Saturday, November 3, 2012

KUTAI's KINGDOM

KERAJAAN KUTAI

1.    Di Luar Perhatian Cina

    Walaupun bukti-bukti yang  ada menunjukkan,bahwa kerajaan tertua di Indonesia terletak di Kalimantan,namun sedemikian jauh pulau tersebut sedikit sekali diperhatikan oleh para penulis tambo di daratan cina.hal ini cukup menarik,karena biasanya para penulis tambo cina rajin sekali menuliskan hal-hal aneh yang mereka ketahui dari suatu daerah asing.berita tertua cina yang bertalian dengan salah satu daerah Kalimantan,berasal dari zaman dinasti t’ang.padahal berita cina yang berhubungan dengan jawasuda ada sejak abad 5 dan sumatera pada awal abad 6,pada zaman pemerintahan dinasti Liang
    Tidak adanya perhatian dari pihak cina itu,kemungkinan sekali disebabkan karena Kalimantan tidak terletak pada jalan niaga cina yang utama.walaupun di daerah Sarawak misalnya,ditemukan beberapa buah benda yang berasal dari zaman dinasti Han yang mulai berkuasa pada tahun 220 SM.ternyata kurangnya perhatian terhadap sejarah daerah Kalimantan itu,terus melanjut di masa-masa sesudahnya sehingga di dalam keseluruhan sejarah kebudayaan Asia Tenggara misalnya,daerah ini masih tetap merupakan salah satu daerah yang terlupakan.
    Di daerah yang berada di luar jangkauan perhatian cina itulah,untuk pertama kalinya kita menemukan bukti-bukti tertua akan adanya suatu kehidupan masyarakat yang bercorak keindiaan,yaitu di Sulawesi dan di Kalimantan timur.
    Dengan ditemukan arca Buddha yang terbuat dari perunggu di semppaga,Sulawesi selatan.maka untuk pertama kalinya kita mendapatkan bukti  tentang adanya hubungan serta pengaruh tertua budaya india di Indonesia. Penemuan arca ini sangat penting karena dapat member petunjuk tentang bagaimana taraf hidup dan budaya bangsa Indonesia pada waktu tersebut.berdasarkan ciri-ciri  ikonografinya dapat ditentukan,bahwa arca sempaga ini berasal  dari mazhab seni armaravati dan rupanya dibuat ,kemudian dibawa ke Indonesia,mungkin sebagai barang dagangan.tetapi mungkin pula sebagai barang persembahan untuk sesuatu vihara atau bangunan suci agama Buddha.
    Selain di sempaga,arca-arca langgam Amaravati ini juga ditemukan antara lain di jember dan bukit seguntang ,sementara di kota bangun (kutai) ditemukan sejumlah arca Buddha yang memperlihatkan langgam seni arca Gandara.

SEJARAH SUKU SUNDA Indonesia

SEJARAH SUKU SUNDA 

I.Latar Belakang Masalah

Suku Bangsa di Indonesia sangatlah banyak jumlahnya serta tersebar dari ujung Pulau We hingga Merauke di Papua serta melintang dari ujung Pulau Miangas di utara hingga Pulau Rote di selatan.
Melihat realita bahwa bangsa Indonesia adalah bangsa yang plural maka akan terlihat pula adanya berbagai suku bangsa di Indonesia. Tiap suku bangsa inilah yang kemudian mempunyai ciri kahas kebudayaan yang berbeda- beda. Suku Sunda merupakan salah satu suku bangsa yang ada di Jawa. Sebagai salah satu suku bangsa di Indonesia, suku Sunda memiliki kharakteristik yang membedakannya dengan suku lain. Keunikan kharakteristik suku Sunda ini tercermin dari kebudayaan yang mereka miliki baik dari segi agama, mata pencaharian, kesenian dan lain sebagainya.

Adapun dalam makalah ini akan menjelaskan secara singkat mengenai Sejarah salah satu suku bangsa Indonesia yang ada di dataran Jawa,tepatnya di Jawa Barat yakni suku “Sunda”. Suku Sunda dengan sekelumit kebudayaannya merupakan salah satu hal yang menarik untuk dipelajari untuk mengenal bagaimana suku Sunda serta Kebudayaannya

Sunggal WAR INDONESIA

BAHAL Temple

Candi Bahal di Sumatera

Candi di Pulau Sumatra tidak sebanyak yang terdapat di Pulau Jawa. Kebanyakan candi di Sumatra terletak di lokasi yang cukup jauh dari kota, sehingga tidak banyak wisatawan yang berkunjung ke sana. Sebagian besar candi di Sumatra, yang telah diketahui keberadaannya, berada di provinsi Sumatra Utara, khususnya di Kabupaten Mandailing Natal dan Tapanuli Selatan. Sangat sedikit informasi yang diketahui tentang keberadaan candi-candi tersebut. Di samping itu, umumnya lokasi candi cukup jauh dari kota, sehingga tidak banyak orang yang mengetahui keberadaannya atau berkunjung ke sana. Di Simangambat dekat Siabu, Sumatra Utara, misalnya, terdapat reruntuhan candi Syiwa.

MUARA TAKUS Temple

Candi Muara Takus di Sumatera


 
Candi Muara Takus terletak di desa Muara Takus, Kecamatan Tigabelas Koto Kampar, Kabupaten Kampar, Propinsi Riau. Jaraknya dari Pekanbaru, Ibukota Propinsi Riau, sekitar 128 Km. Perjalanan menuju Desa Muara Takus hanya dapat dilakukan melalui jalan darat yaitu dari Pekanbaru ke arah Bukittinggi sampai di Muara Mahat. Dari Muara Mahat melalui jalan kecil menuju ke Desa Muara Takus. Kompleks Candi Muara Takus, satu-satunya peninggalan sejarah yang berbentuk candi di Riau. Candi bernuansa Buddhistis ini merupakan bukti bahwa agama Budha pernah berkembang di kawasan ini. Kendatipun demikian, para pakar purbakala belum dapat menentukan secara pasti kapan candi ini didirikan. Ada dua pendapat mengenai nama Muara Takus.

BENTENG PUTRI HIJAU (Situs Kerajaan Aru SUmatera Utara)

Sejarah peradaban di ujung pulau Andalas dimulai sejak ditemukannya prasasti Lobu Tua Barus (Tapanuli Tengah) yang berangka tahun 1088 M yang menyebut adanya sekitar 1500 orang yang bermukim dikawasan tersebut (Guillot, 2002). Pada umumnya, masyarakatnya adalah pedagang terutama Kapur Barus dan Kemenyan yang banyak ditemukan di pulau Sumatra. Oleh karenanya, dapat dinyatakan bahwa Barus menjadi Bandar perniagaan mancanegara pertama di Sumatra Utara dengan komoditas niaga utamanya yakni Kapur Barus (Champher) dan kemenyan. Diyakini bahwa situs ini berdiri sejak abad ke-6 hingga 11 M dan pasca penetrasi saudagar islam kemudian masyarakatnya terdesak kepedalaman dan membentuk komunitas tersendiri dengan budaya tersendiri pula. Era dimana masuknya Islam di Barus melalui jalur perdagangan ini sekaligus menandai masuk dan berkembangnya agama Islam di ujung pulau Andalas ini.

REFORMASI GEREJA

Reformasi Gereja
Dalam perkembangannya muncul sikap kritis terhadap penyimpangan yang di lakukan oleh pihak Gereja Katolik pada waktu itu terutama adanya penjualan surat pengampunan dosa (surat alfat). Surat pengampunan dosa itu di jual kepada mereka yang tidak dapat ikut dalam perang salib antara abad ke-11-13.
kebiasaan penjualan surat pengampunan dosa kemudian di lakukan untuk mengumpulkan dana bagi pembangunan greja dan seterusnya. Faktor lain dari munculnya Reformasi Gereja adalah keinginan  untuk membebaskan diri dari kepemimpinan Paus terhadap kehidupan beragama di negara-negara Eropa. Hal ini tampak pada pertikaian antara Raja Frederick II dari Prusia dengan Paus Innocencius pada abad ke- 13, Raja Philip IV dari prancis dengan Paus bonifacius pada abad ke-14.
Dampak Dari Terjadinya Perang Salib



Secara umum dampak utama perang salib adalah menggeliatnya gelora Renaissance di Barat pasca perang salib. Tetapi masih banyak efek-efek lain yang akan saya paparkan kepada teman-teman sekalian. Kalau anda merasa punya tambahan lain, saya sangat senang kalau anda mau menambahkannya disini.
  1. Yang paling nampak adalah terjadinya saling tukar ilmu pengetahuan antara kristen dan muslim. Meski benua Eropa telah bersinggungan dengan budaya Islam selama berabad-abad melalui hubungan antara Semenanjung Iberia dengan Sisilia, penyerapan ilmu pengetahuan di bidang-bidang sains, pengobatan dan arsitektur lebih ekstensif dan intensif diserap dari dunia Islam ke dunia Barat selama masa perang salib
  2. Ide perang salib memberikan andil terhadap kemerosotan tingkat kepercayaan umat kristiani terhadap gereja katolik Roma, yang diakibatkan oleh pembenaran lembaga Kepausan terhadap agresi politik dan wilayah yang terjadi di Yerusalem maupun daerah kekaisaran Byzantium (gereja Eropa timur)
  3. Pengalaman militer perang salib juga memiliki pengaruh di Eropa, seperti misalnya, kastil-kastil di Eropa mulai menggunakan bahan dari batu-batuan yang tebal dan besar seperti yang dibuat di Timur, tidak lagi menggunakan bahan kayu seperti sebelumnya.
  4. Jalan-jalan yang sebelum perang salib sebagian besar tidak pernah digunakan sejak masa pendudukan Romawi, terlihat mengalami peningkatan disebabkan oleh para pedagang yang berniat mengembangkan usahanya. Ini bukan saja karena perang salib mempersiapkan Eropa untuk bepergian akan tetapi lebih karena banyak orang ingin bepergian setelah diperkenalkan dengan produk-produk dari timur
  5. Jatuhnya Kekaisaran Kristen Byzantium, yang sebagian besar diakibatkan oleh kekerasan tentara Salib pada Perang Salib Keempat terhadap Kristen Orthodox Timur, terutama pembersihan yang dilakukan oleh Enrico Dandolo yang terkenal, penguasa Venesia dan sponsor Perang Salib Keempat. Tanah Byzantium adalah negara Kristen yang stabil sejak abad ke-4. Sesudah tentara Salib mengambil alih Konstantinopel pada tahun 1204, Byzantium tidak pernah lagi menjadi sebesar atau sekuat sebelumnya dan akhirnya jatuh pada tahun 1453.
  6. Perang salib memiliki efek yang buruk tetapi terlokalisir pada dunia Islam. Dimana persamaan antara “Bangsa Frank” dengan “Tentara Salib” meninggalkan bekas yang amat dalam. Pada abad ke-21, sebagian dunia Arab, seperti gerakan kemerdekaan Arab dan gerakan Pan-Islamisme masih terus menyebut keterlibatan dunia Barat di Timur Tengah sebagai “perang salib”. Perang Salib dianggap oleh dunia Islam sebagai pembantaian yang kejam dan keji oleh kaum Kristen Eropa
  7. Islam menjadi cenderung menarik diri dari perhelatan politik dunia. Puncaknya adalah ketika kekhalifahan Turki tumbang dengan drastic di tahun 1924. Menurut Peter Mansfield, “Diserang dari berbagai arah, dunia Islam berpaling ke dirinya sendiri. Ia menjadi sangat sensitive dan defensive, sikap yang tumbuh menjadi semakin buruk seiring dengan perkembangan dunia, suatu proses dimana dunia Islam merasa dikucilkan, terus berlanjut.”
  8. Adanya persekutuan yang “tidak lazim” antara satu faksi melawan faksi lainnya seperti persekutuan antara kekuatan Tentara Salib dengan Kesultanan Rum yang Muslim dalam Perang Salib Kelima. Segitu yang dapat saya rangkum, kalau ada teman – teman yang mau menambahkan tidak masalah. 

