span></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="font-size: x-small;"><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><b> 10 Agustus 1945:
Sebuah panah besar menandai lokasi persis dimana bom atom jatuh di kota
Nagasaki, Jepang. Kita bisa melihat bahwa di foto ini kebanyakan
wilayah sekitar masih kosong melompong dan pohon-pohon di latar
belakang pun tetap meranggas dan gosong, Hanya sedikit saja pembangunan
kembali dilakukan, di luar dari beberapa gubuk kayu yang dibangun
seadanya oleh penduduk sekitar yang dibuat sebagai tempat tinggal</b></span></span></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="font-size: x-small;"><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><br /></span></span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<span style="font-size: x-small;"><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><b><a href="http://www.gophoto.it/view.php?i=https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjNWjiJapEcWBbk_u-dCb9bJH0W51RgFHiF9SPqt1MQvyx8koz8DMhvDD0Pf9kpzeKzNztEW5h29329su9zZ4W5QjCFQh9Z9xSMYyby0CaDrc_WHWw0OfmdXO7LGymrPzswM8tD2oXLUrQ/s1600/105+This+desolated+area,+with+only+some+buildings+standing+here+and+there+is+what+was+left+of+Hiroshima.jpeg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="256" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjNWjiJapEcWBbk_u-dCb9bJH0W51RgFHiF9SPqt1MQvyx8koz8DMhvDD0Pf9kpzeKzNztEW5h29329su9zZ4W5QjCFQh9Z9xSMYyby0CaDrc_WHWw0OfmdXO7LGymrPzswM8tD2oXLUrQ/s320/105+This+desolated+area,+with+only+some+buildings+standing+here+and+there+is+what+was+left+of+Hiroshima.jpeg" width="320" /></a></b></span></span></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="font-size: x-small;"><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><b> 3 September 1945:
Wilayah yang rata dengan hanya sedikit bangunan berdiri ini adalah apa
yang tersisa dari kota Hiroshima, Jepang, setelah bom atom pertama
diledakkan</b></span></span></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="font-size: x-small;"><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><br /></span></span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<span style="font-size: x-small;"><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><b><a href="http://www.gophoto.it/view.php?i=https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhDQ4KInN8SQ03rc2SZD4eOnmpK7fENPSVyw1MRxYNV4jA011EHbWtU9q17pKPSUxQrynt5jnfGpAzjQFAoZ3TszLq9VlwHqsTONelOwXSE96DRghIMOH_NLGgrV1NCQ4eRlL7mRml1bsg/s1600/107+A+jubilant+crowd+of+American+Italians+are+seen+as+they+wave+flags+and+toss+papers+in+the+air+while+celebrating+Japan%27s+unconditional+surrender.jpeg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhDQ4KInN8SQ03rc2SZD4eOnmpK7fENPSVyw1MRxYNV4jA011EHbWtU9q17pKPSUxQrynt5jnfGpAzjQFAoZ3TszLq9VlwHqsTONelOwXSE96DRghIMOH_NLGgrV1NCQ4eRlL7mRml1bsg/s320/107+A+jubilant+crowd+of+American+Italians+are+seen+as+they+wave+flags+and+toss+papers+in+the+air+while+celebrating+Japan%27s+unconditional+surrender.jpeg" width="220" /></a></b></span></span></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="font-size: x-small;"><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><b> 14 Agustus 1945:
Perayaan meriah orang-orang Amerika keturunan Italia yang
mengibar-ngibarkan bendera dan potongan kertas saat mereka merayakan
penyerahan tanpa syarat Jepang di rumah mereka di kota New York</b></span></span></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="font-size: x-small;"><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><br /></span></span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<span style="font-size: x-small;"><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><b><a href="http://www.gophoto.it/view.php?i=https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEikFi40TdfhY2gPRK_di3HBE5WCbLwgpqtWY5AvFrfJAlNS5huk0VbJADFDApObiT76E39a8qaem0HBNX-wkr2k5lLBYarLeMJr79Nn9vsygwnyhMxHWMn0lingUg3kwtaVZMds8KwdBYY/s1600/108+F4U+and+F6F+fighter+planes+are+flying+in+formation+over+the+USS+Missouri.jpeg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="258" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEikFi40TdfhY2gPRK_di3HBE5WCbLwgpqtWY5AvFrfJAlNS5huk0VbJADFDApObiT76E39a8qaem0HBNX-wkr2k5lLBYarLeMJr79Nn9vsygwnyhMxHWMn0lingUg3kwtaVZMds8KwdBYY/s320/108+F4U+and+F6F+fighter+planes+are+flying+in+formation+over+the+USS+Missouri.jpeg" width="320" /></a></b></span></span></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="font-size: x-small;"><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><b> 2 September 1945:
Pesawat-pesawat tempur F4U dan F6F terbang dalam formasi yang teratur
di atas USS Missouri, saat berlangsungnya upacara penyerahan yang
menandai berakhirnya Perang Dunia II di atas kapal perang milik US Navy
tersebut</b></span></span></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="font-size: x-small;"><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><br /></span></span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<span style="font-size: x-small;"><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><b><a href="http://www.gophoto.it/view.php?i=https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjO09mzYot_c5t1ZuYUIWuY1UWFjd94uOL7Q-jFc-3QSl4SOUL9OYHrWg8xX9b850C_V1SmqQUnLMz-uSaqtIjxVy7wpkfW0Rd6SR_e4TPhdZeA3ndLc1Np7qpr5kZ5OqwGc3RCT6d6bLo/s1600/109+the+formal+Japanese+surrender+ceremony+marking+the+end+of+World+War+II.jpeg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjO09mzYot_c5t1ZuYUIWuY1UWFjd94uOL7Q-jFc-3QSl4SOUL9OYHrWg8xX9b850C_V1SmqQUnLMz-uSaqtIjxVy7wpkfW0Rd6SR_e4TPhdZeA3ndLc1Np7qpr5kZ5OqwGc3RCT6d6bLo/s320/109+the+formal+Japanese+surrender+ceremony+marking+the+end+of+World+War+II.jpeg" width="249" /></a></b></span></span></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="font-size: x-small;"><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><b> 2 September 1945:
Para penonton, pengamat dan koresponden dari seluruh dunia tumplek blek
mencari posisi yang strategis demi bisa melihat upacara penyerahan
yang menandai berakhirnya Perang Dunia II di atas dek kapal USS
Missouri yang berlabuh di Teluk Tokyo</b></span></span></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="font-size: x-small;"><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><br /></span></span></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="font-size: x-small;"><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><b> <a href="http://www.gophoto.it/view.php?i=https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiZ0hH5gWQTYIYp3lxRjszi1TvQS5hxnvWJbv9iqn0PEyTahEKbLbBzETb9F22ghw7RjyCaZXIssO5nMO2ebalgXAdWsLPCrhQE7BaFEeO9B7t_WLUpyGC41PMtlaGYjUeNN1F5xQvMtTGD/s1600/110+Douglas+MacArthur+signs+the+Japanese+surrender+documents+aboard+the+USS+Missouri+in+Tokyo+Bay.jpeg"><img alt="" border="0" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5559728324390120802" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiZ0hH5gWQTYIYp3lxRjszi1TvQS5hxnvWJbv9iqn0PEyTahEKbLbBzETb9F22ghw7RjyCaZXIssO5nMO2ebalgXAdWsLPCrhQE7BaFEeO9B7t_WLUpyGC41PMtlaGYjUeNN1F5xQvMtTGD/s400/110+Douglas+MacArthur+signs+the+Japanese+surrender+documents+aboard+the+USS+Missouri+in+Tokyo+Bay.jpeg" style="display: block; height: 313px; margin: 0px auto 10px; text-align: center; width: 400px;" /></a>2
September 1945: Jenderal Douglas MacArthur menandatangani
dokumen-dokumen penyerahan Jepang di atas USS Missouri yang berlabuh di
Teluk Tokyo. Di belakang MacArthur berdiri Letnan Jenderal Amerika
Jonathan Wainwright (kiri depan) yang menyerahkan Bataan ke tangan
Jepang, dan Letnan Jenderal Inggris Arthur Ernest Percival (kanan
belakang) yang menyerahkan Singapura ke tangan Jepang</b></span></span></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="font-size: x-small;"><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><br /></span></span></div>
PANDU PRABOWO WARSODIREJOhttp://www.blogger.com/profile/04756946191836277693noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-9026893658321059602.post-38624185926377640922012-11-02T12:51:00.002-07:002012-11-02T12:51:42.033-07:00FOTO PENINGGALAN SEJARAH PERJUANGAN BANGSA INDONESIA <h2>
<span style="font-size: x-small;"><b><span style="font-weight: normal;">Dengan truk ditangkap prajurit
Tentara Nasional Indonesia (TNI), dievakuasi. TNI dibentuk oleh
penggabungan dari tentara Republik dan pemuda-pemuda di 3 Juni 1947. Di
Jawa mereka memiliki sekitar 110.000 dan sekitar 64.000 orang di
Sumatera. Indonesia 18 Februari 1948.</span></b></span></h2>
<div style="text-align: justify;">
<b><a href="http://www.gophoto.it/view.php?i=http://lh4.ggpht.com/-W1jGiShquhM/TniXFulJmfI/AAAAAAAANNo/5tOcWPFfn8I/s1600-h/POW2-1%25255B3%25255D.jpg"><img alt="POW2-1" border="0" height="293" src="http://lh6.ggpht.com/-Wy2N4vr5Uc0/TniXGo_zo-I/AAAAAAAANNs/OJLPGvmrBxQ/POW2-1_thumb%25255B1%25255D.jpg?imgmax=800" style="border: 0 none;" title="POW2-1" width="473" /></a></b></div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
<b>merekrut tentara Republik untuk latihan
untuk berlatih dengan model pistol kayu, Yogyakarta, Jawa Tengah,
Indonesia, pada bulan Desember 1947.</b></div>
<div style="text-align: justify;">
<b><a href="http://www.gophoto.it/view.php?i=http://lh6.ggpht.com/-1wCCUu-Dqos/TniXHQhoD_I/AAAAAAAANNw/KDPvpbVaJDY/s1600-h/trilatihan%25255B3%25255D.jpg"><img alt="trilatihan" border="0" height="264" src="http://lh4.ggpht.com/-60mqepy7Uco/TniXIb5Ou5I/AAAAAAAANN0/WpR-m6XkOCg/trilatihan_thumb%25255B1%25255D.jpg?imgmax=800" style="border: 0 none;" title="trilatihan" width="472" /></a></b></div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
<b>Pidato oleh Komandan setelah inspeksi senjata pada 21 Desember 1947</b></div>
<div style="text-align: justify;">
<b><a href="http://www.gophoto.it/view.php?i=http://lh5.ggpht.com/-qiMQl1e7gJU/TniXJX1bpfI/AAAAAAAANN4/unqAKIJFGXo/s1600-h/TRI15%25255B3%25255D.jpg"><img alt="TRI15" border="0" height="343" src="http://lh6.ggpht.com/-etbK-oCgRd0/TniXKo_XBzI/AAAAAAAANN8/X11TfY6zZ-o/TRI15_thumb%25255B1%25255D.jpg?imgmax=800" style="border: 0 none;" title="TRI15" width="470" /></a></b></div>
<div style="text-align: justify;">
<b><a href="http://www.gophoto.it/view.php?i=http://lh6.ggpht.com/-czDwjv2B_Bg/TniXLKst-eI/AAAAAAAANOA/VRrRiwpRuGI/s1600-h/TRI1%25255B5%25255D.jpg"><img alt="TRI1" border="0" height="491" src="http://lh3.ggpht.com/-Qr52bPLg9bw/TniXMNEmOtI/AAAAAAAANOE/dYq9YS2PNWU/TRI1_thumb%25255B3%25255D.jpg?imgmax=800" style="border: 0 none;" title="TRI1" width="485" /></a></b></div>
<div style="text-align: justify;">
<b><a href="http://www.gophoto.it/view.php?i=http://lh5.ggpht.com/-BExXKtf52MU/TniXM6p56jI/AAAAAAAANOI/3Iu-eqVJoCo/s1600-h/TRI6%25255B3%25255D.jpg"><img alt="TRI6" border="0" height="482" src="http://lh6.ggpht.com/-J0jt0f8MA4Y/TniXN_Z6thI/AAAAAAAANOM/1BY2dcYQ0C8/TRI6_thumb%25255B1%25255D.jpg?imgmax=800" style="border: 0px none;" title="TRI6" width="461" /></a></b></div>
<div style="text-align: justify;">
<b><a href="http://www.gophoto.it/view.php?i=http://lh3.ggpht.com/-pT2ihLWMKvQ/TniXOhB0DnI/AAAAAAAANOQ/L0E46UPevjQ/s1600-h/TRI7%25255B3%25255D.jpg"><img alt="TRI7" border="0" height="366" src="http://lh5.ggpht.com/-4Mxdub0Vsyw/TniXPRrLKxI/AAAAAAAANOU/I7W1zMSPXjA/TRI7_thumb%25255B1%25255D.jpg?imgmax=800" style="border: 0 none;" title="TRI7" width="462" /></a></b></div>
<div style="text-align: justify;">
<b><a href="http://www.gophoto.it/view.php?i=http://lh5.ggpht.com/-OQg6vNGdR9g/TniXQBBEDoI/AAAAAAAANOY/XQPBt00krM4/s1600-h/TRI8%25255B3%25255D.jpg"><img alt="TRI8" border="0" height="356" src="http://lh3.ggpht.com/-GlMUNVPVIxo/TniXRDK6dKI/AAAAAAAANOc/E7L0rZbsg8w/TRI8_thumb%25255B1%25255D.jpg?imgmax=800" style="border: 0 none;" title="TRI8" width="449" /></a></b></div>
<div style="text-align: justify;">
<b><a href="http://www.gophoto.it/view.php?i=http://lh3.ggpht.com/-hVBJF33P5Bk/TniXR1nD1BI/AAAAAAAANOg/7c6SGm19TQA/s1600-h/TRI11%25255B3%25255D.jpg"><img alt="TRI11" border="0" height="456" src="http://lh5.ggpht.com/-VlaTqea3mtw/TniXSrx2R5I/AAAAAAAANOk/umBqkob-EVk/TRI11_thumb%25255B1%25255D.jpg?imgmax=800" style="border: 0 none;" title="TRI11" width="448" /></a></b></div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
<b>Pejuang eks PETA 1944</b></div>
<div style="text-align: justify;">
<b><a href="http://www.gophoto.it/view.php?i=http://lh5.ggpht.com/-MPj4y81GsNs/TniXTjxu5hI/AAAAAAAANOo/gACjbL5jV-I/s1600-h/TRI16%25255B3%25255D.jpg"><img alt="TRI16" border="0" height="335" src="http://lh4.ggpht.com/-f2ryY2xZXAg/TniXUe2CAAI/AAAAAAAANOs/jTEoITeRQQA/TRI16_thumb%25255B1%25255D.jpg?imgmax=800" style="border: 0px none;" title="TRI16" width="452" /></a></b></div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
<b>Arek arek suroboyo 1945</b></div>
<div style="text-align: justify;">
<b><a href="http://www.gophoto.it/view.php?i=http://lh5.ggpht.com/-4g0rrrBTAwY/TniXVBt4wtI/AAAAAAAANOw/YIMPEnbK8EI/s1600-h/TRI9%25255B3%25255D.jpg"><img alt="TRI9" border="0" height="477" src="http://lh5.ggpht.com/-UKG-j8hv7FU/TniXVxJJTtI/AAAAAAAANO0/sEWCuj1aQUs/TRI9_thumb%25255B1%25255D.jpg?imgmax=800" style="border: 0 none;" title="TRI9" width="465" /></a></b></div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
<b>Penyambutan pasukan gerilya yang turun gunung di magelang 1945</b></div>
<div style="text-align: justify;">
<b><a href="http://www.gophoto.it/view.php?i=http://lh5.ggpht.com/-x5A-qCLhQX0/TniXW2vRLiI/AAAAAAAANO4/zOHzHHdFSDw/s1600-h/jadul%25255B3%25255D.jpg"><img alt="jadul" border="0" height="305" src="http://lh4.ggpht.com/-ZJxq_duFgLI/TniXXhix6NI/AAAAAAAANO8/i4vAPPWbsT4/jadul_thumb%25255B1%25255D.jpg?imgmax=800" style="border: 0 none;" title="jadul" width="463" /></a></b></div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
<b>Prajurit Indonesia front Semarang
mendarat di Yogyakarta, Indonesia, senjata otomatis di tangan, akhir
bulan Desember 1947. (perhatikan papan baleho dibelakang)</b></div>
<b><a href="http://www.gophoto.it/view.php?i=http://lh5.ggpht.com/-Ik83zurxiHc/TniXYnSelWI/AAAAAAAANPA/_k37cNJRYv8/s1600-h/jogja1947%25255B3%25255D.jpg"><img alt="jogja1947" border="0" height="260" src="http://lh5.ggpht.com/-FVVBhki2gHI/TniXZiY-C0I/AAAAAAAANPE/PJAHzGHryR8/jogja1947_thumb%25255B1%25255D.jpg?imgmax=800" style="border: 0 none;" title="jogja1947" width="471" /></a></b><br />
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
<b>Pasukan gerilya masuk ke kota jogja 1947</b></div>
<div style="text-align: justify;">
<b><a href="http://www.gophoto.it/view.php?i=http://lh5.ggpht.com/-woPfg09oKyg/TniXadc_haI/AAAAAAAANPI/Pnr5czGR4wk/s1600-h/TRIjogja1947%25255B3%25255D.jpg"><img alt="TRIjogja1947" border="0" height="281" src="http://lh6.ggpht.com/-NS5hfRCQmTY/TniXbEVdpcI/AAAAAAAANPM/dp_zlrjSFUI/TRIjogja1947_thumb%25255B1%25255D.jpg?imgmax=800" style="border: 0 none;" title="TRIjogja1947" width="464" /></a></b></div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