(sumber Bantuan : http://iqbalsandira.blogspot.com/2009/01/akibat-perang-salib.html)

PASCA PERANG SALIB

Pasca Perang Salib
Perang salib I melepaskan gelombang semangat perasaan paling suci sendiri yang di ekspresikan dengan pembantaian terhadap orang-orang Yahudi yang menyertai pergerakan tentara Salib melintasi Eropa dan juga perlakuan Kasar terhadap pemeluk kristen Ortodoks Timur. Kekerasan terhadap Kristen Ortodoks ini puncak pada penjarahan Kota Konstantinopel pada 1024, dimana seluruh kekuatan tentara Salib ikut serta. Selama terjadinya serangan-serangan terhadap orang Yahudi, pendeta lokal dan orang kristen berupaya melindungi orang-orang Yahudi dari pasukan Salib yang melintas. Orang Yahudi seringkali diberikan perlindungan di dalam gereja atau bangunan Kristen lainnya, akan tetapi, masa yang beringas menerobos masuk dan membunuh mereka tanpa pandang bulu.
Pada abad ke-13, Perang Salib tidak pernah mencapai tingkat kepopuleran yang tinggi di masyarakat. Sebuah kota Akka jatuh untuk terakhir kalinya pada 1291 dan sesudah penghancuran bangsa Ositania (Perancis Selatan) yang berpaham katarisme pada Perang Salib Albigensian, ide Perang Salib mengalami kemerosotan terhadap agresi politik dan wilayah yang terjadi di Katolik Eropa.
Napoleon Bonaparte
Orde Kesatria Salib mempertahankan wilaya  adalah Orde Kesatria Hospitaller. Sesudah kejatuhan Akka yang terakhir, orde ini menguasai Pulau Rhodes dan abad ke-16 di buang ke Malta. Tentara-tentara Salib yang terakhir ini Akhirnya dibubarkan oleh    Napoleon Bonaparte pada 1798.

PERANG SALIB

Perang Salib


Pendahuluan.
Pada tahun 1000-an telah terjadi suatu perang yang amat besar dan berkepanjangan yang di sebut dengan Perang salib. sebagai penyebabbya adalah "Tanah Suci" (Israel-palestina sekarang) secara silih berganti di duduki atau dikuasai oleh Raja-raja Islam. Dalam perang tersebut, para prajurit kristen memang menggunakan tanda-tanda Salib pada pakaian dan persenjataan mereka, selain memang dipinpin oleh Raja Kristen.
perang salib berlangsung berkepanjangan, bahkan bangsa-bangsa Barat yang ada di daratan Eropa yang berdatangan ke Indonesia pada akhir abad ke-16 masih di liputi oleh suasana perang tersebut. Sebagai akibatnya adalah terjadinya konflik dengan pedagang-pedagang islam dari Timur Tengah yang terlebih dahulu datang ke Indonesia. namun ada dampak positif dari perang tersebut, yaitu terjadinya kontak budaya.
Para bangsa-bangsa Eropa yang berdatangan ke indonesia menyaksikan kemewahan-kemewahan yang tidak mereka jumpai di Eropa. Mereka juga mulai menyadari dan mengakui kebudayaan di Timur Tengah dan Asia tidak ketinggalan dengan bangsa Eropa seperti halnya dalam bidang kerajinan, kesenian, teknologi. Bahkan mereka juga mulai mengenal komuditas rempah-rempah baru seperti lada, cengkeh, dan sebagainya.
Perkembangan selanjutnya adalah terjadinya kontak perdagangan antara Barat dan Timur yang sangat menguntungkan bangsa-bangsa Barat.


Eropa Menjelang Perang Salib
Asal mula ide Perang Salib adalah perkembangan yang terjadi di Eropa Barat sebelummnya pada abad pertengahan. Selain itu juga menurunnya pengaruh Kekaisaran Byzantium di Timur yang di sebabkan oleh gelombang baru serangan Muslim Turki. Pecahnya kekaisaran Karolingian pada kahir abadke-9, di kombinasikan dengan stabilnya peradapan Eropa sesudah pengkristenan bangsa-bangsa Viking, Slavia, dan Magyar, telah membuat kelas petarung bersenjata yang energinya digunakan secara salah untuk bertengkar satu satu sama lain dan meneror penduduk setempat.
Gereja berusaha untuk menekan kekerasan yang terjadi melalui gerakan-gerakan Pax Dei dan Treuga Dei.   Usaha ini dinilai berhasil, tetapi para kesatria yang berpengalaman selalu mencari tempat untuk menyalurkan kekuatan mereka dan kesempatan memperluas daerah kekuasaan pun menjadi semakin tidak menarik. Pengecualiannya adalah saat terjadi Reconquista di Spanyol dan Portugis. Pada saat itu kesatria-kesatria dari Iberia dan pasukan lain dari beberapa tempat di Eropa bertempur melawan pasukan MoorIslam yang sebelumnya berhasil menyerang dan menaklukkan sebagian besar semenanjung Iberia dalam kurun waktu 2 abad dan menguasainya selama kurang lebih 7 abad.
Pada 1063, Paus Alexander II memberikan restu kepausan bagi kaum Kristen Iberia untuk memerangi kaum Muslim. Paus memberikan restu kepausan standart dan pengampunan bagi siapa saja yang terbunuh dalam peperangan tersebut. Pemerintah yand datang dari Kekaisaran Byzantium yang sedang terancam oleh ekspansi kaum Muslim Seljuk, menjadi perhatian semua orang di Eropa. Hal ini terjadi pada tahun 1074, dari kekaisaran Michael VII kepada Paus Georgeus VII dan sekali lagi pada 1095, dari kaisar Alexius I Comnenus kepada Paus Urbanus II.
Perang salib adalah sebuah gambaran dari dorongan keagamaan yang itens yang merebak pada akhir abad ke-11 di masyarakat. Seorang tentara Saalib, sesudah memberi sumpah sucinyan akan menerima sebuah Salib dari Paus atau wakilnya dan sejak saat itu akan dianggap sebagai “tentara Gereja” . hal ini sebagian disebabkan adanya Kontoversi Investiture yang berlangsung mulai 1075 dan masih berlangsung selama Perang Salib I.
Oleh karena dua belah pihak yang terlibat dalam kontraversi Investiture berusaha untuk menarik pendapat publik, masyarakat menjadi terlibat secara pribadi dalam pertentangan keagamaan yang dramatis. Hasilnya adalah kebangkitan semangat kristen dan ketertarikan publik pada maslah-masalah keagamaan. Hal ini kemudian diperkuat oleh propoganda keagamaan tentang Perang  untuk keadilan untuk mengambil kembali Tanah Suci yang termasuk Yerusalem (dimana kematian, kebangkitan dan pengangkatan Yesus Ke Surga terjadi menurut ajaran Kristen) dan Antiokia (kota Kristen yang pertama) dari orang Muslim.
Selanjutnya, “penebusan Dosa” adalah faktor penentu dalam hal ini. Ini menjadi dorongan bagi setiap orang yang merasa pernah berdosa untuk mencapai cara menghindari dari kutukan abadi di Neraka.  Persoalan ini diperdebatkan dengan hangat oleh para Tentara Salib tentang apa sebenarnya arti dari “penebusan Dosa” itu. Kebanyakan mereka percaya bahwa dengan merebut Yerusalem kembali, mereka akan dijamin masuk surga pada saat mereka meninggal dunia. Akan tetapi, kontravensi yang terjadi adalah apa sebenarnya yang dijanjikan oleh Paus yang berkuasa Pada saat itu.
Suatu teori menyatakan bahwa jika seseorang gugur ketika bertempur untuk Yerusalem lah “penebus Dosa” itu berlaku. Teori ini mendekati kepada apa yang diucapkan oleh Paus Urbanus II dalam pidato-pidatonya. Ini berarti bahwa jika para tentara salib berhasil merebut Yerusalem,orang-orang yang selamat dalam pertempuran tidak akan diberikan “penebusan”. Teori yang lain menyebutkan bahwa jika seseorang telah sampai ke Yerusalem, orang tersebut akan dibebaskan dari dosa-dosanya sebelum perang salib. Oleh karena itu, orang tersebut  akan tetap bisa masuk neraka bila melakukan dosa setelah Perang Salib. Seluruh faktor inilah yang memberikan dukungan masyarakat kepada Perang Salib I dan kebangkitan keagamaan pada abad ke-12.
Timur Tengah Menjelang Perang Salib
Keberadaan Muslim di Tanah Suci harus dilihat sejak penaklukan bangsa Arab terhadap Palestina dari tangan kekaisaran Bizantium pada abad ke-7. Hal ini sebenarnya tidak telalu mempengaruhi penziarahaan ke tempat-tempat suci kaum Kristiani di Tanah Suci Kristen ini.  Sementara itu, bangsa-bangsa di Eropa Barat tidak terlalu perduli atas dikuasainya Yerusalem yang berada jauh di Timur sampai ketika mereka sendiri mulai menghadapi invasi dari orang-orang Islam dan bangsa-bangsa non-Kristen lainnya seperti bangsa Viking dan Magyar. Akan tetapi, kekuatan bersenjata kaum Muslim Turki Seljuk  yang berhasil memberikan tekanan yang kuat kepada kekuasaan Kekaisaran Byzantium yang beragama kristen Ortodoks Timur.
Titik balik lain yang berpengaruh terhadap pandangan Barat kepada Timur adalah ketika pada 1009, kalifah bani Fatimiah, Al- Hakim bin-Amr Allah memerintahkan penghancuran Gereja Makam Kudus (Church of the Holly Sepulchre). Penerusnya memperbolehkan kekaisaran Byzantium untuk membangun Gereja itu kembali dan memperbolehkan para peziarah di tempat itu lagi. Akan tetapi, banyak laporan yang beredar di Barat tentang kekejaman Kaum Muslim terhadap peziarah Kristen. Laporan didapati dari para peziarahyang pulang ini kemudian memainkan peranan penting dalam perkembangan Perang Salib pada kahir abad itu.
 
Kronologi Perang Salib

Perang salib pada hakikatnya bukan perang agama, melainkan perang merebutkan kekuasaan daerah. Hal ini dibuktikan bahwa tentara salib dan tentara muslim saling bertukar ilmu pengetahuan. Perang salib berpengaruh sangat luas terhadap aspek-aspek politik, ekonomi dan sosial, yang mana beberapa bahkan masih berpengaruh sampai masa kini.Karena konflik internal,antara kerajaan-kerajaan Kristen, dan kekuatan-kekuatan politik,beberapa ekspedisi perang salib (seperti Perang Salib VII) bergeser dari tujuan semulanya dan berakhir dengan dijarahnya kota Kristen, Termasuk Ibu Kota Byzantium, Konstantinopel- kota yang paling maju dan kaya di benua Eropa saat itu.
Penyebab langsung Perang Salib
Penyebab langsung perang salib I adalah permohonan kaisar Alexius I kepada Paus Urbanus II untuk menolong kekaisaran Byzantium dan menahan laju invasi tentara Muslim ke dalam wilayah kekaisaran tersebut. Hal ini dilakukan karena sebelumnya pada 1071, kekaisaran Byzantium telah dikalahkan oleh pasukan seljuk yang dipinpin oleh sultan Alp Arselen di pertempuran Manzikert, yang hanya berkekuatan 15.000 prajurit. Dalam peristiwa ini pasukan seljuk berhasil mengalahkan tentara Romawi yang berjumlah 40.000 orang, terdiri atas tentara romawi, Ghus, al-Hajr, Prancis dan Armania.
Kekalahan ini berujung pada dikuasainya hampir seluruh wilayah Asia kecil (sekarang Turki). Meskipun pertentengan Timur-Barat sedang berlangsung antara gereja Katolik Barat dengan gereja Ortodoks Timur, Alexius I mengharapkan respon yang positif atas permohonannya. Bagaimana pun, respon yang didapat amat besar dan hanya sedikit bermafaat bagi Alexius I.
Pausmenyerbu bagai kekuatan invasi yang besar bukan saja untuk mempertahankan kekaisaran Byzantium, tetapi unuk merenut kembalinya Yerusalem, setelah Dinasti Seljuk dapat merebut Beitul Maqdis pada 1078 dari kekuasaan Dinasti Fatimiah yang berkedudukan di Mesir.umat Kristen merasa tidak lagi bebas beribadah sejak Dinasti Seljuk menguasai Baitul Maqdis.
Ketika perang salib I didengungkan pada 27 November 1095, para pangeran kristen dari Iberia sedang bertempur untuk keluar dari Pegunungan Galacia dan Asturia, wilayah basque dan Navarre, dengan tingkat keberhasilan yang tinggi, selama seratus tahun. Kejatuhan bangsa Moor-Toledo kepada kerajaan Leon pada 1085 adalah kemenangan yang besar yang penting dan kaum kristen yang meninggalkan para wanita di garis belakang amat sulit untuk di kalahkan. Mereka tidak mengenal hal lain selain bertempur. Mereka tidak memiliki teman atau perpustakaan untuk dipertahankan. Para kesatria Kristen ini merasa bahwa mereka bertempur di lingkungan asing yang di penuhi oleh orang kafir sehingga mereka dapat berbuat dan merusak sekehendak hatinya. Seluruh faktor ini kemudian akan dimainkan kembali di lapangan pertempuran di Timur. Para ahli sejarah sepanyol melihat bahwa reconquista adalah kekuatan besar dari karakter castilia, dengan perasaan bahwa kebaikan yang tertinggi adalah mati dalam pertempuran mempertahankan kekristenan suatu negara.



(Sumber : Buku Sejarah Eropa, karangan WAHYUDI DJAJA)

Friday, November 2, 2012

MATARAM DINASTY SANJAYA

Kerajaan Mataram dibawah Pemerintahan Dinasti  Sanjaya dan Dinasti Isyana

Kerajaan Mataram Kuno adalah sebuah kerajaan yang terletak di daerah Jawa Tengah sekarang. Kemungkinan besar berpusat di daerah Jogjakarta atau Magelang sekarang dikarenakan banyaknya peninggalan-peninggalah megah yang ditemukan di kedua daerah ini seperti Candi Prambanan dan Candi Borobudur.

Adapun sumber sejarah yang mendukung eksistensi berdirinya kerajaan Mataram Kuno i ni adalaha berdasarkan Prasasti Canggal yang ditemukan di desa Canggal, sebelah timur Jogjakarta yang berangka tahun 732 M. Sumber lain seperti  Kitab atau Carita parahyangan juga menceritakan tentang  seorang raja yang bernama Sanna yang memerintah sebuah pulau yang kaya akan emas dan padi, yang tidak lain adalah Pulau Jawa sekarang. Diceritakan pula bahwa raja Sanna menurunkan Takhtanya kepada  Sanjaya, yang tidak lain adalah anak adik perempuannya yang bernama Sannaha untuk menggantikannya. Hal ini dikarenakan Raja Sanna tidak memiliki keturunan untuk diwarisi takhta kerajaannya.

Didalam Carita Parahyangan pula diceritakan tentang sejarah Tanah Pasundan serta kekalahan raja Sanna yang diserang oleh Purbasora dari Kerajaan Galuh ( daerah sekitar Cirebon sekarang ) dan memaksanya menyingkir ke daerah Gunung Merapi, Jawa Tengah. Namun pada masa pemerintahan Sanjaya, Kerajaan Galuh berhasil ditaklukan.

Sumber sejarah lainnya yang tidak kalah penting adalah prasasti yang dikeluarkan oleh Dyah Balitong (Rakai Watukura ) yang berisi tentang nama-nama raja dinasti Sanjaya yang pernah memerintah Mataram. Setidaknya ada 12 raja yang pernah memerintah Mataram, nama-nama tersebut antara lain :
1    
  1.       Rakai Sri Mataram sang Ratu Sanjaya
  2.             Sri Maharaja Rakai Panangkaran
  3.         Sri Maharaja Rakai Panunggalan
  4.             Sri Maharaja Rakai Warak
  5.             Sri Maharaja Rakai Garung
  6.       Sri Maharaja Rakai Pikatan
  7.       Sri Maharaja Rakai Kayuwangi
  8.             Sri Maharaja Rakai Watuhumalang
  9.       Sri Maharaja Rakai Watukura Dyah Balitong
  10.        Daksa
  11.             Tulodong
  12.             Wawa

Adapun dalam prasasti Mintyarsih atau lebih dikenal dengan prasati Kedu yang berangka tahun 829 Saka ( 907 Masehi ) yang berisi tentang penghadiahan kepada 5 orang patih oleh Dyah Balitong yang telah berjasa besar kepadanya. Disebutkan pula bahwa Rakai Panagkaran pengganti Sanjaya disebut sebagai Wamsatilak Syailendra atau “mustika dinasti Syailendra”.

Namun,sebenarnya dinasty Sanjaya tidak memerintah Mataram secara berurutan melainkan diselingi oleh kepemerintahan Dinasti Syailendra setelah masa Sanjaya, yakni pada masa pemerintahan Rakai Panangkaran. Pada masa itu para Syailendra berhasil membujuk Rakai Panangkaran untuk membangun sebuah bangunan suci bagi Dewi Tara. Bangunan ini tidak lain adalah Candi Kalasan yang berada di desa Klasan disebelah timur Jogjakarta. Setidaknya Dinasti Syailendra berkuasa selama  ± 1 abad lamanya yakni dari tahun 750 hingga 850.

Sebenarnya pada saat Dinasti Syailendra berkuasa, para keturunan Sanjaya tidaklah kehilangan kekuasaan sepenuhnya. Walaupun para Syailendra menguasai mayoritas daerah kerajaan Mataram,namun para keturunan Sanjaya masih memiliki kekuasaan atas sebagian kecil Jawa Tengah. Hingga pada akhirnya terjadi perkawinan antara Putri Mahkota Syailendra bernama Pramodhawardani yang menikah dengan seorang keturunan Sanjaya bernama Rakai Pikatan. Adapun Pramodhawardani adalah pewaris takhta Kerajaan ayahnya, Samaratungga. Sebenarnya Samaratungga memiliki seorang anak laki-laik bernama Balaputradewa yang merupakan adik dari Pramodhwardani, yang kelak akan menjadi Raja di Tanah Sumatera, Sriwijaya.

Dengan perkawinan Pramodhawardani dan Rakai Pikatan ini maka terjadilah percampuran darah antara Syailendra dan Sanjaya. Pada masa pemerintahan Pramodhwardani dan Rakai Pikatan ini banyak sekali dibangun bangunan-bangunan suci nan megah yang kita kenal sampai sekarang. Pramodhawardani banyak membangun bangunan-bangunan suci bercorak Budha seperti misalnya candi Kamulan (Borobudur). Sementara Rakai Pikatan juga membangun bangunan-bangunan suci bercorak Hindhu seperti Candi Prambanan.
Dinasti Sanjaya Berkuasa Lagi

Rakai Pikatan Turun takhta pada tahun 856 setelah berhasil menghapus kekuasaan Syailendra dan kemungkinan timbulnya kembali keluarga ini telah ia cegah dengan menggempur Balaputradewa (tahun 856 ) dan memaksanya bertahan di bukit Ratu Boko. Rakai Pikatan digantikan oleh Rakai Kayuwangi yang memrintah antara tahun 856 hingga tahun 886. Pada masa pemerintahannya, Rakyat Mataram mengalami kesulitan dikarenakan kekuasaan Syailendra di Jawa Tengah yang membangun dan menghasilkan bangunan-bangunan suci yang maha megah mengakibatkan lemahnya tenaga rakyat dan penghasilan pertanian. Usaha dalam mengutamakan kebesaran raja kini terasa akibatnya yang menekan penghidupan rakyat. Selanjutnya Rakai Kayuwangi digantikan oleh Rakai Watuhumalang yang memerintah dari tahun 886 hingga 910. Kemudian menyusul Dyah Balitong (Rakai Watukura) yang memrintah mulai tahun 898 hingga 910. Pada masa pemerintahannya ia mengeluarkan sebuah prasasti yang memuat nama-nama raja dinasti Sanjaya mulai dari Sanjaya hingga dirinya. Prasasti ini kemudian dikenal dengan nama prasati Balitong. Adapun raja-raja yang memerintah Mataram setelah Dyah Balitong adalah Daksa (910 – 919), Tulodong (919 – 924) dan yang terakhir Wawa (924- 929). Setelah kepemimpinan Wawa, kekuasaan dinasti Sanjaya berakhir dan digantikan dengan dinasti Isyana dengan raja Pertamanya Mpu Sindok.
Dinasti Isyana Dibawah Mpu Sindok

Setelah Wawa turun takhta dan digantikan oleh Mpu Sindok yang  merupakan menantu dari Wawa karena pernikahannya dengan putri Wawa, Sri Prameswari. Kekuasaan Dinasti Isyana pun dimulai. Ada sebuah peristiwa penting pada masa pemerintahan Mpu Sindok, yakni pemindahan pusat kekuasaan dari Jawa Tengah ke Jawa Timur. Tidak jelas apa sebabnya kekuasaan dipindahkan dari Jawa Tengah ke Jawa Timur, namun muncul dua teori yakni : teori pertama, pada masa pemerintahan berpusat di Jawa Tengah, gunung Merapi Meletus dan akhirnya mengahncurkan daerah tersebut, sehingga memaksa pusat kekuasaan dipindahkan ke daerah Jawa Timur. Teori kedua, pusat kekuasaan dipindahkan ke Jawa Timur guna untuk menghindari kemungkinan serangan dari Sriwijaya pada masa itu.