<b>Ditangkap ekstremis Indonesia, mengangkat
tangan mereka, oleh tentara Belanda (KNIL / KNIL pasukan) dikawal,
Indonesia pada bulan Januari 1947. ( helm nya cuy hehehe .. wermach
punya)</b></div>
<div style="text-align: justify;">
<b><a href="http://www.gophoto.it/view.php?i=http://lh5.ggpht.com/-HYuhZE1ywrg/TniXcDjgyEI/AAAAAAAANPQ/76rZuNtRVuk/s1600-h/POW%25255B3%25255D.jpg"><img alt="POW" border="0" height="261" src="http://lh6.ggpht.com/-n39r5GYmWrU/TniXc5e2amI/AAAAAAAANPU/qNTyhuzFSyE/POW_thumb%25255B1%25255D.jpg?imgmax=800" style="border: 0 none;" title="POW" width="453" /></a></b></div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
<b>eks tentara PETA yang baru turun di stasiun mangarai 1947</b></div>
<div style="text-align: justify;">
<b><a href="http://www.gophoto.it/view.php?i=http://lh5.ggpht.com/-LnHGq1MJ-as/TniXdgLe62I/AAAAAAAANPY/6pUr--bDUY8/s1600-h/283108_173638462704972_100001764585959_398902_8169997_n%25255B3%25255D.jpg"><img alt="283108_173638462704972_100001764585959_398902_8169997_n" border="0" height="364" src="http://lh6.ggpht.com/-FoEsmSV8CYc/TniXenWrplI/AAAAAAAANPc/ND183Jg8BK0/283108_173638462704972_100001764585959_398902_8169997_n_thumb%25255B1%25255D.jpg?imgmax=800" style="border: 0 none;" title="283108_173638462704972_100001764585959_398902_8169997_n" width="462" /></a></b></div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
<b>amir syarifudin</b></div>
<div style="text-align: justify;">
<b><a href="http://www.gophoto.it/view.php?i=http://lh5.ggpht.com/-uBRq_TEmVGg/TniXfQSv3UI/AAAAAAAANPg/5lVB_6E8mTc/s1600-h/223609_2213615230101_1539177534_2342807_7123424_n%25255B3%25255D.jpg"><img alt="223609_2213615230101_1539177534_2342807_7123424_n" border="0" height="319" src="http://lh5.ggpht.com/-eUfrNoaInwQ/TniXgAGAV7I/AAAAAAAANPk/Dy6kkrTtMdc/223609_2213615230101_1539177534_2342807_7123424_n_thumb%25255B1%25255D.jpg?imgmax=800" style="border: 0 none;" title="223609_2213615230101_1539177534_2342807_7123424_n" width="488" /></a></b></div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
<b>presiden sukarno dalm kunjungan ke Rangkasitung dalam kawalan TRI</b></div>
<div style="text-align: justify;">
<b><a href="http://www.gophoto.it/view.php?i=http://lh6.ggpht.com/-XiCgFnuNUIY/TniXg3GGqeI/AAAAAAAANPo/68FDpsjKMkM/s1600-h/jb-5701-239-29-rangkas0%25255B5%25255D.jpg"><img alt="jb-5701-239-29-rangkas0" border="0" height="531" src="http://lh3.ggpht.com/-K7rcMjMQ-Xs/TniXh9ZfrhI/AAAAAAAANPs/n3oG3Uk7P7o/jb-5701-239-29-rangkas0_thumb%25255B2%25255D.jpg?imgmax=800" style="border: 0 none;" title="jb-5701-239-29-rangkas0" width="482" /></a></b></div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
<b>PM sutan sharir di dalam kereta kepresidenan setelah dari rangkasbitung bersama presiden Sukarno</b></div>
<div style="text-align: justify;">
<b><a href="http://www.gophoto.it/view.php?i=http://lh6.ggpht.com/-xuheTz9yLmo/TniXiuQDdgI/AAAAAAAANPw/gTBWUGGDOK4/s1600-h/216995_171868979548587_100001764585959_393835_277992_n%25255B3%25255D.jpg"><img alt="216995_171868979548587_100001764585959_393835_277992_n" border="0" height="386" src="http://lh4.ggpht.com/-y1nhqZNbZTY/TniXjtsN7jI/AAAAAAAANP0/NBSBXyQHp8k/216995_171868979548587_100001764585959_393835_277992_n_thumb%25255B1%25255D.jpg?imgmax=800" style="border: 0 none;" title="216995_171868979548587_100001764585959_393835_277992_n" width="490" /></a></b></div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
<b>rampasan belanda pasti neh</b></div>
<div style="text-align: justify;">
<b><a href="http://www.gophoto.it/view.php?i=http://lh5.ggpht.com/-dW2bKJ8kWMI/TniXkQp7-6I/AAAAAAAANP4/xgCIMCqdj_w/s1600-h/TRI12%25255B3%25255D.jpg"><img alt="TRI12" border="0" height="478" src="http://lh5.ggpht.com/-_M5mLGt2DaI/TniXlMQAlOI/AAAAAAAANP8/6VGV9-VJFwE/TRI12_thumb%25255B1%25255D.jpg?imgmax=800" style="border: 0 none;" title="TRI12" width="462" /></a></b></div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
<b>laskar rakyat bambu runcing</b></div>
<div style="text-align: justify;">
<b><a href="http://www.gophoto.it/view.php?i=http://lh4.ggpht.com/-OckITpZ5n-Q/TniXmJwf-zI/AAAAAAAANQA/waIuAhDWkMQ/s1600-h/TRI13%25255B3%25255D.jpg"><img alt="TRI13" border="0" height="480" src="http://lh3.ggpht.com/-SA4YuHCD4nQ/TniXnPc-88I/AAAAAAAANQE/c8rgIlB6Kp8/TRI13_thumb%25255B1%25255D.jpg?imgmax=800" style="border: 0 none;" title="TRI13" width="477" /></a></b></div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
<b>seorang pejuang yang tertangkap oleh tentara jepang dan kemudian di jadikan romusha</b></div>
<div style="text-align: justify;">
<b><a href="http://www.gophoto.it/view.php?i=http://lh6.ggpht.com/-u2Xlr2QiT2A/TniXn9US0DI/AAAAAAAANQI/0IAVz2E2jZk/s1600-h/270574_2088872455178_1046192415_32126386_3569214_n%25255B3%25255D.jpg"><img alt="270574_2088872455178_1046192415_32126386_3569214_n" border="0" height="483" src="http://lh3.ggpht.com/-vT3WTbGFFnc/TniXo3yzCcI/AAAAAAAANQM/PWCOuaRrD_g/270574_2088872455178_1046192415_32126386_3569214_n_thumb%25255B1%25255D.jpg?imgmax=800" style="border: 0 none;" title="270574_2088872455178_1046192415_32126386_3569214_n" width="469" /></a></b></div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
<b>gerbong kereta pembawa romusha yang di
pulangkan oleh pemerintah ned-idies 1949 di sta tj priuk dan kemudian
menyebar di seluruh jakarta .. setelah itu maka di jakarta terdapat
daerah2 seperti kampung bali, kampung ambon, mangarai dsb .. karena
merekalah penghuni pertama daerah tersebut</b></div>
<div style="text-align: justify;">
<b><a href="http://www.gophoto.it/view.php?i=http://lh3.ggpht.com/-5QYC3yW91kY/TniXpoVwVuI/AAAAAAAANQQ/sROsk5TM_R0/s1600-h/284816_173651662703652_100001764585959_398915_7220126_n%25255B3%25255D.jpg"><img alt="284816_173651662703652_100001764585959_398915_7220126_n" border="0" height="479" src="http://lh5.ggpht.com/-9MDWpem5i38/TniXqhnuViI/AAAAAAAANQU/SJtBxDyEOV4/284816_173651662703652_100001764585959_398915_7220126_n_thumb%25255B1%25255D.jpg?imgmax=800" style="border: 0 none;" title="284816_173651662703652_100001764585959_398915_7220126_n" width="485" /></a></b></div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
<b>Parade militer 1948 ketika kedatangan Bung Karno di Jogjakarta</b></div>
<div style="text-align: justify;">
<b><a href="http://www.gophoto.it/view.php?i=http://lh6.ggpht.com/-7VRUccDTZCM/TniXrLvR3aI/AAAAAAAANQY/kYD3J6UHZ5k/s1600-h/TRI%25255B4%25255D.jpg"><img alt="TRI" border="0" height="491" src="http://lh3.ggpht.com/-XWmgi1XIVeM/TniXsI9Cz8I/AAAAAAAANQc/gomxbUh6oAM/TRI_thumb%25255B2%25255D.jpg?imgmax=800" style="border: 0 none;" title="TRI" width="475" /></a></b></div>
<div style="text-align: justify;">
<b><a href="http://www.gophoto.it/view.php?i=http://lh4.ggpht.com/-UwvG851Tqx4/TniXtBZDjUI/AAAAAAAANQg/o6_MD04wF00/s1600-h/TRI2%25255B3%25255D.jpg"><img alt="TRI2" border="0" height="255" src="http://lh4.ggpht.com/-QUmwLJb-6T4/TniXt3H4IRI/AAAAAAAANQk/iMMMSmZSgJk/TRI2_thumb%25255B1%25255D.jpg?imgmax=800" style="border: 0 none;" title="TRI2" width="476" /></a></b></div>
<div style="text-align: justify;">
<b><a href="http://www.gophoto.it/view.php?i=http://lh5.ggpht.com/-2MLiGpg6W0w/TniXuh1mtcI/AAAAAAAANQo/OrvlleGXbf8/s1600-h/TRI3%25255B4%25255D.jpg"><img alt="TRI3" border="0" height="470" src="http://lh5.ggpht.com/-PErfvzkngfw/TniXvT9_m5I/AAAAAAAANQs/Kkgb6DdUMTU/TRI3_thumb%25255B2%25255D.jpg?imgmax=800" style="border: 0 none;" title="TRI3" width="470" /></a></b></div>
<div style="text-align: justify;">
<b><a href="http://www.gophoto.it/view.php?i=http://lh6.ggpht.com/-WFsWZYZYrxE/TniXv38a0sI/AAAAAAAANQw/-cPi7Eqcfus/s1600-h/TRI5%25255B4%25255D.jpg"><img alt="TRI5" border="0" height="552" src="http://lh5.ggpht.com/-j0Blejy9l6E/TniXwzmpv-I/AAAAAAAANQ0/OB1tiJB3MG0/TRI5_thumb%25255B2%25255D.jpg?imgmax=800" style="border: 0 none;" title="TRI5" width="468" /></a></b></div>
<div style="text-align: justify;">
<b><a href="http://www.gophoto.it/view.php?i=http://lh3.ggpht.com/-kBM0Ul_wteo/TniXxjgwD6I/AAAAAAAANQ4/ZYu3UyRQ1OA/s1600-h/TRI10%25255B4%25255D.jpg"><img alt="TRI10" border="0" height="483" src="http://lh3.ggpht.com/-Y3vbalIBiPg/TniXylq4GhI/AAAAAAAANQ8/Ov1K6r9G1-o/TRI10_thumb%25255B2%25255D.jpg?imgmax=800" style="border: 0 none;" title="TRI10" width="472" /></a></b></div>
PANDU PRABOWO WARSODIREJOhttp://www.blogger.com/profile/04756946191836277693noreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-9026893658321059602.post-61368802293653554972012-11-02T12:48:00.000-07:002012-11-02T12:48:05.059-07:00THE LITTLE HISTORY OF COMPUTER<h2>
<span style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;"><span class="mw-headline" id="Penemuan_Komputer">Penemuan Komputer</span></span></h2>
<span style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;">Istilah Komputer berasal dari bahasa latin <i>computare</i> yang
berarti alat hitung, karena awalnya komputer lebih digunakan sebagai
perangkat bantu dalam hal penghitungan angka - angka sebelum akhirnya
menjadi perangkat multifungsi. Komputer saat ini adalah hasil evolusi
panjang dari komputer zaman dahulu, yang mulanya adalah alat mekanik dan
elektronik. Berikut contoh penemuan komputer.</span><br />
<span style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;">a. <b>Abacus</b> . Sempoa atau Abacus adalah alat kuno untuk
penghitungan yang terbuat dari rangka kayu dangan sederetan poros yang
berisi manik - manik yang bisa di geser. Alat ini digunakan untuk
melakukan operasi aritmatika seperti penjumlahan, pengurangan, perkalian
pembagian dan akar kuadrat.Muncul sekitar 5.000 Tahun yang lalu di cina
dan masih digunakan di beberapa tempat hingga saat ini. Abacus dapat
dianggap sebagai awal mula mesin komputasi (penghitungan). Penggunanya
melakukan perhitungan dengan menggunakan biji - bijian geser yang diatur
pada sebuah rak. Para pedagang di masa itu menggunakan abacus untuk
menghitung transaksi perdagangan. Seiring dengan munculnya pensil dan
kertas, abacus kehilangan popularitasnya.</span><br />
<div class="thumb tright">
<div class="thumbinner" style="width: 222px;">
<span style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;"><a class="image" href="http://www.gophoto.it/view.php?i=http://id.wikipedia.org/wiki/Berkas:Kugleramme.jpg"><img alt="" class="thumbimage" height="235" src="http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/a/a0/Kugleramme.jpg/220px-Kugleramme.jpg" width="220" /></a></span>
<div class="thumbcaption">
<span style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;">
Abacus atau Sempoa</span></div>
</div>
</div>
<br />
<br />
<br />
<br />
<span style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;">b. <b>Mesin Buatan Charles Babbage</b> . Banyaknya kesalahan
perhitungan dengan manual menginspirasikan seorang ilmuan yaitu Charles
Babbage untuk menemukan mesin hitung mekanik sehingga dapat mengurangi
kesalahan perhitungan. mesin mekanik sangat baik dalam mengerjakan tugas
yang sama berulang kali tanpa kesalahan. sedangkan matematika
membutuhkan repetisi sederhana dari suatu langkah - langkah tertentu.
Masalah tersebut kemudian berkembang hingga menempatkan mesin mekanik.
Kemudian babbage mendapat inspirasi dari perkembangan mesin hitung yang
dikerjakanoleh wilhem Schickard, blaise pascal, dan gottfried
leibniz.vCharles Babbage mengusulkan suatu mesin untuk melakukan
perhitungan persamaan differensial yang muncul pada tahun 1822. Mesin
tersebut dinamakan mesin differensial.Dengan menggunakan tenaga uap,
mesin tersebut dapat menyimpan program dan dapat melakukan kalkulasi
serta mencetak hasilnya secara otomatis. Setelah bekerja dengan mesin
differensial selama sepuluh tahun, babbage terinspirasi untuk memulai
membuat komputer generasi purpose (multifungsi) pertama, yang di sebut
analitycal engine.Atas sumbangan penemuan yang sangat besar ini maka
Charles Babbage disebut bapak komputer modern.</span><br />
<div class="thumb tright">
<div class="thumbinner" style="width: 222px;">
<span style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;"><a class="image" href="http://www.gophoto.it/view.php?i=http://id.wikipedia.org/wiki/Berkas:Charles_Babbage.jpg"><img alt="" class="thumbimage" height="275" src="http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/a/af/Charles_Babbage.jpg/220px-Charles_Babbage.jpg" width="220" /></a></span>
<div class="thumbcaption">
<span style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;">
Charles Babbage</span></div>
</div>
</div>
<br />
<br />
<span style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;"><br /></span>
<div class="thumb tright">
<div class="thumbinner" style="width: 222px;">
<span style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;"><a class="image" href="http://www.gophoto.it/view.php?i=http://id.wikipedia.org/wiki/Berkas:AnalyticalEngine.jpg"><img alt="" class="thumbimage" height="293" src="http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/6/62/AnalyticalEngine.jpg/220px-AnalyticalEngine.jpg" width="220" /></a></span>
<div class="thumbcaption">
<div class="magnify">
<span style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;"><br /></span></div>
<span style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;">
Mesin Analitik (Analitical Engine)</span></div>
</div>
</div>
<span style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;">. Setelah Penemuan oleh bapak Charles Babbage, tidak ada penemuan
baru yang dianggap berarti terhadap perkembangan dunia komputer. Sampai
dengan munculnya ilmuan bernama Howard H.Aiken (1900-1973), seorang
insinyur Harvard yang bekerja dengan IBM, berhasil memproduksi
kalkulator elektronik untuk untuk US Navy. Kalkulator tersebut berukuran
panjang setengah lapangan bola kaki dan memiliki rentang kabel
sepanjang 500 mil. The Harvard-IBM Automatic Sequence Controlled
Calculator (ASCC), atau Mark I, merupakan komputer relai elektronik. Ia
menggunakan sinyal elektromagnetik untuk menggerakkan komponen mekanik.
Mesin tersebut beroprasi dengan lambat (membutuhkan 3-5 detik untuk
setiap perhitungan) dan tidak fleksibel (urutan kalkulasi tidak dapat di
ubah). Kalkulator tersebut dapat melakukan perhitungan aritmatik dasar
dan persamaan yang lebih kompleks. Komputer ini sesungguhnya merupakan
dambaan Charles Babbage.</span>PANDU PRABOWO WARSODIREJOhttp://www.blogger.com/profile/04756946191836277693noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-9026893658321059602.post-23613610079158579632012-11-02T12:45:00.002-07:002012-11-02T12:45:49.580-07:00LITTLE HISTORY OF GERMANY<h2 style="text-align: justify;">
<span style="font-weight: normal;"><span style="font-size: x-small;"><span class="selflink">Sejarah Jerman</span>
sebagai suatu negara modern dianggap baru dimulai semenjak terbentuknya
Konfederasi Jerman pada tahun 1915 yang dimotori oleh Kerajaan Prusia.
Namun demikian, kawasan ini telah memainkan banyak peran penting,
terutama dalam sejarah Eropa, sejak masa prasejarah (pra-Romawi).
Wilayah yang sekarang menjadi wilayah Republik Federal Jerman telah
dihuni oleh berbagai kelompok masyarakat berbagai etnik, bahkan <i>Homo neanderthalensis</i>, sejenis primata hominid yang sangat dekat kekerabatannya dengan manusia (<i>Homo sapiens</i>).</span></span></h2>
<h2 style="text-align: justify;">
<span style="font-size: medium;"><span class="mw-headline" id="Periodisasi">Periodisasi</span></span></h2>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: x-small;">Masa prasejarah Jerman dianggap sebagai
masa sebelum kedatangan bangsa Romawi yang kemudian menuliskan berbagai
catatan mengenai wilayah itu.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: x-small;">Catatan sejarah mengenai wilayah yang
sekarang disebut Jerman dimulai sejak adanya laporan-laporan Romawi dan
Yunani mengenai kaum biadab ("Barbar") yang mendiami bagian utara
Pegunungan Alpen. Masa ini dapat disebut sebagai era protosejarah.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: x-small;">Era sejarah dimulai sejak abad ke-5,
biasa dinamakan Abad Pertengahan oleh sejarawan Eropa. Pada masa ini,
panggung sejarah didominasi oleh suatu federasi longgar berbagai kaum
feodal yang dikenal sebagai Kekaisaran Suci Romawi,
yang membentang selama hampir 10 abad, dari abad ke-9 sampai tahun
1806. Pada masa kejayaannya, teritori kekaisaran ini mencakup wilayah
modern Jerman, Austria, Slovenia, Ceko, Polandia Barat, Perancis timur,
Swiss, dan Italia
utara modern. Setelah pertengahan abad ke-16, ketika kehilangan banyak
teritori bangsa non-Jerman, kekaisaran ini disebut sebagai "Kekaisaran
Romawi Suci Bangsa Jerman".</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: x-small;">Perang Napoleon mengubah alur sejarah,
dari orientasi feodalisme menjadi negara militeristik, dengan
terbentuknya Konfederasi Jerman tahun 1815–1866, Kekaisaran Jerman tahun
1871–1918, dan Republik Weimar tahun 1919–1933. Setelah pemerintahan
Jerman Nazi Adolf Hitler tahun 1933–1945 yang membawa kehancuran bangsa
ini dalam Perang Dunia II, muncullah Republik Federal Jerman (Jerman
Barat) dan Republik Demokratik Jerman (Jerman Timur) sebagai simbol
Perang Dingin, hingga Jerman bersatu kembali pada tahun 1990.</span></div>
<h2 style="text-align: justify;">
<span style="font-size: medium;"><span class="mw-headline" id="Prasejarah_Jerman">Prasejarah Jerman</span></span></h2>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: x-small;">Bukti tertua peninggalan penghuni
wilayah yang sekarang disebut Jerman pertama kali ditemukan di daerah
lembah Sungai Neckar di dekat Heidelberg, tepatnya di <i>Gemeinde</i> Mauer, Rhein-Neckar-Kreis, Baden-Württemberg, yaitu rahang bawah dari makhluk sejenis manusia yang dikenal sebagai <i>Homo heidelbergensis</i> (berusia sekitar 600.000 hingga 500.000 tahun). Selanjutnya ditemukan sisa-sisa dari <i>Homo steinheimensis</i>, yang terkenal adalah tombak dari Schöningen. Dari H. heidelbergensis muncul keturunannya, yang disebut <i>Homo neanderthalensis</i>,
yang sisa-sisanya berusia sekitar 130.000 tahun, di kala Eropa mulai
memasuki Zaman Es terakhir. Mereka bertahan selama 100.000 tahun,
sebelum akhirnya punah.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: x-small;">Di saat Zaman Es mulai berakhir, sekitar 30.000 tahun yang lalu,
wilayah daratan Jerman boleh dikatakan tidak berpenghuni karena tidak
mampu mendukung kehidupan.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: x-small;">Tanda-tanda penghuni baru muncul
setelahnya, dengan berbagai temuan yang diduga berasal dari peninggalan
manusia Cro-Magnon. Perkembangan peradaban dengan tingkat budaya Batu
Baru (Neolitikum)
dibawa penghuni-penghuni selanjutnya. Mereka diketahui telah mengenal
perladangan, peternakan, dan mulai menetap. Selanjutnya ditemukan
sisa-sisa perkembangan kemampuan perundagian (ditemukan lembaran logam
dengan sapuan emas dari masa Zaman Perunggu dan gambaran langit di
Sachsen-Anhalt. Peninggalan berusia 2000 tahun SM ini menunjukkan adanya
pengetahuan astronomi dasar.</span></div>
<h2 style="text-align: justify;">
<span style="font-size: medium;"><span class="mw-headline" id="Jerman_pra-Romawi">Jerman pra-Romawi</span></span></h2>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: x-small;">Memasuki periode protosejarah
Jerman — di kala berita-berita luar menyebut tentang adanya bangsa lain
(Jerman), tetapi belum ada sumber langsung dari yang bersangkutan —,
sumber-sumber Yunani Kuno
dari sekitar abad ketiga Sebelum Masehi menyebut ada bangsa barbar
(biadab) yang menghuni wilayah barat Sungai Rhein sebagai "orang Kelt"
dan yang menghuni sisi timur (atau tepatnya di utara Laut Hitam) sebagai
"orang Skythia". Poseidonios dari Yunani (sekitar tahun 80 SM) yang
pertama kali menyebut mengenai "orang Jerman" yang menghuni wilayah di
antara hunian orang Kelt dan Skythia. Ketiga penggolongan ini kemudian
dipakai oleh Julius Caesar.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: x-small;">Dari hasil peninggalan arkeologi, orang
Kelt diketahui telah menghuni sisi timur Rhein di bagian hulu dan tengah
Jerman (Baden-Wuerttemberg, Bayern, serta Hessen) pada masa pra-Romawi
(sampai paruh kedua abad I Sebelum Masehi, sebelum serangan Julius
Caesar). Sisa-sisa peninggalan pemukiman mereka ditemukan di daerah
tepian Sungai Neckar, Rhein, Lahn,
dan sebagainya. Temuan itu berupa berbagai peralatan sehari-hari dan
artefak-artefak pemujaan ditemukan, namun tidak dijumpai sisa-sisa
bangunan.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: x-small;">Orang Jermanik kebanyakan menghuni bagian utara, setelah mereka bermigrasi dari Skandinavia.
Pada masa selanjutnya, tidak jarang kemudian orang Jermanik dan Kelt
hidup berdampingan, terbukti dari adanya berbagai peninggalan dari kedua
kebudayaan ini pada usia yang sama di suatu tempat.</span></div>
<h2 style="text-align: justify;">
<span style="font-size: medium;"><span class="mw-headline" id="Wilayah_Jerman_di_bawah_Kekaisaran_Romawi">Wilayah Jerman di bawah Kekaisaran Romawi</span></span></h2>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: x-small;">Masih dalam lingkup protosejarah,
menjelang era modern (Masehi)
Kekaisaran Romawi meluaskan pengaruhnya ke wilayah barat daratan Eropa.
Politik ekspansi Julius Caesar ini dimulai tahun 55 SM, dan diteruskan
oleh Octavianus Augustus
setelah Julius dibunuh tahun 44 SM. Daerah tepi barat Sungai Rhein
ditaklukkan pada paruh akhir abad pertama Sebelum Masehi. Kaum penakluk
ini lalu mendirikan koloni-koloni seperti Colonia Augustus (Trier),
Moguntiacum (Mainz), Civitas Nemetum (Speyer), Argentoratum (atau
Argentina, sekarang Strasbourg), Colonia Claudia Ara Agrippinensium
(atau <i>Colonia Agrippina</i>, sekarang Köln), Xanten, dan Novio Magus
(Nijmegen). Ekspansi ke dataran timur Rhein hingga Sungai Elba mulai
dijalankan pada tahun 12 SM puak-puak Jermanik yang tersebar dan kurang
terorganisasi ini dengan relatif mudah ditaklukkan. Pada peralihan era,
berdirilah Provinsi Germania. Garnisun-garnisun Romawi didirikan pada
masa ini, dan proses Romanisasi mulai dilakukan, seperti mendirikan kota
di Waldgirmes, dekat Wetzlar, sekarang. Orang Romawi menjalankan
strategi <i>devide et impera</i>
terhadap suku-suku Jermanik yang memang senang berperang satu sama lain
lalu mengangkat pemimpin suku yang tunduk sebagai pegawai
kerajaan/militer.</span></div>
<h3 style="text-align: justify;">
<span style="font-size: medium;"><span class="mw-headline" id="Perlawanan_Arminius_dan_pengaruh_Romawi">Perlawanan Arminius dan pengaruh Romawi</span></span></h3>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: x-small;">Salah satu di antara banyak pemimpin Germanik itu adalah Arminius (<i>Hermann der Cherusker</i>, menurut Martin Luther), dari suku Cheruski.
Ia diangkat sebagai perwira pasukan Romawi dan bertugas di beberapa
medan pertempuran di wilayah Eropa timur. Ketika ia kembali pada tahun 8
Masehi, ia membentuk pasukan koalisi Jermanik dan menyerang pasukan Romawi di bagian barat Provinsi Germania.
Koalisi ini paling tidak terdiri dari gabungan 11 suku, dari sekitar
40-an suku Germanik yang menghuni provinsi itu. Pertempuran pertama
terjadi pada tahun 9 M, yang mengakibatkan gugurnya jendral Romawi, Quinctilius Varus, dan kepalanya dipenggal.
Pertempuran-pertempuran berikutnya terjadi hingga 16 Masehi, yang
berakhir dengan mundurnya pasukan Romawi ke bagian barat Sungai Rhein
dan sejak saat itu tepi timur Rhein tetap dikuasai oleh puak-puak
Germanik. Oleh para ahli sejarah Romawi (misalnya Tacitus)
maupun Jerman masa kini, Arminius sering dianggap sebagai "Sang
Pembebas Jerman", meskipun ada yang berteori bahwa motivasi perlawanan
sebenarnya adalah kekuasaan semata, dalam persaingan kekuasaan dengan
pemimpin Jermanik lainnya.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: x-small;">Sepeninggal Arminius (21 M), yang
menurut Tacitus "dibunuh oleh
saudaranya", suku-suku Germanik kembali saling berperang hingga orang
Romawi kembali dapat menguasai wilayah selatan dan barat dan mendirikan
Provinsi Germania Inferior ("Germania Hilir"), Germania Superior
("Germania Hulu"), dan Raetia. Selain itu, orang Romawi membangun tembok
panjang (dikenal sebagai "Limes")
untuk membatasi wilayahnya dan melindungi diri dari serangan-serangan
kaum Jermanik. Sisa-sisa Limes ini masih dapat ditemukan pada masa
sekarang, memanjang dari tepi Sungai Rhein di Hessen sebelah barat
hingga di dekat Passau di Bayern. Sisa-sisa Limes sekarang menjadi
Warisan Dunia UNESCO.</span></div>
<span style="font-size: x-small;">Pada masa inilah budaya Romawi diadopsi oleh puak-puak Germanik, baik
yang tinggal di dalam maupun di luar wilayah taklukan. Banyak kata-kata
Romawi dipinjam ke dalam bahasa-bahasa Jerman. Selain itu, orang-orang
Jermanik mulai mampu mengorganisasi diri secara politik</span><br />
PANDU PRABOWO WARSODIREJOhttp://www.blogger.com/profile/04756946191836277693noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-9026893658321059602.post-25226890713828025562012-11-02T12:44:00.001-07:002012-11-02T12:44:50.233-07:00PENJAJAHAN INDONESIA OLEH INGGRIS<span style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; font-size: x-small;"><span class="Apple-style-span"><span lang="EN-US" style="line-height: 200%;">Inggris
secara resmi menjajah Indonesia lewat perjanjian Tuntang (1811) dimana
perjanjian Tuntang memuat tentang kekuasaan belanda atas Indonesia
diserahkan oleh Janssens (gubernur Jenderal Hindia Belanda) kepada
Inggris.</span></span></span><br />
<br />
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; font-size: x-small;"><span lang="EN-US" style="line-height: 200%;"><span class="Apple-style-span"></span></span></span></div>
<span style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; font-size: x-small;"><a href="http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=4961610570449466970" name="more"></a></span><span style="font-size: x-small;"><br /></span>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; font-size: x-small;"><span class="Apple-style-span">Namun
sebelum perjanjian Tuntang ini, sebenarnya Inggris telah datang ke
Indonesia jauh sebelumnya. Perhatian terhadap Indonesia dimulai sewaktu
penjelajah F. Drake singgah di Ternate pada tahun 1579. Selanjutnya
ekspedisi lainnya dikirim pada akhir abad ke-16 melalui kongsi dagang
yang diberi nama East Indies Company (EIC). EIC mengemban misi untuk
hubungan dagang dengan Indonesia. Pada tahun 1602, armada Inggris sampai
di Banten dan berhasil mendirikan Loji disana. Pada tahun 1904, Inggris
mengadakan perdagangan dengan Ambon dan Banda, tahun 1909 mendirikan
pos di Sukadana Kalimantan, tahun 1613 berdagang dengan Makassar
(kerajaan Gowa), dan pada tahun 1614 mendirikan loji di Batavia
(jakarta). Dalam usaha perdagangan itu, Inggris mendapat perlawanan kuat
dari Belanda. Belanda tidak segan-segan menggunakan kekerasan untuk
mengusir orang Inggris dari Indonesia. Setelah terjadi tragedi Ambon
Massacre, EIC mengundurkan diri dari Indonesia dan mengarahkan
perhatiannya ke daerah lainnya di Asia tenggara, seperti Singapura,
Malaysia, dan Brunei Darussalam sampai memperoleh kesuksesan. Inggris
kembali memperoleh kekuasaan di Indonesia melalui keberhasilannya
memenangkan perjanjian Tuntang pada tahun 1811. Selama lima tahun (1811 –
1816), Inggris memegang kendali pemerintahan dan kekuasaanya di
Indonesia.</span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; font-size: x-small;"><span lang="EN-US" style="line-height: 200%;"><span class="Apple-style-span">Indonesia
mulai tahun 1811 berada dibawah kekuasaan Inggris. Inggris menunjuk
Thomas Stanford Raffles sebagai Letnan Gubernur jenderal di Indonesia.
Beberapa kebijakan Raffles yang dilakukan di Indonesia antara lain:</span></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<ul>
<li><span style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; font-size: x-small;"><span class="Apple-style-span">Jenis penyerahan wajib pajak dan rodi harus dihapuskan;</span></span></li>
<li><span style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; font-size: x-small;"><span class="Apple-style-span"></span><span class="Apple-style-span">Rakyat diberi kebebasan untuk menentukan tanaman yang ditanam;</span></span></li>
<li><span style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; font-size: x-small;"><span class="Apple-style-span"></span><span class="Apple-style-span">Tanah merupakan milik pemerintah dan petani dianggap sebagai penggarap tanah tersebut;</span></span></li>
<li><span style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; font-size: x-small;"><span class="Apple-style-span"></span><span class="Apple-style-span">Bupati diangkat sebagai pegawai pemerintah.</span></span></li>
</ul>
</div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; font-size: x-small;"><span lang="EN-US" style="line-height: 200%;"><span class="Apple-style-span">Akibat
dari kebijakan diatas, maka penggarap tanah harus membayar pajak kepada
pemerintah sebagai ganti uang sewa. Sistem tersebut disebut Lnadrent
atau sewa tanah. Sistem tersebut memiliki ketentuan, antara lain:</span></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<ol>
<li><span style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; font-size: x-small;"><span class="Apple-style-span">Petani harusmenyewa tanah meskipun dia adalah pemilik tanah tersebut;</span></span></li>
<li><span style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; font-size: x-small;"><span class="Apple-style-span"></span><span class="Apple-style-span">Harga sewa tanah tergantung kepada kondisi tanah;</span></span></li>
<li><span style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; font-size: x-small;"><span class="Apple-style-span"></span><span class="Apple-style-span">Pembayaran sewa tanah dilakukan dengan uang tunai;</span></span></li>
<li><span style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; font-size: x-small;"><span class="Apple-style-span"></span><span class="Apple-style-span">Bagi yang tidak memiliki tanah dikenakan pajak kepala.</span></span></li>
</ol>
</div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; font-size: x-small;"><span lang="EN-US" style="line-height: 200%;"><span class="Apple-style-span">Sistem
landrent ini diberlakukan terhadap daerah-daerah di Pulau jawa, kecuali
daerah-daerah sekitar Batavia dan parahyangan. Hal itu disebabkan
daerah-daerah Batavia pada umumnya telah menjadi milik swasta dan
daerah-daerah sekitar Parahyangan merupakan daerah wajib tanam kopi yang
memberikan keuntungan yang besar kepada pemerintah. Selama sistem
tersebut dijalankan, kekuasaan Bupati sebagai pejabat tradisional
semakin tersisihkan karena trgantikan oleh pejabat berbangsa Eropa yang
semakin banyak berdatangan.</span></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; font-size: x-small;"><span lang="EN-US" style="line-height: 200%;"><span class="Apple-style-span">Raffles
berkuasa dalam waktu yang cukup singkat. Sebab sejak tahun 1816
kerajaan Belanda kembali berkuasa di Indonesia. Pada tahun 1813, terjadi
prang Lipzig antar Inggris melawan Prancis. Perang itu dimenangkan oleh
Inggris dan kekaisaran Napoleon di Prancis jatuh pada tahun 1814.