Pada masa pemerintahan Sindok juga terhimpun sebuah kitab suci Agama budha yakni Sang Hyang Kamahayanikan yang berisikan soal-soal ajaran dan ibadah agama budha tantrayana. Namun agama Sindok sebenarnya adalah Hindu Mahayana. Mpu Sindok memerintah mulai dari tahun 929 sampai 947. Pengganti-penggantinya dapat kita ketahui dari prasasti yang dikeluarkan oleh raja Airlangga atau Prasasti Calcutta. Sehabis masa kepemimpinan Sindok digantikan oleh anaknya yang bernama Sri Isyanatunggadewi  dengan suaminya Lokapala. Dari perkawinan ini lahirlah raja yang akan menggantikannya yakni Makatuwangsawardana yang digambarkan sebagai “matahari keluarga isyana”. Nantinya juga Makutawangsawardana akan menurunkan seorang anak yakni, Mahendratta ( Gunapriyadharmapatni ) yang amat cantik yang bersuamikan raja Udayana (Dharmodayana Warmadewa) dari keluarga Warmadewa yang berkuasa di Bali.
Dharmawangsa dan Airlangga

Dharmawangsa naik menggantikan pendahulunya Makutawangsawardana. Dalam masa pemerintahannya , kitab Mahabhrata disadur dalam bahasa Jawa kuno. Dari 18 parwa yang ada yang kini sampai kepada kita hanyalah 9 parwa, diantaranya termasuk Adiparwa dan Wirataparwa yang memuat nama raja-raja dan angka tahun 996 serta Bhismaparwa. Juga disusun kitab hukum yang bernama ‘Siwasana” tahun 991. Darmawangsa menyerang Sriwijaya untuk merebut bagiaan selatan wilayah agar dapat menguasai selat sunda yang sangat penting bagi perdagangan India – Indonesia _ Tiongkok (992). Dharmawangsa juga berusaha keras untuk mengadakan hubungan politik dengan Tiongkok pada masa itu. Tercatat pada tahun 988 – 992 seorang Utusan Sriwijaya terpaksa bertahan di Kanton dikarenakan Sriwajaya sedang dalam keadaan perang ( diserang oleh kerajaan dari Jawa, diduga dibawah pimpinan Dhrmawangsa). Keadaan perang yang menutup pintu-pintu Sriwijaya itu dibenarkan oleh seorang Utusan dari Jawa yang singgah di Kanton pada tahun 922. Setelah Dharmawangsa berhasil menduduki Sriwijaya, maka naiklah Sri Sudamaniwarmadewa sebagai raja Sriwijaya yang diduga ada hubungan kekluargaan dengan keluarga Warmadewa di Bali.

Pada tahun 1016 kerajaan Mataram dibawah kekuasaan Dharmawangsa mengalami bahaya besar atau pralaya  atau kehancuran akibat serbuan dari Sriwijaya yang sebelumnya telah berhasil meyakinkan seorang raja bawahan Dharmawangsa, Wurawari untuk memberontak dan menyerang Mataram. Dengan bantuan tentara dari Sriwijaya, pasukan pemberontak yang dipimpin Wurawari berhasil menghancurkan Dharmawangsa serta para pembesar istana. Dharmawangsa tewas dalam perang itu, begitupun para pembesar istana, hanya bebrapa orang saja yang berhasil meloloskan diri. Airlangga salah satunya, dengan dikawal oleh Narottama dan mengungsi ke daerah pegunungan Wanokwari. Airlangga merupakan putra sulung dari Udayana (raja Bali ) dan ibunya Mahendratta. Dalam hal ini Airlangga adala kemankan dari Dharmawangsa sebab dahulu Dharmawangsa menikah dengan cucu Sri Isyanatunggawijaya yang tidak lain adalah putri dari Mpu Sindok. Selama 3 tahun Airlangga berlindung di daerah itu, hingga pada tahun 1019 raja Colamandala dari India menyerbu Sriwijaya. Hal ini menyebabkan konsentrasi Tentara didaerah Jawa Timur yang menduduki Mataram ditarik kembali ke Sriwijaya. Melihat kondisi yang menguntungkan ini, Airlangga turun dari pngungsiannya dan kembali ke Ibukota. Ia dinobatkan menjadi raja oleh para pendeta Budha, Siwa dan Brahmana menjadi raja. Namun pada tahun 1023 barulah Airlangga meluaskan daerah kekuasaannya setelah pada tahun yang sama setelah serangan kedua oleh raja Colamandala terhadap Sriwijaya menyebabkan Sriwijaya dalam keadaan yang selemah-lemahnya. Dalam usahanya untuk menutup kemungkinan Sriwijaya menyerang kembali, Airlangga terlebih dahulu mengadakan suatu “gentlemen aggreement”. Dalam perjanjian itu antara Sriwijaya dan Airlangga tidak lagi bermusuhan. Sriwjaya menguasai bagian Barat Indonesia ( diluar kekuasaan Mataram Airlangga ) sedangkan Airlangga berhak menguasai daerah Jawa Tengah dan Jawa Timur dan sekitarnya.

Dalam pemerintahannya Airlangga dibantu oleh pengiku-pengikutnya yang setia, yaitu Narottama dan Niti yang masing masing bergelar rakryan Kanuruhan dan rakryan Kuningan. Ibu kota kerajaan juga sempat di dipindahkan dari daerah Wwatan Mas ke Kahuripan pada tahun 1031. Pelabuhan Hujung Galuh dimuara sungai Brantas diperbaiki, sedangkan Pelabuhan Kambang Putih (Tuban)  diberi hak-hak istimewa. Sungai Brantas yang selalu menimbulkan kerusakan akibat banjir diberi sebuah tanggul didaerah Waringin Sapta.

Semasa pemerintahan Airlangga, lahirlah sebuah kitab yang diberi nama “Arjunawiwaha” karya Mpu Kanwa dan disusun buku Undang undang Siwasana yang sampai sekarang masih digunakan di Bali. Airlangga adalah seorang raja yang adil dan bijaksana. Ia memiliki dua orang putra, Samarawijaya dan Mapanji Gerasakan serta seorang putri bernama Kili Suci yang memilih untuk pertapa dan menetap di Pucangan. Sementara itu, kedua putranya sama-sama ingin memperoleh warisan kerajaan. Akhirnya Airlangga meminta nasihat kepada Mpu Bharada , dan akhirnya Mpu Bharada menyatakan bahwa kerajaan Airlangga harus dibagi dua, dengan Gunung Kawi serta sungai Brantas sebagai batasnya.

Maka daerah kekuasaan Airlangga pun dibagilah menjadi dua kerajaan. Bagian barat menjadi kerajaan Panjalu ( Kediri ) dengan ibukotanya Daha, diberikan kepada putranya yang bernama Samarawijaya. Sedangkan kerajaan bagian Timur diberi nama dengan kerajaan Janggala dengan ibukotanya di Kahuripan, diberikan kepada putranya yang bernama Mapanji Gerasakan. Muncullah Panjalu dan Janggala yang dibatasi oleh Gunung Kawi dan Sungai Brantas. Setelah membagi kerajaannya menjadi dua, akhirnya Airlangga memutuskan untuk menjadi pertapa sampai meninggal dan jasadnya dimakamkan di Candi Belahan dan sebagai perwujudannya dibuatkkan sebuah patung Airlangga sebagai Wisnu mengendarai Garuda ( Jatayu ).

BANGGAI KINGDOM

KERAJAAN BANGGAI

Kerajaan Banggai sudah dikenal sejak abad ke 13, sebagaimana termuat dalam buku Negara Kertagama yang ditulis oleh Empu Prapancan pada tahun saka 1478/1365 M. Saat ini keraton Raja Banggai keadaannya masih terpelihara dengan baik. Kerajaan ini tidak dikenal mengenal putera mahkkota.
Siapapun bisa diangkat menjadi Raja atas keputusan Basalo Sangkap. Terbentuknya Basalo Sangkep berawal dari empat kerajaan kecil di Pulau Banggai, yaitu Kerajaan Babolau,Singgolok,Kookini dan Katapen.
Kerajaan Banggai pada awalnya hanya meliputi wilayah Banggai Kepulauan namun kemudian oleh Adi Cokro, panglima perang kesultanan Ternate yang berasal dari Jawa, kemudian menyatukan keempat Raja Banggai, kerajaan itu menjadi Kerajaan Banggai. Keempat rajanya kemudian dijadikan Basalo Sangkap yang terdiri dari Basalo Dodung (Raja Babolau), Basalo Gong - gong (Raja Singgolok),Basalo Bonunungan (Raja Kookini) dan Basalo Mongosong (Raja Katapean). Setelah Adi Cokro menyatukan keempat kerajaan itu bahkan memperluas wilayahnya sampai ke Banggai Daratan ia kemudian kembali ke Jawa sehingga terjadilah kekosongan kepemimpinan.
Basalo Sangkap lantas memilih  Abu Kasim,putera Adi Cokro hasil perkawinan dengan Nurussapa-puteri Raj Singgolok menjadi raja Banggai. Namun, sebelum dilantik Abu Kasim tewas terbunuh oleh bajak laut dalam sebuah pelayaran.
Basalo Sangkap kemudian memilih Maulana Prins Mandapar, anak Adi Cokro yang lain, hasil perkawinannya dengan seorang puteri Portugis. Basalo Sangkap ini pula yang melantik Mandapar menjadi raja Banggai pertama dan berkuasa tahun 1600 - 1625.
Pelantikan Mandapar dan raja - raja selalu dilakukan diatas sebuah batu yang dipahat menyerupai tempat duduk. Sampai saat ini batu tersebut masih ada di kota tua Banggai Lalongo, sekitar lima kilometer dari Kota Banggai. Setelah Mandapar dilantik, kerajaan Banggai mulai ditata sedemikian rupa sehingga pemerintahan maupun kehidupan rakyatnya berjalan dengan selaras.
Untuk membantu raja, dibentuklah dewan menteri atau yang dikenal dengan komisi empat. Komisi empat itu terdiri dari Mayor Ngopa atau Raja Muda, Kapitan Laut atau Kepala Angkatan Perang, Jogugu atau Menteri Dalam Negeri dan Hukum Tua atau Pengadilan .
Komisi empat masing - masing memiliki sejumlah pembantu. Pembantunya dipilih dan diangkat langsung oleh raja dengan persetujuan Basalo Sangkap. Raja juga mengangkat staf pribadi untuk urusan pemerintahan dan rumah tangga kerajaan.