Kekalahan Prancis itu membawa dampak pada pemerintahan di negeri Belanda
yaitu dengan berakhirnya pemerintahan Louis Napoleon di negeri Belanda.
Pada tahun itu juga terjadi perundingan perdamaian antara Inggris dan
Belanda. Perundingan itu menghasilkan Konvensi London atau Perjanjian
London (1814), yang isinya antara lain menyepakati bahwa semua daerah di
Indonesia yang pernah dikuasai Belanda harus dikembalikan lagi oleh
Inggris kepada Belanda, kecuali daerah Bangka, Belitung dan Bengkulu
yang diterima Inggris dari Sultan Najamuddin. Penyerahan daerah
kekuasaan di antara kedua negeri itu dilaksanakan pada tahun 1816.
Dengan demikian mulai tahun 1816, Pemerintah Hindia-Belanda dapat
kembali berkuasa di Indonesia.</span></span></span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgoH5BFIIYP371P_EOd_serRYbhba9M7dvCU_hAYHPYokRj_r02gBzU8LKFSBFnZWyVvpGrb4u34iQHDGdmt4HeAz6-yziV9FiwUIczQhvWCpLSVU7WBox5Jwdfbkw7MuN3qkH0jd9ZZ5VH/s1600/19-tni.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="203" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgoH5BFIIYP371P_EOd_serRYbhba9M7dvCU_hAYHPYokRj_r02gBzU8LKFSBFnZWyVvpGrb4u34iQHDGdmt4HeAz6-yziV9FiwUIczQhvWCpLSVU7WBox5Jwdfbkw7MuN3qkH0jd9ZZ5VH/s320/19-tni.jpg" width="320" /></a></div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiJK_j6l2tMHM_4vQqRAn5AhiOUuQcwBAFweoUORX3W7QacG0z-dvSVNS1tT8GEWFzwhkikK-PmYxeANhrlHLOAR30OrnHdLmxkTiyXwd1VhnjMWkIqMOv-7pr7ovRa6djWJeX0DOVidKEV/s1600/tnku-indonesian.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiJK_j6l2tMHM_4vQqRAn5AhiOUuQcwBAFweoUORX3W7QacG0z-dvSVNS1tT8GEWFzwhkikK-PmYxeANhrlHLOAR30OrnHdLmxkTiyXwd1VhnjMWkIqMOv-7pr7ovRa6djWJeX0DOVidKEV/s320/tnku-indonesian.jpg" width="238" /></a></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="font-family: Times,"Times New Roman",serif; font-size: x-small;"><span lang="EN-US" style="line-height: 200%;"><span class="Apple-style-span"> </span></span></span></div>
PANDU PRABOWO WARSODIREJOhttp://www.blogger.com/profile/04756946191836277693noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-9026893658321059602.post-43291281175263770752012-11-02T12:33:00.001-07:002012-11-02T12:37:44.003-07:00HISTORY OF CANCER <div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: x-small;"><span style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;"> Saat ini, karsinoma istilah Yunani adalah istilah medis untuk tumor
ganas berasal dari sel epitel. Ini adalah Celsus yang
menerjemahkan''carcinos''ke''''kanker bahasa Latin, yang juga berarti
kepiting. Galen digunakan "oncos" untuk menggambarkan''semua tumor'',
akar untuk onkologi kata modern. </span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: x-small;"><span style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;"> Hippocrates dijelaskan beberapa
jenis kanker. Ia disebut tumor jinak''''oncos, tumor Yunani untuk
pembengkakan, dan ganas''''carcinos, Yunani untuk kepiting atau lobster.
Nama ini berasal dari tampilan permukaan potongan tumor ganas solid,
dengan "urat-urat membentang di semua sisi sebagai hewan kepiting telah
kakinya, dari mana ia mendapatkan namanya. Dia kemudian menambahkan
akhiran-oma'''' , Yunani untuk pembengkakan, memberi nama''''karsinoma.
Sejak itu melawan tradisi Yunani untuk membuka tubuh, Hippocrates hanya
dijelaskan dan membuat gambar dari tumor lahiriah terlihat pada kulit,
hidung, dan payudara Pengobatan didasarkan pada humor. teori empat
cairan tubuh (empedu hitam dan kuning, darah, dan dahak) Menurut humor
pasien,. pengobatan terdiri dari diet, darah-membiarkan, dan / atau obat
pencahar. Selama berabad-abad ditemukan bahwa kanker dapat terjadi di
mana saja di tubuh, tapi humor-teori pengobatan berdasarkan tetap
populer hingga abad ke-19 dengan penemuan sel. </span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: x-small;"><span style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;"> Deskripsi tertua
dan pengobatan bedah kanker ditemukan di Mesir dan tanggal kembali ke
sekitar 1600 SM Papirus ini menjelaskan 8 kasus ulkus dari payudara yang
dirawat oleh kauterisasi, dengan alat yang disebut "latihan kebakaran."
Menulis mengatakan tentang penyakit itu, "Tidak ada pengobatan." </span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: x-small;"><span style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;">
Pengobatan lain bedah sangat awal untuk kanker yang dijelaskan dalam
1020s oleh Ibnu Sina (Ibnu Sina) dalam''The Canon of Medicine''. Dia
menyatakan bahwa eksisi harus radikal dan bahwa semua jaringan yang
sakit harus dihapus, yang mencakup penggunaan amputasi atau penghapusan
vena berjalan di arah tumor. Dia juga merekomendasikan penggunaan
kauterisasi untuk area yang sedang dirawat jika perlu. </span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: x-small;"><span style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;"> Pada abad
16 dan 17, menjadi lebih dapat diterima bagi dokter untuk membedah
tubuh untuk menemukan penyebab kematian. Profesor Jerman Wilhelm Fabry
percaya bahwa kanker payudara disebabkan oleh gumpalan susu di saluran
susu. Profesor Belanda Francois de la Boe Sylvius, seorang pengikut
Descartes, percaya bahwa penyakit semua adalah hasil dari proses kimia,
dan cairan getah bening asam adalah penyebab kanker. Kontemporer Nya
Nicolaes Tulp percaya bahwa kanker adalah racun yang perlahan-lahan
menyebar, dan menyimpulkan bahwa itu menular. </span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: x-small;"><span style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;"> Penyebab pertama
kanker yang diidentifikasi oleh ahli bedah Inggris Percivall Pott, yang
menemukan pada 1775 bahwa kanker dari skrotum adalah penyakit umum di
antara menyapu cerobong asap. Pekerjaan dokter individu lain menyebabkan
berbagai wawasan, tapi ketika dokter mulai bekerja bersama-sama mereka
bisa membuat kesimpulan tegas. </span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: x-small;"><span style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;"> Dengan meluasnya penggunaan
mikroskop pada abad ke-18, ditemukan bahwa menyebarkan 'kanker racun'
dari tumor primer melalui kelenjar getah bening ke situs lain
("metastasis"). Pandangan dari penyakit ini pertama kali dirumuskan oleh
ahli bedah Inggris Campbell De Morgan antara 1871 dan 1874. Penggunaan
operasi untuk mengobati kanker memiliki hasil yang buruk karena masalah
dengan kebersihan. </span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: x-small;"><span style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;"> Skotlandia yang terkenal Alexander Monro
melihat bedah hanya 2 pasien tumor payudara dari 60 operasi bertahan
selama dua tahun. Pada abad ke-19, asepsis bedah meningkatkan kebersihan
dan sebagai statistik kelangsungan hidup naik, operasi pengangkatan
tumor menjadi pengobatan utama untuk kanker. Dengan pengecualian William
Coley yang pada akhir 1800-an merasa bahwa tingkat kesembuhan setelah
operasi sudah lebih tinggi''sebelum''asepsis (dan yang menyuntikkan
bakteri ke tumor dengan hasil yang beragam), pengobatan kanker menjadi
tergantung pada seni individual dari ahli bedah di menghilangkan tumor.
Selama periode yang sama, gagasan bahwa tubuh itu terdiri dari berbagai
jaringan, yang pada gilirannya terdiri dari jutaan sel, sisanya
meletakkan humor-teori tentang ketidakseimbangan kimia dalam tubuh. Usia
patologi seluler lahir. </span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: x-small;"><span style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;"> Ketika Marie Curie dan Pierre Curie
menemukan radiasi pada akhir abad ke-19, mereka tersandung pada
pengobatan yang efektif pertama non-bedah kanker. Dengan radiasi juga
datang tanda-tanda pertama dari pendekatan multi-disiplin untuk
pengobatan kanker. Dokter bedah tidak beroperasi lagi dalam isolasi,
tetapi bekerja sama dengan ahli radiologi rumah sakit untuk membantu
pasien. Komplikasi dalam komunikasi ini membawa, bersama dengan
kebutuhan perawatan pasien di fasilitas rumah sakit daripada di rumah,
juga menciptakan sebuah proses kompilasi paralel data pasien ke dalam
file rumah sakit, yang pada gilirannya mengarah pada studi pasien
pertama statistik. </span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: x-small;"><span style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;"> Sebuah kertas pendiri kanker epidemiologi
adalah karya Janet Lane-Claypon, yang menerbitkan sebuah studi
perbandingan pada tahun 1926 dari 500 kasus kanker payudara dan 500
pasien kontrol dari latar belakang yang sama dan gaya hidup untuk
Departemen Kesehatan Inggris. Tanah-melanggar karyanya pada kanker
epidemiologi dilakukan oleh Richard Doll dan Austin Bradford Hill, yang
menerbitkan "Kanker Paru dan Penyebab Lainnya Kematian Dalam Hubungan
Merokok. Sebuah Laporan Kedua pada Mortalitas Dokter Inggris" diikuti
pada tahun 1956 (atau dikenal sebagai studi dokter Inggris). Richard
Doll meninggalkan London Medical Research Center (MRC), untuk memulai
unit Oxford untuk epidemiologi kanker pada tahun 1968. Dengan penggunaan
komputer, unit adalah yang pertama untuk menyusun sejumlah besar data
kanker. Metode epidemiologi modern terkait erat dengan konsep saat ini
penyakit dan kebijakan kesehatan masyarakat. Selama 50 tahun terakhir,
upaya-upaya besar telah dihabiskan untuk mengumpulkan data di seluruh
praktek medis, rumah sakit, propinsi, negara, dan bahkan batas negara,
sebagai cara untuk mempelajari saling ketergantungan faktor lingkungan
dan budaya pada insiden kanker. </span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: x-small;"><span style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;"> Pasien kanker pengobatan dan
studi terbatas pada praktek dokter individu hingga Perang Dunia II,
ketika pusat-pusat penelitian medis menemukan bahwa ada perbedaan
internasional yang besar di kejadian penyakit. Wawasan ini mendorong
badan-badan nasional kesehatan masyarakat untuk memungkinkan untuk
mengkompilasi data kesehatan di seluruh praktik dan rumah sakit, sebuah
proses yang banyak negara lakukan hari ini. Komunitas medis Jepang
mengamati bahwa sumsum tulang korban bom atom Hiroshima dan Nagasaki
hancur total. Mereka menyimpulkan bahwa sumsum tulang berpenyakit juga
bisa dihancurkan dengan radiasi, dan ini menyebabkan penemuan
transplantasi sumsum tulang untuk leukemia. Sejak Perang Dunia II, tren
dalam pengobatan kanker adalah untuk meningkatkan pada tingkat mikro
metode pengobatan yang ada, standarisasi mereka, dan globalisasi mereka
sebagai cara untuk menemukan obat melalui kemitraan epidemiologi dan
internasional. </span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: x-small;"><span style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;"></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: x-small;"><span style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;">jadi intinya yaitu sebagai berikut :</span></span></div>
<br />
<!--[if !mso]>
<style>
v\:* {behavior:url(#default#VML);}
o\:* {behavior:url(#default#VML);}
w\:* {behavior:url(#default#VML);}
.shape {behavior:url(#default#VML);}
</style>
<![endif]--><br />
<!--[if gte mso 9]><xml>
<w:WordDocument>
<w:View>Normal</w:View>
<w:Zoom>0</w:Zoom>
<w:TrackMoves>false</w:TrackMoves>
<w:TrackFormatting/>
<w:PunctuationKerning/>
<w:ValidateAgainstSchemas/>
<w:SaveIfXMLInvalid>false</w:SaveIfXMLInvalid>
<w:IgnoreMixedContent>false</w:IgnoreMixedContent>
<w:AlwaysShowPlaceholderText>false</w:AlwaysShowPlaceholderText>
<w:DoNotPromoteQF/>
<w:LidThemeOther>EN-US</w:LidThemeOther>
<w:LidThemeAsian>X-NONE</w:LidThemeAsian>
<w:LidThemeComplexScript>X-NONE</w:LidThemeComplexScript>
<w:Compatibility>
<w:BreakWrappedTables/>
<w:SnapToGridInCell/>
<w:WrapTextWithPunct/>
<w:UseAsianBreakRules/>
<w:DontGrowAutofit/>
<w:SplitPgBreakAndParaMark/>
<w:DontVertAlignCellWithSp/>
<w:DontBreakConstrainedForcedTables/>
<w:DontVertAlignInTxbx/>
<w:Word11KerningPairs/>
<w:CachedColBalance/>
</w:Compatibility>
<w:BrowserLevel>MicrosoftInternetExplorer4</w:BrowserLevel>
<m:mathPr>
<m:mathFont m:val="Cambria Math"/>
<m:brkBin m:val="before"/>
<m:brkBinSub m:val="--"/>
<m:smallFrac m:val="off"/>
<m:dispDef/>
<m:lMargin m:val="0"/>
<m:rMargin m:val="0"/>
<m:defJc m:val="centerGroup"/>
<m:wrapIndent m:val="1440"/>
<m:intLim m:val="subSup"/>
<m:naryLim m:val="undOvr"/>
</m:mathPr></w:WordDocument>
</xml><![endif]--><!--[if gte mso 9]><xml>
<w:LatentStyles DefLockedState="false" DefUnhideWhenUsed="true"
DefSemiHidden="true" DefQFormat="false" DefPriority="99"
LatentStyleCount="267">
<w:LsdException Locked="false" Priority="0" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Normal"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="heading 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 7"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 8"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 9"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 7"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 8"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 9"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="35" QFormat="true" Name="caption"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="10" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Title"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="1" Name="Default Paragraph Font"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="11" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtitle"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="22" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Strong"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="20" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Emphasis"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="59" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Table Grid"/>
<w:LsdException Locked="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Placeholder Text"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="1" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="No Spacing"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Revision"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="34" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="List Paragraph"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="29" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Quote"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="30" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Quote"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="19" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtle Emphasis"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="21" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Emphasis"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="31" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtle Reference"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="32" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Reference"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="33" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Book Title"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="37" Name="Bibliography"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" QFormat="true" Name="TOC Heading"/>
</w:LatentStyles>
</xml><![endif]--><!--[if gte mso 10]>
<style>
/* Style Definitions */
table.MsoNormalTable
{mso-style-name:"Table Normal";
mso-tstyle-rowband-size:0;
mso-tstyle-colband-size:0;
mso-style-noshow:yes;
mso-style-priority:99;
mso-style-qformat:yes;
mso-style-parent:"";
mso-padding-alt:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt;
mso-para-margin-top:0cm;
mso-para-margin-right:0cm;
mso-para-margin-bottom:10.0pt;
mso-para-margin-left:0cm;
line-height:115%;
mso-pagination:widow-orphan;
font-size:11.0pt;
font-family:"Calibri","sans-serif";
mso-ascii-font-family:Calibri;
mso-ascii-theme-font:minor-latin;
mso-hansi-font-family:Calibri;
mso-hansi-theme-font:minor-latin;}
</style>
<![endif]--><span style="font-size: x-small;"><span style="font-family: Times,"Times New Roman",serif;"><br /></span></span>
<!--[if gte mso 9]><xml>
<w:WordDocument>
<w:View>Normal</w:View>
<w:Zoom>0</w:Zoom>
<w:TrackMoves>false</w:TrackMoves>
<w:TrackFormatting/>
<w:PunctuationKerning/>
<w:ValidateAgainstSchemas/>
<w:SaveIfXMLInvalid>false</w:SaveIfXMLInvalid>
<w:IgnoreMixedContent>false</w:IgnoreMixedContent>
<w:AlwaysShowPlaceholderText>false</w:AlwaysShowPlaceholderText>
<w:DoNotPromoteQF/>
<w:LidThemeOther>EN-US</w:LidThemeOther>
<w:LidThemeAsian>X-NONE</w:LidThemeAsian>
<w:LidThemeComplexScript>X-NONE</w:LidThemeComplexScript>
<w:Compatibility>
<w:BreakWrappedTables/>
<w:SnapToGridInCell/>
<w:WrapTextWithPunct/>
<w:UseAsianBreakRules/>
<w:DontGrowAutofit/>
<w:SplitPgBreakAndParaMark/>
<w:DontVertAlignCellWithSp/>
<w:DontBreakConstrainedForcedTables/>
<w:DontVertAlignInTxbx/>
<w:Word11KerningPairs/>
<w:CachedColBalance/>
</w:Compatibility>
<w:BrowserLevel>MicrosoftInternetExplorer4</w:BrowserLevel>
<m:mathPr>
<m:mathFont m:val="Cambria Math"/>
<m:brkBin m:val="before"/>
<m:brkBinSub m:val="--"/>
<m:smallFrac m:val="off"/>
<m:dispDef/>
<m:lMargin m:val="0"/>
<m:rMargin m:val="0"/>
<m:defJc m:val="centerGroup"/>
<m:wrapIndent m:val="1440"/>
<m:intLim m:val="subSup"/>
<m:naryLim m:val="undOvr"/>
</m:mathPr></w:WordDocument>
</xml><![endif]--><!--[if gte mso 9]><xml>
<w:LatentStyles DefLockedState="false" DefUnhideWhenUsed="true"
DefSemiHidden="true" DefQFormat="false" DefPriority="99"
LatentStyleCount="267">
<w:LsdException Locked="false" Priority="0" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Normal"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="heading 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 7"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 8"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 9"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 7"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 8"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 9"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="35" QFormat="true" Name="caption"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="10" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Title"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="1" Name="Default Paragraph Font"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="11" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtitle"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="22" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Strong"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="20" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Emphasis"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="59" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Table Grid"/>
<w:LsdException Locked="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Placeholder Text"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="1" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="No Spacing"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Revision"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="34" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="List Paragraph"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="29" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Quote"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="30" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Quote"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="19" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtle Emphasis"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="21" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Emphasis"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="31" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtle Reference"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="32" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Reference"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="33" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Book Title"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="37" Name="Bibliography"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" QFormat="true" Name="TOC Heading"/>
</w:LatentStyles>
</xml><![endif]--><!--[if gte mso 10]>
<style>
/* Style Definitions */
table.MsoNormalTable
{mso-style-name:"Table Normal";
mso-tstyle-rowband-size:0;
mso-tstyle-colband-size:0;
mso-style-noshow:yes;
mso-style-priority:99;
mso-style-qformat:yes;
mso-style-parent:"";
mso-padding-alt:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt;
mso-para-margin-top:0cm;
mso-para-margin-right:0cm;
mso-para-margin-bottom:10.0pt;
mso-para-margin-left:0cm;
line-height:115%;
mso-pagination:widow-orphan;
font-size:11.0pt;
font-family:"Calibri","sans-serif";
mso-ascii-font-family:Calibri;
mso-ascii-theme-font:minor-latin;
mso-hansi-font-family:Calibri;
mso-hansi-theme-font:minor-latin;}
</style>
<![endif]--><span style="font-size: x-small;"><b style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Penyakit Kanker</b></span>
<br />
<div style="color: black; text-align: justify;">
</div>
<div style="color: black; text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; font-size: x-small;"><b>kanker</b> atau <b>neoplasma ganas</b> adalah penyakit yang ditandai dengan kelainan siklus sel khas yang menimbulkan kemampuan sel untuk: </span></div>
<ul>
<li style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; font-size: x-small;">tumbuh tidak terkendali (pembelahan sel melebihi batas normal)</span><span style="font-size: x-small;"> </span></li>
<li style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: x-small;">menyerang jaringan biologis di dekatnya.</span></li>
<li><span style="font-size: x-small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">bermigrasi ke jaringan tubuh yang lain melalui sirkulasi darah atau sistem limfatik, disebut metastasis.</span></span></li>
</ul>
<div style="color: black; text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; font-size: x-small;"><i>Tiga karakter ganas</i>
inilah yang membedakan kanker dari tumor jinak. Sebagian besar kanker
membentuk tumor, tetapi beberapa tidak, seperti leukemia. Cabang ilmu
kedokteran yang berhubungan dengan studi, diagnosis, perawatan, dan
pencegahan kanker disebut onkologi.<br />Kanker dapat menyebabkan banyak
gejala yang berbeda, bergantung pada lokasi dan karakter keganasan,
serta ada tidaknya metastasis. Diagnosis biasanya membutuhkan
pemeriksaan mikroskopik jaringan yang diperoleh dengan biopsi. Setelah
didiagnosis, kanker biasanya dirawat dengan operasi, kemoterapi, atau
radiasi.</span><br />
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; font-size: x-small;"><br /></span></div>
<div style="color: black; text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; font-size: x-small;">Kebanyakan <a href="http://obatalternatiftradisional.blogspot.com/2012/03/penyakit-kanker.html">kanker</a>
menyebabkan kematian. Kanker adalah salah satu penyebab utama kematian
di negara berkembang. Kebanyakan kanker dapat dirawat dan banyak
disembuhkan, terutama bila perawatan dimulai sejak awal. Banyak bentuk
kanker berhubungan dengan faktor lingkungan yang sebenarnya bisa
dihindari. Merokok dapat menyebabkan banyak kanker daripada faktor
lingkungan lainnya. Tumor (bahasa Latin; pembengkakan) menunjuk massa
jaringan yang tidak normal, tetapi dapat berupa "ganas" (bersifat
kanker) atau "jinak" (tidak bersifat kanker). Hanya tumor ganas yang
mampu menyerang jaringan lainnya ataupun bermetastasis. Kanker dapat
menyebar melalui kelenjar getah bening maupun pembuluh darah ke organ
lain</span></div>
<div style="color: black; text-align: justify;">
<br />
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; font-size: x-small;"><a href="http://obatalternatiftradisional.blogspot.com/2012/03/penyakit-kanker.html">Penyakit kanker</a>
bisa berkembang cepat bisa juga lambat, tergantung jenisnya. Penyakit
kanker dapat berkembang di hampir semua organ atau jaringan, seperti
paru-paru, usus besar, payudara, kulit, tulang, atau jaringan saraf.
Penyebab penyakit kanker bermacam-macam mulai dari bahan kimias (seperti
Benzene), beberapa jamur beracun dan jenis racun yang dapat tumbuh pada
tanaman kacang tanah (aflatoksin), virus, radiasi, sinar matahari,
tembakau, dan banyak lagi bahkan ada jenis <a href="http://obatalternatiftradisional.blogspot.com/2012/03/penyakit-kanker.html">penyakit</a> kanker yang belum diketahui penyebabnya.</span></div>
<div style="color: black; text-align: justify;">
<br />
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; font-size: x-small;">Penyebab
paling umum yang menyebabkan kematian terkait kanker adalah kanker
paru-paru. Kanker yang paling umum pada pria biasanya adalah kanker
prostat, kanker paru-paru dan kanker usus. Sedangkan pada wanita
penyakit kenker yang paling umum adalah kanker payudara, kanker usus,
dan kanker paru-paru.</span></div>
<div style="color: black; text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; font-size: x-small;"><br />Beberapa
kanker lebih sering terjadi pada bagian-bagian tertentu di dunia.
Sebagai contoh, di Jepang, ada banyak kasus kanker lambung, namun di
Amerika Serikat jenis kanker lambung merupakan penyakit kanker yang
sangat langka. Perbedaan dalam diet mungkin memainkan peran dalam
perbedaan ini.</span></div>
<div style="color: black; text-align: justify;">
<br />
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; font-size: x-small;"><b>Macam macam penyakit kanker</b>Beberapa jenis kanker lainnya yang banyak dikenal masyarakat antara lain:</span></div>
<ul>
<li style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; font-size: x-small;">Kanker otak</span><span style="font-size: x-small;"> </span></li>
<li style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: x-small;">Kanker serviks</span></li>
<li style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: x-small;">Limfoma Hodgkin</span></li>
<li style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: x-small;">Kanker ginjal</span></li>
<li style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: x-small;">Leukemia / kanker darah</span></li>
<li style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: x-small;">Kanker hati</span></li>
<li style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: x-small;">Non-Hodgkin limfoma</span></li>
<li style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: x-small;">Kanker ovarium</span></li>
<li style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: x-small;">Kanker kulit</span></li>
<li style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: x-small;">Kanker testis</span></li>
<li style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: x-small;">Kanker tiroid</span></li>
<li style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: x-small;">Kanker rahim</span></li>
<li style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: x-small;">Kanker prostat</span></li>
<li><span style="font-size: x-small;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Kanker usus</span></span></li>
</ul>
<div style="color: black; text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; font-size: x-small;">Gejala
kanker tergantung pada jenis dan lokasi tumor. Sebagai contoh, kanker
paru-paru dapat menyebabkan batuk, sesak napas, atau nyeri dada. Kanker
usus besar sering menyebabkan diare, sembelit, dan darah dalam tinja.
Beberapa kanker mungkin tidak memiliki gejala sama sekali. Pada kanker
tertentu, seperti kanker kandung empedu, gejala sering tidak ada
walaupun sampai penyakit telah mencapai stadium lanjut.<br /><b> </b></span></div>
<div style="color: black; text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; font-size: x-small;"><b>Gejala gejala penyakit kanker</b> </span><br />
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; font-size: x-small;">Gejala-gejala
berikut adalah gejala umum pada penyakit kanker (namun tidak menutup
kemungkinan salah satu atau lebih tidak terjadi pada jenis penyakit
kanker tertentu):</span></div>
<ul>
<li style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif; font-size: x-small;">Panas dingin</span> </li>
<li style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Kelelahan</li>
<li style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Demam</li>
<li style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Kehilangan nafsu makan</li>
<li style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Rasa tidak enak</li>
<li><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;">Berkeringat terutama pada malam hari</span></li>
</ul>
<!--[if gte mso 9]><xml>
<w:WordDocument>
<w:View>Normal</w:View>
<w:Zoom>0</w:Zoom>
<w:TrackMoves>false</w:TrackMoves>
<w:TrackFormatting/>
<w:PunctuationKerning/>
<w:ValidateAgainstSchemas/>
<w:SaveIfXMLInvalid>false</w:SaveIfXMLInvalid>
<w:IgnoreMixedContent>false</w:IgnoreMixedContent>
<w:AlwaysShowPlaceholderText>false</w:AlwaysShowPlaceholderText>
<w:DoNotPromoteQF/>
<w:LidThemeOther>EN-US</w:LidThemeOther>
<w:LidThemeAsian>X-NONE</w:LidThemeAsian>
<w:LidThemeComplexScript>X-NONE</w:LidThemeComplexScript>
<w:Compatibility>
<w:BreakWrappedTables/>
<w:SnapToGridInCell/>
<w:WrapTextWithPunct/>
<w:UseAsianBreakRules/>
<w:DontGrowAutofit/>
<w:SplitPgBreakAndParaMark/>
<w:DontVertAlignCellWithSp/>
<w:DontBreakConstrainedForcedTables/>
<w:DontVertAlignInTxbx/>
<w:Word11KerningPairs/>
<w:CachedColBalance/>
</w:Compatibility>
<w:BrowserLevel>MicrosoftInternetExplorer4</w:BrowserLevel>
<m:mathPr>
<m:mathFont m:val="Cambria Math"/>
<m:brkBin m:val="before"/>
<m:brkBinSub m:val="--"/>
<m:smallFrac m:val="off"/>
<m:dispDef/>
<m:lMargin m:val="0"/>
<m:rMargin m:val="0"/>
<m:defJc m:val="centerGroup"/>
<m:wrapIndent m:val="1440"/>
<m:intLim m:val="subSup"/>
<m:naryLim m:val="undOvr"/>
</m:mathPr></w:WordDocument>
</xml><![endif]--><!--[if gte mso 9]><xml>
<w:LatentStyles DefLockedState="false" DefUnhideWhenUsed="true"
DefSemiHidden="true" DefQFormat="false" DefPriority="99"
LatentStyleCount="267">
<w:LsdException Locked="false" Priority="0" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Normal"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="heading 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 7"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 8"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 9"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 7"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 8"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 9"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="35" QFormat="true" Name="caption"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="10" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Title"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="1" Name="Default Paragraph Font"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="11" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtitle"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="22" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Strong"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="20" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Emphasis"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="59" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Table Grid"/>
<w:LsdException Locked="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Placeholder Text"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="1" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="No Spacing"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Revision"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="34" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="List Paragraph"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="29" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Quote"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="30" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Quote"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="19" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtle Emphasis"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="21" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Emphasis"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="31" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtle Reference"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="32" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Reference"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="33" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Book Title"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="37" Name="Bibliography"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" QFormat="true" Name="TOC Heading"/>
</w:LatentStyles>
</xml><![endif]--><!--[if gte mso 10]>
<style>
/* Style Definitions */
table.MsoNormalTable
{mso-style-name:"Table Normal";
mso-tstyle-rowband-size:0;
mso-tstyle-colband-size:0;
mso-style-noshow:yes;
mso-style-priority:99;
mso-style-qformat:yes;
mso-style-parent:"";
mso-padding-alt:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt;
mso-para-margin-top:0cm;
mso-para-margin-right:0cm;
mso-para-margin-bottom:10.0pt;
mso-para-margin-left:0cm;
line-height:115%;
mso-pagination:widow-orphan;
font-size:11.0pt;
font-family:"Calibri","sans-serif";
mso-ascii-font-family:Calibri;
mso-ascii-theme-font:minor-latin;
mso-hansi-font-family:Calibri;
mso-hansi-theme-font:minor-latin;}
</style>
<![endif]--><!--[if gte mso 9]><xml>
<w:WordDocument>
<w:View>Normal</w:View>
<w:Zoom>0</w:Zoom>
<w:TrackMoves/>
<w:TrackFormatting/>
<w:PunctuationKerning/>
<w:ValidateAgainstSchemas/>
<w:SaveIfXMLInvalid>false</w:SaveIfXMLInvalid>
<w:IgnoreMixedContent>false</w:IgnoreMixedContent>
<w:AlwaysShowPlaceholderText>false</w:AlwaysShowPlaceholderText>
<w:DoNotPromoteQF/>
<w:LidThemeOther>EN-US</w:LidThemeOther>
<w:LidThemeAsian>X-NONE</w:LidThemeAsian>
<w:LidThemeComplexScript>X-NONE</w:LidThemeComplexScript>
<w:Compatibility>
<w:BreakWrappedTables/>
<w:SnapToGridInCell/>
<w:WrapTextWithPunct/>
<w:UseAsianBreakRules/>
<w:DontGrowAutofit/>
<w:SplitPgBreakAndParaMark/>
<w:DontVertAlignCellWithSp/>
<w:DontBreakConstrainedForcedTables/>
<w:DontVertAlignInTxbx/>
<w:Word11KerningPairs/>
<w:CachedColBalance/>
</w:Compatibility>
<w:BrowserLevel>MicrosoftInternetExplorer4</w:BrowserLevel>
<m:mathPr>
<m:mathFont m:val="Cambria Math"/>
<m:brkBin m:val="before"/>
<m:brkBinSub m:val="--"/>
<m:smallFrac m:val="off"/>
<m:dispDef/>
<m:lMargin m:val="0"/>
<m:rMargin m:val="0"/>
<m:defJc m:val="centerGroup"/>
<m:wrapIndent m:val="1440"/>
<m:intLim m:val="subSup"/>
<m:naryLim m:val="undOvr"/>
</m:mathPr></w:WordDocument>
</xml><![endif]--><br />
<h3 class="post-title entry-title" itemprop="name">
Sejarah Penyakit Kanker pada Masa Prasejarah
</h3>
<div class="post-header">
</div>
<span style="font-weight: bold;">Temuan terbaru para ilmuwan menunjukkan kanker sudah ada sejak berabad-abad lalu.</span><br /><br />KETIKA
melakukan penggalian pada sebuah gundukan kuburan Scythian –masyarakat
nomaden prasejarah Iran– di daerah Tuva di Rusia sepuluh tahun lalu,
tanpa diduga para arkeolog menemukan “harta karun”. Dua tengkorak
manusia, laki-laki dan perempuan, berjongkok di lantai sebuah ruangan di
dalam kuburan. Mereka dikelilingi perlengkapan mewah dari 27 abad lalu;
mahkota-mahkota dan jubah yang berhiaskan gambar kuda emas, macan
kumbang, dan hewan suci lainnya.<br /><br />Namun bagi para paleopatolog,
ahli penyakit purba, tengkorak punya nilai jauh lebih besar: tumor
memenuhi sekujur tubuh tengkorak laki-laki. Diagnosis mereka: tumor itu
kasus kanker prostat paling purba yang pernah ditemukan dalam sejarah
peradaban manusia.<br /><br />Prostat tengkorak itu terurai beribu tahun
lalu. Tapi sel-sel kanker ganas dari kelenjarnya berpindah mengikuti
pola penyebaran sel kanker yang lazim dan meninggalkan bekas luka yang
mudah dikenali. Protein yang berhasil diekstraksi dari tulang terbukti
positif sebagai prostate specific antigen (PSA), sejenis protein khusus
yang ditemukan dalam sel prostat.<br /><br />Kanker kerap dianggap sebagai
penyakit modern. Namun para ilmuwan tak pernah menemukan kata sepakat
tentang seberapa banyak kanker yang terbentuk oleh peradaban manusia.