KERAJAAN PAJANG

KESULTANAN PAJANG

Kerajaan Pajang adalah sebuah kerajaan yang berpusat di Jawa Tengah sebagai kelanjutan Kerajaan Demak. Kompleks keraton, yang sekarang tinggal batas-batas fondasinya saja, berada di perbatasan Kelurahan Pajang , Kota Solo dan Desa Makamhaji,Karatsura,Sukoharjo.
Pada awalnya berdiri tahun 1549, wilayah kesultanan pajang hanya meliputi sebagian Jawa Tengah. Karena negeri-negeri Jawa Timur banyak yang melepaskan diri sejak kematian Sultan Trenggono. Ditahun 1568 Sultan Hadiwijaya dan para Adipati Jawa Timur dipertemukan di Giri Kedaton oleh Sunan Prapen. Dalam Kesempatan iu, para adipati sepakat mengakui kedaulatan Pajang diatas negeri - negeri Jawa Timur.
Sebagai tanda ikatan politik, Panji Wiryakrama (pemimpin persekutuan adiapti Jawa Timur) dinikahkan dengan puteri Sultan Hadiwijaya. Negeri kuat lainnya yaitu Madura juga berhasil ditaklukkan Pajang. Pemimpin bernama Raden Pratanu alias Panembahan Lemah Dawur juga diambil sebagai menantu Sultan Hadiwijaya. Sedangkan tanah Mataram dan Pati adalah dua hadiah Sultan Hadiwijaya yang diberikan kepada Ki Penjawi dan Ki Ageng Pemanahan yang membantu menumpas Arya Panangsang.
Ki Penjawi diangkat sebagai penguasa Pati sejak tahun 1549, sedangkan Ki Ageng Pemanahan baru mendapatkan hadiahnya tahun 1556 berkat bantuan Sunan Kalijaga. Hal ini dilakukan karena Sultan Hadiwijaya mendengar ramalam Sunan Prapen bahwa di Mataram akan lahir kerajaan yang lebih besar daripada Pajang. Ramalan tersebut menjadi kenyataan ketika Mataram dipimpin oleh Danang Sutawijaya putera Ki Ageng Pemanahan sejak tahun 1575. Di bawah pimpinannya Mataram berkembang dengan pesatnya.
Tahun 1582 meletus perang Pajang dengan Mataram karena Danang Sutawijaya membela adik iparnya yaitu Tumenggung Mayang yang dihukum untuk dibuang ke Semarang oleh Sultan Hadiwijaya. Perang dimenangkan pihak Mataram meskipun pasukan Pajang jumlahnya lebih besar. Sepulang dari perang Sultan Hadiwijaya jatuh sakit dan meninggal dunia.
Terjadilah persaingan antara putera dan menantunya, yaitu Pangeran Benawa dan Arya Panggiri. Selanjutnya  Arya Panggiri sebagai raja didukung oleh Panembahan Kudus berhasil naik tahta tahun 1583. Pemerintahan Arya Panggiri hanya disibukkan dengan usaha balas dendam terhadap Mataram. Kehidupan rakyat Pajang terabaikan, hal itu membuat Pangeran Benawa yang sudah tersingkir ke Jipang merasa prihatin.
Pada tahun 1586 Pangeran Benawa bersekutu dengan Danang Sutawijaya untuk menyerbu Pajang. Perang antara Pajang melawan Mataram dan Jipang pun berakhir dengan kekalahan Arya Panggiri. Ia dikembalikan kenegeri asalnya yaitu Demak. Pangeran Benawa kemudian menjadi raja di Pajang yang ketiga. Pemerintahan Pangeran Benawa berakhir pada tahun 1587. Tidak ada putera mahkota yang menggantikannya sehingga Pajang pun dijadikan negeri bawahan oleh Mataram. Yang menjadi Bupati adalah Pangeran Gagak Baning, adik Danang Sutawijaya

KERAJAAN GALUH..

KERAJAAN GALUH



           
 Kerajaan Galuh adalah suatu kerajaan Sunda di pulau Jawa, yang wilayahnya terletak antara Sungai Citarum di sebelah barat dan Sungai Cipamali di sebelah timur. Kerajaan ini adalah penerus dari kerajaan Kendan, bawahan Tarumanegara.
Sejarah mengenai Kerajaan Galuh ada pada naskah kuno Carita Parahyangan, suatu naskah berbahasa Sunda yang ditulis pada awal abad ke-16. Dalam naskah tersebut, ceritera mengenai Kerajaan Galuh dimulai waktu Rahiyangta ri Medangjati yang menjadi raja resi selama lima belas tahun. Selanjutnya, kekuasaan ini diwariskan kepada putranya di Galuh yaitu Sang Wretikandayun.
Saat Linggawarman, raja Tarumanagara yang berkuasa dari tahun 666 meninggal dunia pada tahun 669, kekuasaan Tarumanagara jatuh ke Tarusbawa, menantunya dari Sundapura, salah satu wilayah di bawah Tarumanagara. Karena Tarubawa memindahkan kekuasaan Tarumanagara ke Sundapura, pihak Galuh, dipimpin oleh Wretikandayun (berkuasa dari tahun 612), memilih untuk berdiri sebagai kerajaan mandiri. Adapun untuk berbagi wilayah, Galuh dan Sunda sepakat menjadikan Sungai Citarum sebagai batasnya.
Kerajaan kembar

Wretikandayun punya tiga anak lelaki: Rahiyang Sempakwaja (menjadi resiguru di Galunggung), Rahiyang Kidul (jadi resi di Denuh), dan Rahiyang Mandiminyak. Setelah menguasai Galuh selama sembilan puluh tahun (612-702), Wretikandayun diganti oleh Rahiyang Mandiminyak, putra bungsunya, sebab kedua kakaknya menjadi resiguru.

Dari Nay Pwahaci Rababu, Sempakwaja mempunyai dua anak: Demunawan dan Purbasora. Akibat tergoda oleh kecantikan iparnya, Mandiminyak sampai terseret ke perbuatan nista, sampai melahirkan Sena (atau Sang Salah). Sedangkan dari istrinya, Dewi Parwati, putra dari Ratu Sima dan Raja Kartikeyasingha, Mandiminyak mempunyai putra perempuan yang bernama Sannaha. Sannaha dan Sena lantas menikah, dan mempunyai putra yang bernama Rakryan Jambri (atau disebut Sanjaya).

Kakuasaan Galuh yang diwariskan pada Mandiminyak (702-709), kemudian diteruskan oleh Sena. Karena merasa punya hak mahkota dari Sempakwaja, Demunawan dan Purbasora merebut kekuasaan Galuh dari Sena (tahun 716). Akibat terusir, Sena dan keluarganya lantas mengungsi ke Marapi di sebelah timur, dan menikah dengan Dewi Citrakirana, putra dari Sang Resi Padmahariwangsa, raja Indraprahasta.

Kabupaten Galuh Ciamis, kejayaan zaman Kanjeng Prabu



Kangjeng Prebu sebagai bupati Galuh yang keenambelas ini paling ternama. Ia mempunyai ilmu yang tinggi dan merupakan bupati pertama di wilayah itu yang bisa membaca huruf latin. Memerintah dengan adil disertai dengan kecintaannya pada rakyat. Empat puluh tujuh tahun lamanya Raden Adipati Aria Kusumadiningrat memimpin Galuh Ciamis (1839-1886).