Dalam beberapa dekade, para arkeolog menemukan sekitar 200 kemungkinan
keberadaan kanker sejak masa prasejarah. Namun karena sulit membuat data
dari tulang-tulang yang amat tua, sedikit atau banyakkah jumlahnya?<br /><br />Sebuah
laporan terbaru dari dua Egyptolog dalam jurnal Nature Reviews: Cancer,
yang melakukan studi tentang masalah ini, menyimpulkan bahwa pada
tulang purba, “kanker ganas jarang ditemukan.”<br /><br />“Jarangnya kasus
kanker di masa prasejarah menegaskan bahwa kondisi itu terbatas pada
masyarakat yang dipengaruhi imbas gaya hidup modern seperti penggunaan
tembakau dan polusi dari industrialisasi,” tulis A. Rosalie David dari
University of Manchester, Inggris, dan Michael R. Zimmerman dari
Villanova University di Pennsylvania. Termasuk dalam daftar gaya hidup
modern adalah obesitas, kebiasaan makan, kebiasaan seksual dan
reproduksi, dan faktor lain yang dibentuk oleh peradaban.<br /><br />Berita-berita
di jagad internet cenderung membentuk pendapat tunggal: “kanker adalah
penyakit buatan manusia” atau “obat untuk kanker: hiduplah di zaman
purba”. Namun banyak ahli medis dan arkeolog kurang setuju dengan
pendapat itu.<br /><br />“Tak ada alasan untuk menganggap kanker sebagai
penyakit baru,” ujar Robert A. Weinberg, peneliti kanker di Whitehead
Institute for Biomedical Research di Cambridge, Massachusetts, yang juga
penulis buku teks Biology of Cancer. “Di masa lampau, kanker amat
jarang karena orang biasanya meninggal saat berusia separuh baya.”<br /><br />Pertimbangan
lainnya: revolusi di bidang teknologi kesehatan. “Saat ini kita (dapat)
mendiagnosis berbagai jenis kanker –semisal kanker prostat dan
payudara– yang di masa silam tak akan terdeteksi dan dibawa ke liang
kubur saat seseorang meninggal dunia.”<br /><br />Ada masalah mendasar untuk
memperkirakan tingkat penyebaran penyakit kanker di masa silam. 200
kasus sepertinya tidak banyak. Namun sedikit bukti bukan berarti sedikit
kasus penyakit kanker. Tumor dapat tetap tersembunyi di dalam tulang,
dan tumor yang akhirnya keluar (dari dalam tulang) dapat menyebabkan
tulang hancur dan benar-benar menghilang. Meski para arkeolog berusaha
keras, hanya sebagian kecil dari tumpukan tulang manusia yang berhasil
digali, tanpa ada cara (untuk mengetahui) apa yang tersembunyi di
bawahnya.<br /><br />Anne L. Grauer, ketua Asosiasi Paleopatologi dan
antropolog di Loyola University di Chicago, memperkirakan ada 100.000
tengkorak manusia dalam koleksi tulang di seluruh dunia, dan sebagian
besar belum diperiksa menggunakan sinar-X atau dipelajari dengan teknik
lebih modern.<br /><br />Selain jumlah sampel terbatas, tak semua tulang
lengkap. ”Untuk waktu lama para arkeolog hanya mengumpulkan tengkorak
kepala,” ujar Heather J.H Edgar, kurator Osteologi Manusia di Maxwell
Museum of Anthropology di University of New Mexico. “Pada sebagian besar
tengkorak, kita tak mungkin mengetahui apa yang bisa ditunjukkan sisa
kerangka lain tentang kesehatan mereka.”<br /><br />Jadi bagaimana seorang
ilmuwan bisa mengevaluasi, misalnya, osteosarcoma, sejenis kanker tulang
yang amat langka dan biasanya diderita orang muda. (Antropolog Louis
Leakey menemukan kasus tertua mengenai jenis kanker ini pada manusia
primitif tahun 1932.) Saat ini kasus osteosarcoma pada orang-orang muda
di bawah usia 20 tahun hanya sekitar lima per satu juta orang setiap
tahunnya.<br /><br />“Anda harus menyaring sekitar 10.000 orang untuk
menemukan satu kasus,” ujar Mel Greaves, profesor biologi sel di
Institute of Cancer Research di Inggris yang juga penulis Cancer: The
Evolutionary Legacy. Belum banyak tulang remaja yang diperiksa, ujarnya,
untuk menarik kesimpulan.<br /><br />Ada komplikasi lain: lebih dari 99
persen kanker tak berasal dari tulang tapi jaringan lebih lunak yang
akan dengan cepat membusuk. Kecuali sel kanker kemudian menyebar ke
tulang, keberadaan kanker biasanya jadi tak tercatat.<br /><br />Mumi dari masa purbakala adalah pengecualian. Pun dalam hal ini, kesempatan ilmuwan mengidentifikasi kanker tetaplah terbatas.<br /><br />Ahli
patologi jarang mendapatkan mumi seperti Ferrante I of Aragon, Raja
Naples, yang meninggal dunia pada 1494. Ketika tubuhnya diotopsi lima
abad kemudian, para ahli menemukan adenocarcinoma –sejenis kanker yang
bermula dari jaringan kelenjar–menyebar ke otot panggulnya.<br /><br />Studi
molekul mengungkapkan kesalahan tipografis dalam sebuah gen yang
mengatur pembelahan sel –sebuah gen G telah berbalik menjadi A– yang
menunjukkan keberadaan kanker usus besar (colorectal cancer).
Penyebabnya, menurut perkiraan para peneliti, adalah konsumsi daging
merah yang berlebihan.<br /><br />Selama beberapa tahun, di antara ratusan
mumi dari Mesir dan Amerika Selatan, muncul kasus lain. Sebuah tumor
yang amat jarang, rhabdomyosarcoma –sejenis kanker yang hanya ada pada
anak-anak– ditemukan pada wajah seorang anak dari Chili yang hidup
antara tahun 300 M dan 600.<br /><br />Dr Zimmerman, yang ikut menulis
sebuah kajian terbaru (tentang mumi), menemukan kanker usus (rectal
carcinoma) pada sebuah mumi yang diperkirakan hidup antara tahun 200 M
dan 400. Dia mengonfirmasikan diagnosis itu dengan melakukan analisis
mikroskopis pada jaringan. Menurutnya, ini kasus pertama dalam
paleopatologi Mesir.<br /><br />“Faktanya, tetap saja hanya ada sejumlah
kecil dari mumi dan tengkorak masa purba yang menunjukkan bukti
keberadaan kanker,” ujarnya. “Tapi kita tak menemukan apapun seperti
kanker di masa modern.”<br /><br />Meski harapan hidup pada masa lalu di
Mesir lebih rendah, Dr Zimmerman berpendapat bahwa banyak orang,
terutama dari golongan kaya, hidup cukup lama lalu menderita penyakit
degenerasi. Kenapa bukan kanker?<br /><br />Ahli lain memperkirakan
kebanyakan tumor hancur akibat ritual mumifikasi di Mesir yang masif.
Namun dalam sebuah studi yang diterbitkan tahun 1977, Dr Zimmerman
menulis ada kemungkinan bukti (sel kanker) bisa bertahan.<br /><br />Dalam
sebuah eksperimen, dia mengambil hati seorang pasien dari masa sekarang
yang meninggal akibat metastase kanker usus. Dia mengeringkannya dengan
oven dan kemudian mengisinya dengan cairan. Hasilnya menunjukkan,
“Struktur kanker justru bertahan dalam proses mumifikasi dan tumor yang
dimumikan justru lebih awet ketimbang jaringan biasa.”<br /><br />Namun
seperti pada tengkorak, masalahnya sama: jumlah sampel amat sedikit;
seberapa banyak kanker yang mungkin diteliti para ilmuwan?<br /><br />Untuk
mendapatkan gambaran utuh, Tony Waldron, ahli paleopatolog University
College of London, menganalis laporan kematian di Inggris pada 1901-1905
–periode yang terhitung cukup baru untuk memastikan keberadaan catatan
yang baik sekaligus menghindari percampuran data dengan kanker dari masa
lebih baru, di mana terdapat lonjakan penderita kanker paru-paru akibat
popularitas rokok.<br /><br />Dengan memperhitungkan jangka waktu hidup dan
kemungkinan kanker dengan tingkat keganasan berbeda akan menyebar ke
tulang, dia memperkirakan bahwa dalam “satu kumpulan arkeologis”
kemunculan kanker hanya dua persen pada tengkorak laki-laki dan 4-7
persen pada perempuan.<br /><br />Andreas G. Nerlich dan rekan-rekannya di
Munich mencoba kemungkinan ini pada 905 tengkorak dari dua kuburan di
Mesir. Dengan bantuan sinar-X dan CT-scan, mereka berhasil mendiagnosis
lima (kasus) kanker –sesuai perkiraan Dr Waldron. Dan sebagaimana
perkiraan dari data yang dia buat, 13 kasus kanker ditemukan di antara
2.547 jenazah yang dikubur di pemakaman di selatan Jerman antara tahun
1400 M hingga 1800.<br /><br />Untuk kedua kelompok itu, tulisnya, tumor
ganas “tak lebih rendah dari yang sudah diprediksikan” jika dibandingkan
kasus yang terjadi di Inggris pada awal abad ke-20. Mereka pun
menyimpulkan: “kenaikan frekuensi tumor pada populasi saat ini lebih
berhubungan dengan harapan hidup yang lebih tinggi, alih-alih lingkungan
primer atau faktor genetik.”<br /><br />Dengan hanya sedikit bahan untuk
dipelajari, arkeologi mungkin tak punya jawaban definitif. “Kita dapat
mengatakan kanker memang sudah ada di masa lalu, dan mungkin
frekuensinya lebih rendah dibandingkan saat ini,” ujar Arthur C.
Aufderheide, profesor emeritus bidang patologi di University of
Minnesota yang juga ikut menulis Cambridge Encyclopedia of Human
Paleopathology. Hanya itu kepastian yang bisa kita dapatkan.<br /><br />“Kanker
sudah menjadi sebuah kepastian di saat Anda menciptakan sebuah
organisme multiseluler yang kompleks dan kemudian memberikan kesempatan
bagi sel-sel individu untuk berkembang-biak,” ujar Dr Weinberg dari
Whitehead Institute. “Itu konsekuensi dari entropi (kecenderungan menuju
kekacauan molekul) yang meningkat.”<br /><br />Dia tak sedang menjadi
fatalistis. Selama berabad-abad, tubuh manusia berevolusi dan membangun
sistem pertahanan kuat untuk mengatur sel-sel yang memberontak. Berhenti
merokok, menurunkan berat badan, pola makan lebih sehat, serta tindakan
pencegahan lain dapat mencegah kanker hingga beberapa dekade –hingga
kita mati karena sebab lain.<br /><br />“Kalau kita hidup cukup lama,” ujar Dr Weinberg, ”cepat atau lambat kita semua akan menderita kanker.” [VIFI/NYTimes]<br /><br />sumber: http://www.majalah-historia.com/majalah/historia/berita-385-kanker-masa-prasejarah.html
PANDU PRABOWO WARSODIREJOhttp://www.blogger.com/profile/04756946191836277693noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-9026893658321059602.post-21998884004071983202012-10-31T15:22:00.002-07:002012-10-31T15:22:50.126-07:00Sejarah nama "PANDU" dalam Kerajaan JAWA<h1 class="firstHeading" id="firstHeading">
<span dir="auto">Sadewa</span></h1>
<b>Sahadewa</b> (ejaan <a class="mw-redirect" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Sanskerta" title="Sanskerta">Sanskerta</a>: सहदेव, <i>Sahadéva</i>), atau yang biasa disingkat <b>Sadewa</b>, adalah salah satu tokoh utama dalam <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Wiracarita" title="Wiracarita">wiracarita</a> <i><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Mahabharata" title="Mahabharata">Mahabharata</a></i>. Ia merupakan anggota <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Pandawa" title="Pandawa">Pandawa</a> yang paling muda, yang memiliki saudara kembar bernama <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Nakula" title="Nakula">Nakula</a>.<br />
Meskipun kembar, Nakula dikisahkan memiliki wajah yang lebih tampan
daripada Sadewa, sedangkan Sadewa lebih pandai daripada kakaknya itu.
Terutama dalam hal perbintangan atau <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Astronomi" title="Astronomi">astronomi</a>, kepandaian Sadewa jauh di atas murid-murid <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Resi" title="Resi">Resi</a> <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Drona" title="Drona">Drona</a>
lainnya. Selain itu ia juga pandai dalam hal ilmu peternakan sapi. Maka
ketika para Pandawa menjalani hukuman menyamar selama setahun di <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Kerajaan_Matsya" title="Kerajaan Matsya">Kerajaan Matsya</a> akibat kalah bermain dadu melawan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Korawa" title="Korawa">Korawa</a>, Sadewa pun memilih peran sebagai seorang gembala sapi bernama <b>Tantripala</b>.<br />
<h2>
<span class="mw-headline" id="Asal-Usul">Asal-Usul</span></h2>
Sadewa merupakan yang termuda di antara para <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Pandawa" title="Pandawa">Pandawa</a>, yaitu sebutan untuk kelima putra <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Pandu" title="Pandu">Pandu</a>, raja <a class="mw-redirect" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Kerajaan_Hastinapura" title="Kerajaan Hastinapura">Kerajaan Hastinapura</a>. Sadewa dan saudara kembarnya, Nakula, lahir dari rahim putri <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Kerajaan_Madra" title="Kerajaan Madra">Kerajaan Madra</a> yang bernama <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Madri" title="Madri">Madri</a> (dalam pewayangan disebut Madrim). Sementara itu ketiga kakak mereka, yaitu <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Yudistira" title="Yudistira">Yudistira</a>, <a class="mw-redirect" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Bimasena" title="Bimasena">Bimasena</a>, dan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Arjuna" title="Arjuna">Arjuna</a> lahir dari rahim <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Kunti" title="Kunti">Kunti</a>. Meskipun demikian, Sadewa dikisahkan sebagai putra yang paling disayangi Kunti.<br />
Nakula dan Sadewa lahir sebagai anugerah dewa kembar bernama <a class="mw-redirect" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Aswino" title="Aswino">Aswino</a>
untuk Madri, karena Pandu saat itu sedang menjalani kutukan tidak bisa
bersetubuh dengan istrinya. Keduanya lahir di tengah hutan ketika Pandu
sedang menjalani kehidupan sebagai pertapa.<br />
<br />
<h2>
<span class="mw-headline" id="Kepribadian">Kepribadian</span></h2>
Meskipun Sadewa merupakan Pandawa yang paling muda, namun ia dianggap sebagai yang terbijak di antara mereka. <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Yudistira" title="Yudistira">Yudistira</a> bahkan pernah berkata bahwa Sadewa lebih bijak daripada <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Wrehaspati" title="Wrehaspati">Wrehaspati</a>, guru para dewa.<br />
Sadewa merupakan ahli perbintangan yang ulung dan mampu mengetahui
kejadian yang akan datang. Namun ia pernah dikutuk apabila sampai
membeberkan rahasia takdir, maka kepalanya akan terbelah menjadi dua.<br />
<h2>
<span class="mw-headline" id="Keluarga">Keluarga</span></h2>
Setelah kemenangan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Arjuna" title="Arjuna">Arjuna</a> atas <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Sayembara" title="Sayembara">sayembara</a> memanah di <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Kerajaan_Pancala" title="Kerajaan Pancala">Kerajaan Pancala</a>, maka semua <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Pandawa" title="Pandawa">Pandawa</a> bersama-sama menikah dengan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Dropadi" title="Dropadi">Dropadi</a>, putri negeri tersebut. Dari perkawinan tersebut Sadewa memiliki putra bernama Srutakirti.<br />
selain itu, Sadewa juga menikahi puteri <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Jarasanda" title="Jarasanda">Jarasanda</a>, raja <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Kerajaan_Magadha" title="Kerajaan Magadha">Kerajaan Magadha</a>. Kemudian dari istrinya yang bernama Wijaya, lahir seorang putra bernama Suhotra.<br />
<h2>
<span class="mw-headline" id="Membunuh_Sangkuni">Membunuh Sangkuni</span></h2>
<a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Sangkuni" title="Sangkuni">Sangkuni</a> adalah paman para <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Korawa" title="Korawa">Korawa</a>
dari pihak ibu. Ia merupakan tokoh licik yang menciptakan permusuhan
antara Pandawa dan Korawa, sehingga meletus perang saudara besar-besaran
yang terkenal dengan sebutan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Baratayuda" title="Baratayuda">Baratayuda</a>.<br />
Melalui permainan dadu, Sangkuni secara licik berhasil merebut <a class="mw-redirect" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Kerajaan_Indraprastha" title="Kerajaan Indraprastha">Kerajaan Indraprastha</a> dari tangan para <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Pandawa" title="Pandawa">Pandawa</a>. Setelah itu Pandawa dan Dropadi dihukum menjalani pembuangan selama 12 tahun di hutan, serta setahun menyamar.<br />
Dalam penyamaran di <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Kerajaan_Matsya" title="Kerajaan Matsya">Kerajaan Matsya</a>,
Sadewa berperan sebagai seorang gembala sapi bernama Tantripala. Ia
menyadari bahwa penderitaan para Pandawa adalah akibat ulah licik
Sangkuni. Maka ia pun bersumpah akan membunuh orang itu apabila meletus
perang saudara melawan Korawa.<br />
Setelah masa hukuman berakhir, pihak Korawa menolak mengembalikan hak-hak Pandawa. Upaya perundingan pun mengalami kegagalan. <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Perang_di_Kurukshetra" title="Perang di Kurukshetra">Perang di Kurukshetra</a> pun meletus. Meskipun jumlah kekuatan pihak Pandawa lebih sedikit, namun mereka memperoleh kemenangan.<br />
Pada hari ke-18 Sangkuni bertempur melawan Sahadewa. Dengan
mengandalkan ilmu sihirnya, Sangkuni menciptakan banjir besar melanda
dataran Kurukshetra. Sadewa dengan susah payah akhirnya berhasil
mangalahkan Sangkuni. Tokoh licik itu tewas terkena pedang Sadewa.<br />
Sementara itu dalam <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Wayang" title="Wayang">pewayangan</a> <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Jawa" title="Jawa">Jawa</a>, Sangkuni bukan mati di tangan Sadewa, melainkan di tangan <a class="mw-redirect" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Bimasena" title="Bimasena">Bimasena</a>.<br />
<h2>
<span class="mw-headline" id="Tokoh_Utama_Sudamala">Tokoh Utama <i>Sudamala</i></span></h2>
Sadewa merupakan tokoh utama dalam <i><a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Kakawin_Sudamala&action=edit&redlink=1" title="Kakawin Sudamala (halaman belum tersedia)">Kakawin Sudamala</a></i>, yaitu karya sastra berbahasa <a class="mw-redirect" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Bahasa_Jawa_Kuna" title="Bahasa Jawa Kuna">Jawa Kuna</a> peninggalan <a class="mw-redirect" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Kerajaan_Majapahit" title="Kerajaan Majapahit">Kerajaan Majapahit</a>. Naskah ini bercerita tentang kutukan yang menimpa istri <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Batara_Guru" title="Batara Guru">Batara Guru</a> bernama Umayi, akibat perbuatannya berselingkuh dengan <a class="mw-redirect" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Batara_Brahma" title="Batara Brahma">Batara Brahma</a>.<br />
Umayi dikisahkan berubah menjadi Rakshasi bernama Ra Nini, dan hanya bisa kembali ke wujud asal apabila <i>diruwat</i>
oleh bungsu Pandawa. Maka, Sadewa pun diculik dan dipaksa memimpin
prosesi ruwatan. Setelah dirasuki Batara Guru, barulah Sadewa mampu
menjalankan permintaan Ra Nini.<br />
Sadewa pun mendapat julukan baru, yaitu <i>Sudamala</i> yang bermakna
"menghilangkan penyakit". Atas petunjuk Ra Nini yang telah kembali
menjadi Umayi, Sadewa pun pergi ke desa Prangalas menikahi putri seorang
pertapa bernama Tambrapetra. Gadis itu bernama Predapa.<br />
<br />
<h2>
<span class="mw-headline" id="Versi_Pewayangan_Jawa">Versi Pewayangan Jawa</span></h2>
Dalam <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Wayang" title="Wayang">pewayangan</a> <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Jawa" title="Jawa">Jawa</a>, Sadewa dikisahkan lahir di dalam istana <a class="mw-redirect" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Kerajaan_Hastina" title="Kerajaan Hastina">Kerajaan Hastina</a>,
bukan di dalam hutan. Kelahirannya bersamaan dengan peristiwa perang
antara Pandu melawan Tremboko, raja raksasa dari Kerajaan Pringgadani.