Pemerintah kolonial saat itu sedang menjalankan Tanam Paksa. Sebetulnya di tatar Priangan sejak tahun 1677 sudah dilaksanakan juga apa yang disebut Preangerstelsel atau sistem Priangan yang berkaitan dengan komoditi kopi. Sampai sekarang terabadikan dalam lagu yang berurai air mata yang bunyinya "Dengkleung dengdek, buah kopi raranggeuyan. Ingkeun saderek, ulah rek dihareureuyan", gambaran seorang wanita yang sedih berkepanjangan karena ditinggal pujaan hati bekerja dalam tanam paksa. Dari Preangerstelsel, di tempat lain dimekarkan menjadi Culturstelsel. Jelas di Kabupaten Galuh ini bukan cuma komoditi kopi yang dipaksa harus ditanam olah rakyat, tapi juga nila. Proyek nila ini menimbulkan insiden Van Pabst yang menyebabkan Bupati Ibanagara dicopot dari jabatannya.
Dari tahun 1853 Kangjeng Prebu tinggal di keraton Selagangga yang dibuat dari kayu Jati yang kokoh. Luas lahan tempat keraton itu berdiri adalah satu hektar, dengan kolam ikan, air mancur, dan bunga-bunga di pinggirnya. Di bagian lain dari keraton, ada kaputren, tempat para putri Bupati. Di komplek keraton juga ada mesjid. Tahun 1872 di komplek keraton ini dibangun Jambansari dan pemakaman keluarga Bupati. Di sebelah timur pemakaman ada situ yang sangat dikeramatkan. Dulu tidak ada yang berani melanggarnya, orang Galuh percaya air situ itu mengandung khasiat seperti yang dituliskan oleh Kangjeng Prebu dalam guguritan yang dibuatnya, "Jamban tinakdir Yang Agung, caina tamba panyakit, amal jariah kaula, bupati Galuh Ciamis, Aria Kusumahdiningrat, medali mas pajeng kuning." Artinya kurang lebih, "Jamban takdir dari Yang Agung, airnya penyembuh penyakit, amal jariah saya, bupati Galuh Ciamis, Aria Kusumahdiningrat, medali mas pajeng kuning."
Menurut para menak Galuh zaman sekarang, terutama keturunan Kangjeng Prebu, zaman dulu guguritan yang disusun dalam pupuh Kinanti ini suka dinyanyikan oleh anak-anak sekolah rakyat. Selain bangunan untuk kepentingan keluarga Bupati, Kanjeng Prebu juga membangun gedung-gedung pemerintahan dan sarana lainnya. Antara tahun 1859 sampai 1877 pembangunan berlangsung tanpa henti. Diawali dengan dibangunnya gedung pemerintahan kabupaten yang megah, tepatnya di gedung DPRD sekarang, menghadap utara. Lantas gedung untuk Asisten Residen, yang sekarang menjadi gedung negara atau gedung kabupaten, sekaligus tempat tinggal Bupati sekeluarga. Bangunan lainnya adalah markas militer, rumah pemasyarakatan, mesjid agung, gedung kantor telepon.
Tampaknya Kangjeng Prebu sama sekali tidak melupakan satu pun kepentingan masyarakat. Pendidikan diutamakan oleh Bupati yang mahir berbahasa Prancis ini. Untuk pendidikan putera-puteranya dan kadang keluarga Bupati, sengaja dipanggil guru Belanda J.A.Uikens dan J. Blandergroen ke kantor kabupaten untuk mengajarkan membaca dan berbicara bahasa Belanda. Tahun 1862, Kangjeng Dalem mendirikan Sekolah Sunda. Tahun 1874, Sekolah Sunda yang kedua berdiri di Kawali. Sekolah-sekolah ini merupakan sekolah pertama di Tatar Sunda.
Dalam upaya menyebarkan agama Islam, Kangjeng Prebu mempunyai cara-cara tersendiri. Terutama dalam upaya menghilangkan kepercayaan sebagian masyarakat yang masih menyimpan sesembahan berupa arca batu setinggi manusia. Kangjeng Prebu sengaja suka mengadakan silaturahmi dan pengajian dengan mengajak serta masyarakat.
Dalam kumpulan seperti itulah ia mengajak rakyatnya supaya mereka setiap akan pergi ke pengajian dan perkumpulan, membawa arca yang ada di rumahnya masing-masing. "Kita satukan dengan arca kepunyaan saya," katanya. Rakyat setuju saja diminta membawa arca seperti itu dan dengan jujur mengakui bahwa di rumahnya memiliki arca. Dengan demikian, tanpa memakan waktu yang lama, sudah tidak ada lagi arca yang disimpan di rumah-rumah rakyat. Masyarakat beribadah dengan sungguh-sungguh memuji keagungan Allah. Islam mekar memancar seputaran Galuh. Sementara arca-arca yang dikumpulkan rakyat, ditumpuk begitu saja di Jambansari. Sekelilingnya ditanami pepohonan yang rimbun. Itu sebabnya sampai sekarang banyak arca di pemakaman Kangjeng Prebu di Selagangga.
Kangjeng Prebu merupakan Bupati pertama di Tatar Sunda yang bisa membaca aksara latin, juga mempunyai ilmu kebatinan yang tinggi. Menurut ceritera yang berkembang di masyarakat Galuh Ciamis, Kangjeng Prebu juga menguasai makhluk gaib yang di Ciamis terkenal disebut onom. Tahun 1861, jalan kereta api akan dibuka untuk melancarkan hubungan antar warga, dari Tasikmalaya ke Manonjaya, Cimaragas, Banjar, terus sampai Yogyakarta. Kangjeng Prebu segera mengajukan permohonan, supaya jalan kereta api bisa melewati kota Galuh, pusat kabupaten, dan bukannya melewati Cimaragas - Manonjaya. Biaya pembuatannya memang jadi membengkak sebab perlu dibuat jembatan yang panjang di Cirahong dan Karangpucung. Tetapi akhirnya Belanda menerima permohonan itu. Walaupun stasiun yang dibangun Belanda kini sudah tua, tapi Ciamis sampai kini dilewati jalan kereta api, diantaranya kereta api Galuh.
Tahun 1886 Kangjeng Prebu lengser kaprabon, jabatannya dilanjutkan oleh putranya yang bernama Raden Adipati Aria Kusumasubrata. Tapi walaupun sudah pensiun, Kangjeng Prebu tidak hanya mengaso sambil ongkang-ongkang kaki di kursi goyang. Ia masih terus berbenah dan membangun Galuh Ciamis. Masih di zamannya berkuasa, Undang-undang Agraria mulai dipakai, tepatnya tahun 1870. Oleh sebab itu, di Galuh Ciamis banyak perkebunan swasta, diantaranya Lemah Neundeut, Bangkelung, Gunung Bitung, Panawangan, Damarcaang, dan Sindangrasa.
Tahun 1915 Kabupaten Galuh secara resmi masuk ke Keresidenan Pariangan, dan sebutannya menjadi Kabupaten Ciamis. Tanggal 1 Januari 1926 Pulau Jawa dibagi menjadi tiga provinsi, Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur. Jawa Barat dibagi menjadi lima keresidenan, 18 Kabupaten dan enam kotapraja. Ciamis selanjutnya masuk ke Karesidenan Priangan Timur.
Di lokasi keraton Selagangga, Kangjeng Prebu juga membuat mesjid megah. Orang yang dipercayai untuk mengurus dan menghidupkannya adalah Haji Abdul Karim. Untuk pemekaran agama Islam, Bupati Galuh memerintahkan para Kepala Desa supaya di tiap desanya didirikan mesjid, selain untuk ibadah secara umum, juga untuk anak-anak dan remaja belajar mengaji dan ilmu agama. Pendeknya untuk membangun mental spiritual masyarakat.

Kerajaan BEDAHULU

KERAJAAN BEDAHULU



Kerajaan Bedahulu di Bali muncul sekitar abad ke 8 sampai abad ke 14 pusat pemerintahan berada di Pejeng atau Bedahulu Kabupaten Gianyar . Dimasa kerajaan Bedahulu di perintah oleh Sri Kesariwarmadewa, kemudian dilanjutkan oleh Gunaprya Dharmaptani dan Udayana Warmadewa.  Pengganti Udaya adalah Marakata dan dilanjutkan oleh Anak Wungsu, putera Raja Udayana adik Erlangga. Di tahun 915 M raja Bali berhasil mengembangkan kerajaan nya untuk menjalin kerjasama persahabatan dengan Mataram Kuno ditandai dengan pernikahan Udayana Warmadewa pada tahun 956-1022 dengan puteri Makutawangsa Whardana yang bernama Mahendradatta atau Gunapraya Dharmapdni, hubungan berlanjut setelah putera Udayana yang bernama Airlangga menikah dengan puteri Dharmawangsa Tguh bernama Dewi Laksmi.
Masa pemerintahan Anak Wungsu tahun 1049-1077 berhasil membangun candi Tampak Siring. Pengganti Anak Wungsu, Jaya Sakti, Jayapangus. Pada sekitar abad ke 14 kerajaan ini ditaklukkan oleh Majapahit dan dijadikan kerajaan bawahan. Bermula dari kedatangan Gajahmada ke Bali dilakukan pada saat Bali diperintah oleh Kerajaan Bedahulu dengan Rajanya bernama Astasura.
Gajahmada memimpin ekspedisi bersama Panglima Arya Damar dengan dibantu oleh beberapa orang Arya. Penyerangan ini mengakibatkan raja kerajaan Bedahulu dan puteranya wafat. Setelah terjadi kekosongan pemimpin di Bali, kemudian Majapahit menunjuk Sri Kresna Kepakisan untuk memimpin pemerintahan dengan pertimbangan bahwa Sri Kresna Kepakisan memiliki hubungan erat dengan penduduk Bali Aga.
ISTANA TAMPAK SIRING

KERAJAAN KUNTALA (jowo lama)

Kerajaan Kuntala merupakan kerajaan yang belum dapat diidentifikasi lokasi keberadaannya. Mayoritas sejarawan berpendapat, Kuntala terdapat di pantai timur Sumatera di sekitar Jambi sekarang. Kerajaan ini muncul pada abad ke-5 - 6 Masehi, dimana hal ini merujuk dari sumber Cina, yang menyatakan bahwa Kuntala telah berkali-kali mengirim utusan mulai tahun 441 – 563 Masehi. Pada abad ke-7 kerajaan ini menghilang, mungkin dikarenakan munculnya dua kerajaan lain di pantai timur Sumatera yakni; Melayu (Jambi) dan Sriwijaya (Palembang).

Kerajaan Kuntala diperkirakan berdiri sejak abad ke 5 Masehi. Terbentuknya kerajaan ini oleh ahli – ahli sejarah dinyatakan sebagai akibat pendangkalan yang terjadi di Teluk Wen.  Sementara itu Negeri Ko-ying sebagai penguasa Teluk Wen  terpaksa memindahkan pelabuhan dagang dari Teluk Wen ke daerah pantai timur sekitar Kuala Tungkal.

Dalam perkembangannya, Negeri Ko-ying melepaskan daerah pantai timur, hal itu mendorong terbentuknya pemerintahan baru yang disebut Kerajaan Kantoli. Prof. Slamet Mulyana dalam buku yang berjudul ”Runtuhnya Kerajaan Hindu-Jawa dan Timbulnya Negara – Negara Islam di Nusantara” (LKIS Yogyakarta,2005) menyatakan bahwa di muara sungai Tembesi ada sebuah kerajaan bernama Kuntala yang mengirim utusannya ke negeri Cins di tahun 455,502,519, dan 563.

Prof. Slamet Mulyana berkesimpulan toponim Kan-to-li sama dengan Kuntala atau Tungkal dan keberadaannya terdapat di pedalaman sungai Tungkal antara Jambi dengan Palembang. Dalam Kitab Tiongkok kuno yang disalin oleh Groenevelt ke dalam bahasa Inggris bahwa kerajaan Kantoli atau Kuntala telah mengirim utusannya yang pertama ke Cina pada tahun 454-464. Raja yang mengirim utusan itu bernama Sri Varanarendra sedangkan utusannya bernama Rudra berasal dari India. Pada tahun 502 kerajaan Kantol dipimpin oleh Gautama Subhadra ia adalah putera dari Pyravarman Vinylavarman yang mengirim utusan ke Cina tahun 519. Di bidang perekonomian kerajaan Kantoli sangat bergantung pada ekspor hasil hutan karena letaknya berada di pulau Sumatera dan memiliki hasil hutan yang melimpah ruah serta sangat laku di pasaran.

Kerajaan ini mulai menunjukkan tanda – tanda kemunduran akibat serangan dari Cina, tetapi pihak kerajaan Cina tidak secara langsung menguasai kerajaan Kuntala. Penguasa Cina hanya membentuk sebuah pemerintahan otonomi di Kuntala, sehingga pihak kerajaan masih dapat mengekspor kembali hasil hutan mereka. Namun hasil dari keuntungan itu digunakan oleh para bangsawan di kerajaan Kuntala untuk berfoya – foya. Sementara hasil komoditi ekspor hutang semakin kurang laku di pasaran. Akibatnya lambat laun kerajaan Kuntala mengalami kemunduran

CHE GUEVARA .. little piece of one peace

Para pekerja tidak bertanah di Brazil membawa dua imej apabila mereka menduduki tanah kosong. Yang satu adalah pemimpin masyarakat desa di Canudos, yang berjuang menentang kerajaan pada tahun 1890-an. Yang kedua adalah Che Guevara. Di Carakas, di Buenos Aires, di Bolivia dan di El Salvador, pemuda-pemudi yang bertempur dengan polis semasa pemberontakan menentang kapital global menyelimuti muka mereka dengan kain yang membawa imej Che. Di Eropah, penunjuk rasa memakai kemeja-T dengan muka Guevara tercetak pada dada mereka.

Ernesto ‘Che’ Guevara meninggal dunia pada usia muda. Doktor dari Argentina ini, yang meninggalkan tanahair dan kerjayanya untuk menyertai Revolusi Kuba, dibunuh di sebuah kampung pergunungan di Bolivia sewaktu dia tercedera. Tarikh bulan itu adalah Oktober 1967, dan Ernesto Guevara belum berusia 40 tahun.

****
Inilah kumpulan kisah Che Guevara dan revolusi kuba. Ebook ini berisi bagaimana Guevara berjuang dalam sejarah revolusi kuba. Dalam Buku ini juga terdapat perjalanan hidup Guevara dalam menhadapi segala tantangan hidupnya. Dia dikenal seorang pemberontak yang senang terhadap keterkungkungan di negerinya

Che Guevara, Borobudur dan Bung Karno

Che Guevara sedang mengabadikan Candi Borobudur


Borobudur itu bangunan yang didasari pada sistem masyarakat feodal. Dibangun lewat banyak darah para buruh bangunannya. Tapi menghasilkan hal yang indah. Borobudur adalah puncak dari peradaban di Jawa dan Che Guevara mengaguminya. Pada tahun 1959 Che Guevara datang ke Jakarta atas perintah Fidel Castro untuk belajar sosialisme pada Bung Karno. Sukarno sendiri memberi beberapa kuliah tentang kedaulatan modal dan imperialisme modern pada Che. "Kamu tau Che, watak imperialisme kuno yang menghasilkan kapitalisme kuno itu beda dengan watak imperialisme modern yang menghasilkan kapitalisme modern, kapitalisme modern itu didasari pada modal. Kelak konflik Internasional bergeser pada modal bukan lagi pada perang koloni atau wilayah, inilah kenapa aku ingin negeriku menjadi raksasa terhadap modal itu sendiri sehingga aku bisa menjadikan bangsaku bangsa yang berdikari, berdiri diatas kaki sendiri, berkedaulatan politik, daulat atas ekonomi dan berkebudayaan otentik" kata Bung Karno di tahun 1959 saat menemui Che.


PASIFIC WAR IMAGES..

THE WAR OF PACIFIC.. the part of world history..




7 Desember 1941: Sebuah perahu kecil mencoba menyelamatkan para awak USS West Virginia dari air setelah pemboman Jepang atas Pearl Harbor di Hawaii


 7 Desember 1941: Foto ini, yang diambil oleh fotografer Jepang, memperlihatkan bagaimana kapal-kapal perang Amerika saling berendengan satu sama lain tak lama sebelum serangan kejutan Jepang yang dilancarkan pada pagi di hari minggu tanggal 7 Desember. Beberapa menit kemudian suasana damai yang menyelimuti Pearl Harbor berubah menjadi neraka api dan ledakan!


 7 Desember 1941: Dua orang pelaut berdiri di antara puing-puing pesawat terbang di Ford Island Naval Air Station sambil memperhatikan ledakan hebat yang baru saja melanda USS Shaw di latar belakang selama berlangsungnya serangan dadakan Jepang atas Pearl Harbor



7 Desember 1941: Kapal perang USS Arizona diselimuti asap tebal sebelum ia miring untuk kemudian tenggelam selama berlangsungnya serangan Jepang atas Pearl Harbor, Hawaii. Kapal tersebut tenggelam membawa lebih dari 80% awaknya yang berjumlah 1.500 orang. Serangan mendadak tersebut, yang membawa korban 2.343 orang Amerika tewas dan 916 hilang, benar-benar mematahkan tulang punggung dari US Pacific Fleet sekaligus memaksa Amerika keluar dari politik isolasionisme. Presiden Franklin D. Roosevelt mengumumkan dengan marah di hadapan kongres bahwa ia adalah "a date which will live in infamy". Esok paginya Amerika menyatakan perang terhadap Jepang, yang dibalas dengan pernyataan perang Jerman terhadap Amerika. Lengkaplah sudah perang yang kini terjadi menjadi benar-benar "Perang Dunia"!

7 Desember 1941: Delapan mil dari Pearl Harbor, pecahan ledakan dari bom yang dijatuhkan pesawat Jepang telah melumpuhkan mobil naas ini sekaligus membunuh ketiga orang sipil penumpangnya (dua orang di antaranya terlihat di jok depan). US Navy mengatakan bahwa tidak terdapat satu pun sasaran militer di sekitar tempat itu, yang membuktikan bahwa pilot Jepang memang "niat" buat menghantam sasarannya dan bukan hanya sekedar berada di tempat dan waktu yang salah!


7 Desember 1941: Kapal perusak USS Cassin dan USS Downes yang berpangkalan di Pearl Harbor tampak rusak parah setelah serangan Jepang atas pangkalan Amerika di kepulauan Hawaii tersebut


 7 Desember 1941: Reruntuhan pesawat torpedo ini diidentifikasi sebagai milik Jepang (jelas terlihat dari lambang bulat merah khas yang terletak di sayap dan badannya), dan diangkat dari dasar Pearl Harbor tak lama setelah terjadinya serangan tak terduga Jepang yang meninggalkan ribuan orang tewas dan puluhan kapal rusak/tenggelam


7 Desember 1941: Rongsokan pesawat Amerika yang di bom Jepang saat masih berada di landasannya di Hickam Field
 18 April 1942: Sebuah bomber B-25 Mitchell tinggal landas dari dek USS Hornet untuk misi serangan berani mati ke ibukota Jepang, Tokyo. Misi yang sangat dirahasiakan ini diberi sandi "Shangri-La" oleh presiden Franklin D. Roosevelt

 Juni 1942: Kapal induk USS Lexington milik US Navy meledak setelah mendapat serangan bom Jepang dalam Pertempuran Laut Koral di Pasifik Selatan
 7 Agustus 1942: Para awak sebuah kapal perusak Amerika mencari tempat terbaik guna melihat sisa-sisa sebuah pesawat pembom bermesin ganda Jepang yang ditembak jatuh oleh pesawat pemburu Amerika di dekat Tulagi di hari pertama pertempuran memperebutkan bagian selatan dari Kepulauan Solomon. Sepertiga badan pesawat terbelah, dan bila kita perhatikan lebih seksama (karena hampir-hampir tidak terlihat tertutupi oleh ombak), orang-orang Amerika itu bukanlah memperhatikan badan pesawat melainkan salah seorang awak Jepang yang susah payah bergelantungan pada sayap kanan pesawat
 29 Agustus 1942: Setelah menginjakkan kaki di pantai Guadalcanal, Marinir Amerika beristirahat sebentar sebelum melanjutkan serangan jauh ke dalam hutan belantara lebat demi menghajar pasukan Jepang yang menguasai salah satu pulau di Kepulauan Solomon tersebut

 Agustus 1942: Marinir Amerika mendekati posisi pertahanan Jepang di Pulau Guadalcanal (Kepulauan Solomon)


 Juni 1942: Para awak kapal berusaha bergerak menyelamatkan diri di atas badan kapal induk Yorktown yang mulai miring setelah dihantam Jepang dalam pertempuran Midway yang terjadi beberapa saat sebelumnya, sementara yang lain berusaha keras memperbaiki kerusakan sebisa mungkin. Nasib kapal ini berakhir di dasar lautan setelah sebuah kapal selam Jepang menghabisinya dengan dua buah torpedo


 16 Oktober 1942: Enam buah pesawat pengintai US Navy terlihat terbang di atas kapal induk yang membawa mereka

 3 November 1942: Jenderal Douglas MacArthur melakukan inspeksi posisi dan pergerakan pasukan Sekutu dengan memakai jip melintasi hutan New Guinea. Pada akhirnya Sekutu berhasil mengusir Jepang dari Port Moresby dan memaksa mereka balik kembali sampai sejauh Gunung Owen Stanley

 4 November 1942: Dua Marinir yang bersiap siaga berdiri di depan sebuah tank kecil di Guadalcanal (Kepulauan Solomon). Tank tersebut digunakan untuk mengusir pihak Jepang selama berlangsungnya pertempuran di sungai Tenaru dalam fase pertama pertempuran di pulau tersebut

 Mei 1942: Setelah bertahan mati-matian selama kurang lebih satu bulan, pasukan gabungan Amerika dan Filipina akhirnya menyerah ke tangan pasukan penyerbu Jepang di Pulau Corregidor (Filipina). Foto ini berhasil didapatkan dari tangan pihak Jepang selama berlangsungnya pendudukan di negara tersebut yang memakan waktu selama tiga tahun

Januari 1943: Mayat dari tiga orang prajurit Amerika, yang gugur dalam pertempuran di Buna dan Gona, tergeletak begitu saja di pantai dengan tubuh mulai membusuk dan ditumbuhi belatung. Selama berlangsungnya Perang Dunia II foto ini dilarang disebarluaskan karena pihak berwenang Amerika mengkhawatirkan dampaknya akan mempengaruhi moral prajurit yang berjuang di garis depan dan rakyat pada umumnya

 Januari 1943: Foto ini diambil saat terjadinya pemboman pangkalan Jepang di Salamau, New Guinea, sebelum direbut oleh Sekutu. Fotografer Sgt. John A. Boiteau mengabadikannya dari atas sebuah pesawat Liberator Angkatan Darat dan memperlihatkan sebuah B-24 Liberator, ledakan bom di bawah dan sebuah kapal di kanan atas

26 Januari 1943: Seorang prajurit infanteri Amerika berjaga di Grassy Knoll yang terletak di Guadalcanal (Kepulauan Solomon). Dari wajahnya kita bisa mengetahui apa yang telah dilaluinya dalam pertempuran!