Dalam perang tersebut keduanya tewas. <a class="mw-redirect" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Madrim" title="Madrim">Madrim</a> ibu Sadewa melakukan <i>bela pati</i> dengan cara terjun ke dalam api <i>pancaka</i>.<br />
Versi lain menyebutkan, Sadewa sejak lahir sudah kehilangan ibunya,
karena Madrim meninggal dunia setelah melahirkan dirinya dan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Nakula" title="Nakula">Nakula</a>.<br />
Sewaktu kecil, Sadewa memiliki nama panggilan <i>Tangsen</i>. Setelah para <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Pandawa" title="Pandawa">Pandawa</a> membangun <a class="mw-redirect" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Kerajaan_Amarta" title="Kerajaan Amarta">Kerajaan Amarta</a>, Sadewa mendapatkan Kasatrian Baweratalun sebagai tempat tinggalnya.<br />
Istri Sadewa versi pewayangan hanya seorang, yaitu Perdapa putri Resi
Tambrapetra. Dari perkawinan itu lahir dua orang anak bernama Niken
Sayekti dan Bambang Sabekti. Masing-masing menikah dengan anak-anak
Nakula yang bernama Pramusinta dan Pramuwati.<br />
Versi lain menyebutkan Sadewa memiliki anak perempuan bernama Rayungwulan, yang baru muncul jauh setelah perang <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Baratayuda" title="Baratayuda">Baratayuda</a> berakhir, atau tepatnya pada saat <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Parikesit" title="Parikesit">Parikesit</a> cucu <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Arjuna" title="Arjuna">Arjuna</a> dilantik menjadi raja <a class="mw-redirect" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Kerajaan_Hastina" title="Kerajaan Hastina">Kerajaan Hastina</a>. Rayungwulan ini menikah dengan putra Nakula yang bernama Widapaksa.<br />
<h2>
<span class="mw-headline" id="Tokoh_Lain_Bernama_Sama">Tokoh Lain Bernama Sama</span></h2>
Dalam <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Mitologi_Hindu" title="Mitologi Hindu">mitologi Hindu</a> dan sejarah <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/India" title="India">India</a>, terdapat beberapa tokoh lain yang bernama Sahadewa, yaitu:<br />
<ul>
<li>Putra <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Jarasanda" title="Jarasanda">Jarasanda</a>, raja <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Kerajaan_Magadha" title="Kerajaan Magadha">Kerajaan Magadha</a>. Dengan demikian ia adalah saudara ipar Sahadewa putra Pandu. Dalam perang <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Baratayuda" title="Baratayuda">Baratayuda</a> ia memihak para <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Pandawa" title="Pandawa">Pandawa</a>.</li>
<li>Salah satu raja dari kalangan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Dinasti_Surya" title="Dinasti Surya">Dinasti Surya</a>, putera Dharmanandana juga bernama Sahadewa.</li>
<li>Sahadewa juga merupakan nama putra Sudasa atau ayah Somaka, raja <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Kerajaan_Pancala" title="Kerajaan Pancala">Kerajaan Pancala</a>.</li>
<li>Seorang <a class="mw-redirect" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Raksasa_%28mitologi_Hindu%29" title="Raksasa (mitologi Hindu)">raksasa</a> putera Dumraksa dan juga ayah dari Kresawa.</li>
<li>Paman <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Siddhartha_Gautama" title="Siddhartha Gautama">Gautama Buddha</a>.</li>
</ul>
Dalam <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Legenda" title="Legenda">legenda</a> <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Jawa" title="Jawa">Jawa</a> juga terdapat seorang bernama Sadewa dari zaman yang lebih tua. Ia merupakan cucu dari <a class="mw-redirect" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Watugunung" title="Watugunung">Watugunung</a> raja Kerajaan Gilingwesi. Sadewa yang ini menderita kelainan seksual, yaitu mencintai sesama laki-laki atau <a class="mw-redirect" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Homoseksual" title="Homoseksual">homoseksual</a>. Ia akhirnya berhasil menjadi raja di Kerajaan <a class="mw-redirect" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Medangkamulan" title="Medangkamulan">Medangkamulan</a> bergelar Cingkaradewa.<br />
Cingkaradewa merupakan raja serakah yang ingin menguasai seluruh <a class="mw-redirect" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Pulau_Jawa" title="Pulau Jawa">Pulau Jawa</a>. Antara lain ia berhasil merebut Kerajaan Gilingwesi peninggalan kakeknya, yang saat itu dikuasai oleh <a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Parikenan&action=edit&redlink=1" title="Parikenan (halaman belum tersedia)">Parikenan</a>. Parikenan yang merupakan leluhur para Pandawa versi Jawa dikisahkan tewas di tangan Cingkaradewa.<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiQdVXAFU8mNIR1HTNfZglDXB27sPSqQmq5PfqQxh8x5t6OOb-f6zlgfiyADQOMRp2xbmKv4rf4qdVUE7x2U6QFYCIYmhrNnROJDagmGvtC90XAJTM6y1R1tiFO6KqLGWYorNV4_6A4CeaI/s1600/Sadewa.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiQdVXAFU8mNIR1HTNfZglDXB27sPSqQmq5PfqQxh8x5t6OOb-f6zlgfiyADQOMRp2xbmKv4rf4qdVUE7x2U6QFYCIYmhrNnROJDagmGvtC90XAJTM6y1R1tiFO6KqLGWYorNV4_6A4CeaI/s320/Sadewa.jpg" width="158" /></a></div>
Cingkaradewa sendiri akhirnya berhasil dikalahkan seorang pertapa dari <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/India" title="India">India</a> bernama Resi Wisaka, yang merupakan samaran dari Aji Saka, seorang manusia setengah dewa yang melegenda.<br />
<br />
<br />
<h1 class="firstHeading" id="firstHeading">
<span dir="auto">Sangkuni</span></h1>
<b>Sangkuni</b>, atau yang dalam ejaan <a class="mw-redirect" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Sanskerta" title="Sanskerta">Sanskerta</a> disebut <b>Shakuni</b> (: शकुनि ; <i>śakuni</i>) adalah seorang tokoh <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Antagonis" title="Antagonis">antagonis</a> dalam <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Wiracarita" title="Wiracarita">wiracarita</a> <i><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Mahabharata" title="Mahabharata">Mahabharata</a></i>. Ia merupakan paman para <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Korawa" title="Korawa">Korawa</a> dari pihak ibu. Sangkuni terkenal sebagai tokoh licik yang selalu menghasut para Korawa agar memusuhi <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Pandawa" title="Pandawa">Pandawa</a>. Antara lain, ia berhasil merebut <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Indraprastha" title="Indraprastha">Kerajaan Indraprastha</a> dari tangan para Pandawa melalui sebuah permainan dadu.<br />
Dalam <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Wayang" title="Wayang">pewayangan</a> <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Jawa" title="Jawa">Jawa</a>, Sangkuni sering dieja dengan nama <b>Sengkuni</b>. ketika para Korawa berkuasa di <a class="mw-redirect" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Kerajaan_Hastina" title="Kerajaan Hastina">Kerajaan Hastina</a>, ia diangkat sebagai <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Patih" title="Patih">patih</a>. Dalam pewayangan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Sunda" title="Sunda">Sunda</a>, ia juga dikenal dengan nama <b>Sangkuning</b>.<br />
<h2>
<span class="mw-headline" id="Asal-Usul_Versi_Mahabharata">Asal-Usul Versi <i>Mahabharata</i></span></h2>
Menurut versi <i><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Mahabharata" title="Mahabharata">Mahabharata</a></i>, Sangkuni berasal dari <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Kerajaan_Gandhara" title="Kerajaan Gandhara">Kerajaan Gandhara</a>. Ayahnya bernama Suwala. Pada suatu hari adik perempuannya yang bernama <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Gandari" title="Gandari">Gandari</a> dilamar untuk dijadikan sebagai istri <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Dretarastra" title="Dretarastra">Dretarastra</a>, seorang pangeran dari <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Hastinapura" title="Hastinapura">Hastinapura</a> yang menderita <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Tunanetra" title="Tunanetra">tunanetra</a>. Sangkuni marah atas keputusan ayahnya yang menerima lamaran tersebut. Menurutnya, Gandari seharusnya menjadi istri <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Pandu" title="Pandu">Pandu</a>,
adik Dretarastra. Namun karena semuanya sudah terjadi, ia pun mengikuti
Gandari yang selanjutnya menetap di istana Hastinapura.<br />
Gandari memutuskan untuk selalu menutup kedua matanya menggunakan
selembar kain karena ia sangat setia kepada suaminya yang buta. Dari
perkawinan mereka lahir seratus orang <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Korawa" title="Korawa">Korawa</a>, yang sejak kecil diasuh oleh Sangkuni.<br />
Di bawah asuhan Sangkuni, para Korawa tumbuh menjadi anak-anak yang selalu diliputi rasa kebencian terhadap para <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Pandawa" title="Pandawa">Pandawa</a>,
yaitu putra-putra Pandu. Setiap hari Sangkuni selalu mengobarkan rasa
permusuhan di hati para Korawa, terutama yang tertua, yaitu <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Duryodana" title="Duryodana">Duryodana</a>.<br />
Konon Sangkuni merupakan reinkarnasi dari <a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Dwapara&action=edit&redlink=1" title="Dwapara (halaman belum tersedia)">Dwapara</a>, yaitu seorang dewa yang bertugas menciptakan kekacauan di muka bumi.<br />
<h2>
<span class="mw-headline" id="Asal-Usul_Versi_Pewayangan">Asal-Usul Versi Pewayangan</span></h2>
Dalam <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Wayang" title="Wayang">pewayangan</a>, terutama di <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Jawa" title="Jawa">Jawa</a>, Sengkuni bukan kakak dari Dewi <a class="mw-redirect" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Gendari" title="Gendari">Gendari</a>,
melainkan adiknya. Sementara itu Gandara versi pewayangan bukan nama
sebuah kerajaan, melainkan nama kakak tertua mereka. Sengkuni sendiri
dikisahkan memiliki nama asli <b>Harya Suman</b>.<br />
Pada mulanya raja <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Kerajaan_Gandhara" title="Kerajaan Gandhara">Kerajaan Plasajenar</a>
bernama Suwala. Setelah meninggal, ia digantikan oleh putra sulungnya
yang bernama Gandara. Pada suatu hari Gandara ditemani kedua adiknya,
yaitu Gendari dan Suman, berangkat menuju <a class="mw-redirect" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Kerajaan_Mathura" title="Kerajaan Mathura">Kerajaan Mandura</a> untuk mengikuti sayembara memperebutkan Dewi <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Kunti" title="Kunti">Kunti</a>, putri negeri tersebut.<br />
Di tengah jalan, rombongan Gandara berpapasan dengan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Pandu" title="Pandu">Pandu</a> yang sedang dalam perjalanan pulang menuju <a class="mw-redirect" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Kerajaan_Hastina" title="Kerajaan Hastina">Kerajaan Hastina</a>
setelah memenangkan sayembara Kunti. Pertempuran pun terjadi. Gandara
akhirnya tewas di tangan Pandu. Pandu kemudian membawa serta Gendari dan
Suman menuju Hastina.<br />
Sesampainya di Hastina, Gendari diminta oleh kakak Pandu yang bernama <a class="mw-redirect" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Drestarastra" title="Drestarastra">Drestarastra</a>
untuk dijadikan istri. Gendari sangat marah karena ia sebenarnya ingin
menjadi istri Pandu. Suman pun berjanji akan selalu membantu kakaknya
itu melampiaskan sakit hatinya. Ia bertekad akan menciptakan permusuhan
di antara para <a class="mw-redirect" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Kurawa" title="Kurawa">Kurawa</a>, anak-anak Drestarastra, melawan para <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Pandawa" title="Pandawa">Pandawa</a>, anak-anak Pandu.<br />
<h2>
<span class="mw-headline" id="Asal-Usul_Nama_Sangkuni">Asal-Usul Nama Sangkuni</span></h2>
Menurut versi <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Wayang" title="Wayang">pewayangan</a> <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Jawa" title="Jawa">Jawa</a>,
pada mulanya Harya Suman berwajah tampan. Ia mulai menggunakan nama
Sengkuni semenjak wujudnya berubah menjadi buruk akibat dihajar oleh
Patih <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Gandamana" title="Gandamana">Gandamana</a>.<br />
Gandamana adalah pangeran dari <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Kerajaan_Pancala" title="Kerajaan Pancala">Kerajaan Pancala</a> yang memilih mengabdi sebagai <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Patih" title="Patih">patih</a> di <a class="mw-redirect" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Kerajaan_Hastina" title="Kerajaan Hastina">Kerajaan Hastina</a> pada masa pemerintahan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Pandu" title="Pandu">Pandu</a>. Suman yang sangat berambisi merebut jabatan patih menggunakan cara-cara licik untuk menyingkirkan Gandamana.<br />
Pada suatu hari Suman berhasil mengadu domba antara Pandu dengan
muridnya yang berwujud raja raksasa bernama Prabu Tremboko. Maka
terciptalah ketegangan di antara Kerajaan Hastina dan Kerajaan
Pringgadani. Pandu pun mengirim Gandamana sebagai duta perdamaian. Di
tengah jalan, Suman menjebak Gandamana sehingga jatuh ke dalam
perangkapnya.<br />
Suman kemudian kembali ke Hastina untuk melapor kepada Pandu bahwa
Gandamana telah berkhianat dan memihak musuh. Pandu yang saat itu sedang
labil segera memutuskan untuk mengangkat Suman sebagai patih baru.
Tiba-tiba Gandamana yang ternyata masih hidup muncul dan menyeret Suman.
Suman pun dihajar habis-habisan sehingga wujudnya yang tampan berubah
menjadi jelek.<br />
Sejak saat itu, Suman pun terkenal dengan sebutan Sengkuni, berasal dari kata <i>saka</i> dan <i>uni</i>, yang bermakna "dari ucapan". Artinya, ia menderita cacad buruk rupa adalah karena hasil ucapannya sendiri.<br />
<h2>
<span class="mw-headline" id="Peristiwa_Minyak_Tala">Peristiwa Minyak Tala</span></h2>
Versi <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Wayang" title="Wayang">pewayangan</a> selanjutnya mengisahkan, setelah <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Pandu" title="Pandu">Pandu</a> meninggal dunia, pusakanya yang bernama Minyak Tala dititipkan kepada <a class="mw-redirect" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Drestarastra" title="Drestarastra">Drestarastra</a> supaya kelak diserahkan kepada para <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Pandawa" title="Pandawa">Pandawa</a>
jika kelak mereka dewasa. Minyak Tala sendiri merupakan pusaka
pemberian dewata sebagai hadiah karena Pandu pernah menumpas musuh
kahyangan bernama Nagapaya.<br />
Beberapa tahun kemudian, terjadi perebutan antara para Pandawa melawan para <a class="mw-redirect" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Kurawa" title="Kurawa">Kurawa</a>
yang ternyata juga menginginkan Minyak Tala. Dretarastra memutuskan
untuk melemparkan minyak tersebut beserta wadahnya yang berupa <i>cupu</i> sejauh-jauhnya. Pandawa dan Kurawa segera berpencar untuk bersiap menangkapnya.<br />
Namun, Sengkuni dengan licik lebih dahulu <i>menyenggol</i> tangan
Drestarastra ketika hendak melemparkan benda tersebut. Akibatnya,
sebagian Minyak Tala pun tumpah. Sengkuni segera membuka semua
pakaiannya dan bergulingan di lantai untuk membasahi seluruh kulitnya
dengan minyak tersebut.<br />
Sementara itu, cupu beserta sisa Minyak Tala jatuh tercebur ke dalam
sebuah sumur tua. Para Pandawa dan Kurawa tidak mampu mengambilnya.