 
22 Maret 1943: Technical Sgt. R.W. Greenwood, seorang Marinir, duduk di kokpit sebuah pesawat pemburu Grumman Wildcat yang berpangkalan di Henderson Field, Guadalcanal. Pesawat ini adalah "veteran", terbukti dari 19 buah bendera Jepang yang dicat di pinggirnya (yang menandakan jumlah pesawat yang menjadi korbannya). Beberapa

 11 Mei 1943: Pasukan invasi Amerika dari 7th Infantry Division mendekati sebuah lokasi pendaratan yang diberi nama sandi "Beach Red" yang terletak di sebelah barat Teluk Holtz yang merupakan bagian dari Pulau Attu yang dikuasai Jepang



  Agustus 1943: Ini adalah para prajurit Amerika yang terluka dan sedang dimasukkan ke sebuah perahu pendarat yang akan membawa mereka keluar dari Munda Point (Pulau New Georgia)

 2 November 1943: Sebuah bomber B-25 dari U.S. Army 5th Air Force membombardir sebuah kapal Jepang di Pelabuhan Rabaul (New Britain) selama berlangsungnya serangan udara terhadap pangkalan Angkatan Laut Jepang terkuat di Papua tersebut

 11 November 1943: Para anggota transport tempur US Coast Guard mencoba untuk berenang sambil bersenang-senang di bawah lambung kapal Jepang yang teronggok di Kepulauan Solomon (dan setelahnya menjadi landmark!). Kapal itu adalah Kinugawa Maru, yang ditinggalkan di pantai setelah dibuat tak berfungsi oleh serangan Amerika

 
26 Desember 1943: Marinir Amerika berbaris di pantai setelah keluar dari enam buah perahu pendarat di Cape Gloucester yang terletak di pantai sebelah barat laut Pulau New Britain, New Guinea. Pihak Sekutu mencoba untuk melakukan invasi besarnya yang kedua dalam usahanya untuk merebut pangkalan udara utama Jepang yang terletak di Rabaul, barat daya pulau tersebut

 Januari 1944: Marinir Amerika keluar dari mulut sebuah LST yang dioperasikan oleh US Coast Guard selama berlangsungnya invasi ke Pulau New Britain di Cape Gloucester

 Januari 1944: Para Raider Marinir ini, yang telah meraih reputasi sebagai penempur hutan jempolan, berpose di depan sebuah lokasi pertahanan Jepang yang baru saja direbut di Cape Totkina (Bougainville)

 23 Februari 1944: Captain Carter (di tengah atas sambil memegang peta) mendeskripsikan rencana pendaratan amfibi ke Arawe (New Britain) bersama dengan anak buahnya di sebuah kapal pengangkut pasukan

Juni 1944: Sebuah pesawat pembom Jepang tertembak jatuh ketika mencoba menyerang USS Kitkun Bay di dekat Kepulauan Mariana


27 Juli 1944: Ledakan-ledakan flak memenuhi udara saat unit-unit anti serangan udara Amerika memerangi pesawat-pesawat Jepang dalam pertempuran di Pulau Saipan (kepulauan Mariana)

 24 Agustus 1944: Pesawat-pesawat Curtiss "Helldiver" dari Fast Carrier Task Force 58 difoto di udara dalam penyerbuan ke pulau Saipan yang diduduki Jepang

 November 1944: Prajurit-prajurit Amerika mencoba berlindung dari tembakan gencar senapan mesin Jepang dalam gelombang pertama serangan Amerika ke Pulau Leyte dalam usaha merebut kembali Filipina dari tangan Jepang

 November 1944: Para anggota awak darat di landasan udara Amerika di Saipan (Kepulauan Mariana) mempersiapkan bom-bom di rak khusus yang akan dimasukkan ke pesawat pembom B-29 Superfortress yang sedang menunggu di belakang

November 1944: Barisan LST (Landing Ship Tank) Amerika terlihat dari udara saat mereka sibuk "memuntahkan" peralatan militer ke pantai di Pulau Leyte, Filipina, guna mendukung pasukan invasi yang mendarat sebelumnya

 November 1944: Dua buah kapal pendarat milik US Coast Guard membuka lebar-lebar "rahangnya" saat para prajurit sibuk membuat sebuah pelabuhan darurat yang terbuat dari karung pasir di Pulau Leyte (Filipina)

 
 26 November 1944: Upacara penguburan laut yang diselenggarakan di atas USS Intrepid untuk para awak kapal yang kehilangan nyawanya setelah kapal pengangkut pesawat Amerika tersebut dihantam oleh pilot bunuh diri Jepang saat beroperasi di lepas pantai Luzon, Filipina. 16 orang tercatat tewas dalam serangan Kamikaze itu

 Februari 1945: Sepasang kaki bersepatu milik tentara Jepang yang telah mati tampak menyembul keluar dari sebuah gundukan pasir Iwo Jima selama berlangsungnya serangan Marinir Amerika atas pulau tersebut

 23 Februari 1945: Marinir Amerika dari 28th Regiment (5th Marine Division) mengibarkan bendera Amerika di puncak Gunung Suribachi, Iwo Jima. Tak diragukan lagi, inilah salah satu foto paling dikenang dari Perang Dunia II, khususnya medan Pasifik!

 28 Februari 1945: Seorang marinir, yang terluka saat tembakan pasukan pertahanan Jepang menghantam Amtrac-nya, sedang dipindahkan oleh para anggota Coast Guard ke sebuah kapal pendarat di lepas pantai Iwo Jima (yang dipenuhi asap tebal pertempuran). Setelah menurunkan sepasukan penuh Marinir di pantai, unit-unit Coast Guard cepat-cepat balik kembali dengan Amtrac ke lautan lepas sambil membawa korban yang terluka untuk kemudian dimasukkan ke LST yang diubah fungsinya menjadi kapal rumah sakit. Berhubung letak Iwo Jima hanya 750 km dari Tokyo, Jepang mempertahankan pulau ini mati-matian dan membuatnya menjadi benteng yang sulit ditembus pasukan Amerika

 16 Maret 1945: Seorang Marinir Amerika mendekati seorang tentara Jepang di Iwo Jima saat pertempuran sedang sengit berkecamuk di pulau tersebut. Si tentara Jepang telah sengaja menguburkan diri sendiri di lubang bekas ledakan selama satu setengah hari dan berpura-pura mati sambil menggenggam sebuah granat aktif di tangannya. Para Marinir telah berhasil melepaskan granat tersebut dari dirinya, tapi takut si Jepang masih mempunyai jebakan lain di tubuhnya. Setelah si Jepang berjanji tidak akan melawan, barulah dia dikeluarkan dari posisinya setelah sebelumnya dikasih rokok cap "Gentong" terlebih dahulu

 April 1945: Ini adalah deretan kuburan para prajurit Marinir dari 3rd dan 4th Marine Division yang tewas dalam Pertempuran Iwo Jima. Kompleks pemakaman ini terletak di dekat pantai tempat dimana pasukan marinir pertama mendarat di pulau tersebut. Di latar belakang kita bisa melihat bendera Amerika yang dikibarkan setengah tiang. Bukan, bukan untuk menghormati para prajurit yang gugur demi membela negaranya tersebut, melainkan sebagai penghormatan atas presiden Amerika Franklin Delano Roosevelt yang baru saja meninggal dunia di Warm Springs, Georgia, tanggal 12 April sebelumnya!

 19 Maret 1945: USS Santa Fe (kiri) berada di sebelah kapal pengangkut pesawat USS Franklin yang limbung dan terbakar setelah dihantam serangan pesawat-pesawat pembom tukik Jepang selama berlangsungnya pendaratan pasukan Amerika di luar pantai Honshu (jepang)

 13 April 1945: Terletak 350 mil dari daratan Jepang, pasukan penyerbu Amerika mendarat di pantai Okinawa. Dalam foto ini kita bisa melihat sejauh mata memandang yang ada hanyalah kapal-kapal Amerika dari berbagai jenis dan ukuran, sementara di darat sendiri telah dikumpulkan suplai perbekalan dan amunisi untuk pasukan yang bertempur lebih menjorok ke dalam

 6 Agustus 1945: Foto yang diambil dari kota Yoshiura yang terletak di kaki gunung sebelah utara Hiroshima ini memperlihatkan asap tebal membumbung tinggi yang merupakan hasil dari bom atom yang diledakkan di Hiroshima. Foto ini sendiri merupakan kepunyaan dari seorang insinyur Australia yang bertugas di Kure, Jepang. Perhatikan titik-titik radiasi yang berasal dari negatif film yang diakibatkan dari meledaknya bom-A tersebut, yang hampir saja merusakkan foto berharga ini!

 6 Agustus 1945: Para korban ledakan jepang menunggu untuk menerima pertolongan pertama di wilayah bagian selatan Hiroshima, beberapa jam setelah bom atom Amerika meledak di jantung kota tersebut. Ledakan A-bomb pertama ini (yang dinamakan "Little Boy") langsung menewaskan 66.000 orang dan melukai 69.000 orang lainnya. banyak di antara yang terluka itu kemudian menyusul meregang nyawa

 
9 Agustus 1945: Asap raksasa berbentuk jamur berketinggian ribuan kaki tampak di atas kota Nagasaki sesaat setelah kota tersebut diluluhlantakkan oleh bom atom yang dibawa oleh pesawat pembom B-29 milik Amerika Serikat. Ledakan tersebut secara instan menewaskan 70.000 orang, dengan ribuan orang lainnya nanti menyusul pergi ke alam baka akibat dari efek radiasi yang mereka derita. Bom ini dijatuhkan tiga hari setelah Amerika menghantam kota Hiroshima dengan bom yang sama berbentuk berbeda. Serangan ini sekaligus menghentikan niat Jepang untuk berperang sampai modar, dan mereka pun kemudian menyerah

 9 Agustus 1945: Pinggiran bukit yang berundak-undak di wilayah pinggiran tak mampu menyelamatkan kota Nagasaki dari daya rusak luar biasa yang diakibatkan oleh bom atom. Kota tersebut hampir seluruhnya hancur, dan hanya beberapa rumah disana dan disini yang masih berdiri

 10 Agustus 1945: Sebuah panah besar menandai lokasi persis dimana bom atom jatuh di kota Nagasaki, Jepang. Kita bisa melihat bahwa di foto ini kebanyakan wilayah sekitar masih kosong melompong dan pohon-pohon di latar belakang pun tetap meranggas dan gosong, Hanya sedikit saja pembangunan kembali dilakukan, di luar dari beberapa gubuk kayu yang dibangun seadanya oleh penduduk sekitar yang dibuat sebagai tempat tinggal

 3 September 1945: Wilayah yang rata dengan hanya sedikit bangunan berdiri ini adalah apa yang tersisa dari kota Hiroshima, Jepang, setelah bom atom pertama diledakkan

 14 Agustus 1945: Perayaan meriah orang-orang Amerika keturunan Italia yang mengibar-ngibarkan bendera dan potongan kertas saat mereka merayakan penyerahan tanpa syarat Jepang di rumah mereka di kota New York

 2 September 1945: Pesawat-pesawat tempur F4U dan F6F terbang dalam formasi yang teratur di atas USS Missouri, saat berlangsungnya upacara penyerahan yang menandai berakhirnya Perang Dunia II di atas kapal perang milik US Navy tersebut

 2 September 1945: Para penonton, pengamat dan koresponden dari seluruh dunia tumplek blek mencari posisi yang strategis demi bisa melihat upacara penyerahan yang menandai berakhirnya Perang Dunia II di atas dek kapal USS Missouri yang berlabuh di Teluk Tokyo

 2 September 1945: Jenderal Douglas MacArthur menandatangani dokumen-dokumen penyerahan Jepang di atas USS Missouri yang berlabuh di Teluk Tokyo. Di belakang MacArthur berdiri Letnan Jenderal Amerika Jonathan Wainwright (kiri depan) yang menyerahkan Bataan ke tangan Jepang, dan Letnan Jenderal Inggris Arthur Ernest Percival (kanan belakang) yang menyerahkan Singapura ke tangan Jepang