Tiba-tiba muncul seorang pendeta dekil bernama <a class="mw-redirect" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Durna" title="Durna">Durna</a>
yang berhasil mengambil cupu tersebut dengan mudah. Tertarik melihat
kesaktiannya, para Kurawa dan Pandawa pun berguru kepada pendeta
tersebut.<br />
Sengkuni yang telah bermandikan Minyak Tala sejak saat itu mendapati
seluruh kulitnya kebal terhadap segala jenis senjata. Meskipun ilmu bela
dirinya rendah, namun tidak ada satu pun senjata yang mampu menembus
kulitnya.<br />
<h2>
<span class="mw-headline" id="Usaha-Usaha_untuk_Menyingkirkan_Pandawa">Usaha-Usaha untuk Menyingkirkan Pandawa</span></h2>
Baik dalam versi <i><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Mahabharata" title="Mahabharata">Mahabharata</a></i> maupun versi <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Wayang" title="Wayang">pewayanagan</a>, Sengkuni merupakan penasihat utama <a class="mw-redirect" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Duryudana" title="Duryudana">Duryudana</a>, pemimpin para <a class="mw-redirect" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Kurawa" title="Kurawa">Kurawa</a>. Berbagai jenis tipu muslihat dan kelicikan ia jalankan demi menyingkirkan para <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Pandawa" title="Pandawa">Pandawa</a>.<br />
Dalam <i><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Mahabharata" title="Mahabharata">Mahabharata</a></i> bagian pertama atau <i><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Adiparwa" title="Adiparwa">Adiparwa</a></i>,
Sangkuni menciptakan kebakaran di Gedung Jatugreha, tempat para Pandawa
bermalam di dekat Hutan Waranawata. Namun para Pandawa dan ibu mereka,
yaitu <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Kunti" title="Kunti">Kunti</a> berhasil meloloskan diri dari kematian. Dalam pewayangan, peristiwa ini terkenal dengan nama <i>Bale Sigala-Gala</i>.<br />
Usaha Sengkuni yang paling sukses adalah merebut <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Indraprastha" title="Indraprastha">Kerajaan Indraprastha</a> dari tangan para Pandawa melalui permainan dadu melawan pihak Kurawa. Kisah ini terdapat dalam <i>Mahabharata</i> bagian kedua, atau <i><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Sabhaparwa" title="Sabhaparwa">Sabhaparwa</a></i>.<br />
Peristiwa tersebut disebabkan oleh rasa iri hati Duryudana atas
keberhasilan para Pandawa membangun Indraprastha yang jauh lebih indah
daripada Hastinapura. Atas saran Sengkuni, ia pun mengundang para
Pandawa untuk bermain dadu di Hastinapura. Dalam permainan itu Sengkuni
bertindak sebagai pelempar dadu Kurawa. Dengan menggunakan ilmu
sihirnya, ia berhasil mengalahkan para Pandawa. Sedikit demi sedikit
harta benda, istana Indraprastha, bahkan kemerdekaan para Pandawa dan
istri mereka, Dewi <a class="mw-redirect" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Drupadi" title="Drupadi">Drupadi</a> jatuh ke tangan Duryudana.<br />
Mendengar Drupadi dipermalukan di depan umum, Dewi <a class="mw-redirect" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Gendari" title="Gendari">Gendari</a>
ibu para Kurawa muncul membatalkan semuanya. Para Pandawa pun pulang
dan mendapatkan kemerdekaan mereka kembali. Karena kecewa, Duryudana
mendesak ayahnya, <a class="mw-redirect" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Drestarastra" title="Drestarastra">Drestarastra</a>,
supaya mengizinkannya untuk menantang Pandawa sekali lagi. Drestarastra
yang lemah tidak kuasa menolak keinginan anak yang sangat dimanjakannya
itu.<br />
Maka, permainan dadu yang kedua pun terjadi kembali. Untuk kedua
kalinya, pihak Pandawa kalah di tangan Sengkuni. Sebagai hukuman, mereka
harus menjalani hidup selama 12 tahun di dalam hutan, dan dilanjutkan
dengan menyamar selama setahun di suatu negeri. Jika penyamaran mereka
sampai terbongkar, mereka harus mengulangi kembali selama 12 tahun hidup
di dalam hutan dan begitulah seterusnya.<br />
<h2>
<span class="mw-headline" id="Kematian_di_Kurukshetra">Kematian di Kurukshetra</span></h2>
Setelah masa hukuman selama 13 tahun berakhir, para <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Pandawa" title="Pandawa">Pandawa</a> kembali untuk mengambil kembali negeri mereka dari tangan <a class="mw-redirect" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Kurawa" title="Kurawa">Kurawa</a>. Namun pihak Kurawa menolak mengembalikan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Indraprastha" title="Indraprastha">Kerajaan Indraprastha</a> dengan alasan penyamaran para Pandawa di <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Kerajaan_Wirata" title="Kerajaan Wirata">Kerajaan Wirata</a>
telah terbongkar. Berbagai usaha damai diperjuangkan pihak Pandawa
namun semuanya mengalami kegagalan. Perang pun menjadi pilihan
selanjutnya.<br />
<a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Perang_di_Kurukshetra" title="Perang di Kurukshetra">Pertempuran besar di Kurukshetra</a> antara pihak Pandawa melawan Kurawa dengan sekutu masing-masing akhirnya meletus. Perang yang juga terkenal dengan sebutan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Baratayuda" title="Baratayuda">Baratayuda</a> ini berlangsung selama 18 hari, di mana Sengkuni tewas pada hari terakhir.<br />
Menurut versi <i><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Mahabharata" title="Mahabharata">Mahabharata</a></i> bagian kedelapan atau <i><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Salyaparwa" title="Salyaparwa">Salyaparwa</a></i>, Sengkuni tewas di tangan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Sadewa" title="Sadewa">Sadewa</a>,
yaitu Pandawa nomor lima. Pertempuran habis-habisan antara keduanya
terjadi pada hari ke-18. Sengkuni mengerahkan ilmu sihirnya sehingga
tercipta banjir besar yang menyapu daratan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Kurukshetra" title="Kurukshetra">Kurukshetra</a>, tempat perang berlangsung.<br />
Dengan penuh perjuangan, Sadewa akhirnya berhasil memenggal kepala Sengkuni. Riwayat tokoh licik itu pun berakhir.<br />
Kisah versi asli di atas sedikit berbeda dengan <i><a class="mw-redirect" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Kakawin_Bharatayuddha" title="Kakawin Bharatayuddha">Kakawin Bharatayuddha</a></i> yang ditulis pada zaman <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Kerajaan_Kadiri" title="Kerajaan Kadiri">Kerajaan Kadiri</a> tahun <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/1157" title="1157">1157</a>. Menurut naskah berbahasa <a class="mw-redirect" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Bahasa_Jawa_Kuna" title="Bahasa Jawa Kuna">Jawa Kuna</a> ini, Sengkuni bukan mati di tangan Seadewa, melainkan di tangan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Bima" title="Bima">Bima</a>,
Pandawa nomor dua. Sengkuni dikisahkan mati remuk oleh pukulan gada
Bima. Tidak hanya itu, Bima kemudian memotong-motong tubuh Sengkuni
menjadi beberapa bagian.<br />
Kisah tersebut dikembangkan lagi dalam <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Wayang" title="Wayang">pewayangan</a> <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Jawa" title="Jawa">Jawa</a>.
Pada hari terakhir Baratayuda, Sengkuni bertempur melawan Bima.
Kulitnya yang kebal karena pengaruh Minyak Tala bahkan sempat membuat
Bima menjadi pusing karena tidak bisa mengalahkan Sengkuni.<br />
Penasihat Pandawa selain <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Kresna" title="Kresna">Kresna</a>, yaitu <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Semar" title="Semar">Semar</a>
muncul memberi tahu Bima bahwa kelemahan Sengkuni berada di bagian
dubur, karena bagian tersebut dulunya pasti tidak terkena pengaruh
Minyak Tala. Bima pun maju kembali. Sengkuni ditangkap dan disobek
duburnya menggunakan Kuku Pancanaka yang tumbuh di ujung jari Bima.<br />
Ilmu kebal Sengkuni pun musnah. Dengan beringas, Bima menyobek dan
menguliti Sengkuni tanpa ampun. Meskipun demikian, Sengkuni hanya
sekarat tetapi tidak mati.<br />
Pada sore harinya Bima berhasil mengalahkan <a class="mw-redirect" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Duryudana" title="Duryudana">Duryudana</a>,
raja para Kurawa. Dalam keadaan sekarat, Duryudana menyatakan bahwa
dirinya bersedia mati jika ditemani pasangan hidupnya, yaitu istrinya
yang bernama Dewi Banowati. Atas nasihat Kresna, Bima pun mengambil
Sengkuni yang masih sekarat untuk diserahkan kepada Duryudana. Duryudana
yang sudah kehilangan penglihatannya akibat luka parah segera menggigit
leher Sangkuni yang dikiranya Banowati.<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEipNAXTP5zJtJaCM_ma-5ND2bbJTW9zA0CdKY412VFCPYkATDUMZEUPYo5j_l9KyK9V7ZO15VDWP7tKv67ZZctiLZup8FdqlzSaacyGBUMu0SiNZSYgsTJMJ39zIY3LvHbi2JABmZvLaGKf/s1600/250px-Sangkuni-kl.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEipNAXTP5zJtJaCM_ma-5ND2bbJTW9zA0CdKY412VFCPYkATDUMZEUPYo5j_l9KyK9V7ZO15VDWP7tKv67ZZctiLZup8FdqlzSaacyGBUMu0SiNZSYgsTJMJ39zIY3LvHbi2JABmZvLaGKf/s320/250px-Sangkuni-kl.jpg" width="205" /></a></div>
Akibat gigitan itu, Sengkuni pun tewas seketika, begitu pula dengan
Duryudana. Ini membuktikan bahwa pasangan sejati Duryudana sesungguhnya
bukan istrinya, melainkan pamannya yaitu Sengkuni yang senantiasa
berjuang dengan berbagai cara untuk membahagiakan para Korawa.<br />
PANDU PRABOWO WARSODIREJOhttp://www.blogger.com/profile/04756946191836277693noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-9026893658321059602.post-65283293575759138062012-10-31T15:16:00.000-07:002012-10-31T15:16:01.186-07:00candi Prambanan<h3 class="post-title entry-title">
<a href="http://vitomorisadit.blogspot.com/2010/04/sejarah-candi-prambanan.html">SEJARAH CANDI PRAMBANAN</a>
</h3>
<div class="post-header">
</div>
Merupakan peninggalan Hindu terbesar di kawasan Jawa Tengah dan
Daerah Istimewa Yogyakarta, terletak lebihkuang 17 kilometer di sebelah
Timur kota Yogyakarta. Candi Prambanan merupakan kompleks percandian
dengan candi induk menghadap ke arah Timur, dengan bentuk secara
keseluruhan menyerupai gunungan pada wayang kulit setinggi 47 meter.<br /><span class="fullpost"> <br />Agama
Hindu mengenal Tri-Murti, yang terdiri dari Dewa Brahmana sebagai sang
Pencipta, Dewa Wishnu sebagai sang Pemelihara dan Dewa Shiwa sebagai
sang Perusak.<br /><br />Bilik utama dari candi induk kompleks candi
Prambanan ditempati oleh Dewa Shiwa sebagai Mahadewa sehingga dapat
disimpulkan bahwa candi Prambanan mreupakan candi Shiwa.<br /><br />Candi
Prambanan atau candi Shiwa ini juga sering disebut sebagai candi Roro
Jonggrang, berkaitan dengan legenda yang menceritakan tentang seorang
dara yang jonggrang atau gadis yang jangkung, putrid Prabu (Raja, yang
dalam bahasa Jawa sering disebut Ratu) Boko, yang membangun kerajaannya
diatas bukit sebalah Selatan kompleks candi Prambanan.<br /><br />Bagian
tepi candi dibatasi dengan pagar langkan, yang dihiasi dengan relief
Ramayana yang dapat dinikmati bilamana kita berperadaksina (berjalan
mengelilingi candi dengan pusat candi selalu di sebelah kanan kita)
melalui lorong itu. Cerita itu berlanjut pada langkan candi Brahma yang
terletak di sebelah kiri (sebelah Selatan) candi induk. Sedang pada
pagar langakn candi Wishnu yang terletak di sebelah kanan (sebelah
Utara) candi induk, terpahat relief cerita Kresnadipayana yang
menggambarkan kisah masa kecil Prabu Kresna sebagai penjelmaan (titisan)
Dewa Wishnu dalam membasmi keangkaramurkaan yang hendak melanda dunia.<br /><br />Bilik
candi induk yang menghadap kea rah Utara berisi patung Durga,
permaisuri Dewa Shiwa, tetapi umumnya masyarakat menyebutnya sebagai
patung Roro Jonggrang, yang menurut legenda, patung batu itu sebelumnya
adalah tubuh hidup dari purti cantik itu, yang dikutuk oleh ksatria
Bandung Bondowoso, untuk melengkapi kesanggupannya menciptakan seribu
patung dalam waktu satu malam.<br /><br />Candi Brahma dan candi Wishnu yang
kini sudah selesai pemugarannya masing-masing hanya memiliki 1 buah
bilik yang ditempati oleh patung dewa-dewa yang bersangkutan.<br /><br />Dihadapan
ketiga candi dari Dewa Trimurti itu terdapat tiga buah candi yang
berisi wahana (kendaraan) ketiga dewa tersebut. Ketiga candi itu kini
sudah dipugar dan hanya candi yang ditengah (di depan candi Shiwa) yang
masih berisi patung seekor lembu yang bernama Nandi, kendaraan Dewa
Shiwa. Patung angsa senagai kendaraan Brahma dan patung garuda sebagai
kendaraan Wishnu yang diperkirakan dahulu mengisi bilik-bilik candi yang
terletak di hadapan candi kedua Dewa itu, kini telah dipugar.<br /><br />Keenam
candi itu merupakan 2 kelompok yang saling berhadapan, terletak pada
sebuah halaman berbentuk bujur sangkar, dengan sisi sepanjang 110 meter.<br /><br />Didalam
halaman masih berdiri candi-candi lain, yaitu 2 buah candi pengapit
dengan ketinggian 16 meter yang saling berhadapan, yang sebuah berdiri
di sebelah Utara dan yang lain di sebelah Selatan, 4 buah candi kelir
dan 4 buah candi sudut.<br /><br />Halaman dalam yang dianggap masyarakat
Hindu sebagai halaman paling sacral ini, terletak di tengah halaman
tengah yang mempunyai sisi 222 meter, dan pada mulanya berisi
candi-candi perwara sebanyak 224 buah berderet-deret mengelilingi
hfalaman dalam 3 baris.<br /><br />Diluar halaman tengah ini masih terdapat halaman luar yang berbentuk segi empat dengan sisi sepanjang 390 meter.<br /><br />Kompleks
candi Prambanan dibangun oleh Raja-raja Wamca (Diansty) Sanjaya pada
abad ke-9 dan kini merupakan obyek wisata yang dapat dikunjungi setiap
hari antara pukul 06.00-18.00 WIB.<br />Kompleks candi Prambanan terletak hanya beberapa ratus meter dari jalan raya Yogya-Solo yang ramai dilewati kendaraan umum.</span><br />
<h2 class="title">
Candi Prambanan</h2>
<span style="text-decoration: underline;"><em><strong>Candi Prambanan</strong></em></span>
dikenal sebagai peninggalan Hindu abad 10M. Terletak 17 kilometer arah
Timur dari pusat kota Yogyakarta, di Jl. Adisutjipto. Dibangun pada masa
pemerintahan Raja Rakai Pikatan dan Rakai Balitung. Bentuk bangunannya
menjulang tinggi 47 m, berbeda dengan <a href="http://www.jogjawae.com/wisata-sejarah-candi-borobudur.html" title="Candi Borobudur">Candi Borobudur</a> yang melebar. Di sekelilingnya terdapat ratusan arca dan candi-candi kecil yang makin menambah kecantikannya.<br />
<a href="http://www.gophoto.it/view.php?i=http://www.jogjawae.com/wp-content/uploads/2011/11/candi-prambanan.jpg"><img alt="candi prambanan" class="alignleft size-medium wp-image-959" height="143" src="http://www.jogjawae.com/wp-content/uploads/2011/11/candi-prambanan-300x188.jpg" style="border: 3px solid white;" title="candi prambanan" width="229" /></a><br />
<h3 style="font-size: 12px;">
Sejarah Candi Prambanan</h3>
Legenda Candi prambanan berkaitan dengan dengan kisah cinta seorang
lelaki bernama Bandung Bondowoso yang berkeinginan memperistri Roro
Jonggrang. Syaratnya, Roro Jonggrang meminta Bandung Bondowoso
membuatkannya candi dengan 1000 arca dalam semalam. Ketika 999 arca
telah dibuat, Jonggrang menggagalkannya dengan meminta warga desa
menumbuk padi biar suasana seperti pagi hari dan ayam jantan mulai
berkokok. Lantaran kecewa dan merasa ditipu, ia lantas mengutuk Roro
Jonggrang menjadi arca yang keseribu.<br />
Candi ini sempat rusak akibat gempa 27 Mei 2006 yang lalu, namun saat ini sudah direnovasi dan kembali dibuka untuk umum. <span id="more-956"></span><br />
Lokasi : Jl. Solo, prambanan, Yogyakarta<br />
Tiket masuk : wisatawan domestik Rp. 9.000,- wisatawan asing USD 9<br />
Waktu berkunjung : setiap hari, mulai pukul 09.00 sampai 16.00<br />
Fasilitas yang ada : jasa pemandu, taman, pasar cinderamata, panggung terbuka dan panggung tertutup.<br />
Akses ke objek wisata : dari kota Jogja cukup naik bus jurusan Jogja –
Prambanan dan kamu bisa turun pas di depan objek wisatanya.<br />
PANDU PRABOWO WARSODIREJOhttp://www.blogger.com/profile/04756946191836277693noreply@blogger.com0